Abstrak Artikel ini menunjukkan bahwa teks suci agama banyak ditemui penjelasan tentang persamaan posisi dan hak  baik untuk laki-laki dan  perempuan. Namun, fakta dilapangan tidak sesuai dengan prinsip keadilan, kesetaraan, dan persamaan dimata hukum sebagai akibat dari penafsiran yang bias. Artikel  ini merespons kekosongan dalam literatur sebelumnya yang terkesan adanya pembodohan terhadap perempuan baik dalam ranah privat maupun publik, dan bertujuan menghapus kekeliruan dalam memahami teks-teks suci dengan upaya pembacaan ulang teks agama. Artikel ini menggunakan teori dekonstruksi Jacques Derrida dalam membaca ulang teks. Penulis ingin menunjukkan bahwa menggunakan dekonstuksi Derrida mampu mempengaruhi gaya berpikir seseorang ketika memahami suatu makna dalam menemukan konteks tetapi tidak berakhir dan terus berkelanjutan. Kemudian, dekonstruksi teks tersebut dapat menenetapankan hukum dari pendapat fuqaha yang memenuhi kebutuhan dan dinamika masyarakat. Perlu membangun pemahaman di masyarakat dengan ajaran fiqh dalam teks yang harus ditafsirkan dengan realitas sosial (fiqh al waqi’). Pemahaman fiqh ini mengejawantahkanbudaya di masyarakat dan menghilangkan kesan bahwa fiqh lebih cenderung lahir dari relasi kuasa patriarki. Kata Kunci: Dekonstruksi, Fikih Gender, Posisi dan Hak-hak Perempuan, Teks-teks Keagamaan [This article provides many explanations about the equal positions and rights of men and women. However, in fact, this reality is not alway based on the principles of justice and equality in the eyes of the law as a result of biased interpretation.  This study responds to a Lacuna in the previous literature that tends to emphasize the seeming dumbing down of women in both the private and public spheres. This article aims to erase the misunderstanding of sacred texts, by attempting to re-read religious texts. This article  uses Jacques Derrida's deconstruction theory in re-reading the text. The author wants to show that using Derrida's deconstruction is able to influence one's thinking style when understanding a meaning in finding a context but not ending and continuing. Then, the deconstruction of the text can establish the law of the fuqaha opinion that meets the needs and dynamics of society. It is necessary to build  understanding in society with the teachings of fiqh in the text that must be interpreted with social reality (fiqh al-waqi'). This understanding of fiqh embodies the culture in society and eliminates the impression that fiqh is more likely to be born from patriarchal power relations. Keywords: Deconstruction, Gender Fiqh, Women's Position and Rights, Religious Texts.]
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2025