Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP WANITA SEBAGAI PENDENDANG DALAM ACARA BAGURAU LAPIAK DI PAYAKUMBUH Syafniati, Syafniati
Humanus Vol 13, No 2 (2014)
Publisher : Pusat Kajian Humaniora FBS Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (668.967 KB) | DOI: 10.24036/jh.v13i2.4724

Abstract

Bagurau Lapiak is one of the types of saluang dendang (sing along with saluang—a type of recorder—play) performance conducted in the corridors of Payakumbuh stores, using lapiak (mat) for seat. Bagurau Lapiak is organized by a group ‘pagurauan’ (jokers) held on evenings starting at 21.00 until dawn. The singer (‘pendendang’) in the show is a woman who will fulfill the request of the audience to sing and play certain tunes by giving some amount of money to a committee called janang. Previously all singers in Minangkabau are men; women singers are considered to violate traitional and religious norms and it is not appropriate for women to sing along with the men in public let alone at night. However, in the case of saluang pendendang, women sungers play an important role in attracting the ‘joke addict’ in saluang bagurau (joking) activity. This paper aims to reveal the form of presentation of bagurau lapiak in Payakumbuh and the society's view of women as singer. This stuy used qualitative descriptive analysis method with cultural anthropology approach to music which can be seen through the behavior of musical physic and verbal as cultural facts of individuals and community groups. The music and the communities’ behavior have a very close relation. This study also uses feminimisme theory to explain women’s role in the saluang dendang show. The result shows that the tunes, the rhymed text that are sung by women are a kind of communication between the singers and the audience. In the other hand, people support as well as criticize the woman singer based on traditional, religious, and performing art values. Keywords: pendendang women, Bagurau Lapiak, community views
How Form of Discourse on Traditional Games and Music in Overcoming Bullying in Schools Halim, M; Rofiloza, Rofiloza; Yunaidi, Yunaidi; Syafniati, Syafniati; Zulfahmi, Muhammad
Journal of Pragmatics and Discourse Research Vol 3, No 1 (2023)
Publisher : ppjbsip

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51817/jpdr.v3i1.325

Abstract

Bullying is a pervasive manifestation of aggressive conduct that is commonly witnessed among pupils in academic settings. A plethora of bullying behaviours are commonly witnessed in academic environments. The objective of this study is to analyse and clarify the discourse framework that can be utilized to tackle the consequences of bullying associated with traditional games and music, in order to alleviate bullying in educational settings. The current study was designed with the aim of utilizing a comprehensive review of existing literature. The current study involved a cohort of 30 individuals who were registered as pupils at a Conventional Art Institution in Padangpanjang, and was conducted in conjunction with a comprehensive review and analysis of relevant literature. The data employed in this investigation were acquired via the distribution of surveys. The results of this study suggest that the integration of traditional games and music into the academic syllabus can be a viable approach to tackle instances of bullying behaviour. It is advisable for educators across all tiers of the educational hierarchy to integrate conventional games into the pedagogical framework as a means of mitigating occurrences of bullying in academic institutions.
URANG SIAK: PERTUNJUKAN SENI RELIGIUS DALAM UPACARA DIKIA MULUIK KECAMATAN BATIPUH Wati, Herlina Ira; Syafniati, Syafniati; Sastra, Andar Indra
Jurnal Musik Etnik Nusantara Vol 4, No 2 (2024): Jurnal Musik Etnik Nusantara
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/jmen.v4i2.4619

