Diplomasi budaya dipandang sebagai instrumen soft power yang efektif dalam membangun saling pengertian dan kepercayaan lintas negara melalui pertukaran budaya yang bersifat langsung dan personal. Program Nihongo Partners dipilih karena secara khusus dirancang untuk mengirimkan warga negara Jepang sebagai mitra pendamping guru bahasa Jepang di sekolah-sekolah menengah di Asia, termasuk Indonesia, dengan peran tidak hanya mendukung pengajaran bahasa, tetapi juga mengenalkan budaya Jepang melalui berbagai kegiatan seperti origami, shodÅ, yukata, dan tarian tradisional. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kepustakaan, memanfaatkan sumber-sumber berupa laporan resmi Japan Foundation, dokumen kerja sama, publikasi akademik, serta artikel berita daring. Analisis difokuskan pada dinamika implementasi program pasca pandemi COVID-19, termasuk adaptasi ke model hibrida dan perluasan jangkauan ke madrasah melalui kerja sama dengan Kementerian Agama RI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Program Nihongo Partners berkontribusi signifikan terhadap peningkatan motivasi dan minat siswa Indonesia dalam mempelajari bahasa Jepang serta memperluas apresiasi terhadap budaya Jepang. Selain itu, program ini berperan dalam membangun citra positif Jepang sebagai negara damai, ramah, dan bersahabat, sekaligus menjadi instrumen strategis nation branding. Tantangan yang dihadapi meliputi konsistensi kualitas relawan, adaptasi terhadap kondisi lokal, serta keberlanjutan model pertukaran tatap muka di tengah ketidakpastian global.
Copyrights © 2025