cover
Contact Name
Nurul
Contact Email
journal.pendidikan@uniga.ac.id
Phone
+6282118190799
Journal Mail Official
journal.pendidikan@uniga.ac.id
Editorial Address
Jln. Raya Samarang No. 52A Hampor- Tarogong Garut,Jawa Barat 44151
Location
Kab. garut,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Pendidikan UNIGA
Published by Universitas Garut
ISSN : 1907932x     EISSN : 25799274     DOI : http://dx.doi.org/10.52434/jp.v14i2
Jurnal Pendidikan adalah media ilmiah yang memuat gagasan ilmiah yang bersumber dari hasil penelitian, yang menyangkut tentang hal-hal yang berkenaan dengan model/ strategi/ bentuk pendidikan sebagai proses pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan/ atau kebiasaan sekelompok orang yang ditransfer melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Jurnal Pendidikan merupakan media publikasi hasil penelitian dan telaahan kajian pustaka dari berbagai kalangan pemerhati dan pemrakarsa tentang pendidikan dan bidang humaniora, agar memberikan kontribusi bagi perbaikan/ memajukan teori dan implementasi pada bidang pendidikan dan kemanusiaan.
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 1 (2007): Jurnal Pendidikan UNIGA" : 5 Documents clear
PEMBINAAN GURU DALAM PENYUSUNAN KARYA TULIS SEBAGAI PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN KOMPETENSI PROFESI PENDIDIK Abdal .
Jurnal Pendidikan UNIGA Vol 1, No 1 (2007): Jurnal Pendidikan UNIGA
Publisher : Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jp.v1i1.7

Abstract

Pelatihan dan pengembangan profesi guru perlu dilakukan secara lebih komprehensif, dan berjenjang agar mampu melibatkan guru-guru sesuai dengan latar belakang pengalaman dan kemampuan yang dimiliki.Pembentukan kelompok pengembangan yang beranggotakan guru-guru dan pemerhati pendidikan di sekolah, mampu menjadi sarana bagi perbaikan kualitas penyelenggaraan pembelajaran dikelas dan budaya ilmiah di sekolah. Hal ini amat memungkinkan terlebih apabila telah menjadi sebuah kebijakan. Pembelajaran bukanlah sesuatu yang “by accident” atau tiba-tiba terjadi, melainkan sebuah proses yang bersifat “by design” terencana, sistematis dan berkelanjutan. Melalui seorang guru, seorang siswa dibentuk dan diciptakan. Selanjutnya, yang kedua adalah adanya kurikulum bersama yang sederhana dan luwes. Kurikulum yang luwes dan sederhana akan memberikan ruang yang luas bagi kreatifitas guru dalam mengimplementasikan kurikulum tersebut secara nyata di dalam kelas. Dukungan ketiga berasal dari guru dan pelaku pendidikan lainnya. Harus difahami bahwa guru adalah bagian dari komunitas belajar di sekolah (teachers are members of learning communities). Sebuah harapan untuk mengembalikan pendidikan sebagai sebuah kebutuhan yang dimiliki bersama oleh setiap komponen masyarakat, bukan hanya guru seorang. Model alternatif diharapkan pada gilirannya akan mampu memunculkan guru-guru yang kreatif dan inovatif yang akan membantu dan membekali siswanya dimasa mendatang. Kata Kunci : Pembinaan, Karya Ilmiah, Kompetensi dan Profesi
PERANAN KELUARGA/ ORANG TUA DAN SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI Ade Holis
Jurnal Pendidikan UNIGA Vol 1, No 1 (2007): Jurnal Pendidikan UNIGA
Publisher : Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jp.v1i1.8

Abstract

Dalam kehidupan ini kreativitas sangat penting, karena merupakan suatu kemampuan yang sangat berarti dalam proses kehidupan manusia, kreativitas diakui sebagai faktor utama yang dapat mendayakan fungsi manusia dengan mensintesis interaksi antara kekuatan intelektif, emotif, dan motivasional. Mengembangkan kreativitas anak usia dini dapat dijadikan intervensi yang jika dilaksanakan dengan tepat, baik dilengkapi dengan alat maupun tanpa alat akan sangat membantu perkembangan kreativitas khususnya, juga aspek yang lain seperti: kognitif, sosial, emosional, dan afektif pada anak usia dini. Anak usia dini merupakan individu yang berbeda, unik, dan memiliki karakteristik tersendiri sesuai dengan tahapan usianya. Masa usia dini (0-6 tahun) merupakan masa keemasan (golden age) stimulasi seluruh aspek perkembangan berperan penting untuk tugas perkembangan selanjutnya. Perlu disadari bahwa masa-masa awal kehidupan anak merupakan masa terpenting dalam rentang kehidupan seseorang anak. Pada masa ini pertumbuhan otak sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat (eksplosif). Mengingat pentingnya masa ini, maka peran stimulasi berupa penyediaan lingkungan yang kondusif harus disiapkan oleh para pendidik, baik orang tua, guru, pengasuh ataupun orang dewasa lain yang ada disekitar anak, sehingga anak memiliki kesempatan untuk mengembangkan seluruh potensinya. Potensi yang dimaksud meliputi aspek moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional dan kemandirian, kemampuan berbahasa, kognitif, fisik/motorik, kreativitas dan seni. Pendidikan anak usia dini diberikan pada awal kehidupan anak untuk dapat berkembang secara optimal. Hal ini sejalan dengan Rencaca Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2004- 2009 yang mencanangkan tekad untuk meningkatkan perluasan PAUD dalam rangka membina, menumbuhkan dan mengembangkan seluruh potensi anak usia dini secara optimal agar memiliki kesiapan untuk memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut, di antaranya dalam pengembangan kreativitas anak usia dini. Untuk mengembangkan kreativitas anak usia dini perlu dukungan dari semua pihak; guru, orang tua, dan lingkungan masyarakat. Kata kunci: mengembangkan kreativitas anak usia
RELEVANSI METODE LANGSUNG PADA PENGAJARAN BAHASA ARAB TINGKAT PERGURUAN TINGGI Yufi Mohammad Nasrullah
Jurnal Pendidikan UNIGA Vol 1, No 1 (2007): Jurnal Pendidikan UNIGA
Publisher : Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jp.v1i1.9

