Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

BARANAK SOUNDS ELECTRONIC AND POST ROCK MUSIC COMPOSITIONS ORIGINATING FROM ORNAMENTATION TECHNIQUES ON TALEMPONG AND SALUANG MINANGKABAU INSTRUMENTS Gugat, Avant Garde Dewa; Rafiloza, Rafiloza
Journal of Learning on History and Social Sciences Vol. 1 No. 7 (2024): Journal of Learning on History and Social Sciences
Publisher : PT ANTIS INTERNATIONAL PUBLISHER

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61796/ejlhss.v1i7.932

Abstract

Beauty is not always manifested through form, but can be through intent, purpose or expression. Sound of Baranak is a musical composition resulting from the artist's reinterpretation of the ornamentation technique present in Minangkabau traditional music. Musical expression, imagination, musicality, and empiricism are the main keys in the presence of ornamentation. This work is worked on into two repertoires, namely recognize sound and recognize baranak, the two repertoires are worked on with two different musical genres, where the first repertoire the artist chooses the experimental electro genre as a musical expression in order to enrich the processing of compository aspects both from tone variants and rhythm patterns to changes in sound color. Bunyi Baranak is an expression resulting from the reinterpretation of various ornamentation terms in traditional Minangkabau music playing techniques. Ornamentation is a decoration or variation on a work of art with the aim of beautifying it. In traditional Minangkabau musical arts, ornamentation is often present in repetitive repertoire such as talempong pacik, gandang tambua, and saluang dendang. The artist re-dissected the things that underlie the presence of ornamentation in traditional Minangkabau musical arts and then discovered the musical expression, awareness and musicality of traditional arts practitioners. two repertoires, namely Kenali Bunyi and Kenali Baranak, which were worked on the experimental electro and Post Rock music genres.
Eksplorasi Praktis Pembelajaran Musik di Android dengan Aplikasi Flowkey Elizar, Elizar; Admiral, Admiral; Arnailis, Arnailis; Rafiloza, Rafiloza; Syafniati, Syafniati
The Indonesian Journal of Computer Science Vol. 13 No. 2 (2024): The Indonesian Journal of Computer Science (IJCS)
Publisher : AI Society & STMIK Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33022/ijcs.v13i2.3774

Abstract

Artikel ini mengeksplorasi peran aplikasi pembelajaran musik Flowkey dalam era digital pasca-pandemi Covid-19 di Indonesia. Flowkey menawarkan interaktivitas visual, fleksibilitas waktu dan tempat, serta adaptasi tingkat kesulitan, memastikan pengalaman belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan individu. Metode penelitian menggunakan pendekatan "Library Research" dengan sumber referensi dari jurnal-jurnal terverifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Flowkey tidak hanya alat pembelajaran musik, tetapi juga pengalaman eksplorasi musik yang menyenangkan dan mendidik. Keunggulan aplikasi ini menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung pengembangan keterampilan musik individu. Artikel ini menyimpulkan bahwa Flowkey dapat menjadi solusi inovatif dalam membentuk masa depan pembelajaran musik yang holistik di era digital, dengan potensi untuk terus mengembangkan fitur-fitur inovatif dan mendukung perkembangan keterampilan musik secara menyeluruh.
Pacu Itiak Sebagai Sumber Penciptaan Komposisi œSRIPANGGUNG Arsola, Pangeran; Rafiloza, Rafiloza; N, Sahrul
Grenek: Jurnal Seni Musik Vol. 10 No. 2 (2021): Grenek: Jurnal Seni Musik (December)
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/grenek.v10i2.27428

Abstract

Sripanggung adalah sebutan untuk pemeran utama wanita dalam pertunjukan seni. Sebutan ini terinspirasi dari rasa kecintaan si pemilik itiak terhadap itiknya, dan selalu dianggap seperti primadona dalam setiap perlombaan pacu itiak. Karya ini menggunakan pendekatan deduktif dengan dengan prinsip œekstramusikal. Metode yang dipakai pada karya ini adalah observasi dan data lapangan yang bertujuan untuk mengetahui apa saja nilai atau suasana yang ada dalam perlombaan pacu itiak. Hasil dari pengamatan pengkarya, dalam perlombaan pacu itiak tersebut terdapat suasana persaingan/kompetisi dan euforia, dan damai. Suasana inilah yang akan diinterpretasikan kembali menjadi sebuah komposisi musik.
KOMPOSISI MUSIK ‘BALAPOH’ TERINSPIRASI DARI KARAKTER KUAIAN DENDANG LAMBOK MALAM PADA KESENIAN SALUANG PAUAH KOTA PADANG Eka Putra, Boby Fernandes; Rafiloza, Rafiloza; Sriyanto, Sriyanto
Jurnal Musik Etnik Nusantara Vol 3, No 1 (2023): Jurnal Musik Etnik Nusantara
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/jmen.v3i1.3792

