Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Penggunaan Sari Daun Sirih Hijau (Piper Betle L ) Untuk Fumigasi Fogging Telur Tetas Terhadap Mortalitas Dan Daya Tetas Prabewi, Nur; Wihardinata, Ageng Anugrah; Sudarmanto, Bambang
Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian Vol. 21 No. 2 (2024): Desember
Publisher : UPPM Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36626/jppp.v21i2.1209

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan sari daun sirih hijau (Piper betle L ) untuk fumigasi fogging telur tetas terhadap daya hidup embrio, mortalitas dan daya tetas. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri atas 4 perlakuan dan 5 kali ulangan dengan masing-masing perlakuan 50 butir sehingga total telur 200 Butir telur ayam ras erlakuan terdiri atas: P0 (Konsentrasi 20% tanpa menggunakan fogging), P1 (Konsentrasi 20% dengan metode fogging), P2 (Konsentrasi 30% dengan metode fogging), P3 (Konsentrasi 40% dengan metode fogging). Variabel yang diteliti meliputi: daya hidup embrio, mortalitas, daya tetas. metode analisis data menggunakan metode Analisis Variansi , apabila terjadi signifikan diuji lanjut dengan uji Duncan’s New Multiple Range Test (DNMRT). Hasil penelitian diketahui bahwa perlakuan penggunaan sari daun sirih hijau (Piper betle L) sebagai desinfektan dengan metode fogging berpengaruh signifikan (P<0,05) terhadap daya hidup embrio, dan sangat signifikan (P<0,01) terhadap variabel mortalitas dan daya tetas. Dapat disimpulkan penggunaan sari daun sirih hijau sebagai desinfektan dengan metode fogging dengan konsentrasi 30% dan 40% memberikan hasil paling baik.
Persepsi Peternak Terhadap Inovasi Deteksi Kebuntingan Dini Pada Sapi Menggunakan Accu Zuur Prabewi, Nur; Febriyanto, Syahromi Eko; Sudarmanto, Bambang
Jurnal Penelitian Peternakan Terpadu Vol. 6 No. 1 (2024): April
Publisher : UPPM Politekik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36626/jppt.v6i1.1211

Abstract

Teknologi inovasi banyak memberikan kontribusi dibidang peternakan salah satunya pemeriksaan kebuntingan dini pada ternak sapi menggunakan accu zuur. Guna untuk mengetahui apakah inovasi ini dapat diterapkan oleh peternak maka tindakan yang pertama dilakukan adalah mengetahui persepsi peternak terhadap kegiatan penyuluhan. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui persepsi peternak terhadap inovasi deteksi kebuntingan dini pada sapi menggunakan asam sulfat accu zuur dan mengetahui pengaruh karakteristik peternak (umur, tingkat pendidikan dan pengalaman beternak) terhadap persepsi. Penentuan sampel berjumlah 30 orang diperoleh dengan metode purposive sampling. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis regresi linear berganda. Hasil analisis data yang diperoleh dari persepsi peternak terhadap inovasi deteksi kebuntingan dini menggunakan accu zuur berada dalam kategori baik dengan nilai 2327. Berdasarkan analisis statistik secara simultan variabel umur, tingkat pendidikan dan pengalaman beternak berpengaruh signifikan (p<0,05) terhadap persepsi. Secara parsial bahwa faktor yang berpengaruh sangat signifikan terhadap persepsi adalah tingkat pendidikan (p<0,01), sedangkan umur dan pengalaman beternak tidak berpengaruh (p>0,05) terhadap persepsi.
ANALYSIS OF DEFERASIROX AND DEFERIPRON USE IN CHILDREN WITH PEDIATRIC -THALASSEMIA MAJOR Sutrisnaningsih, Evy Sari; Suharjono, Suharjono; Sudarmanto, Bambang
Folia Medica Indonesiana Vol. 52 No. 1 (2016): JANUARY - MARCH 2016
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.918 KB) | DOI: 10.20473/fmi.v52i1.5207

