cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
JURNAL SIPIL STATIK
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 8 (2017): JURNAL SIPIL STATIK" : 8 Documents clear
PENGARUH JUMLAH TUMBUKAN PEMADATAN BENDA UJI TERHADAP BESARAN MARSHALL CAMPURAN BERASPAL PANAS BERGRADASI MENERUS JENIS ASPHALT CONCRETE (AC) Panungkelan, Kiftheo Sanjaya; Kaseke, Oscar H.; Manoppo, Mecky M.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 5, No 8 (2017): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu metode untuk pemeriksaan mutu campuran beraspal panas di laboratorium adalah metode Marshall; di perkenalkan oleh Bruce Marshall pada tahun 1939.  Benda uji campuran beraspal panas dibuat dengan cara dipadatkan dalam cetakan berdiameter 4 inch dengan tinggi 2,5 inch menggunakan penumbuk dengan berat 10 lb (4.536 gram) dan tinggi jatuh 18 inch, sebagai interpretasi daya pemadatan dilapangan dengan menggunakan alat pemadat roda besi (Steel Tandem Roller) dan roda karet (Pneumatic Tyre Roller). Dari pengujian Marshall diperoleh hasil pemeriksaan berupa besaran-besaran Marshall yaitu Stabilitas, Flow, VIM, VMA, FVB, kepadatan, juga MQ (Spesifikasi Bina Marga tahun 2010 revisi 2) dan Ratio FF/Bitumen Effektif revisi 3. Bina Marga dalam spesifikasi teknik, menetapkan jumlah tumbukan untuk pembuatan benda uji Marshall pada campuran AC-WC dan AC-BC sebanyak 2 x 75 kali. Pengaruh dari jumlah tumbukan dalam pembuatan benda uji terhadap kriteria Marshall yang akan diangkat dalam penelitian ini.Akan dibuat benda uji Marshall dengan menggunakan material batu pecah yang bersumber dari desa Lolan kabupaten Bolaang Mongondow dengan aspal penetrasi 60/70 ex Pertamina sebagai bahan pembentuk campuran beraspal panas. Setelah dilakukan pemeriksaan bahan selanjutnya dicari komposisi agregat yang memenuhi syarat untuk masing-masing campuran yaitu AC-WC dan AC-BC sehingga didapatkan komposisi dan kadar aspal terbaik. Dengan komposisi pada kadar aspal terbaik dibuat benda uji variasi jumlah tumbukan 25, 50, 75, 100, 150, 200, 300, 400 tumbukan pada setiap sisi benda uji kemudian dianalisis hubungan antara variasi jumlah tumbukan terhadap besaran-besaran Marshall.Hasil penelitian menunjukan bahwa pada kedua jenis campuran yaitu AC-WC dan AC-BC pengaruh jumlah tumbukan ditentukan oleh batasan nilai VIM, VMA dan Flow dengan rentang jumlah tumbukan yang memenuhi spesifikasi pada jenis campuran AC-WC yaitu 65-90 kali dengan jumlah tumbukan terbaik berada pada tumbukan ke 77 dan jenis campuran AC-BC pada tumbukan 65-110 kali dengan jumlah tumbukan terbaik berada pada tumbukan ke 87 sehingga campuran AC-BC membutuhkan 10 kali tumbukan lebih banyak dibandingkan  campuran AC-WC. Dengan demikian disarankan untuk pemadatan jenis campuran Asphalt Concrete – Binder Course (AC-BC) di lapangan membutuhkan daya pemadatan yang lebih tinggi yaitu 13 % dari jenis campuran Asphalt Concrete – Wearing Course (AC-WC).Kata kunci: Besaran Marshall, Jumlah Tumbukan, AC-WC dan AC- BC
PENERAPAN VALUE ENGINEERING PADA GEDUNG MARKAS KOMANDO DAERAH MILITER MANADO Kumendong, William Melkisedek; Dundu, Ariestides K. T.; Tjakra, Jermias
JURNAL SIPIL STATIK Vol 5, No 8 (2017): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Value Engineering adalah suatu pendekatan yang bersifat kreatif dan sistematis dengan tujuan mengurangi atau menghilangkan biaya-biaya yang tidak diperlukan dengan tetap mempertahankan tingkat kualitas dan ketahanan sesuai yang diharapkan. Value Engineering merupakan alat teknik dasar yang dapat diganti dengan sistem lain dari manajemen proyek, karena teknik ini adalah teknik dasar maka dapat digunakan untuk menunjang sehubungan dengan system yang lain.  Dunia Engineer masa kini sudah banyak sekali perubahan – perubahan yang disebabkan oleh kemajuan teknologi untuk mempermudah engineer untuk merencanakan bangunan Teknik Sipil. Penerapan Value Engineering ini adalah hasil dari Teknik mengganti atau mengurangi bahan yang dipakai tanpa menghilangkan kekuatan dan estetika dari struktur itu sendiri, dengan bantuan software SAP2000 v14 maka analisis pada suatu struktur tidak lagi menjadi masalah, dengan demikian maka Value Engineering dapat diterapkan dengan baik dengan memperhatikan aspek – aspek keteknikan yang ada. Kata Kunci: Penerapan, Proyek, SAP2000, Teknologi, Value Engineering.
