Talempong Pacik merupakan salah satu kesenian tradisional Minangkabau yang memiliki nilai historis dan kultural tinggi, namun keberlanjutannya menghadapi tantangan serius akibat melemahnya proses pewarisan antar generasi. Di Nagari Bungo Tanjuang, Kabupaten Tanah Datar, keberadaan kelompok Talempong Pacik hampir hilang sejak awal 1990-an. Kegiatan pengabdian ini bertujuan menghidupkan kembali praktik Talempong Pacik melalui pelatihan intensif kepada generasi muda, khususnya siswa MTs Muhammadiyah dan anggota Sanggar Seni “Nan Ampek.” Metode yang digunakan adalah pelatihan partisipatif, mencakup penyuluhan tentang makna budaya, penguasaan teknik dasar memegang dan memukul, serta pembelajaran dua repertoar utama yaitu Gua Indang dan Gua Tari Piring. Pelatihan dilakukan secara bertahap, dimulai dari pengenalan unit Talempong Jantan, Batino, dan Pengawinan hingga penggabungan dalam ensambel utuh. Hasil kegiatan menunjukkan antusiasme tinggi peserta, yang tidak hanya mampu memainkan repertoar dasar, tetapi juga mulai menumbuhkan rasa bangga terhadap kesenian tradisional sebagai identitas budaya lokal. Kegiatan ini memperlihatkan bahwa pelestarian seni tradisi dapat menjadi sarana efektif dalam pendidikan karakter, penanaman nilai kebersamaan, serta penguatan identitas kultural. Dengan dukungan masyarakat, tokoh lokal, dan lembaga pendidikan, Talempong Pacik berpotensi hidup kembali dan berkembang sebagai warisan budaya yang bernilai bagi generasi mendatang.
Copyrights © 2025