Abstrak Sistem Sistem pemasyarakatan Indonesia menghadapi tantangan residivisme dan kelebihan kapasitas Lapas di Indonesia, salah satunya di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Cianjur menghadapi tantangan internal yang signifikan, tercermin dari angka residivisme yang mencapai 11,2% dan disparitas partisipasi program, di mana hanya 52 dari 713 narapidana mengikuti program kemandirian. Fakta ini mengindikasikan adanya kesenjangan antara program yang ditawarkan dengan kebutuhan riil narapidana untuk reintegrasi. Landasan untuk menjembatani kesenjangan ini adalah implementasi Assessment Risk and Needs (R/NA) yang efektif. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan menganalisis secara mendalam implementasi assement risk and needs dalam meningkatkan kualitas program pembinaan kemandirian di Lapas Kelas IIB Cianjur, beserta faktor pendukung dan penghambatnya. Metode yang digunalan Penelitian kualitatif berdesain studi kasus ini mengumpulkan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan analisis dokumen kepada petugas dan narapidana. Teori yang digunakan adalah Teori Kognitif Sosial dari Albert Bandura, menggunakan konsep efikasi diri (self-efficacy) untuk mengetahui mekanisme psikologis dari Prinsip Responsivitas dalam pembinaan. Hasil penelitian menunjukkan implementasi assement risk and needs secara prosedural telah berjalan baik dan terbukti mampu meningkatkan efikasi diri narapidana, yang termanifestasi melalui penguatan motivasi untuk menguasai keterampilan teknis. Namun, program pembinaan tidak terealisasi maksimal akibat hambatan struktural seperti keterbatasan SDM, fasilitas, dan variasi program. Akibat adanya kehambatan SDM, fasilitas,dan variasi mengakibatkan program pembinaan kemandirian di lapas Cianjur tidak berjalan dengan optimal . Kesimpulannya implementasi assement risk and needs secara prosedural telah berjalan baik namun adanya hambatan seperti SDM, fasilitas, serta kurangnya variasi program pembinaan kemandirian mengakibatkan kurangnya kualitas program pembinaan kemandirian di Lapas Kelas IIB Cianjur. Novelty dalam penulisan ini Berbeda dari penelitian sebelumnya yang cenderung berhenti pada evaluasi prosedural, studi ini membuktikan bahwa meskipun assesment telah dilaksanakan dengan baik, hal tersebut tidak secara otomatis menjamin kualitas output pembinaan. Temuan utamanya adalah identifikasi "kesenjangan kapabilitas" antara hasil assesment dengan program pembinaan yang di berikan.Dengan mengaitkan kesenjangan ini secara langsung pada keterbatasan dalam proses R/NA dalam memetakan kebutuhan non-teknis narapidana, penelitian ini memberikan kontribusi orisinal terhadap pemahaman mengapa program pembinaan seringkali gagal menghasilkan kemandirian yang berkelanjutan. Kata kunci: Implementasi, Assessment Risk and Needs, Pembinaan Kemandirian, Efikasi Diri, Lembaga Pemasyarakatan
Copyrights © 2025