Claim Missing Document
Check
Articles

PENGUJIAN KUAT LENTUR KAYU PROFIL TERSUSUN BENTUK KOTAK Siagian, Christin; Dapas, Servie O.; Pandaleke, Ronny E.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 5, No 2 (2017): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kayu sebagai bahan bangunan mempunyai kelebihan dibanding bahan bangunan lainnya, tersedia hampir diseluruh dunia yang mudah diperoleh dalam berbagai bentuk dan ukuran. Namun, kayu solid sudah sangat susah ditemukan dengan ukuran yang diinginkan. Sehingga dibuatlah inovasi balok tersusun dengan cara menggabungkan beberapa kayu untuk mendapatkan variasi ukuran balok kayu yang diinginkan dan dibutuhkan. Dengan menggabungkan kayu menjadi balok tersusun digunakan berbagai macam jenis sambungan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat karakterisik kayu dengan pengujian modulus elastisitas dan kekuatan lentur balok tersusun kayu. Balok tersusun dengan dimensi 130 mm x 150 mm x 1000 mm dengan ukuran paku 2 inch dan variasi jarak paku 3 cm, 6 cm, dan 9 cm, dengan sistem kampuh mendatar dan kampuh tegak  dibuat untuk mengetahui kekuatan balok tersusun mana yang lebih kuat dan lebih efisien. Pengujian dilakukan dengan parameter SNI (Standar Nasional Indonesia).Hasil penelitian menyatakan bahwa mutu kayu ditentukan oleh modulus elastisitas. Dalam hasil didapatkan bahwa kayu cempaka yang digunakan diperoleh hasil nilai E7, E8, E9, E10. Kuat lentur kayu didapat bahwa kampuh tegak memiliki kekuatan lentur yang lebih kuat dengan nilai 44,918 kN, 47,009 kN, 50,342 kN, dibandingkan dengan kampuh mendatar dengan nilai 44,061 kN, 43,339 kN, 32,505 kN. Penelitian ini  juga menunjukkan bahwa kampuh tegak dengan jarak 9 cm mempunyai kekuatan yang lebih kuat. Kekuatan paku tidak dilihat dan ditentukan oleh jumlah paku. Kata kunci : Kayu Cempaka, Balok Tersusun, Modulus Elastisitas, Kuat Lentur Balok Tersusun
PENGARUH JARAK PAKU PADA KUAT LENTUR BALOK SUSUN KAYU KELAPA BERBENTUK KOTAK Mandey, Geraldy C. A.; Pandaleke, Ronny E.; Dapas, Servie O.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 8 (2019): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kayu merupakan bahan yang sudah sering digunakan manusia dalam ribuan tahun. kayu adalah salah satu bahan yang sudah lama dikenal dan telah dipakai untuk keperluan, termasuk menunjang perkerjaan konstruksi strukur. Sulawesi utara terdapat banyak pohon kelapa. kayu dari pohon kelapa sudah sering digunakan untuk menjadi bahan suatu bangunan ataupun rumah. Dari berbagai jenis kayu, kayu kelapa memiliki harga yang ekonomis dan mudah ditemukan. Penggunaan kayu kelapa dalam konstruksi berupa struktur atap, jembatan, kolom dan rumah yang banyak di temukan daerah minahasa. Suatu inovasi dalam penggunaan kayu adalah kayu yang disambng dengan alat penyambung berupa paku, pasak, yang sambung dengan alat penyambung, dengan maksud untuk mengurangi penggunaan kayu.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jarak paku dengan pengujian kuat lentur sehingga mendapat nilai-nilai seperti tegangan, dan beban maksimum. Dan dalam peniltian ini juga bertujuan mengetahui nilai kadar air, kerapatan, berat jenis ,dan modulus elastisitas dari balok susun yang memberikan gambaran tentang pengujian kuat lentur dilaboratorium.Hasil yang didapat dari penilitian ini menggunakan acuan SNI didapat mutu kayu kelapa adalah E14 dan E15. Nilai kuat lentur kayu kampuh mendatar dengan nilai jarak paku paku 3 cm =482,802 kg/cm2; jarak 6 cm = 256,064 kg/cm2 , 9 cm = 279,960 kg/cm2 dan untuk kampuh tegak nilainya pada jarak paku 3 cm = 243,255  kg/cm2; 6 cm = 290,697 kg/cm2; 9 cm = 323,953 kg/cm2. Kampuh tegak dengan nilai kuat lentur terbesar dengan jarak 9 cm dan untuk kampuh mendatar jarak paku 3 cm. Hal ini dikarenakan penggunaan balok susun kayu kelapa yang dipakai tidak seragam atau tidak sama.  Kata Kunci: Kayu Kelapa, Balok susun, Kuat Lentur, modulus elastisitas
