cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. bantul,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics)
ISSN : 23033045     EISSN : 2503183X     DOI : -
Core Subject : Health, Education,
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) abbreviated IJND (p-ISSN 2303-3045 and e-ISSN 2503-183X) is a peer-reviewed scientific journal publishing updated research and non-research articles in the area of nutrition and dietetics. This journal is published three times annually (January, May, and September) by Alma Ata University Press in collaboration with Indonesian Nutrition Association (Persatuan Ahli Gizi Indonesia).
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "VOLUME 11 ISSUE 3, 2023" : 6 Documents clear
Relationship between parenting pattern cleanliness and sanitation, and antenatal care with stunting in toddlers age 24-59 months Dany Permana; Sapja Anantanyu; Aditya Nanda Priyatama
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 11 ISSUE 3, 2023
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21927/ijnd.2023.11(3).143-151

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Stunting merupakan salah satu gangguan masalah kesehatan pada anak yang menyebabkan peningkatan morbiditas anak, kematian dini, meningkatkan penyakit tidak menular dan obesitas saat dewasa. Pola asuh kebersihan dan sanitasi serta antenatal care adalah contoh dari beberapa factor yang mempengaruhi stunting. Saat ini, kejadian stunting pada anak-anak balita masih tinggi di Indonesia.Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan antara pengasuhan kebersihan dan sanitasi dan antenatal care (ANC) terhadap kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan.Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik, desain case control selama satu bulan (Februari-Maret) dengan sampel penelitian adalah ibu yang memiliki anak balita berjumlah 124 orang dengan usia 24-59 bulan di Kabupaten Kuburaya, Kalimantan Barat. Kelompok kontrol adalah balita normal dan kelompok kasus balita stunting. Teknik pengambilan data yang digunakan kuisioner, wawancara, dan dokumentasi. Variabel bebas adalah pengasuhan kebersihan dan sanitasi dan antenatal care (ANC) dan variabel terikat kejadian stunting. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistic bivariat Hasil: Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengasuhan kebersihan dan sanitasi kurang baik (58,1%) dan ANC tidak teratur (38,7%). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengasuhan kebersihan dan sanitasi dan antara antenatal care (ANC) dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,05.Kesimpulan: Terdapat hubungan antara pengasuhan kebersihan dan sanitasi dan antenatal care (ANC) terhadap kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan. KATA KUNCI: antenatal care; balita; pola kebersihan; sanitasi; stunting ABSTRACTBackground: Stunting is a health problem in children that causes increased child morbidity, premature death, increased non-communicable diseases, and obesity in adulthood. Cleanliness, sanitation parenting patterns, and antenatal care are examples of several factors that influence stunting. The incidence of stunting among children under five is still high in Indonesia.Objectives: This research aims to identify the relationship between hygiene and sanitation care and antenatal care (ANC) on the incidence of stunting in toddlers aged 24-59 months.Methods: The type of research used was analytical observational, case-control design for one month (February-March). The research sample was mothers with 124 children under five aged 24-59 months in Kuburaya Regency, West Kalimantan. The control group was normal toddlers, and the case group was stunting toddlers. The data collection techniques used were questionnaires, interviews, and documentation. The independent variables are hygiene and sanitation care and antenatal care (ANC), and the dependent variable is the incidence of stunting. The data analysis technique used is bivariate statistical analysis.Results: This study revealed that most respondents had poor hygiene and sanitation care (58.1%) and irregular ANC (38.7%). The bivariate analysis results show a significant relationship between hygiene and sanitation care and between antenatal care (ANC) and the incidence of stunting in toddlers aged 24-59 months, with a significance value of 0.000 <0.05.Conclusions: There is a relationship between hygiene and sanitation care and antenatal care (ANC) on the incidence of stunting in toddlers aged 24-59 months. KEYWORD: antenatal care; cleanliness care; sanitation; stunting; toddler
Red spinach-containing snack food improved hemoglobin and hematocrit levels of girl adolescents in Riau Archipelago Galuh Lintang Wilandri; Nurul Kusumawardani; Daisy T. Viray; Veriani Aprilia
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 11 ISSUE 3, 2023
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21927/ijnd.2023.11(3).152-159

