Di Indonesia, manajemen peningkatan kompetensi guru telah menjadi isu kontemporer setiap kali terjadi reformasi kurikulum nasional karena pelaksanaan program pelatihan belum diselenggarakan secara konsisten, terutama di wilayah hinterland. Oleh karena itu, peningkatan kompetensi guru harus dilakukan secara adil dan berkelanjutan melalui manajemen pelatihan yang efektif dan efisien. Studi ini mengkaji isu-isu terkini dalam manajemen pelatihan guru di wilayah hinterland. Penelitian ini penting dilakukan untuk mendapatkan informasi akurat yang dapat digunakan sebagai masukan positif bagi pemerintah dalam merumuskan kebijakan baru. Untuk mencapai tujuan penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain analisis data triangulasi secara komprehensif dengan menerapkan Teknik penguumpulan data melalui survei online, wawancara mendalam kepada 3.140 guru, dan observasi lapangan melalui kegiatan supervisi akademik di sekolah yang berlokasi di wilayah hinterland Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Manajemen peningkatakn kompetensi guru dilakukan melalui pelatihan dengan menerapkan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi. (2) Fungsi manajemen pelatihan guru tersebut belum berjalan secara efektif dan efisien. (3) Permasalahan utama dalam pelaksanaan pelatihan guru terdapat pada fungsi pelaksanaan yang belum merata, tuntas, adil, berkelanjutan, dan terintegrasi dengan kebutuhan guru dan peserta didik di wilayah hinterland. (4) Kompetensi guru masih rendah karena jarang mengikuti pelatihan disebabkan akses yang sulit dan kondisi lingkungan kerja yang belum mendukung. Temuan ini memberikan kontribusi yang sangat penting bagi pemerintah, khususnya Kementerian Pendidikan, untuk menyusun kebijakan peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan guru yang efektif, adil, berkelanjutan, dan terintegrasi dengan kondisi guru di seluruh Indonesia, khususnya di wilayah hinterland. Studi ini membuka jalan bagi arah penelitian selanjutnya untuk mengembangkan model manajemen pelatihan guru berdasarkan konteks wilayah hinterland atau wilayah tertinggal lainnya di Indonesia.
Copyrights © 2025