PEMERIKSAAN TEGANGAN LEKAT BETON DENGAN VARIASI LUAS TULANGAN Mandolang, Randhy Raymond; Pandaleke, Ronny E.; Windah, Reky S.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 4, No 4 (2016): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beton memiliki kuat tekan yang tinggi, dan mempunyai gaya tarik yang rendah. Oleh karena itu, beton tidak dapat menahan gaya tarik melebihi nilai tertentu sehingga harus diberikan pekuatan penulangan untuk menahan gaya tarik yang timbul. Faktor lekatan (Adhesi) adalah salah satu faktor yang menyebabkan tulangan dan beton dapat bekerja sama. Daya lekat (tegangan lekat) akan dipengaruhi oleh kualitas dari beton itu sendiri dan juga dimensi beton serta tulangan yang dipakai. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh tulangan terhadap daya lekat yang timbul antara tulangan dan beton. Pada penelitian ini menggunakan benda uji berbentuk silinder ukuran 150x200 mm. Dengan menggunakan metode pembuatan campuran beton SNI. Untuk kuat tekan rencana yang dipakai 30 MPa. Untuk mendapatkan nilai tegangan lekat antara  tulangan baja dan beton, maka dilakukan pengujian tarik pencabutan keluar (pull-out test) dengan menggunakan baja yang terpisah yang ditanamkan pada kedua sisi permukaan benda uji. Variasi baja yang di gunakan pada penelitian ini adalah baja polos D 19 mm, D 16 mm, D 12 mm, D 10 mm, dan D 8 mm. Dari hasil penelitian ini untuk kuat tekan rencana 30 MPa untuk semua sampel, didapat kuat tekan rata-rata 31,35 MPa, 28,6825 MPa, 34,2175 MPa, 27,64 MPa, dan 33,16 MPa. Pada pengujian pull-out dengan menggunakan variasi tulangan mulai dari D8 mm, D10 mm, D12 mm, D16 mm, D19 mm didapatkan hasil tegangan lekat (µ) rata-rata sebesar 2,372 MPa, 1,955 MPa, 2,152 MPa, 1,943 MPa, 1,995 MPa. Kata Kunci : Beton, Dimensi Beton, Tulangan Baja, Tegangan Lekat, Kuat Tekan.
REDISTRIBUSI MOMEN PADA BALOK MENERUS BETON BERTULANG Muaja, Frianto F.; Sumajouw, Marthin D. J.; Pandaleke, Ronny E.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 6, No 8 (2018): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Besarnya momen negatif pada tumpuan balok menerus mengakibatkan banyaknya tulangan yang digunakan sehingga keruwetan penulangan tidak dapat dihindari, sehingga perencanaan menjadi tidak ekonomis. Berdasarkan mekanisme keruntuhan, suatu struktur statis tak tentu belum akan runtuh ketika salah satu penampang mencapai kapasitas maksimumnya tetapi akan mendistribusikan momen ke daerah penampang yang belum mencapai kapasitas maksimumnya. Proses distribusi tersebut dinamakan redistribusi momen.Analisis ini dilakukan dengan menggunakan program SAP2000 yang mampu melakukan perhitungan struktur statik dan dinamis. Program ini sudah banyak digunakan oleh Engineer Struktur untuk memodelkan dan menganalisis suatu sistem struktur secara keseluruhan maupun suatu elemen struktur.Analisis nonliner dilakukan pada balok menerus tiga bentang dengan variasi rasio Ast-/Ast+ untuk mengetahui pengaruh rasio Ast-/Ast+ terhadap redistribusi momen yang dapat terjadi pada balok menerus. Dari hasil analisis diperoleh bahwa semakin kecil nilai rasio Ast-/Ast+ maka semakin besar nilai redistribusi momen pada balok menerus. Kata kunci: Balok Menerus, SAP2000, Redistribusi Momen