Abstract

Pengajaran bahasa Arab di tingkat lanjutan terutama pada perguruan tinggi Islam masih terkendala dengan berbagai kompleks persoalan. Output pembelajaran, dalam hal ini lulusan perguruan tinggi Islam, masih dihinggapi kenyataan minimnya penguasaan mereka terhadap bahasa Arab yang nota bene salah satu pilar terpenting dalam rangka kajian Islam. Kompleks persoalan yang meliputi masalah orientasi pengajaran bahasa Arab dan quo vadis problem linguistik serta non-linguistik, meniscayakan perlunya peninjauan kembali berbagai unsur tersebut. Kecuali itu, metode langsung yang selama ini digunakan dalam praktek pengajaran perlu ditelusuri sisi kelemahan dan kelebihannya untuk selanjutnya mencari alternatif metode dalam pengajaran bahasa Arab. Kata kunci : metode langsung, pengajaran bahasa Arab, perguruan tinggi
URGENSI INTERNALISASI PENDIDIKAN AQIDAH AKHLAK BAGI GENERASI MUDA Masripah .
Jurnal Pendidikan UNIGA Vol 1, No 1 (2007): Jurnal Pendidikan UNIGA
Publisher : Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jp.v1i1.10

Abstract

Generasi Muda adalah satu-satunya makhluk yang memiliki kemampuan intelektual, tenaga produktif dan berfikir rasional. Aset Negara yang paling berharga adalah generasi muda yang merupakan harapan bangsa yang mempunyai mental bageur berarti berakhlak mulia, cager berarti sehat jasmaniah dan rohaniah, singer berarti punya semangat inovatif dan berprestasi serta proaktif dalam setiap kegiatan, bener berarti mindset lurus dan akidah tidak menyimpang, Pinter berarti mempunyai intelektualitas yang dapat diandalkan. Keberhasilan Pembinaan generasi muda sebagai penerus bangsa ditopang oleh empat pilar yaitu : pertama, pendekatan pendidikan aqidah dan akhlak yang dapat diperankan oleh ulama sebagai panutan umat, serta pembinaan mentalitas yang dilakukan oleh para pemimpin Negara baik eksekutif, legislatif maupun yudikatif. Kedua, pendekatan sarana dan prasarana bagi generasi muda dengan mendirikan tempat-tempat berkumpulnya generasi muda seperti gelanggang olah raga, seni budaya, karya ilmiah, dan diskusi. Ketiga, penegakan aturan (Law enforcement) oleh pemerintah dengan penegakkan hukum yang tegas terhadap tindakan kriminalitas yang dilakukan generasi muda seperti semaraknya tawuran dan geng motor. Keempat, pendekatan partisipasi generasi muda dalam menyelesaikan masalah dirinya serta warga masyarakat secara luas. Program Aksi Bagi Generasi Muda yang harus dilakukan adalah Pendidikan aqidah akhlak secara kontinyu, Peningkatan frekwensi pembinaan keagamaan di sekolah atau kampus, Peningkatan kualitas layanan pembinaan bagi generasi muda, Peningkatan peran serta tokoh keagamaan, masyarakat dalam penataan lingkunganperibadahan yang nyaman, Peningkatan peran penegak hukum dalam pembinaan generasi muda serta Pemberdayaan ekonomi generasi muda. Kata Kunci : Pendidikan, Aqidah, Internalisasi dan Generasi muda
PENGEMBANGAN KURIKULUM BERBASIS KARAKTER: KONSEPSI DAN IMPLMENTASINYA Agus Salim Mansyur
Jurnal Pendidikan UNIGA Vol 1, No 1 (2007): Jurnal Pendidikan UNIGA
Publisher : Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jp.v1i1.6

Abstract

Pendidikan karakter yang built in pada matpel dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaiu Keteladanan. Masalah Pendidikan karakter adalah masalah moral, kepribadian, dan figuritas. Oleh karenanya keteladanan orang tua dan guru merupakan hal yang paling masuk real dalam implementasinya, dari pada kurikulum ansich. Sehingga pendidikan karakter benar-benar menjadi solusi bagi bangsa ini; Menciptakan lingkungan yang kondusif. Melakukan pendidikan karakter dengan cara menata lingkungan, peraturan, serta konsekuensi di sekolah dan di rumah; Pembelajaran terintegrasi, kognisi-afeksi-spikomotor. Model pembelajaran seperti ini dimaksudkan agar materi dan metode penyampaian pada setiap matpel dapat mengarah pada pembinaan moral dan kepribadiaan; setiap matpel saling melengkapi dan memberikan penekanan pada pembentukan karakter peserta didik.;Pembiasaan aspek kognisi integrative-fungsional; memberikan pengetahuan bagaimana melakukan perilaku yang diharapkan untuk muncul dalam kesehariannya serta diaplikasikan. Untuk Pengkondisian emosinya. Emosi manusia adalah 88% merupakan kendali dalam kehidupan manusia. Jika mampu menyentuh emosinya dan memberikan informasi yang tepat maka informasi tersebut akan menetap dalam hidupnya. Kata kunci : Pendidikan, kurikulum, religius, moral dan karakter.

Page 1 of 1 | Total Record : 5