PERBANDINGAN NILAI KAPASITAS BEBAN MAKSIMUM BETON BERTULANG KOLOM UTUH DENGAN KOLOM YANG DIPERKUAT MENGGUNAKAN CHEMICAL ANCHOR Papulele, Fernando Willem Gamaliel; Wallah, Steenie E.; Pandaleke, Ronny E.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 5, No 8 (2017): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kolom beton bertulang adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (Collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (Total Collapse) seluruh Ada bermacam inovasi perkuatan struktur saat ini yang telah di teliti antara lain adalah memperpendek bentang dari struktur dengan beton maupun baja, memperbesar dimensi daripada beton (Concrete Jacketing), menambah plat baja, melakukan eksternal pretressing, dll.Pada penelitian ini yang menjadi benda uji adalah kolom beton bertulang ukuran 100mm x 100mm x 350mm yang diperbesar (Metode Concrete Jacketing) menjadi 150mm x 150mm x 350mm diperkuat menggunakan Chemical Anchor dan   Kolom Ukuran 100mm x 100mm x 350mm yang diperbesar tanpa menggunakan Chemical Anchor. Pengujian dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Chemical Anchor terhadap Kapasitas Beban Maksimum pada kolom. Pada model benda uji kolom cor utuh memiliki nilai kapasitas beban aksial hasil analitis lebih kecil 143,816 kN (12,168 %) dari hasil uji lab. Kemudian untuk kolom Jacketing dengan Chemical Anchor nilai kapasitas beban aksial hasil analitis lebih besar 5,444 kN (0,549 %) dari hasil uji lab. Selanjutnya untuk kolom Jacketing tanpa Chemical Anchor nilai kapasitas beban aksial hasil analitis lebih besar 117,784 kN (13,413 %) dari hasil uji lab. Kata kunci : Kolom Beton Bertulang, Concrete Jacketing, Chemical Anchor
ANALISIS NERACA AIR SUNGAI SANGKUB DI TITIK BENDUNG SANGKUB KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA Ineke, Venesia Aprilia; Tanudjaja, Lambertus; Sumarauw, Jeffry S.F.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 5, No 8 (2017): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bendung Sangkub memanfaatkan air dari Sungai Sangkub untuk mengairi lahan irigasi yang sedang dikembangkan untuk mendukung program pemerintah daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Sungai Sangkub menjadi sumber utama untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat sekitarnya. Pertumbuhan penduduk dan pembangunan di berbagai sektor pada masa yang akan datang mengakibatkan bertambahnya kebutuhan akan air. Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan studi mengenai analisis neraca air untuk melihat keseimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan air di DAS Sangkub.Analisis neraca air dilakukan dengan menganalisis ketersediaan air dan kebutuhan air di DAS Sangkub. Ketersediaan air dihitung menggunakan metode NRECA (National Rural Electric Cooperative Association) dengan masukan data curah hujan, evapotranspirasi dan parameter DAS untuk mencari debit andalan Q80%. Kebutuhan air yang dihitung adalah kebutuhan air baku dan air irigasi.Dari hasil analisis, neraca air untuk kebutuhan air baku dan lahan irigasi fungsional masih terjadi defisit air pada bulan-bulan Maret, Agustus, September, Oktober, dan November I. Apabila kebutuhan air dihitung menggunakan seluruh lahan potensial yang ada maka, ketersediaan air tidak dapat memenuhi kebutuhan air sampai 20 tahun mendatang. Untuk mengatasi kekurangan air dapat dilakukan sistem penggolongan dan dapat juga dengan membangun waduk untuk menyimpan air kelebihan di saat musim hujan dan digunakan pada saat musim kemarau. Kata Kunci : Sungai Sangkub, DAS Sangkub, Metode NRECA, Neraca Air
