Cerita rakyat Batak Toba, Si Boru Saroding, merupakan narasi yang mengandung banyak nilai budaya serta simbolisme psikologis. Dengan menggunakan pendekatan psikoanalisis Jung, studi ini meneliti arketipe Anima, makna simbolis, dan permasalahan psikologis yang dialami oleh karakter utama. Arketipe Anima yang terdapat pada Si Boru Saroding tidak hanya menunjukkan elemen feminin secara kolektif, tetapi juga merefleksikan perjuangan individu dalam menemukan jati diri di bawah pengaruh norma patriarki. Konflik mental seperti rasa bersalah, penyesalan, dan hasrat untuk melarikan diri menggambarkan kerumitan emosional yang terkait dengan teori psikoanalisis. Simbolisme air, terutama Danau Toba, memiliki peranan penting sebagai gambaran alam bawah sadar serta kedalaman jiwa manusia. Air menjadi simbol kehidupan sekaligus menunjukkan kekuatan yang merusak, mencerminkan pertikaian batin yang dihadapi karakter utama. Selain itu, tema pelarian dan pengasingan diri sering kali muncul sebagai cara psikologis untuk menghadapi tantangan nyata. Studi ini menyimpulkan bahwa Si Boru Saroding bukan hanya sekadar cerita rakyat, melainkan juga sebuah teks yang memberikan pemikiran mendalam mengenai pencarian identitas, konflik batin, dan hubungan antara manusia dengan alam. Penelitian ini memperdalam pemahaman tentang nilai-nilai budaya Batak Toba dan kompleksitas psikologis dalam kehidupan mereka.
Copyrights © 2024