Abstract

Keberagaman budaya masyarakat lokal terlihat dari kekayaan seni budaya masyarakat, diantaranya pada kesenian Dikia Muluik (Dzikir Maulid). Kegiatan ini membutuhkan peran Urang Siak. Urang Siak merupakan sebutan bagi seseorang yang mengabdikan dirinya dalam mendalami ajaran islam dan berperan penting dalam Pendidikan religi di surau, menjadi imam masjid serta patokan atau guru bagi masyarakat sekitar dalam mendalami ajaran islam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peran Urang Siak di dalam kegiatan Dikia Muluik di Nagari Sabu Kecamatan Batipuh Kabupaten Tanah Datar. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah kualitatif, melalui pengumpulan data yang di lakukan dengan observasi dan wawancara serta di dukung dengan analisa dan pengujian data. Hasil yang dicapai dari penelitian ini, yaitu menjelaskan bahwa peran Urang Siak memang sangat esensial dalam kehidupan masyarakat dapat juga dilihat dari kuatnya peran Urang Siak sebagai tokoh kharismatik, berkedudukan status sosial tinggi sebagai imam masjid, pemimpin ritual agama, mediator penengah dalam masyarakat, sebagai ulama, penceramah agama dan penjaga tradisi budaya. Hasil penelitian inilah yang kemudian disusun dalam bentuk skripsi. Kata Kunci: Urang Siak, Seni Religius, Dikia Muluik, Nagari Sabu
Eksplorasi Praktis Pembelajaran Musik di Android dengan Aplikasi Flowkey Elizar, Elizar; Admiral, Admiral; Arnailis, Arnailis; Rafiloza, Rafiloza; Syafniati, Syafniati
The Indonesian Journal of Computer Science Vol. 13 No. 2 (2024): The Indonesian Journal of Computer Science (IJCS)
Publisher : AI Society & STMIK Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33022/ijcs.v13i2.3774

Abstract

Artikel ini mengeksplorasi peran aplikasi pembelajaran musik Flowkey dalam era digital pasca-pandemi Covid-19 di Indonesia. Flowkey menawarkan interaktivitas visual, fleksibilitas waktu dan tempat, serta adaptasi tingkat kesulitan, memastikan pengalaman belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan individu. Metode penelitian menggunakan pendekatan "Library Research" dengan sumber referensi dari jurnal-jurnal terverifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Flowkey tidak hanya alat pembelajaran musik, tetapi juga pengalaman eksplorasi musik yang menyenangkan dan mendidik. Keunggulan aplikasi ini menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung pengembangan keterampilan musik individu. Artikel ini menyimpulkan bahwa Flowkey dapat menjadi solusi inovatif dalam membentuk masa depan pembelajaran musik yang holistik di era digital, dengan potensi untuk terus mengembangkan fitur-fitur inovatif dan mendukung perkembangan keterampilan musik secara menyeluruh.
Pelestarian Karawitan Melalui Teknologi Digital: Peluang dan Tantangan di Era Modern Zulfahmi, Muhammad; Alfalah, Alfalah; Halim, M.; Syafniati, Syafniati; Jufri, Jufri
Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Vokasional Vol 7, No 1 (2025): Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Vokasional
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jptiv.v7i1.31540

Abstract

Karawitan, sebagai representasi kekayaan musik tradisional Indonesia, memainkan peran penting dalam membentuk identitas budaya dan sosial masyarakat. Namun, di tengah arus modernisasi dan perubahan gaya hidup, praktik karawitan mengalami tantangan serius seperti menurunnya minat generasi muda dan berkurangnya regenerasi. Munculnya teknologi digital memberikan peluang baru untuk pelestarian seni ini melalui dokumentasi audio-visual, aplikasi pembelajaran interaktif, perangkat lunak notasi, serta teknologi imersif seperti Virtual Reality dan Augmented Reality. Teknologi ini tidak hanya meningkatkan aksesibilitas dan jangkauan global karawitan, tetapi juga memperkaya pengalaman belajar dan apresiasi terhadap nilai budaya. Di sisi lain, proses digitalisasi juga membawa risiko, seperti penyederhanaan bentuk, komersialisasi berlebihan, serta keterputusan antara karya dan konteks budaya aslinya. Hal ini dapat mengaburkan makna filosofis dan nilai-nilai spiritual yang terkandung dalam karawitan. Oleh karena itu, pelestarian karawitan melalui teknologi digital memerlukan pendekatan kuratorial dan pedagogis yang peka budaya. Kesimpulannya, teknologi digital dapat menjadi jembatan penting dalam revitalisasi karawitan, asalkan diimbangi dengan kepekaan terhadap esensi tradisi. Dengan pendekatan yang seimbang antara inovasi dan nilai budaya, karawitan dapat tetap hidup, relevan, dan bermakna di era modern.Kata kunci: Inovasi tradisional, Karawitan, Pelestarian budaya teknologi digital, Pendidikan budaya
Pelatihan Seni Tradisional Minangkabau: Mengasah Kreativitas Siswa SDN 19 Batipuh Baruah melalui Tari dan Musik Arnailis, Arnailis; Syafniati, Syafniati; Nurmalena, Nurmalena
Batoboh Vol 10, No 1 (2025): BATOBOH: JURNAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/bt.v10i1.5480

