Tampubolon, Juwita Paramita
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Interaksi Simbol dan Struktur dalam Arsitektur Rumah Adat Batak Toba : Analisis Semiotika Roland Barthes Sinulingga, Jekmen; Tampubolon, Juwita Paramita; Pandiangan, Johannes; Sinaga, Lastiur; Silaban, Immanuel
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 2 (2025): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v9i2.28257

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis interaksi simbol dan struktur dalam arsitektur rumah adat Batak Toba menggunakan pendekatan semiotika Roland Barthes. Metode yang digunakan adalah analisis kualitatif dengan mengidentifikasi elemen-elemen arsitektur seperti atap, ukiran, dan susunan ruang sebagai tanda dan makna dalam sistem budaya Batak Toba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rumah adat Batak Toba bukan hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, tetapi juga sebagai representasi simbolik dari hierarki sosial, hubungan dengan alam, dan nilai-nilai leluhur. Elemen-elemen struktural rumah ini membentuk suatu sistem makna yang mendalam dan mencerminkan kearifan lokal. Temuan ini memberikan wawasan baru tentang peran simbolisme dalam arsitektur tradisional dalam mempertahankan identitas budaya.
Analisis Varian Teks Naskah Si Mardan Kajian: Filologi Simamora, Devina C; Sibarani, Tidora Putri; Situmorang, Putri Adelina Br; Tampubolon, Juwita Paramita; Ginting, Herlina
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 9 No. 2 (2025): Agustus
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jptam.v9i2.29066

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis varian teks naskah Si Mardan melalui pendekatan filologi. Naskah Si Mardan sebagai karya sastra klasik memiliki nilai historis tinggi, namun keberadaan multiple versi menimbulkan variasi tekstual yang perlu dikaji mendalam. Metode penelitian menggunakan filologi dengan teknik kritik teks, meliputi inventarisasi naskah, kolasi teks, dan analisis stemmatologi untuk merekonstruksi hubungan genealogis antar naskah. Data primer berupa naskah-naskah Si Mardan dari berbagai perpustakaan dan koleksi pribadi. Hasil penelitian menunjukkan lima kategori varian teks: ortografi, leksikal, sintaksis, semantik, dan struktural. Varian ortografi paling dominan, mencerminkan perbedaan tradisi penulisan dan periode penyalinan. Analisis stemmatologi menghasilkan pohon silsilah naskah dengan tiga tradisi utama penyalinan. Temuan memberikan kontribusi signifikan terhadap pemahaman tradisi pernaskahan sastra klasik dan menyediakan dasar edisi kritis naskah Si Mardan.
Makna Mangulosi dalam Pernikahan Batak Toba: Kajian Wacana Kritis Sinulingga, Jekmen; Simarmata, Tioara Monika; Tampubolon, Juwita Paramita
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 2 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Analisis terhadap tradisi mangulosi dalam pernikahan Batak Toba menyoroti ketaatan beragama dan sikap masyarakat Batak Toba terhadap tradisi tersebut. Bagi mereka, mangulosi bukan sekedar wali upacara, tapi juga bagian penting dari identitas keagamaan mereka. Tradisi ini disajikan secara ringan dan dipahami sebagai ungkapan cinta dan pengabdian. Selain itu, mangulosi juga menghilangkan nilai-nilai seperti kesetiaan, kerjasama tim, dan kepentingan diri sendiri dalam hubungan interpersonal dan komunitas. Permasalahan utama yang diangkat dalam penelitian ini antara lain pentingnya pemahaman tradisi mangulosi, dampak pelaksanaan ritual terhadap hubungan keluarga, dan nilai-nilai keagamaan yang terkandung dalam ritual yang dimaksud. Dalam analisis ini, kami juga menggunakan teknik berpikir kritis untuk menyelidiki aspek signifikansi keagamaan, perspektif partisipasi, dinamika keluarga, dan perubahan sosial terkait kepercayaan tradisional dalam pernikahan Batak Toba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mangulosi merupakan tradisi yang dilestarikan dengan baik dari nenek moyang. Ini merupakan bagian penting dalam persiapan pernikahan Batak Toba di Desa Hatoguan, Kecamatan Palipi, Kabupaten Samosir. Tradisi ini dilakukan setelah upacara pemakaman orang yang meninggal. Sebelum memasuki tahap mangulosi, acara diawali dengan penandatanganan kedua utusan dari masing-masing kedua pihak atau dengan menggunakan hukum kuno yang dikenal dengan Raja Parhata. Penyambutan ini dilakukan dengan menggunakan bahasa Batak Toba yang berisi ucapan salam dari keluarga pria dan ucapan terima kasih dari kelompok wanita kepada keluarga pria karena dianggap mempunyai rasa kesetiaan dan persahabatan yang kuat. Setelah itu, ada “jambar” (upacara inisiasi daging dimana anggota keluarga pria diperkenalkan kepada wanita. Setelah itu, ritual ini dilakukan dengan mangulosi, yaitu yang lebih tua memberikan yang lebih muda sebagai tanda hormat dan tetua memberikan sisanya kepada kedua tetua.
