Belimbing darah ditemukan di Pulau Kalimantan dan Natuna termasuk suku Phyllanthaceae. Masyarakat setempat menggunakan Belimbing darah sebagai lalapan dan manisan. Tanaman ini mengandung senyawa flavonoid, fenol dan karotin serta memiliki aktivitas antioksidan. Tujuan dari penelitian adalah memformulasikan ekstrak daun Belimbing darah menjadi sediaan krim dengan basis vanishing cream dan mengetahui hasil uji stabilitas mutu fisik dari sediaan tersebut. Metode penelitian dianalisis secara deskriptif. Ekstrak Daun Belimbing darah diperoleh dengan metode maserasi menggunakan pelarut metanol. Konsentrasi zat aktif yang digunakan adalah formula basis 0%, formula I 5%, formula II 7,5%, dan formula III 10%. Formula harus memenuhi syarat uji sifat fisik yang meliputi uji orgnoleptis, pH, homogenitas, daya sebar, viskositas, daya lekat, uji iritasi, dan uji stabilitas (cycling test) selama 28 hari. Sediaan krim ekstrak Belimbing darah termasuk tipe minyak dalam air (M/A). Uji organoleptis formula basis warna putih dan formula selanjutnya berturut-turut berwarna hijau, hijau tua, hijau kehitaman serta berbau khas aromatik. Hasil uji homogenitas bahwa semua formulasi sediaan krim homogen, pH yang diperoleh 5,4-6,5, uji daya sebar yang diperoleh adalah 5,2-6,4 cm, uji viskositas diperoleh dengan nilai telah memenuhi persyaratan dan uji daya lekat diperoleh 10,24-17,55 detik. Hasil uji iritasi pada relawan, aman, dan tidak terjadi iritasi pada kulit. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan ekstrak daun Belimbing darah dapat diformulasikan menjadi sediaan krim dan memiliki stabilitas fisik yang tidak mengalami perubahan selama penyimpanan
Copyrights © 2025