Abstract

Saluang pauah merupakan alat musik tradisional yang tumbuh dan berkembang di Nagari Pauah, Kecamatan Kuranji,Kota Padang. Pertunjukan saluang pauah biasanya disajikan pada malam hari selepas isya sampai menjelang subuh. Adapun permainan saluang pauah ditampilkan pada acara-acara tertentu seperti acara perhelatan ataupun acara adat lainnya. Bentuk gaya musikal serta irama yang dibawakan bersumber dari patri nada dan dialek lokal.Artinya secara aspek musikal, nada saluang pauah terdiri dari scale minor diatonis. Uniknya dalam penyajian kesenian tersebut di atas dendang dan saluang tidak bermain secara synchronism, melainkan terdapat bentuk gerak irama berlawanan yang unik. Karya ini terinspirasi dari kesenian tradisi saluang pauah, dimana saluang pauah mempunyai salah satu ciri khas yaitu dendang lambok malam. Dendang tersebut mempunyai keunikan tersendiri seperti kuaian (respon spontanitas) yang membuat komposer sangat tertarik dalam menggarap karya dengan judul “Balapoh”.
BARANAK SOUNDS ELECTRONIC AND POST ROCK MUSIC COMPOSITIONS ORIGINATING FROM ORNAMENTATION TECHNIQUES ON TALEMPONG AND SALUANG MINANGKABAU INSTRUMENTS Gugat, Avant Garde Dewa; Rafiloza, Rafiloza
Journal of Learning on History and Social Sciences Vol. 1 No. 7 (2024): Journal of Learning on History and Social Sciences
Publisher : PT. Antis International Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61796/ejlhss.v1i7.932

Abstract

Beauty is not always manifested through form, but can be through intent, purpose or expression. Sound of Baranak is a musical composition resulting from the artist's reinterpretation of the ornamentation technique present in Minangkabau traditional music. Musical expression, imagination, musicality, and empiricism are the main keys in the presence of ornamentation. This work is worked on into two repertoires, namely recognize sound and recognize baranak, the two repertoires are worked on with two different musical genres, where the first repertoire the artist chooses the experimental electro genre as a musical expression in order to enrich the processing of compository aspects both from tone variants and rhythm patterns to changes in sound color. Bunyi Baranak is an expression resulting from the reinterpretation of various ornamentation terms in traditional Minangkabau music playing techniques. Ornamentation is a decoration or variation on a work of art with the aim of beautifying it. In traditional Minangkabau musical arts, ornamentation is often present in repetitive repertoire such as talempong pacik, gandang tambua, and saluang dendang. The artist re-dissected the things that underlie the presence of ornamentation in traditional Minangkabau musical arts and then discovered the musical expression, awareness and musicality of traditional arts practitioners. two repertoires, namely Kenali Bunyi and Kenali Baranak, which were worked on the experimental electro and Post Rock music genres.
Talempong Pacik sebagai Media Pendidikan Karakter Generasi Muda di Nagari Firman, Firman; Elizar, Elizar; Syafniati, Syafniati; Rafiloza, Rafiloza
Batoboh Vol 10, No 2 (2025): BATOBOH: JURNAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/bt.v10i2.6045

Abstract

Talempong Pacik merupakan salah satu kesenian tradisional Minangkabau yang memiliki nilai historis dan kultural tinggi, namun keberlanjutannya menghadapi tantangan serius akibat melemahnya proses pewarisan antar generasi. Di Nagari Bungo Tanjuang, Kabupaten Tanah Datar, keberadaan kelompok Talempong Pacik hampir hilang sejak awal 1990-an. Kegiatan pengabdian ini bertujuan menghidupkan kembali praktik Talempong Pacik melalui pelatihan intensif kepada generasi muda, khususnya siswa MTs Muhammadiyah dan anggota Sanggar Seni “Nan Ampek.” Metode yang digunakan adalah pelatihan partisipatif, mencakup penyuluhan tentang makna budaya, penguasaan teknik dasar memegang dan memukul, serta pembelajaran dua repertoar utama yaitu Gua Indang dan Gua Tari Piring. Pelatihan dilakukan secara bertahap, dimulai dari pengenalan unit Talempong Jantan, Batino, dan Pengawinan hingga penggabungan dalam ensambel utuh. Hasil kegiatan menunjukkan antusiasme tinggi peserta, yang tidak hanya mampu memainkan repertoar dasar, tetapi juga mulai menumbuhkan rasa bangga terhadap kesenian tradisional sebagai identitas budaya lokal. Kegiatan ini memperlihatkan bahwa pelestarian seni tradisi dapat menjadi sarana efektif dalam pendidikan karakter, penanaman nilai kebersamaan, serta penguatan identitas kultural. Dengan dukungan masyarakat, tokoh lokal, dan lembaga pendidikan, Talempong Pacik berpotensi hidup kembali dan berkembang sebagai warisan budaya yang bernilai bagi generasi mendatang.