PERENCANAAN WAKTU PENYELESAIAN PROYEK TOKO MODISLAND MANADO DENGAN METODE CPM Telaumbanua, Tommy Aro; Mangare, Jantje B.; Sibi, Mochtar
JURNAL SIPIL STATIK Vol 5, No 8 (2017): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses perencanaan hingga pengendalian proyek selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi merupakan kegiatan paling penting dari suatu proyek. Keberhasilan atau kegagalan dari suatu proyek dapat disebabkan perencanaan yang tidak matang serta pengendalian yang kurang efektif, sehingga kegiatan proyek tidak efisien. Penjadwalan proyek membantu menunjukkan hubungan setiap aktivitas dengan aktivitas lainnya dan terhadap keseluruhan proyek, mengidentifikasi hubungan yang harus didahulukan diantara aktivitas, serta menunjukkan perkiraan waktu yang realistis untuk setiap aktivitas.CPM (Critical Path Method) membuat asumsi bahwa waktu aktivitas yang diketahui dengan pasti sehingga hanya diperlukan satu faktor waktu untuk setiap aktivitas. Salah satu keuntungan CPM yaitu CPM cocok untuk formulasi, penjadwalan, dan mengelola berbagai kegiatan disemua pekerjaan konstruksi, karena menyediakan jadwal yang dibangun secara empiris. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan kelebihan dalam penjadwalan waktu melalui Penerapan Metode CPM pada Proyek Pembangunan Toko Modisland Manado. Dan Metode CPM mendapatkan durasi 168 hari untuk menyelesaikan rangkaian aktivitas pekerjaan tanah, pondasi dan struktur, CPM juga menampilkan lintasan kritis melalui Network Plan atau Jaringan kerja yang menjadi ciri khas Metode CPM  Kata kunci : Proyek, Penerapan, Penjadwalan, Metode CPM, Network Plan
EVALUASI STRESS RATIO DENGAN METODE PANJANG EFEKTIF DAN METODE PERENCANAAN LANGSUNG PADA PORTAL GABLE Sugawa, Arif Aryadhana; Pandaleke, Ronny E.; Handono, Banu Dwi
JURNAL SIPIL STATIK Vol 5, No 8 (2017): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan kode atau peraturan senantiasa berubah seiring perkembangan penelitian dan teknologi. Standart desain stabilitas struktur baja yang dulunya dipakai Metode panjang efektif pada SNI 2002 sekarang telah dipindahkan dibagian lampiran SNI 2015 yang mana telah digantikan dengan Metode perencanaan langsung sebagai desain stabilitas yang utama. Metode panjang efektif mengharuskan perencana untuk mencari panjang efektif K untuk elemen bangunan serta analisanya masih orde pertama untuk faktor amplikasi efek P-delta. Metode perencanaan langsung mengidentifikasi nilai K=1 untuk semua perilaku struktur serta analisa P-delta menggunakan second-orde pada komputer. Pada tulisan ini maka dievaluasi stress ratio pada Metode panjang efektif dan Metode perencanaan langsung untuk tipe struktur portal gable kemudian dicari nilai perbandingan stress ratio dari kedua metode. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan hasil stress ratio perencanaan Metode panjang efektif dan Metode perencanaan langsung sehingga dapat dipilih metode yang lebih efektif dan efisien khususnya pada portal gable. Perbandingan stress ratio yang diperoleh dari kedua metode terdapat perbedaan 0,107-7,222 %. Perbedaan proses perencanaan kedua metode menunjukan metode perencanaan langsung lebih unggul dibandingkan metode panjang efektif karena proses analisa yang lebih cepat.Kata kunci : Metode panjang efektif, Metode perencanaan langsung, Stress Ratio
