Banu Dwi Handono, Banu Dwi
Unknown Affiliation

Published : 33 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

KINERJA HIGH STRENGTH SELF COMPACTING CONCRETE DENGAN PENAMBAHAN ADMIXTURE “BETON MIX” TERHADAP KUAT TARIK BELAH Korua, Anggi Marina; Dapas, Servie O.; Handono, Banu Dwi
JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 10 (2019): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peningkatan kekuatan beton adalah salah satu faktor yang utama yang diharapkan dalam teknologi beton. Dalam proses pengerjaan beton bertulang cukup sulit apabila dibandingkan dengan beton biasa apalagi bila jarak tulangan yang rapat sehingga sulit untuk dijangkau bila menggunakan alat vibrator atau alat pemadat dan pengecoran beton menjadi tidak sempurna. Dalam penelitian ini digunakan beton mutu tinggi memadat sendiri atau high strength self compacting concrete (HSSCC) dengan variasi persentase superplasticizer berupa Beton mix 1,5%; 1,6%; 1,7% dan dibandingkan dengan beton mutu tinggi tanpa penambahan superplasticizer dan pengurangan air sebesar 15%. Benda uji yang dibuat berbentuk silinder diameter 10 cm dan tinggi 20 cm. Pengujian beton segar meliputi uji slump flow, L-Shaped Box dan V-Funnel dan umur 28 hari uji kuat tekan dan kuat tarik belah. Tes workability menunjukan bahwa Beton Mix dengan persentase 1,6% mampu pencapai kriteria scc. Dari hasil pengujian kuat tekan dengan variasi 0% mencapai 57,63 MPa, 1,5% mencapai 47,18 MPa, 1,6% mencapai 54,68 MPa dan 1,7% mencapai 49,21 MPa. Kata kunci : HSSCC,Superplasticizer,Kuat Tekan, Kuat Tarik Belah
PERILAKU SAMBUNGAN BAUT FLUSH END-PLATE BALOK KOLOM BAJA PADA KONDISI BATAS Tayu, Billina; Handono, Banu Dwi; Pandaleke, Ronny
JURNAL SIPIL STATIK Vol 5, No 5 (2017): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sambungan balok kolom merupakan sambungan yang perilakunya sangat mempengaruhi keseluruhan sistem struktur. Perilaku sambungan yang terjadi  berada diantara sambungan rigid dan sambungan sederhana yang disebut sambungan semi rigid atau partially restrained (PR). Metode alternatif untuk analisis perilaku sambungan dapat dilakukan dengan membuat pemodelan sambungan menggunakan program ANSYS Mechanical APDL sebagai 3D-FEM.Sembilan model sambungan dengan variasi tebal end-plate dan diameter baut telah dianalisis pengaruhnya terhadap momen ultimate dan kapasitas rotasi sambungan.Pada sambungan tipe Flush End-plate dengan tebal end-plate 16 mm, peningkatan diameter baut dari 16 mm menjadi 20 mm meningkatkan momen ultimate dan kapasitas rotasi secara signifikan masing-masing sebesar 29.1574 % dan 20.0745 %. Perubahan diameter baut 20 mm menjadi 22 mm meningkatkan momen ultimate dan kapasitas rotasi masing-masing sebesar 13.9041% dan 13.7144%.Pada sambungan dengan diameter baut 22 mm, peningkatan tebal pelat dari 16 mm menjadi 20 mm meningkatkan momen ultimate dan kapasitas rotasi sambungan masing-masing sebesar 11.861%  dan 19.149 %. Namun, perubahan tebal end-plate dari 20 mm menjadi 25 mm menurunkan momen ultimate dan kapasitas rotasi masing-masing sebesar 14.326 % dan 37.981 %Dengan demikian, diameter baut meningkatkan momen ultimate dan kapasitas rotasi sambungan secara signifikan. Peningkatan tebal end-plate meningkatkan momen ultimate dan kapasitas rotasi namun pada batas ketebalan tertentu, momen ultimate dan kapasitas rotasi menurun diakibatkan oleh kegagalan pada baut sementara kondisi end-plate belum mencapai titik leleh. Kata Kunci : Sambungan balok kolom baja, sambungan baut, sambungan flush end-plate, kurva momen-rotasi