STUDI NUMERIK PERILAKU SAMBUNGAN PELAT DASAR KOLOM (COLUMN BASE PLATE) Olii, Marwan; Handono, Banu Dwi; Pandaleke, Ronny E.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 6, No 12 (2018): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sambungan pelat dasar kolom (column base plate connection) adalah salah satu komponen paling penting dalam struktur baja, karena berfungsi mentransfer beban dari seluruh struktur bagian atas ke pondasi. Sambungan ini sering diabaikan perencanaannya, sehingga diperlukan penelitian lebih dalam untuk memprediksi perilaku aktual yang terjadi pada sambungan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku momen-rotasi sambungan column base plate guna mendapatkan konfigurasi sambungan yang paling efisien. Sambungan dimodelkan menggunakan profil kolom WF250x250x9x14 tinggi 3 m, pelat dasar berdimensi 450x300 mm, 4 baut angkur berkepala segi enam tipe inside flange, dan pedestal beton berdimensi 750x750x600 mm. 9 model sambungan dianalisis dengan variasi tebal pelat dasar 16 mm, 20 mm dan 22 mm serta diameter baut angkur 16 mm, 20 mm dan 22 mm. 3D-FEM sambungan column base plate dianalisis perilakunya menggunakan program ANSYS Workbench. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan diameter baut angkur sangat mempengaruhi momen ultimate dan kapasitas rotasi sambungan, sedangkan perubahan tebal pelat dasar tidak berpengaruh signifikan. Diameter baut angkur 20 mm menunjukkan hasil yang cukup efisien untuk profil kolom 250x250 dengan semua variasi tebal pelat dasar. Kata Kunci : Column Base Plate, Finite Element Method, ANSYS, Momen-Rotasi
PENGARUH PEMANFAATAN CANGKANG KEONG SAWAH SEBAGAI SUBSTITUSI AGREGAT HALUS (PASIR) DITINJAU TERHADAP KUAT TEKAN BETON Putra, Riski Yendrawan; Wallah, Steenie E.; Pandaleke, Ronny E.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 11 (2019): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan limbah cangkang keong sawah  sebagai bahan substitusi pasir terhadap kuat tekan beton. Menggunakan benda uji bentuk silinder berdiameter 10 cm, tinggi 20 cm. Beton CKS sebagai substitusi agregat halus, dengan variasi 0%, 5%, 10%, 15%, 20%, 25%, dan30% dari volume agregat halus. Jumlah benda uji 84 silinder, dengan setiap variasi 12 silinder. Pengetesan kuat teakn beton dilakukan pada umur 7 hari, 14 hari, dan 28 hari. Mutu beton yang direncanakan adalah f’c = 25 Mpa. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa beton dengan campuran bahan subtitusi cangkang keong sawah mengalami kenaikan kuat tekan beton hingga 9.03%. sehingga berdasarkan penelitian yang dilakukan penggunaan limbah CKS sebagai bahan substitusi pasir dengan persentase yang tepat terbukti dapat meningkatkan kuat tekan beton. Kata Kunci : Cangkang keong sawah, Substitusi, Agregat Halus, Kuat Tekan Beton