Makna Ulos Saput dalam Upacara Kematian Adat Batak Toba di Kecamatan Palipi : Kajian Semiotika Sinulingga, Jekmen; Simarmata, Tioara Monika; Tampubolon, Juwita Paramita
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 2 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan identitas suku Batak Ulos Toba, yang menggunakan ulos dalam semua upacara adat mereka. Studi ini berfokus pada Ulos Saput, yang digunakan dalam upacara kematian di wilayah Palipi, dan meminta generasi milenial untuk memperhatikan budaya mereka. Penelitian semiotika menggunakan data langsung dari lapangan. Penulis menggunakan pendekatan Charles Sanders Pierce untuk menganalisis makna semiotika Ulos Saput. Seperti yang ditunjukkan oleh hasil penelitian, jalan-jalan tidak lepas dari kehidupan suku Batak Toba di Kecamatan Palipi. Dalam upacara kematian Batak Toba, ulos saput digunakan untuk menutupi jenazah hingga liang kubur. Di wilayah Palipi, Ulos Saput mengandung nilai-nilai keberkahan, kasih sayang, rasa hormat, iman, dan harapan. Ulos Saput juga merupakan nilai-nilai luhur dan tradisi yang dihormati dan dihormati oleh masyarakat Batak Toba dan merupakan penanda identitas budaya yang membedakan mereka dari suku lain di Indonesia.
Legenda Pusuk Buhit : Kajian Sosiologi Sastra Halimatussakdiah, Halimatussakdiah; Tampubolon, Juwita Paramita; Sinaga, Lastiur
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 3 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Legenda Pusuk Buhit, yang merupakan salah satu cerita rakyat penting dalam budaya Batak Toba, memiliki peran signifikan dalam membentuk identitas sosial dan nilai-nilai masyarakatnya. Kajian ini menganalisis legenda tersebut dari perspektif sosiologi sastra untuk memahami hubungan antara teks sastra dengan realitas sosial masyarakat Batak Toba. Pendekatan yang digunakan adalah teori sosiologi sastra dari Alan Swingewood, yang menekankan pada sastra sebagai cerminan masyarakat, sastra sebagai kekuatan sosial, dan sastra sebagai alat perubahan sosial. Penelitian ini menemukan bahwa legenda Pusuk Buhit mencerminkan pandangan dunia masyarakat Batak tentang asal-usul nenek moyang, struktur sosial, dan nilai-nilai adat seperti dalihan na tolu, yang menjadi dasar hubungan antarmanusia. Selain itu, legenda ini juga mengungkapkan peran penting pemimpin adat dan agama dalam menjaga harmoni sosial. Dengan demikian, legenda Pusuk Buhit tidak hanya berfungsi sebagai cerita hiburan, tetapi juga sebagai sarana pendidikan sosial dan pelestarian budaya. Hasil penelitian ini mempertegas bahwa sastra lokal memiliki kontribusi besar dalam mempertahankan identitas budaya dan nilai-nilai tradisional masyarakat.
Cerita Rakyat Si Boru Saroding Kajian Psikologi Sastra Sinulingga, Jekmen; Sinaga, Lastiur; Tampubolon, Juwita Paramita
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 8 No. 3 (2024)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cerita rakyat Batak Toba, Si Boru Saroding, merupakan narasi yang mengandung banyak nilai budaya serta simbolisme psikologis. Dengan menggunakan pendekatan psikoanalisis Jung, studi ini meneliti arketipe Anima, makna simbolis, dan permasalahan psikologis yang dialami oleh karakter utama. Arketipe Anima yang terdapat pada Si Boru Saroding tidak hanya menunjukkan elemen feminin secara kolektif, tetapi juga merefleksikan perjuangan individu dalam menemukan jati diri di bawah pengaruh norma patriarki. Konflik mental seperti rasa bersalah, penyesalan, dan hasrat untuk melarikan diri menggambarkan kerumitan emosional yang terkait dengan teori psikoanalisis. Simbolisme air, terutama Danau Toba, memiliki peranan penting sebagai gambaran alam bawah sadar serta kedalaman jiwa manusia. Air menjadi simbol kehidupan sekaligus menunjukkan kekuatan yang merusak, mencerminkan pertikaian batin yang dihadapi karakter utama. Selain itu, tema pelarian dan pengasingan diri sering kali muncul sebagai cara psikologis untuk menghadapi tantangan nyata. Studi ini menyimpulkan bahwa Si Boru Saroding bukan hanya sekadar cerita rakyat, melainkan juga sebuah teks yang memberikan pemikiran mendalam mengenai pencarian identitas, konflik batin, dan hubungan antara manusia dengan alam. Penelitian ini memperdalam pemahaman tentang nilai-nilai budaya Batak Toba dan kompleksitas psikologis dalam kehidupan mereka.