ANALISIS DIMENSI PELAT DASAR (BASE PLATE) PADA KOLOM STRUKTUR BAJA YANG MAMPU TAHAN TERHADAP EFEK PRAY Pangau, Glenn Y. D.; Pandaleke, Ronny; Handono, Banu Dwi
JURNAL SIPIL STATIK Vol 4, No 6 (2016): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perencanaan konstruksi yang menggunakan struktur baja banyak ditemui permasalahan–permasalahan yang terjadi, salah satunya perencana seringkali melupakan salah satu elemen yang penting yaitu dimensi pelat dasar (base plate) pada kolom baja. Penelitian ini bertujuan untuk dapat merencanakan dimensi pelat dasar (base plate) pada kolom struktur baja yang mampu tahan terhadap efek pray. Penelitian ini menggunakan variasi nilai α (perbandingan luas pelat dasar dengan luas kolom pedestral), variasi nilai ß (perbandingan antara beban-beban yang bekerja di pelat dasar (base plate) terhadap tegangan tumpu beton dan juga lebar pelat dasar) dan juga variasi jarak antar baut. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan program ms excel menunjukan bahwa dimensi pelat dasar (base plate) yang mampu tahan terhadap efek pray yaitu dimensi pelat dasar yang mempunyai α = 0.5 dan ß = 0.2 serta memiliki jarak antar baut 200 mm. Kata Kunci : Base Plate, Efek Pray, Nilai α, Nilai ß, Jarak antar baut
STUDI NUMERIK PERILAKU SAMBUNGAN PELAT DASAR KOLOM (COLUMN BASE PLATE) Olii, Marwan; Handono, Banu Dwi; Pandaleke, Ronny E.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 6, No 12 (2018): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sambungan pelat dasar kolom (column base plate connection) adalah salah satu komponen paling penting dalam struktur baja, karena berfungsi mentransfer beban dari seluruh struktur bagian atas ke pondasi. Sambungan ini sering diabaikan perencanaannya, sehingga diperlukan penelitian lebih dalam untuk memprediksi perilaku aktual yang terjadi pada sambungan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku momen-rotasi sambungan column base plate guna mendapatkan konfigurasi sambungan yang paling efisien. Sambungan dimodelkan menggunakan profil kolom WF250x250x9x14 tinggi 3 m, pelat dasar berdimensi 450x300 mm, 4 baut angkur berkepala segi enam tipe inside flange, dan pedestal beton berdimensi 750x750x600 mm. 9 model sambungan dianalisis dengan variasi tebal pelat dasar 16 mm, 20 mm dan 22 mm serta diameter baut angkur 16 mm, 20 mm dan 22 mm. 3D-FEM sambungan column base plate dianalisis perilakunya menggunakan program ANSYS Workbench. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan diameter baut angkur sangat mempengaruhi momen ultimate dan kapasitas rotasi sambungan, sedangkan perubahan tebal pelat dasar tidak berpengaruh signifikan. Diameter baut angkur 20 mm menunjukkan hasil yang cukup efisien untuk profil kolom 250x250 dengan semua variasi tebal pelat dasar. Kata Kunci : Column Base Plate, Finite Element Method, ANSYS, Momen-Rotasi
PENGUJIAN KUAT TARIK LENTUR BETON DENGAN TRAS SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL AGREGAT HALUS Salassa, Verian Vernando; Handono, Banu Dwi; Windah, Reky Stenly
JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 12 (2019): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beton adalah salah satu bahan konstruksi yang sering dijumpai pada struktur bangunan. Beton mempunyai kelemahan yaitu mempunyai kuat tarik yang rendah dan bersifat getas. Beberapa peneliti telah melakukan eksperimen dengan menambahkan bahan tambah yang bersifat kimiawi ataupun fisikal pada adukan beton. Salah satu alternatif bahan tambah yang digunakan untuk penelitian ini yang bersifat kimiawi adalah tras sebagai substitusi parsial agregat halus. Tras merupakan material terpilih karena disamping mempunyai faktor penguat beton, Tras juga merupakan bahan yang ekonomis dan mudah diperoleh. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan tras dengan variasi presentase yang berbeda terhadap kuat tekan dan kuat tarik lentur. Persentase penambahan tras kedalam campuran beton adalah    0 %, 0,5%, 10%, 15% dan 20% terhadap agregat halus pada campuran beton.  Dari hasil penelitian, nilai kuat tekan beton terbesar didapat pada persentase 20% sebesar 26,81 Mpa dan kuat Tarik lentur pada presentase 20% sebesar 5,83 Mpa. Kata Kunci: Bahan Tambah, Tras , Kuat Tekan, Kuat Tarik Lentur
PENGARUH BENTUK BADAN PROFIL BAJA RINGAN TERHADAP KUAT TEKAN Ruus, Kezia; Handono, Banu Dwi; Pandaleke, Ronny
JURNAL SIPIL STATIK Vol 5, No 5 (2017): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Adanya produk baja ringan (cold formed steel) yang dipakai sebagai material struktur memberikan gagasan untuk melakukan inovasi yaitu, penggunaan material baja ringan pada struktur utama bangunan. Akibat dari penggunaan pelat yang tipis ini, pengaruh tekuk lokal pada badan dan flens penampang akan menjadi lebih signifikan dibanding baja biasa. Namun karena penggunaan pelat yang sangat tipis dan metode pembentukan dengan penggilingan dingin, maka penampang dapat digiling dalam berbagai bentuk yang lebih optimal. Untuk menaikkan kuat tekan penampang, kecenderungan untuk mengalami tekuk dapat dikurangi salah satunya dengan memodifikasi bentuk geometri penampang dengan menggunakan pengaku memanjang, atau biasa disebut pengaku tengah (Intermediate stiffner).Penelitian dilakukan terhadap profil kanal C dengan tiga bentuk modifikasi bentuk badan profil dimana mutu baja ringan mengikuti standar Australia (AS1397) yaitu G550 yang diaplikasikan pada seluruh profil yang akan dianalisis. Selanjutnya dilakukan pemodelan finite element dengan program Ansys Mechanical APDL. Analisis linear buckling (eigen buckling) digunakan untuk memperoleh besarnya beban kritis tekuk profil dan mode keruntuhan struktur. Setelah diperoleh besar beban kritis tekuk, maka hasil tersebut dibandingkan antara profil kanal C tanpa modifikasi badan profil (C1) dengan profil kanal C yang dimodifikasi bentuk badan profilnya (C2, C3 dan C4).Dari analisis eigen buckling dengan finite element model diketahui bahwa dengan memodifikasi bentuk badan profil dapat mereduksi tekuk lokal yang terjadi pada badan profil sehingga dapat meningkatkan kemampuan tekan. Persentase peningkatan beban kritis yang terjadi pada short column sebesar 1.46%-2.16%, untuk intermediate column sebesar 0.08%-1% dan untuk long column sebesar 0.1%-0.12%. Peningkatan beban kritis terbesar terjadi pada profil C3 untuk semua angka rasio kelangsingan yang dianalisis. Kata Kunci : Baja Ringan, Finite Element Model, Eigen Buckling, ANSYS
