ABSTRAK Nyeri akut merupakan salah satu keluhan utama yang sering dialami pasien setelah menjalani tindakan operasi, termasuk pada pasien pasca-usus buntu. Penanganan nyeri pascaoperasi yang tidak adekuat dapat menghambat proses penyembuhan dan menurunkan kualitas hidup pasien. Salah satu metode non farmakologis yang efektif dalam mengatasi nyeri adalah terapi guide imagery , yaitu teknik relaksasi yang memanfaatkan kekuatan imajinasi positif untuk menurunkan persepsi nyeri dan meningkatkan kenyamanan pasien. Tujuan kegiatan penyuluhan kesehatan ini adalah untuk menerapkan terapi guide imagery sebagai upaya menurunkan nyeri akut pada pasien pasca-usus buntu di ruang bedah wanita RSUP Dr. M. Djamil Padang. Metode pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui edukasi dan pendampingan langsung kepada pasien yang telah menjalani operasi apendiktomi. Kegiatan dilaksanakan selama 1 hari pada bulan Oktober 2025, meliputi pemberian edukasi tentang konsep guide imagery , penekanan teknik relaksasi pernapasan dan imajinasi terpandu, serta pendampingan praktik terapi. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa dari 10 pasien pasca-appendiktomi yang mengikuti terapi, sebanyak 8 pasien (80%) mengalami penurunan tingkat nyeri dari skala sedang (4–6) menjadi ringan (1–3) setelah dilakukan terapi guide imagery selama 15–20 menit. Pasien juga melaporkan peningkatan kenyamanan dan relaksasi setelah intervensi. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa terapi guide imagery efektif sebagai intervensi nonfarmakologis dalam menurunkan nyeri akut pada pasien pasca operasi usus buntu. Disarankan agar terapi ini diterapkan secara rutin oleh perawat di ruang bedah sebagai bagian dari manajemen nyeri pascaoperasi. Kata kunci: Terapi guide imagery , nyeri akut, pasca-usus buntu, manajemen nyeri, terapi nonfarmakologis ABSTRAK Nyeri akut merupakan salah satu keluhan yang paling sering dialami pasien pasca menjalani prosedur pembedahan, termasuk kasus pasca apendektomi. Manajemen nyeri pasca operasi yang tidak memadai dapat memperlambat proses penyembuhan dan menurunkan kualitas hidup pasien. Salah satu metode nonfarmakologis yang efektif untuk mengurangi nyeri adalah terapi imajinasi terbimbing, yaitu teknik relaksasi yang memanfaatkan imajinasi positif untuk menurunkan persepsi nyeri dan meningkatkan kenyamanan pasien. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk menerapkan terapi imajinasi terbimbing sebagai upaya mengurangi nyeri akut pada pasien pasca apendektomi di bangsal bedah wanita RSUP Dr. M. Djamil Padang. Kegiatan ini dilakukan melalui edukasi dan pendampingan langsung kepada pasien yang telah menjalani apendektomi. Program ini dilaksanakan selama satu hari pada bulan Juli 2025, yang terdiri dari edukasi konsep imajinasi terbimbing, demonstrasi teknik relaksasi napas dan imajinasi terbimbing, serta sesi praktik terbimbing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 10 pasien pasca-apendektomi yang berpartisipasi, 8 pasien (80%) mengalami penurunan intensitas nyeri dari tingkat sedang (4–6) menjadi tingkat ringan (1–3) setelah 15–20 menit terapi imajinasi terbimbing. Pasien juga melaporkan peningkatan rasa nyaman dan relaksasi setelah intervensi. Berdasarkan temuan ini, dapat disimpulkan bahwa terapi imajinasi terbimbing efektif sebagai intervensi non-farmakologis untuk mengurangi nyeri akut pada pasien pasca-apendektomi. Terapi ini direkomendasikan untuk diterapkan secara rutin oleh perawat di bangsal bedah sebagai bagian dari manajemen nyeri pascaoperasi.Kata kunci: imajinasi terbimbing, nyeri akut, pasca apendektomi, manajemen nyeri, terapi nonfarmakologis
Copyrights © 2025