Pendampingan generasi millennial sektor pertanian berkelanjutan melalui optimalisasi pemberdayaan asset social movement menghadapi era pertanian cerdas digital 4.0 (digital smart farming 4.0) merupakan salah isu strategis saat ini. Tujuan utama penelitian : menganalisis dan membangun model pendampingan generasi millennial sektor pertanian menghadapi era pertanian cerdas digital 4.0 (digital smart farming 4.0) yang ideal. Pendekatan penelitian mengunakan multimetode triangulasi atau metode campuran dengan strategi sekuensial kuantitatif – kualitatif. Analisis data menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) dengan software IBM AMOS. Pengujian model keseluruhan (overal/fit) dilakukan uji validitas, reliabilitas, normalitas, outlier dan analisis pengaruh. Hasil analisis pengaruh model akhir, rata-rata signifikansi 0,02 (berpengaruh) karena nilai signifikansi <0,05. Kontribusi variable bebas terhadap tidak bebas dengan R square 0,924, kontribusi variable Y terhadap Z sebesar 92,4%. Penelitian dilakukan 6 bulan (Maret - Agustus 2023). Sampel penelitian adalah petani millennial usia 17-39 tahun dari 10 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah berjumlah 216, pengambilan sampel dengan metode purposive sampling. Hasil penelitian : Nilai rata – rata pemberdayaan asset pergerakan sosial/ social movement pada aspek kemampuan petani millennial berupa: kompetensi teknis, kompetensi manajerial, kompetensi sosial sebesar 2.77 (tidak/belum baik). Nilai rata – rata sub sistem pertanian 2.79 (tidak/belum baik). Nilai rata – rata teknologi smart farming 2.75 (tidak/ belum baik). Nilai rata – rata keberlanjutan pembangunan pertanian 2.74 masuk kategori kurang/ rendah (less sustainable). Model perbaikan pendampingan generasi millennial agar ideal dan optimal dapat dilakukan dengan : 1) peningkatan kemampuan berupa: kompetensi teknis, manajerial, sosial melalui penyuluhan, pelatihan dan memperbanyak pengalaman lapangan dalam hal pemilihan komoditas yang tepat dan penerapan manajemen standar operasional usaha yang baik; 2) sinergisitas sub sistem agribisnis dari hulu hingga hilir oleh petani millennial dan stakeholder terkait sehingga tercipta efiesiensi usaha; 3) penerapan teknologi smart farming oleh petani millennial terutama pada proses produksi, pasca panen/ pengolahan hasil dan promosi dan pemasaran; 3) peningkatan kesadaran dalam menerapkan keseimbangan ekonomi, sosial dan lingkungan dituangkan dalam Skenario business as usual (BAU) dan strategi bisnis.
Copyrights © 2024