STUDI ASSESSMENT KERENTANAN GEDUNG FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SAMRATULANGI MANADO MENGGUNAKAN METODE PUSHOVER ANALYSIS Dalo, Yohanes Debrito; Handono, Banu Dwi; Wallah, Steenie E.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 9 (2019): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Performance Based Earthquake Engineering (PBEE) merupakan trend terbaru perencaan maupun evaluasi bangunan terhadap gempa. Performance Based Earthquake Engineering (PBEE) dilakukan untuk memperkirakan kondisi inelastis bangunan saat terjadi gempa untuk mendapatkan level kinerjanya. Bangunan Gedung Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi Manado sesuai dengan gambar kerja yang ada. Bangunan merupakan bangunan eksisting beton bertulang dengan ketinggian 13 lantai dan tinggi total bangunan 56 m dengan lebar 21 m yang akan di evaluasi berdasarkan konsep PBEE. Analisis pushover (build-in pada program SAP2000) berdasarkan ATC – 40 (capacity spectrum method) dimana kondisi kerusakan (damage states) dikategorikan dalam berbagai level, FEMA – 356 dan FEMA – 440 (displacement coefficient method) merupakan metode dengan memodifikasi respon elastic linier sistem struktur sehingga diperoleh perpindahan yang disebut sebagai target perpindahan. Dari Hasil penelitian didapat nilai perpindahan maksimum 0,998 m dan gaya geser maksimum 3017866,5 kg untuk arah X dan untuk arah Y nilai perpindahan maksimum 0,728 m dan gaya geser maksimum 2590323,88. Dari hasil evaluasi struktur FEMA 356 dan ATC 40 maka level kinerja struktur bangunan tinjauan berada pada batas antara Life Safety (LS) – Collapse Prevention (CP). Kata Kunci: Pushover analysis, Level kinerja, Kerentanan, Keruntuhan
PENGARUH VARIASI PANJANG PELAT PENGAKU FLUSH END PLATE TERHADAP KEKUATAN SAMBUNGAN BALOK KE BALOK Tawoeda, Juan Gerard; Handono, Banu Dwi; Pangouw, Jorry D.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 5, No 9 (2017): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Konstruksi baja memiliki elemen-elemen yang harus disambung satu per satu hingga membentuk kesatuan struktur. Salah satu sambungan baja yang digunakan dalam menghubungkan balok anak ke balok induk adalah sambungan flush end plate. Sambungan ini menggunakan pelat pengaku (stiffener) yang berpengaruh terhadap kekuatan sambungan dan lendutan yang terjadi pada balok anak. Perilaku sambungan dimodelkan dengan data-data yang sesuai dengan perencanaan desain. Balok induk menggunakan profil WF 400x200 sedangkan balok anak menggunakan profil WF 350x175. Pada variasi panjang stiffener menggunakan perbandingan antara panjang stiffener yang akan dipasang dengan tinggi web balok induk. Rasio panjangnya adalah 0, 0.25, 0.5, 0.75 dan 1. Pemodelan sambungan dianalisis dengan program ANSYS Workbench Mechanical APDL Solver sebagai 3D-FEM untuk mendapatkan data tegangan, regangan dan lendutan akibat pengaruh variasi panjang stiffener. Hasil menunjukan bahwa peningkatan rasio stiffener yang dipasang pada sambungan flush end plate balok ke balok akan meningkatkan pula kapasitasnya mulai dari 21.495 % hingga 46.413 %. Pertambahan panjang stiffener juga mengakibatkan jumlah tegangan, regangan dan lendutan berkurang. Dengan demikian pengaruh eksistensi dan pertambahan panjang stiffener harus diperhatikan untuk mendapatkan kapasitas sambungan yang optimal. Kata Kunci: Flush End Plate, Stiffener, Finite Element Method, ANSYS
UJI EKSPERIMENTAL KUAT TEKAN BETON DAUR ULANG DENGAN BAHAN TAMBAH ABU TERBANG (FLY ASH) DAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN Punusingon, Meri Apsari; Handono, Banu Dwi; Pandaleke, Ronny E.
