Herlina MP, Andika
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Penerapan Kompres Hangat Leher Sebagai Terapi Non-Farmakologis Dalam Menurunkan Tekanan Darah: Program Edukasi Dan Pelatihan Untuk Penderita Hipertensi Marlinda, Roza; Sandra, Rhona; Rika Nofia, Vino; Sakti Anggraini, Siska; Herlina MP, Andika; Amri, Novita
Jurnal Abdimas Saintika Vol 7, No 1 (2025): Mei Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v7i1.3384

Abstract

Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah secara kronis dengan nilai tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg. Kelurahan Gunung Sarik merupakan daerah wilayah kerja Puskesmas Belimbing yang terdiri dari 17 desa, dengan jumlah penderita penyakit hipertensi yang signifikan. Hipertensi ditandai dengan peningkatan tekanan darah, mengakibatkan kerusakan pada system kardiovaskuler dengan gejalan paling dominan berupa nyeri kepala yang disebabkan oleh kerusakan vaskuler pada seluruh pembuluh perifer. Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan terapi obat-obatan dan secara non farmakologis salah satunya dengan kompres hangat pada leher. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan dalam mengatasi penyakit hipertensi melalui perawatan mandiri yang dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan. Metode pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat di Kelurahan Gunung Sarik. Edukasi dilaksanakan selama 1 hari di bulan Maret 2025. Hasil dari pengabdian masyarakat ini menunjukkan bahwa dari 25 peserta yang berpartisipasi, sebanyak 23 orang (92%) memahami dan mengetahui cara melakukan kompres hangat pada leher untuk mengatasi sakit atau nyeri pada leher dan kaku kuduk. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini berupa   penyuluhan kesehatan dalam rangka meningkatkan pengetahuan kesehatan. Penerapan metode kegiatan ini dibagi menjadi 3 tahapan, diantaranya sosialisasi, diskusi dan evaluasi kegiatan. Sejumlah 25 orang pasien dan keluarga hadir dalam kegiatan ini. Terdapat perbedaan signifikan pada pengetahuan responden pada sebelum (pretest) dan setelah (posttest) kegiatan. Diharapkan kegiatan ini dapat menjadi kegiatan rutin sebagai upaya peningkatan pengetahuan pasien dan keluarga di masyarakat.
MIOKARDIUM AKUT SEBAGAI PENENTU KUALITAS HIDUP ( IMA ) Nofia, Vino Rika; Sandra, Rhona; Sakti Anggraini, Siska; Diana Morika, Honesty; Marlinda, Roza; Herlina MP, Andika
Jurnal Abdimas Saintika Vol 6, No 1 (2024): Mei Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v6i1.2568

Abstract

Jurnal Abdimas SaintikaVolume 5 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.idJurnal Abdimas SaintikaSEKOLAHTINGGIILMUKESEHATANSY EDZ NASAITIKAe-ISSN : 2715-4424p-ISSN :2746-797X97MIOKARDIUM AKUT SEBAGAI PENENTU KUALITAS HIDUP( IMA )Vinorikanofia1, Rhona sandra2, Siska Sakti Anggraini3, Honesty Diana Morika4,Roza Marlinda5, Andika Herlina MP6Universitas Syedza SaintikaEmail ; vinorikanofia1511@gmail.comABSTRAKInfark Miokardium Akut (IMA) adalah kondisi medis yang sangat berbahaya dan menjadi salahsatu penyebab utama kematian dan morbiditas di seluruh dunia. IMA memiliki dampak yangsignifikan terhadap kualitas hidup pasien, terutama jika tidak ditangani dengan segera dan tepat.Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai IMA serta strategi pencegahan danpenanganannya merupakan langkah penting dalam pengabdian masyarakat untukmeningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Kegiatan pengabdian masyarakat inibertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat mengenai InfarkMiokardium Akut (IMA), termasuk faktor risiko, tanda dan gejala, serta pentingnyapenanganan darurat dan pencegahan. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untukmeningkatkan keterampilan masyarakat dalam melakukan tindakan pencegahan danmemberikan pertolongan pertama yang tepat pada kasus IMA.Kegiatan ini dilakukan melaluiserangkaian penyuluhan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Belimbing Kota Padang , yangmelibatkan tenaga medis dan profesional kesehatan. Metode yang digunakan meliputi ceramahinteraktif, simulasi, demonstrasi, dan diskusi kelompok. Evaluasi efektivitas kegiatan dilakukanmelalui pre- dan post-test untuk mengukur peningkatan pengetahuan, serta survei kepuasanpeserta terhadap kegiatan yang dilakukan.Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan yangsignifikan dalam pengetahuan masyarakat mengenai IMA, termasuk faktor risiko sepertihipertensi, diabetes, merokok, dan gaya hidup tidak sehat. Peserta juga menunjukkanpeningkatan pemahaman mengenai tanda dan gejala IMA, serta tindakan pertolongan pertamayang harus dilakukan. Selain itu, terdapat peningkatan kesadaran akan pentingnya pemeriksaankesehatan rutin dan perubahan gaya hidup untuk pencegahan IMA.Kegiatan pengabdianmasyarakat ini berhasil meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai InfarkMiokardium Akut, yang diharapkan dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas hidupmasyarakat. Partisipasi aktif dan kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk tenaga medis,sangat penting dalam kesuksesan program ini. Keberhasilan kegiatan ini menunjukkan bahwaedukasi kesehatan dan intervensi berbasis komunitas dapat memberikan dampak positif yangsignifikan terhadap pencegahan dan penanganan IMA. Program serupa diharapkan dapatditerapkan di komunitas lain untuk memperluas manfaatnya.Kata Kunci: Infark Miokardium Akut, kualitas hidup, pengabdian masyarakat, pencegahanpenyakit, pertolongan pertama.
EFEKTIFITAS TERAPI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST APPENDIKTOMI DI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG Angraini, Siska Sakti; Diana Morika, Honesty; Marlinda, Roza; Herlina MP, Andika
Jurnal Abdimas Saintika Vol 7, No 2 (2025): November Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v7i2.30636