Abstract

Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dengan tujuan memberikan pelatihan Tari Piriang dan Tari Galombang beserta musik pengiringnya kepada siswa/i SDN 19 Batipuh Baruah, Kecamatan Batipuh, Kabupaten Tanah Datar. Lewat pelatihan ini, kami ingin mengajak anak-anak mengenal dan mencintai seni tradisi Minangkabau sejak dini, sekaligus mendorong tumbuhnya kreativitas dan bakat seni mereka di lingkungan sekolah dasar. Pelatihan dilakukan dengan pendekatan yang ramah dan menyenangkan melalui metode ceramah, demonstrasi, serta latihan berulang (drill), yang disesuaikan dengan kemampuan masing-masing peserta. Sebanyak 44 siswa terlibat aktif dalam pelatihan ini, mulai dari penari, pemain musik, pembawa carano, hingga pembaca pasambahan. Proses pelatihan dilakukan secara bertahap dan terencana, hingga akhirnya seluruh siswa berhasil tampil dengan apik dalam acara penyambutan tamu dari Dinas Pendidikan Kabupaten Tanah Datar. Hasilnya sungguh membanggakan—anak-anak mampu menari dan memainkan musik dengan penuh semangat dan kekompakan. Lebih dari sekadar penampilan, pelatihan ini juga membentuk karakter siswa, melatih disiplin, serta memperkuat kerja sama antar teman. Harapannya, kegiatan ini bisa menjadi langkah awal dalam pembinaan seni di sekolah dasar dan menjalin sinergi yang berkelanjutan antara sekolah dan komunitas seni budaya.
Bentuk Pertunjukan Talempong Sikatuntuang Dalam Upacara Perkawinan di Padang Alai Bodi Putri, Line Amelia; Syafniati, Syafniati; Jonni, Jonni
Jurnal Musik Etnik Nusantara Vol 3, No 1 (2023): Jurnal Musik Etnik Nusantara
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/jmen.v3i1.3757

Abstract

This thesis discusses the form of the Talempong Sikatuntuang performance in a wedding ceremony in Padang Alai Bodi, East Payakumbuh District, Payakumbuh City. This study uses a qualitative research method with a descriptive analysis approach. Collecting data in this study using interview techniques, documentation, literature study, observation, and data analysis. Talempong Sikatuntuang art is an art handed down from ancestors which is still preserved by the people of Padang Alai Bodi. Initially this art was played by the local community during the rice harvest and also at traditional ceremonies such as batagak panghulu, child daro and marapulai processions, and so on. But over time, the game Talempong Sikatuntuang in the rice harvest event was no longer found. This art is art that is played in an ensemble consisting of talempong, oguang, Tabuk, and brushuntuang. The Talempong Sikatuntuang performance in the wedding ceremony only shows talempong, oguang, and Tabuk without brushuntuang. This is because in principle the brush untuang is an instrument that is played while standing in place.
Perkembangan Pertunjukan Salawat Dulang di Minangkabau Syafniati, Syafniati; Firdaus, Firdaus; Amran, Amran
PANGGUNG Vol 29 No 2 (2019): Konstruksi Identitas Budaya dalam Seni dan Sastra
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v29i2.909