Abstract

b-thalassemia major is a genetic disease and a decline in production due to imperfect of hemoglobin. Clinical manifestations are anemia, treated with regular blood transfusions. Blood transfusions lead to an increase in iron in the body that can lead to organ complications. Iron chelation drug delivery is expected to reduce complications due to an increase in the amount of iron in the body by measuring serum ferritin. The study aims to analyze the use of deferasirox and deferipron in patients with b-thalassemia major children at Dr. Kariadi Hospital of January 1, 2012 until December 31, 2013 as well as the need for blood transfusions. Patients who met the inclusion criteria, ie patients with b-thalassemia major children, retrospectively conducted observations of medical records include basic data and laboratory data. After descriptive analysis was performed to determine the use of two types of iron chelating drugs. In this study, 9 patients included in the inclusion criteria. A total of 5 people using deferasirox and 4 using deferipron at baseline. There are 3 people who turned deferipron be deferasirox. Serum ferritin values at study entry was> 1200 mcg/L, and at the end of the study serum ferritin is> 1200 mcg/L. The mean dose of deferasirox study was 19 ± 4.3 mg, and the dose deferipron mean was 80.8 ± 7.7 mg. Mean hemoglobin levels before transfusion was 6.60 ± 0.89 mg/dL. The average number of blood transfusions given was 336.52 ± 73.85 ml. Type of blood transfusion is used Washed erythrocyte. Splenomegaly occurred in 2 patients. There is no change in renal function, and hepatic meaning. The final conclusion until the reduction target serum ferritin <1000 mg/L has not been reached. Deferasirox dose can be increased to achieve the expected serum ferritin.
ANALISIS PRIORITAS PENANGANAN PERBAIKAN PRASARANA SDA WILAYAH SUNGAI BODRI KUTO DENGAN AHP EXPERT CHOICE Sudarmanto, Bambang
Jurnal Pengembangan Rekayasa dan Teknologi Vol. 1 No. 1 (2017): Mei (2017)
Publisher : Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/jprt.v14i1.536

Abstract

Wilayah Sungai Bodri Kuto yang merupakan kewenangan Dinas PSDA Provinsi Jawa Tengah menghadapi beberapa masalah yang kompleks dan saling terkait. Permasalahan tersebut antara lain terjadinya erosi, banjir, kekeringan, masih belum adanya keterpaduan antar sektor, antar instansi dan kesadaran msyarakat yang rendah tentang pelestarian manfaat sumber daya alam. Permasalahan-permasalahan yang kompleks tersebut dijadikan pertimbangan utama dalam menata dan menyusun prioritas program dengan cara mensimulasikan atau memformulasikan permasalahan tersebut dalam bentuk parameter-parameter yang akan diolah menggunakan software AHP Expert Choice. Dengan menggunakan metode AHP Expert Choice, parameter-parameter yang mempengaruhi terhadap alasan penyusunan prioritas penanganan prasarana SDA WS Bodri Kuto disusun dalam tingkatan (hirarki) yang terbagi dalam komponen elemen-elemennya. Kemudian masing-masing parameter tersebut diberi bobot yang tentunya membutuhkan kesepakatan dengan para pihak yang terkait dan terlibat dalam pengelolaan SDA WS Bodri Kuto.Hasil studi Analisis Prioritas Penanganan Perbaikan Prasarana SDA WS Bodri Kuto dengan AHP Expert Choice menghasilkan rangking prioritas DAS yang perlu ditangani sebagai berikut : DAS Kuto, DAS Damar, DAS Bulanan, DAS Blukar, DAS Bodri, DAS Buntu, DAS Kendal, DAS Blorong, DAS Waridin, DAS Aji, dan DAS Plumbon.
POPULATION OF Ascaridia galli ACCORDING TO ITS PREDILECTION AFTER BEING TREATED WITH ARECA NUT INFUSION AND ITS ECONOMIC ANALYSIS Sudarmanto, Bambang; akbarrizki, muzizat; mubarokah, wida wahidah
Jurnal Kedokteran Hewan Vol 16, No 1 (2022): March
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21157/j.ked.hewan.v16i1.24968

Abstract

This study aims to determine the effectiveness of Areca catechu Crude Aqueous Extract (ACCAE) as an anthelmintic, the number ofAscaridia galli worms in the duodenum, jejunum, and ileum after treatment, and an economic analysis. In this study, 50 female chickens wereused. The chickens were divided into 5 groups: Treatment 1, negative control (P1), which was given aquadestylates; treatment 2 (P2), which wasgiven infusion of ACCAE at a dose of 26 mg/mL; treatment 3 (P3), which was given infusion of ACCAE at a dose of 53 mg/mL; treatment 4(P4), which was given ACCAE with a dose of 79 mg/mL; and treatment 5 (P5) (positive control with pyrantel pamoat). Each group consisted of10 chickens. An examination was carried out that included weighing the population of adult worms according to their predilection 14 days aftertreatment. Weighing was carried out at the beginning before treatment, on the 7th day after treatment and on the 14th day after treatment. Thechickens were then euthenized, the intestinal worms were counted, and the economic analysis was calculated. Based on the results of the study, itcan be concluded that the best dose for removing A. galli worms is 79 mg/mL, and the location of the predilection of the intestine where the mostworms are found is the jejunum and the least is in the ileum. Economically, the highest income was obtained from treatment 4, namely the groupwith infusion of areca nut at a dose of 79 mg/mL.
Mengukur Kontribusi Kepedulian Masyarakat Dalam Restorasi Vegetasi DAS (Study Kasus: DAS Garang) Dardak, Emil Elestianto; Sudarmanto, Bambang; Firmawan, Ferry
Teknika Vol. 19 No. 1 (2024): Maret
Publisher : Universitas Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26623/teknika.v19i1.8980

