Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas V SD Negeri 1 Lemahabang melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila. Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing terdiri atas tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian berjumlah 15 siswa. Data dikumpulkan melalui observasi, tes tulis, dan wawancara, dengan indikator penilaian berpikir kritis meliputi fokus masalah, alasan logis, penarikan kesimpulan, pemahaman konteks, dan kejelasan komunikasi. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan signifikan pada seluruh aspek yang diamati. Kualitas modul ajar meningkat dari 48,15% (pra siklus, kategori cukup) menjadi 81,48% (siklus I, kategori baik) dan 96,30% (siklus II, kategori sangat baik). Aktivitas guru juga mengalami peningkatan dari 53,57% (pra siklus) menjadi 78,57% (siklus I) dan 96,42% (siklus II). Aktivitas siswa meningkat dari 40,17% (pra siklus) menjadi 58,03% (siklus I) dan 80,35% (siklus II). Kemampuan berpikir kritis siswa, yang diukur melalui tes tulis, naik dari 40,62% (pra siklus, kategori kurang) menjadi 60,31% (siklus I, kategori cukup) dan 81,56% (siklus II, kategori sangat baik). Temuan ini membuktikan bahwa penerapan model Two Stay Two Stray efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, terutama melalui interaksi aktif, kerja sama kelompok, pertukaran informasi antarkelompok, serta bimbingan intensif guru. Model ini relevan untuk diterapkan sebagai strategi pembelajaran aktif pada Pendidikan Pancasila di tingkat sekolah dasar, karena mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, melatih keberanian berpendapat, serta mengasah keterampilan analisis secara kolaboratif.
Copyrights © 2025