Kepulauan Indonesia berada pada jalur distribusi gempa yang cukup tinggi khususnya Provinsi Aceh. Salah satu wilayah di Aceh yang terkena dampak paling besar akibat gempa bumi dan tsunami adalah Kecamatan Jaya Baru yang terletak di pesisir kota Banda Aceh. Bangunan-bangunan yang memicu konsentrasi massa harus dibangun dengan konstruksi tahan gempa sesuai dengan daya dukung tanah masing-masing. Banyak perencana bangunan terutama konstruksi gedung yang kesulitan menentukan tingkat kekerasan tanah pada suatu wilayah perencanaan. Kondisi ini terjadi karena tidak tersedianya peta tingkat kekerasan tanah di Kecamatan Jaya Baru. Sehingga menuntut adanya perencanaan bangunan yang memiliki konsep ketahanan tanah terhadap gempa dengan memperhatikan kondisi setiap lapisan tanah di daerah yang sering terjadinya gempa bumi. Pemetaan tingkat kekerasan tanah pada suatu wilayah merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi dan memudahkan perencana bangunan menentukan tingkat kekerasan tanah menurut SNI 1726-2012 pada suatu wilayah perencanaan. Menentukan tingkat kekerasan tanah menurut SNI 1726-2012 dapat dilakukan dengan memakai data Cone Penetration Test yang kemudian dikonversikan ke nilai N pada Standard Penetration Test, untuk mendapatkan nilai N yang kemudian dipetakan dengan memakai program ArcGIS 10 yang dikembangkan oleh ESRI (Environtment Science Research Institute). Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Kecamatan Jaya Baru pada kedalaman 0.2 sampai dengan 3.0 cenderung bertipe tanah lunak dengan tanah sedang tersebar hanya di beberapa titik. Sedangkan pada kedalaman 3.2 sampai dengan 7.0 meter cenderung bertanah sedang dengan tanah bertipe lunak hanya tersebar di beberapa titik dan terdapat satu titik lokasi bertipe tanah keras pada kedalaman 2.2 meter di Kecamatan Jaya Baru
Copyrights © 2022