Ketahanan pangan dan gizi masih menjadi tantangan di wilayah urban seperti Kelurahan Mangasa, Makassar, dengan 23,5% penduduk rentan pangan dan 18,2% balita mengalami stunting. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan mentransformasi distribusi sembako pada momentum 10 Muharram dari sekadar amal menjadi investasi strategis dalam kesehatan masyarakat dan penguatan jaringan sosial. Metode pelaksanaan meliputi tiga tahap: (1) persiapan dan validasi data 102 keluarga penerima, serta penggalangan dana melalui kolaborasi dengan Majelis Taklim Annisa (2) pelaksanaan distribusi menggunakan sistem kupon terverifikas (3) evaluasi dampak. Hasilnya, seluruh 102 paket sembako (beras, gula, mi instan) tersalurkan tepat sasaran (100%) dengan respons penerima yang sangat positif. Analisis menunjukkan pendekatan ini tidak hanya menjamin bantuan jangka pendek, tetapi juga memperkuat jejaring kolaborasi antara akademisi, organisasi keagamaan, dan pemerintah lokal, sekaligus menjadi platform intervensi kesehatan preventif. Disimpulkan bahwa integrasi nilai keagamaan dan kemitraan strategis berhasil mengonversi filantropi menjadi investasi kesehatan berkelanjutan. Untuk itu, direkomendasikan pengembangan model serupa dengan diversifikasi paket pangan dan integrasi program kesehatan primer.
Copyrights © 2025