Abstract

ABSTRACTThe purpose of this study is to examine the factors that cause the development and changes in Salawat Dulang which initially had a function as a means of preaching. Salawat Dulang is one of traditional art that uses vocal and dulang as instruments. The poem delivered at salawat dulang contains Islamic teachings including remembrance of Allah SWT and praise to the prophet Muhammad SAW. Based on the current situation there has been developments and changes in Salawat Dulang which has resulted in changes of function to entertainment performances. This study used qualitative method as well as anthropology, sociology, and aesthetic approaches.Data collection techniques are carried out in several ways including observation, interviews, and documentation. The results found on the development and changes in Salawat Dulang are caused by both internal, and external factors by not changing existing values. changes occurred in the presentation of vocals adobted from modern and popular songs, so as to better adapt to the tastes of the supporting communityKeywords : Salawat Dulang, Performing Art and Developmen ABSTRAKTujuan Penelitian adalah untuk membahas perkembangan dan perubahan pertunjukan salawat dulang yang pada awalnya berfungsi sebagai sarana dakwah. Salawat dulang merupakan kesenian bernuasa Islam yang disajikan dalam bentuk vokal dan diiringi oleh pukulan dulang sebagai musik pengiring. Syair yang disampaikan berisikan ajaran Islam berupa zikir kepada Allah SWT dan pujian kepada nabi Muhammad SAW. Seiring perkembangan zaman salawat dulang mengalami pergeseran menjadi seni pertunjukan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan antropologi, sosiologi, dan estetika. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan dan perubahan salawat dulang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal dengan tidak merubah nilai-nilai tradisi yang ada. Perubahan terjadi pada penyajian vokal yang mengadopsi lagu-lagu modern dan populer, sehingga lebih menyesuaikan dengan selera masyarakat pendukungnya. Kata kunci: salawat dulang, seni pertunjukan dan perkembangan
Talempong Pacik sebagai Media Pendidikan Karakter Generasi Muda di Nagari Firman, Firman; Elizar, Elizar; Syafniati, Syafniati; Rafiloza, Rafiloza
Batoboh Vol 10, No 2 (2025): BATOBOH: JURNAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/bt.v10i2.6045

Abstract

Talempong Pacik merupakan salah satu kesenian tradisional Minangkabau yang memiliki nilai historis dan kultural tinggi, namun keberlanjutannya menghadapi tantangan serius akibat melemahnya proses pewarisan antar generasi. Di Nagari Bungo Tanjuang, Kabupaten Tanah Datar, keberadaan kelompok Talempong Pacik hampir hilang sejak awal 1990-an. Kegiatan pengabdian ini bertujuan menghidupkan kembali praktik Talempong Pacik melalui pelatihan intensif kepada generasi muda, khususnya siswa MTs Muhammadiyah dan anggota Sanggar Seni “Nan Ampek.” Metode yang digunakan adalah pelatihan partisipatif, mencakup penyuluhan tentang makna budaya, penguasaan teknik dasar memegang dan memukul, serta pembelajaran dua repertoar utama yaitu Gua Indang dan Gua Tari Piring. Pelatihan dilakukan secara bertahap, dimulai dari pengenalan unit Talempong Jantan, Batino, dan Pengawinan hingga penggabungan dalam ensambel utuh. Hasil kegiatan menunjukkan antusiasme tinggi peserta, yang tidak hanya mampu memainkan repertoar dasar, tetapi juga mulai menumbuhkan rasa bangga terhadap kesenian tradisional sebagai identitas budaya lokal. Kegiatan ini memperlihatkan bahwa pelestarian seni tradisi dapat menjadi sarana efektif dalam pendidikan karakter, penanaman nilai kebersamaan, serta penguatan identitas kultural. Dengan dukungan masyarakat, tokoh lokal, dan lembaga pendidikan, Talempong Pacik berpotensi hidup kembali dan berkembang sebagai warisan budaya yang bernilai bagi generasi mendatang.