EVALUASI TEKNIS KEKUATAN STRUKTUR RUMAH KAYU TRADISIONAL PRODUKSI DESA WOLOAN TERHADAP GEMPA SESUAI STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) Baharta, Nurjannah; Dapas, Servie O.; Pandaleke, Ronny E.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 5 (2019): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rumah kayu tradisional produksi desa Woloan dievaluasi secara teknis, baik material maupun sistem strukturnya. Kayu yang digunakan diambil sampelnya dan diuji di laboratorium Fakultas Teknik Unsrat untuk mendapatkan sifat mekanis kayu yang sesuai dengan kondisi di lapangan, yang dibutuhkan untuk analisis struktur rumah kayu tersebut.Kayu yang digunakan untuk kolom/tiang dan balok adalah Kayu Besi / Aliwowos (Homalium Foetidum Benth), yang secara teori memiliki kelas kuat I/II, sedang untuk lantai dan dinding digunakan kayu cempaka atau nantu. Dimensi kolom/tiang adalah 18cm x18cm, 18cm x9cm, 15cm x 9.5cm, 9cm x9cm, dan balok berukuran 15cm x10cm untuk balok utama dan 15cm x5cm untuk balok anak.Hasil pengujian dari laboratorium untuk jenis kayu besi jenis aliwowos didapatkan nilai modulus elastisitas E =13771,83 dan Emin = 6436,655. Modulus elastisitas yang diperoleh terdapat dalam rentang modulus elastisitas kayu struktural berdasar SNI Kayu 2013. Hasil uji material kayu di laboratorium kemudian dijadikan input pada program bantu komputasi untuk mengevaluasi dan menganalisis struktur rumah kayu tradisional desa Woloan. Evaluasi desain struktur rumah kayu yang dilakukan secara manual berdasarkan hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa struktur rumah kayu tersebut mampu memikul beban yang direncanakan. Kata Kunci: Evaluasi teknis, rumah, kayu, Desa Woloan, SNI
PERENCANAAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS PADA KOMPONEN BALOK–KOLOM DAN SAMBUNGAN STRUKTUR BAJA GEDUNG BPJN XI Sampakang, Jusak Jan; Pandaleke, Ronny E.; Pangouw, Jorry D.; Khosama, Lelyani Kin
JURNAL SIPIL STATIK Vol 1, No 10 (2013): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam perencanaan konstruksi bangunan saat ini perencana dituntut untuk merencanakan bangunan yang daktail, yaitu bangunan yang dapat menahan respon inelastik yang diakibatkan oleh beban gempa yaitu dikenal dengan sistem rangka pemikul momen. Sulawesi Utara yang termasuk dalam zona gempa 5 yaitu wilayah dengan tingkat kegempaan yang tinggi sehingga analisis strukturnya dapat direncanakan dengan metode sistem rangka pemikul momen khusus (SRPMK).Penelitian ini mengikuti tatacara perencanaan menurut American Institute of Steel Construction AISC 341-10, AISC 358-10, AISC 360-10 dan Standar Nasional Indonesia SNI 03-1729-2002 yang menggunakan output program ETABS pada bangunan Gedung BPJN XI berupa model struktur, dimensi penampang struktur serta gaya dalam yang diperlukan untuk diperiksa terpenuhinya kriteria perencanaan sistem rangka pemikul momen khusus pada komponen balok–kolom, serta menentukan lokasi sendi plastis pada balok untuk perencanaan sambungan agar tercapainya strong column weak beam. Dalam perencanaan sambungan digunakan model sambungan bolted flange plate moment connection.Berdasarkan hasil analisis dan desain pada bangunan Gedung BPJN XI ditemukan bahwa penampang balok 2 dengan profil WF 340 X 250 dan penampang kolom dengan profil WF 400 X 400 tidak memenuhi kriteria penampang untuk sistem rangka pemikul momen khusus, sehingga penulis melakukan redesain pada kedua penampang tersebut dan merekomen-dasikan profil WF 440 X 300 pada penampang balok dan profil WF 414 X 405 pada penampang kolom yang telah masuk dalam kriteria perencanaan sistem rangka pemikul momen khusus. Dalam perencanaan sambungan penulis mendesain dua macam jenis sambungan untuk masing-masing tipe profil balok yang telah memenuhi kriteria perencanaan strong column weak beam.Kata kunci : Daktail, SRPMK, bolted flange plate moment connection, strong column weak beam.