Abstract

ABSTRAK Nyeri akut merupakan salah satu keluhan utama yang sering dialami pasien setelah menjalani tindakan operasi, termasuk pada pasien pasca-usus buntu. Penanganan nyeri pascaoperasi yang tidak adekuat dapat menghambat proses penyembuhan dan menurunkan kualitas hidup pasien. Salah satu metode non farmakologis yang efektif dalam mengatasi nyeri adalah terapi guide imagery , yaitu teknik relaksasi yang memanfaatkan kekuatan imajinasi positif untuk menurunkan persepsi nyeri dan meningkatkan kenyamanan pasien. Tujuan kegiatan penyuluhan kesehatan ini adalah untuk menerapkan terapi guide imagery sebagai upaya menurunkan nyeri akut pada pasien pasca-usus buntu di ruang bedah wanita RSUP Dr. M. Djamil Padang. Metode pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui edukasi dan pendampingan langsung kepada pasien yang telah menjalani operasi apendiktomi. Kegiatan dilaksanakan selama 1 hari pada bulan Oktober 2025, meliputi pemberian edukasi tentang konsep guide imagery , penekanan teknik relaksasi pernapasan dan imajinasi terpandu, serta pendampingan praktik terapi. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa dari 10 pasien pasca-appendiktomi yang mengikuti terapi, sebanyak 8 pasien (80%) mengalami penurunan tingkat nyeri dari skala sedang (4–6) menjadi ringan (1–3) setelah dilakukan terapi guide imagery selama 15–20 menit. Pasien juga melaporkan peningkatan kenyamanan dan relaksasi setelah intervensi. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa terapi guide imagery efektif sebagai intervensi nonfarmakologis dalam menurunkan nyeri akut pada pasien pasca operasi usus buntu. Disarankan agar terapi ini diterapkan secara rutin oleh perawat di ruang bedah sebagai bagian dari manajemen nyeri pascaoperasi. Kata kunci: Terapi guide imagery , nyeri akut, pasca-usus buntu, manajemen nyeri, terapi nonfarmakologis                                                                 ABSTRAK Nyeri akut merupakan salah satu keluhan yang paling sering dialami pasien pasca menjalani prosedur pembedahan, termasuk kasus pasca apendektomi. Manajemen nyeri pasca operasi yang tidak memadai dapat memperlambat proses penyembuhan dan menurunkan kualitas hidup pasien. Salah satu metode nonfarmakologis yang efektif untuk mengurangi nyeri adalah terapi imajinasi terbimbing, yaitu teknik relaksasi yang memanfaatkan imajinasi positif untuk menurunkan persepsi nyeri dan meningkatkan kenyamanan pasien. Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk menerapkan terapi imajinasi terbimbing sebagai upaya mengurangi nyeri akut pada pasien pasca apendektomi di bangsal bedah wanita RSUP Dr. M. Djamil Padang. Kegiatan ini dilakukan melalui edukasi dan pendampingan langsung kepada pasien yang telah menjalani apendektomi. Program ini dilaksanakan selama satu hari pada bulan Juli 2025, yang terdiri dari edukasi konsep imajinasi terbimbing, demonstrasi teknik relaksasi napas dan imajinasi terbimbing, serta sesi praktik terbimbing. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 10 pasien pasca-apendektomi yang berpartisipasi, 8 pasien (80%) mengalami penurunan intensitas nyeri dari tingkat sedang (4–6) menjadi tingkat ringan (1–3) setelah 15–20 menit terapi imajinasi terbimbing. Pasien juga melaporkan peningkatan rasa nyaman dan relaksasi setelah intervensi. Berdasarkan temuan ini, dapat disimpulkan bahwa terapi imajinasi terbimbing efektif sebagai intervensi non-farmakologis untuk mengurangi nyeri akut pada pasien pasca-apendektomi. Terapi ini direkomendasikan untuk diterapkan secara rutin oleh perawat di bangsal bedah sebagai bagian dari manajemen nyeri pascaoperasi.Kata kunci: imajinasi terbimbing, nyeri akut, pasca apendektomi, manajemen nyeri, terapi nonfarmakologis