Kenyamanan ruang merupakan faktor penting dalam menciptakan suasana yang mendukung aktivitas pengguna, terutama pada ruang publik seperti kafe. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kenyamanan termal dan visual pada salah satu kafe di Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan melalui pengukuran langsung menggunakan Thermogun, Anemometer, dan Hot Wire Anemometer, mengacu pada standar SNI 03-65722001 untuk kenyamanan termal dan SNI 6197:2020 untuk pencahayaan. Selain itu, analisis PMV (Predicted Mean Vote) dan PPD (Predicted Precentage of Dissatisfied) dilakukan berdasarkan standar ASHRAE 55 (2017). Pendekatan kualitatif dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada pengguna ruang untuk mengetahui persepsi kenyamanan mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa temperatur udara berkisar antara 24,17°C hingga 26,55°C, kelembapan antara 56,82% hingga 66,43%, dan kecepatan udara 0,15–0,16 m/s. Nilai PMV berada pada rentang -0,27 hingga +0,50, dan PPD di bawah 10%, yang mengindikasikan kondisi termal yang masih cukup nyaman berdasarkan standar ASHRAE. Pencahayaan tercatat antara 150200 lux, di mana beberapa titik masih berada di bawah standar minimum SNI. Secara keseluruhan, kondisi ruang di kafe tidak memenuhi standar kenyamanan, namun diperlukan peningkatan pada aspek pencahayaan dan kelembapan untuk mencapai kenyamanan optimal bagi pengguna.
Copyrights © 2025