PERBANDINGAN NILAI KAPASITAS BEBAN MAKSIMUM BETON BERTULANG KOLOM UTUH DENGAN KOLOM YANG DIPERKUAT MENGGUNAKAN CHEMICAL ANCHOR Papulele, Fernando Willem Gamaliel; Wallah, Steenie E.; Pandaleke, Ronny E.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 5, No 8 (2017): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kolom beton bertulang adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya (Collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (Total Collapse) seluruh Ada bermacam inovasi perkuatan struktur saat ini yang telah di teliti antara lain adalah memperpendek bentang dari struktur dengan beton maupun baja, memperbesar dimensi daripada beton (Concrete Jacketing), menambah plat baja, melakukan eksternal pretressing, dll.Pada penelitian ini yang menjadi benda uji adalah kolom beton bertulang ukuran 100mm x 100mm x 350mm yang diperbesar (Metode Concrete Jacketing) menjadi 150mm x 150mm x 350mm diperkuat menggunakan Chemical Anchor dan   Kolom Ukuran 100mm x 100mm x 350mm yang diperbesar tanpa menggunakan Chemical Anchor. Pengujian dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Chemical Anchor terhadap Kapasitas Beban Maksimum pada kolom. Pada model benda uji kolom cor utuh memiliki nilai kapasitas beban aksial hasil analitis lebih kecil 143,816 kN (12,168 %) dari hasil uji lab. Kemudian untuk kolom Jacketing dengan Chemical Anchor nilai kapasitas beban aksial hasil analitis lebih besar 5,444 kN (0,549 %) dari hasil uji lab. Selanjutnya untuk kolom Jacketing tanpa Chemical Anchor nilai kapasitas beban aksial hasil analitis lebih besar 117,784 kN (13,413 %) dari hasil uji lab. Kata kunci : Kolom Beton Bertulang, Concrete Jacketing, Chemical Anchor
PENGARUH VARIASI KADAR SUPERPLASTICIZER TERHADAP NILAI SLUMP BETON GEOPOLYMER Aer, Anggie Adityo; Sumajouw, Marthin D. J.; Pandaleke, Ronny E.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 2, No 6 (2014): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Melihat besarnya sumbangan industri semen terhadap total emisi karbondioksida (CO2), maka dilakukan berbagai penelitian untuk menekan angka pencemaran lingkungan. Penggantian semen secara total dengan bahan lain seperti abu terbang (fly ash) yang merupakan material hasil produksi sampingan industri dalam proses pembuatan beton, mendapatkan 2 keuntungan sekaligus yaitu mengurangi polusi akibat industri semen dan memanfaatkan limbah buangan yang sudah tidak digunakan lagi. Fly ash sebagai bahan pengikat pengganti semen akan melalui suatu proses polimerisasi anorganik, sehingga disebut beton geopolymer. Campuran beton geopolymer mempunyai sifat kekentalan yang kaku, padahal dalam proses pengecoran workabilitas beton sangat dibutuhkan untuk mempermudah pelaksanaan. Self Compacting Concrete (SCC) bertujuan untuk mengatasi masalah workabilitas tersebut melalui penggunaan berbagai jenis bahan tambahan atau superplasticizer. Penelitian ini mempelajari pengaruh variasi kadar superplasticizer terhadap nilai slump beton geopolymer. Material penyusun beton geopolymer yaitu fly ash sebagai prekursor. Sebagai aktivatornya, digunakan cairan alkalin yang terdiri dari sodium hidroksida (NaOH) dengan konsentrasi 8 molar dan sodium silikat (Na2SiO3), untuk perbandingan NaOH/Na2SiO3 sebesar 0,4. Agregat dan untuk meningkatkan workabilitas campuran beton digunakan superplasticizer Viscocrete-10 sebesar 0,2% sampai 2% dari binder. Perbandingan air/fly ash sebesar 0,3. Penelitian ini dilakukan terhadap 18 sampel, dengan 6 varian campuran yang berbeda. Penelitian yang dilakukan meliputi pemeriksaan komposisi kimia fly ash, pengujian slump dan slump flow, pemeriksaan berat volume beton geopolymer, serta pengujian kuat tekan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk varian campuran beton geopolymer dengan penggunaan superplasticizer (0,2% sampai 2%) mencapai slump flow dengan diameter alir ≥ 50 cm sehingga dapat dikategorikan self compacting geopolymer concrete. Berat volume rata-rata beton geopolymer bertambah seiring dengan pertambahan persentase superplasticizer sebanyak 0%-1,5% yang berkisar antara 2033,58 kg/m3 sampai 2109,63 kg/m3, tetapi pada pertambahan persentase superplasticizer sebanyak 2% berat volume rata-rata beton geopolymer mengalami penurunan yaitu 2099,75 kg/m3. Penambahan kadar superplasticizer membuat nilai kuat tekan beton geopolymer menjadi tidak teratur. Pertambahan kadar superplasticizer 0,2%, 0,5% dan 1,5% mengalami kenaikan kuat tekan, akan tetapi pertambahan kadar superplasticizer 1% dan 2% justru menyebabkan penurunan kuat tekan. Kata Kunci :    Beton Geopolymer, Fly Ash, Cairan Alkalin, Superplasticizer Viscocrete-10, Slump, Slump Flow, Self Compacting Concrete, Self Compacting Geopolymer Concrete