PENGARUH PERUBAHAN RASIO ANTARA FILLER DENGAN BITUMEN EFEKTIF TERHADAP KRITERIA MARSHALL PADA CAMPURAN LASTON JENIS LAPIS AUS Pasiowan, Miristika Amaria; Kaseke, Oscar H.; Lintong, Elisabeth M.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 5, No 8 (2017): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lapis Aspal Beton (Laston) – Lapis Aus (Asphalt Concrete – Wearing Course) terbuat dari agregat yang terdiri dari fraksi kasar, fraksi halus, dan fraksi bahan pengisi (filler) sebagai bahan pengisi dan aspal (bitumen) sebagai bahan pengikat. Sampai saat ini metode Marshall masih digunakan untuk mengetahui karakteristik campuran beraspal panas. Dalam Spesifikasi Teknik Bina Marga Tahun 2010 Revisi III, terdapat ketentuan baru kriteria Marshall tentang batasan Rasio Filler dengan kandungan Bitumen Efektif  pada campuran Laston dengan batasan yang disyaratkan yaitu antara 1,0 sampai 1,4. Pengaruh variasi Rasio Filler – Bitumen Efektif terhadap kriteria Marshall inilah yang diteliti pada campuran Laston – Lapis Aus (Asphalt Concrete – Wearing Course). Penelitian ini menggunakan material dari Lolan – Kabupaten Bolaang Mongondow dan Aspal PERTAMINA Penetrasi 60 – 70, kedua bahan pembentuk campuran telah teruji sebelumnya sesuai dengan persyaratan. Berdasarkan gradasi dibuat komposisi campuran agregat dengan lima variasi kadar aspal, dilakukan pengujian Marshall kemudian diperoleh kadar aspal terbaik sebesar 6,2% dari berat total campuran. Untuk mendapatkan  Rasio Filler – Bitumen Efektif yang bervariasi maka dibuat campuran dengan kadar bitumen tetap menggunakan kadar aspal terbaik, dan lima variasi gradasi agregat berupa gradasi ideal dari saringan teratas fraksi > 0,3 mm dan tiga saringan terbawah fraksi  < 0,3 mm yang divariasikan.Hasil pengujian dan pengamatan menunjukkan bahwa perubahan Rasio Filler – Bitumen Efektif mempengaruhi semua besaran Marshall. Pengaruh paling besar terjadi pada VIM (Void In Mix). Jika Rasio Filler – Bitumen Efektif berada di bawah 1,0 maka VIM (Void In Mix) meningkat mendekati batas atas yang disyaratkan. Dan jika Rasio Filler – Bitumen Efektif berada di atas 1,4 maka VIM (Void In Mix) mendekati batas bawah dan berpeluang keluar dari batasan yang disyaratkan. Jadi nilai Rasio Filler – Bitumen disarankan tidak sekadar memenuhi batas terendah ataupun batasan tertinggi yang disyaratkan yaitu pada range 1,0 – 1,4. Semakin kecil nilai Rasio Filler – Bitumen Efektif atau semakin mendekati 1,0 maka semakin baik. Kata Kunci       :           AC – WC, Rasio Filler – Bitumen Efektif, Kriteria Marshall