Abstract

Eksistensi DAS sebagai wilayah pelindung kebencanaan sangat penting dan hal itu terkait dengan eksistensi vegetasinya. Penelitian terdahulu tentang peran vegetasi DAS dalam menyokong resiliensi kawasan telah banyak dilakukan, namun pendalaman penelitian yang menghubungkan hal tersebut dalam bentuk aksi nyata restorasi lingkungan masih belum banyak dilakukan. Penelitian ini melakukan pengujian peran masyarakat dalam bentuk bobot kontribusi terhadap tindakan merestorasi vegetasi DAS dengan studi kasus di wilayah DAS Garang. Metode yang digunakan adalah melakukan kuantifikasi nilai kepedulian masyarakat dalam menanam dan merawat vegetasi dan mengukur korelasinya dengan indeks vegetasi dari interpretasi citra satelit pada musim kemarau dan musim penghujan. Pengukuran bobot kontribusi peran masyarakat diukur dari interpretasi statistikal secara spatial maupun non-spatial. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa kepedulian masyarakat DAS Garang dalam menjaga vegetasi berpola menyebar atau disperse. Kontribusi kepedulian dalam bervegetasi menunjukkan bobot pengaruh 22,65% dengan ketergantungan kepada peran institusi sebesar 35%. Hasil dari pengukuran ini diharapkan mampu dijadikan sebagai pertimbangan dalam penyusunan model restorasi vegetasi DAS dalam format integrasi sistem sosial dan ekologi
Model Pendampingan Generasi Millennial Sektor Pertanian Berkelanjutan melalui Optimalisasi Pemberdayaan Asset Social Movement menghadapi Era Pertanian Cerdas Digital 4.0 (Digital Smart Farming 4.0) Nurdayati, Nurdayati; Sudarmanto, Bambang; Mubarokah, Wida Wahidah; Purwono, Edi; Makmun, Lutfan; Akbarrizki, Muzizat -
Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian Vol. 21 No. 1 (2024): Juli
Publisher : UPPM Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36626/jppp.v21i1.1196

Abstract

Pendampingan generasi millennial sektor pertanian berkelanjutan melalui optimalisasi pemberdayaan asset social movement menghadapi era pertanian cerdas digital 4.0 (digital smart farming 4.0) merupakan salah isu strategis saat ini. Tujuan utama penelitian : menganalisis dan membangun model pendampingan generasi millennial sektor pertanian menghadapi era pertanian cerdas digital 4.0 (digital smart farming 4.0) yang ideal. Pendekatan penelitian mengunakan multimetode triangulasi atau metode campuran dengan strategi sekuensial kuantitatif – kualitatif. Analisis data menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) dengan software IBM AMOS. Pengujian model keseluruhan (overal/fit) dilakukan uji validitas, reliabilitas, normalitas, outlier dan analisis pengaruh. Hasil analisis pengaruh model akhir, rata-rata signifikansi 0,02 (berpengaruh) karena nilai signifikansi <0,05. Kontribusi variable bebas terhadap tidak bebas dengan R square 0,924, kontribusi variable Y terhadap Z sebesar 92,4%. Penelitian dilakukan 6 bulan (Maret - Agustus 2023). Sampel penelitian adalah petani millennial usia 17-39 tahun dari 10 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah berjumlah 216, pengambilan sampel dengan metode purposive sampling. Hasil penelitian : Nilai rata – rata pemberdayaan asset pergerakan sosial/ social movement pada aspek kemampuan petani millennial berupa: kompetensi teknis, kompetensi manajerial, kompetensi sosial sebesar 2.77 (tidak/belum baik). Nilai rata – rata sub sistem pertanian 2.79 (tidak/belum baik). Nilai rata – rata teknologi smart farming 2.75 (tidak/ belum baik). Nilai rata – rata keberlanjutan pembangunan pertanian 2.74 masuk kategori kurang/ rendah (less sustainable). Model perbaikan pendampingan generasi millennial agar ideal dan optimal dapat dilakukan dengan : 1) peningkatan kemampuan berupa: kompetensi teknis, manajerial, sosial melalui penyuluhan, pelatihan dan  memperbanyak pengalaman lapangan  dalam hal pemilihan  komoditas yang tepat dan penerapan manajemen standar operasional usaha yang baik; 2) sinergisitas sub sistem  agribisnis dari hulu hingga hilir oleh petani millennial dan stakeholder terkait sehingga tercipta efiesiensi usaha; 3) penerapan teknologi smart farming oleh petani millennial terutama pada proses produksi, pasca panen/ pengolahan hasil dan promosi dan pemasaran; 3) peningkatan kesadaran dalam menerapkan keseimbangan ekonomi, sosial dan lingkungan dituangkan dalam Skenario business as usual (BAU) dan strategi bisnis.