JURNAL SIPIL STATIK Vol 7, No 1 (2019): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan material daur ulang merupakan salah satu usaha memanfaatkan limbah yang ada sekaligus meminimalkan jumlah limbah konstruksi dan limbah batubara. Tujuan penelitian untuk mendapatkan berapa proporsi yang tepat serta mengetahui nilai kuat tekan beton yang optimum dengan penambahan fly ash dan serbuk kaca sebagai substitusi parsial semen pada campuran beton. Jumlah benda uji 36 buah silinder berukuran diameter 10 cm dan tinggi 20 cm dengan 3 benda uji untuk setiap variasi. 5 variasi untuk Fly ash terdiri dari 0%, 5%, 10%, 15%, dan 20%. 7 variasi untuk serbuk kaca yaitu 0%, 2.5%, 5%, 7.5%, 10.5%, 12.5%, dan 15%. Perencanaan campuran beton menggunakan Metode ACI 211.1-91 yang dimodifikasi. Pengujian kuat tekan diuji pada umur beton 28 hari. Hasil pemeriksaan agregat dari pecahan limbah beton didapat keausan agregat kasar 34.4% dengan absobsi sebesar 8.52% dan 12.74% untuk agregat halus. Beton dengan menggunakan agregat buatan dari pecahan limbah beton tergolong beton normal dengan berat volume beton berkisar 2021.23 kg/  - 2061.57 kg/ . Kuat tekan optimum pada fly ash 20% sebesar 18.61 MPa. Variasi C dengan proporsi 20% fly ash dan 5% serbuk kaca menghasilkan nilai kuat tekan optimum sebesar 16.93 MPa. Dengan adanya penambahan serbuk kaca 2.5%, 5%, 7.5%, 10%, 12.5% dan 15% kuat tekan beton meningkat sampai penambahan 5% serbuk kaca. Namun kuat tekan menurun seiring dengan penambahan serbuk kaca 7.5%, 10%, dan 12.5% kemudian naik pada 15% serbuk kaca.Kata kunci: beton daur ulang, fly ash, serbuk kaca, kuat tekan.
RESPONS STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT DENGAN VARIASI KEKAKUAN KOLOM AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI 03-1726-2012 Siajaya, Kiemberly; Windah, Reky S.; Handono, Banu Dwi
JURNAL SIPIL STATIK Vol 6, No 6 (2018): JURNAL SIPIL STATIK
Publisher : JURNAL SIPIL STATIK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Variasi konfigurasi yang diterapkan pada struktur seringkali menimbulkan ketidakberaturan vertikal maupun horisontal pada struktur. Bangunan dengan tinggi kolom yang berlebihan dan plat lantai yang tidak utuh mengikuti denah lantai dapat menyebabkan distribusi kekakuan vertikal sepanjang bangunan menjadi buruk. Variasi ini juga dapat menyebabkan munculnya torsi pada bangunan akibat pusat massa yang tidak tepat dengan pusat kekakuan. Struktur seperti ini perlu diperiksa terhadap ketidakberaturan kekakuan tingkat lunak dan ketidakberaturan torsional, untuk mencegah kerusakan dan keruntuhan struktur serta agar tetap nyaman digunakan.Model struktur yang dianalisis dalam penelitian ini merupakan bangunan beton bertulang 12 lantai yang difungsikan sebagai hotel. Program ETABS digunakan untuk menganalisis respons dinamik struktur dengan metode Ragam Respons Spektrum. Standar peraturan pembebanan gempa yang digunakan yaitu SNI 03-1726-2012. Variasi struktur bangunan dengan ketidakberaturan distribusi kekakuan vertikal dimodelkan dengan adanya plat-plat lantai 1 yang dihilangkan sehingga ada kolom tertentu yang tingginya menjadi 2 kali tinggi lantai tipikal.Hasil pemeriksaan ketidakberaturan pada lantai 1 adalah ditemukan ketidakberaturan kekakuan tingkat lunak di lantai 1 pada model g (model double height soft story). Sedangkan pada beberapa model dengan partial soft story terjadi tingkat lunak pada lantai 2. Pada semua model tidak ditemukan kemungkinan terjadinya ketidakberaturan torsi di semua lantai. Simpangan antar lantai maksimum ditemukan pada model g arah Y sebesar 62,80 mm. Nilai simpangan antar tingkat pada tingkat dengan ketidakberaturan tingkat lunak ditemukan setidaknya 2 kali lebih besar dibandingkan dengan simpangan antar lantai tingkat tersebut pada model struktur awal tanpa adanya variasi perbedaan kekakuan kolom. Penurunan kekakuan tingkat sebesar 44,55% (dibandingkan dengan kekakuan tingkat model awal) sudah menyebabkan ketidakberaturan vertikal tipe 1a pada model e2.  Kata kunci: gempa, analisis ragam respons spektrum, ETABS, ketidakberaturan kekakuan tingkat lunak, ketidakberaturan torsi.