PENGARUH ENERGI PEMADATAN BENDA UJI TERHADAP BESARAN MARSHALL CAMPURAN BERASPAL PANAS BERGRADASI SENJANG Rumagit, Stevan Estevanus Rein; Kaseke, Oscar H.; Palenewen, Steve Ch. N.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 5, No 8 (2017): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengujian mutu campuran beraspal panas yang digunakan untuk lapis perkerasan sampai saat ini masih menggunakan metode Marshall. Proses pemadatan benda uji Marshall di laboratorium merupakan interpretasi dari kondisi di lapangan yang dibuatkan dalam skala kecil. Di lapangan pemadatan dilakukan dengan mesin gilas, di laboratorium dilakukan pemadatan dengan cara menumbuk benda uji dalam cetakan.Dalam spesifikasi Teknik Bina Marga telah ditetapkan batasan – batasan untuk kriteria Marshall pada pembuatan benda uji campuran bergradasi senjang. Pengaruh energi pemadatan benda uji terhadap kriteria Marshall yang akan diangkat dalam penelitian ini.  Benda uji yang akan dibuat bersumber dari desa Lolan Kabupaten Bolaang Mongondow   serta menggunakan Aspal penetrasi 60/70 ex. Pertamina yang menjadi campuran aspal panas. Setelah mendapatkan komposisi kadar aspal terbaik lalu akan dibuat benda uji untuk variasi jumlah tumbukan per bidang yaitu 25, 50, 75, 100, 150, 200, 300, 400 kemudian dianalisis hubungan antara variasi jumlah tumbukan terhadap besaran-besaran Marshall pada jenis campuran Hot Rolled Sheet (HRS). Jumlah tumbukan tersebut yang nantinya dikonversikan kedalam energi pemadatan dengan satuan kJ/m3. Untuk 1 ft-lb = 0,0013558 kilojoule, berat penumbuk yang dipakai 10 lb, tinggi jatuh 18 inch = 1,499 ft, diameter cetakan 4 inch = 0,333 ft serta tinggi benda uji 2,5 inch = 0,2083 ft setara volume 0,01817 ft3  dan untuk 1 ft3 = 0,028317 m3. Sehingga untuk 1 tumbukan per bidang didapat energi pemadatan 79,047 kJ/m3.Dari hasil pengujian menunjukan kadar aspal terbaik pada campuran HRS-WC 7 % dan campuran HRS-Base 6,75 %. Pengaruh energi pemadatan untuk campuran HRS-WC ditentukan dari batasan nilai VIM dengan rentang batasan tumbukan 30-120 kali setara 2371,434-9485,737 kJ/m3, serta untuk jenis campuran HRS-Base pengaruh energi pemadatan ditentukan dari nilai VIM dan VMA dengan rentang tumbukan 40-135 setara 3161,912-11066,69 kJ/m3. Didapatkan hasil pemadatan terbaik dari  campuran HRS-WC adalah 75 tumbukan dan campuran HRS-Base 87 tumbukan atau 5928,586 kJ/m3 untuk HRS-WC dan 6877,159 kJ/m3 untuk HRS-Base. Disarankan mestinya pada pemadatan   campuran HRS-Base yang nantinya dilakukan di lapangan jumlah lintasan pemadatan harus lebih banyak dibandingkan dengan campuran HRS-WC karena hasil energi pemadatan yang didapat dalam penelitian untuk campuran HRS-Base 16 % lebih besar dari campuran HRS-WC.  Kata Kunci : Energi Pemadatan, Besaran Marshall, HRS-WC, HRS-Base

Page 1 of 1 | Total Record : 8


Filter by Year

2017 2017


Filter By Issues
All Issue Vol 11 No 1 (2023): Jurnal Sipil Statik Vol 10 No 2 (2022): JURNAL SIPIL STATIK Vol 10 No 1 (2022): JURNAL SIPIL STATIK Vol 9, No 4 (2021): JURNAL SIPIL STATIK Vol 9 No 1 (2021): JURNAL SIPIL STATIK Vol 8, No 6 (2020): JURNAL SIPIL STATIK Vol 8, No 5 (2020): JURNAL SIPIL STATIK Vol 8, No 4 (2020): JURNAL SIPIL STATIK Vol 8, No 3 (2020): JURNAL SIPIL STATIK Vol 8, No 2 (2020): JURNAL SIPIL STATIK Vol 8, No 1 (2020): JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 12 (2019): JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 11 (2019): JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 10 (2019): JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 9 (2019): JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 8 (2019): JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 7 (2019): JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 6 (2019): JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 5 (2019): JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 4 (2019): JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 3 (2019): JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 2 (2019): JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 1 (2019): JURNAL SIPIL STATIK Vol 6, No 12 (2018): JURNAL SIPIL STATIK Vol 6, No 11 (2018): JURNAL SIPIL STATIK Vol 6, No 10 (2018): JURNAL SIPIL STATIK Vol 6, No 9 (2018): JURNAL SIPIL STATIK Vol 6, No 8 (2018): JURNAL SIPIL STATIK Vol 6, No 7 (2018): JURNAL SIPIL STATIK Vol 6, No 6 (2018): JURNAL SIPIL STATIK Vol 6, No 5 (2018): JURNAL SIPIL STATIK Vol 6, No 4 (2018): JURNAL SIPIL STATIK Vol 6, No 3 (2018): JURNAL SIPIL STATIK Vol 6, No 2 (2018): JURNAL SIPIL STATIK Vol 6, No 1 (2018): JURNAL SIPIL STATIK Vol 5, No 10 (2017): JURNAL SIPIL STATIK Vol 5, No 9 (2017): JURNAL SIPIL STATIK Vol 5, No 8 (2017): JURNAL SIPIL STATIK Vol 5, No 7 (2017): JURNAL SIPIL STATIK Vol 5, No 6 (2017): JURNAL SIPIL STATIK Vol 5, No 5 (2017): JURNAL SIPIL STATIK Vol 5, No 4 (2017): JURNAL SIPIL STATIK Vol 5, No 3 (2017): JURNAL SIPIL STATIK Vol 5, No 2 (2017): JURNAL SIPIL STATIK Vol 5, No 1 (2017): JURNAL SIPIL STATIK Vol 4, No 12 (2016): JURNAL SIPIL STATIK Vol 4, No 11 (2016): JURNAL SIPIL STATIK Vol 4, No 10 (2016): JURNAL SIPIL STATIK Vol 4, No 9 (2016): JURNAL SIPIL STATIK Vol 4, No 8 (2016): JURNAL SIPIL STATIK Vol 4, No 7 (2016): JURNAL SIPIL STATIK Vol 4, No 6 (2016): JURNAL SIPIL STATIK Vol 4, No 5 (2016): JURNAL SIPIL STATIK Vol 4, No 4 (2016): JURNAL SIPIL STATIK Vol 4, No 3 (2016): JURNAL SIPIL STATIK Vol 4, No 2 (2016): JURNAL SIPIL STATIK Vol 4, No 1 (2016): JURNAL SIPIL STATIK Vol 3, No 12 (2015): JURNAL SIPIL STATIK Vol 3, No 11 (2015): JURNAL SIPIL STATIK Vol 3, No 10 (2015): JURNAL SIPIL STATIK Vol 3, No 9 (2015): JURNAL SIPIL STATIK Vol 3, No 8 (2015): JURNAL SIPIL STATIK Vol 3, No 7 (2015): JURNAL SIPIL STATIK Vol 3, No 6 (2015): JURNAL SIPIL STATIK Vol 3, No 5 (2015): JURNAL SIPIL STATIK Vol 3, No 4 (2015): JURNAL SIPIL STATIK Vol 3, No 3 (2015): JURNAL SIPIL STATIK Vol 3, No 2 (2015): JURNAL SIPIL STATIK Vol 3, No 1 (2015): JURNAL SIPIL STATIK Vol 2, No 7 (2014): JURNAL SIPIL STATIK Vol 2, No 6 (2014): JURNAL SIPIL STATIK Vol 2, No 5 (2014): JURNAL SIPIL STATIK Vol 2, No 4 (2014): JURNAL SIPIL STATIK Vol 2, No 3 (2014): JURNAL SIPIL STATIK Vol 2, No 2 (2014): JURNAL SIPIL STATIK Vol 2, No 1 (2014): JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 12 (2013): JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 11 (2013): JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 10 (2013): JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 9 (2013): JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 8 (2013): JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 7 (2013): JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 6 (2013): JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 5 (2013): JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 4 (2013): JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 3 (2013): JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 2 (2013): JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 1 (2012): JURNAL SIPIL STATIK More Issue