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Anemia banyak terjadi pada remaja yang ditandai dengan turunnya kadar hemoglobin dan hematokrit darah. Bayam merah (Alternanthera amoena Voss.) sebagai salah satu pangan tinggi zat besi berpotensi diteliti pengaruhnya dalam mengatasi anemia.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efek mengonsumsi kudapan yang mengandung bayam merah terhadap kadar hemoglobin dan hematokrit pada remaja puteri anemia di SMPNegeri 2 Bintan Timur, Kepulauan Riau. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimental dengan pendekatan pretest-postest dengan kelompok kontrol dengan 36 subjek yang dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok perlakuan diberikan kudapan yang mengandung bayam merah, sementara kelompok kontrol menerima kudapan tanpa penambahan bayam merah selama 14 hari. Sampel darah kemudian diambil dan dianalisis kadar hemoglobin dan hematokritnya. Data kemudian dianalisis dengan T-tes dependen. Hasil: Penelitian ini membuktikan bahwa ada beda kadar hemoglobin dan hematokrit pada kelompok perlakuan antara sebelum dan sesudah intervensi, dengan peningkatan masing-masing 0.4 kurang lebih 0.05g per dL dan 2.1 kurang lebih 0.07 persen. Sementara itu, pada kelompok kontrol tidak ada perbedaan kadar hemoglobin dan hematokrit antara sebelum dan sesudah perlakuan. Kesimpulan: Kudapan yang mengandung bayam merah memengaruhi kadar hemoglobin dan hematokrit pada remaja putri anemia di Kepulauan Riau. Produk ini dapat dijadikan sebagai alternatif kudapan dalam penanganan anemia. KATA KUNCI: alternanthera amoena voss.; anemia; remaja; zat besi; makanan ABSTRACT Backgrounds: Anemia often occurs in adolescents, characterized by a decrease in hemoglobin and blood hematocrit levels. Red spinach (Alternanthera amoena Voss.) as a food high in iron has the potential to be studied for its effect in treating anemia. Objectives: To evaluate the effect of red spinach-containing snack foods on the hemoglobin and hematocrit levels of anemic adolescent girls at SMP Negeri 2 Bintan Timur, Riau Archipelago. Methods: It was a quasi experimental study with a pretest-posttest control group design with 36 subjects, divided into two groups. The treatment group received red spinach-containing snack foods, while a control group received plain snack foods for 14 days. At the beginning and the end of the study, blood was collected and analyzed for hemoglobin and hematocrit levels. Data were analyzed using a t-test.Results: The study showed the differences in hemoglobin and hematocrit levels in the treatment group before and after intervention, with an increase of 0.4 more or less 0.05g peer dL and 2.1 more or less 0.07 percent, respectively. Meanwhile, the control group showed no differences in hemoglobin and hematocrit levels before and after the intervention. Conclusions:The red spinach-containing food affected the hemoglobin and hematocrit levels of anemic adolescent girls in the Riau Archipelago. This product can be used as an alternative food to overcome anemia.KEYWORDS: alternanthera amoena voss.; anemia; adolescent; iron; food
Effect of Moringa (Moringa oleifera) leaves on increasing hemoglobin level of female adolescents Fitria Yulastini; SN Nurul Makiyah; Retno Mawarti
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 11 ISSUE 3, 2023
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21927/ijnd.2023.11(3).104-113

Abstract

ABSTRACTBackground: Iron deficiency anemia is a dominant cause of anemia in the world, and it is one of the major nutritional problems in Indonesia with high prevalence in female adolescents, which reached 22.7%. Moringa plant (Moringa oleifera) contains rich amount of protein, amino acid, mineral, and vitamin.The use of moringa leaves as an herbal treatment has been developed, with one of its main objectives is to increase the hemoglobin level.Objective: To analyze the effect of moringa (Moringa oleifera) leaves capsule on the hemoglobin level of female adolescents.Method: This was a true experimental study with randomized controlled trial design and simple random sampling. Research samples were 61 anemic female adolescents that were classified into two groups. 31 girls were selected as treatment group where they consumed moringa leaves capsules, and the other 30 girls received iron supplements in control group. The intervention was done twice per day for 21 days. Data of hemoglobin level was analyzed using independent t-test.Results: Hemoglobin level in treatment group before the intervention was 10.75±0.94 gr/dl and it increased to 12.58±0.99 (p-value= 0.000) after the intervention. The level of the control group also increased after intervention with the p-valueof 0.000. The mean hemoglobin level increase in treatment and control groups were 1.82 gr/dland 1.40 gr/dl, respectively. There was a significant difference between hemoglobin level increase between both groups with the p-valueof 0.039(<0.05).Conclusion: The hemoglobin level of female adolescents who consumed moringa (Moringa oleifera) leaves capsules was higher than the ones who only took iron supplements. Keywords                  : Moringa leaves (Moringa oleifera); iron supplement; hemoglobin level; female adolescent
Underrated fruit: Round green avocado's hidden nutrients against obesity and comorbidities Nyono Dedi Prabowo; Diah Kurnia Mirwati; Setyo Sri Rahardjo
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 11 ISSUE 3, 2023
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21927/ijnd.2023.11(3).160-173

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Alpukat merupakan tanaman buah bernilai gizi tinggi yang tersedia secara luas, terjangkau, dan melimpah, khususnya di Jawa Tengah. Round green adalah varietas alpukat terbesar di Indonesia. Sebagai sumber makanan alami, alpukat kurang dihargai dan kurang populer dibandingkan buah-buahan lainnya, sedangkan kandungan nutrisi kompleks yang tersembunyi kurang dipelajari. Penelitian ini dilakukan karena banyaknya kandungan nutrisi alpukat dan kecenderungannya untuk obesitas.Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyembunyikan kandungan nutrisi yang tersembunyi dari alpukat hijau bulat dan kemampuannya melawan penyakit penyertanya.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif. Varietas alpukat yang dipilih berwarna hijau bulat. Analisis proksimat dilakukan mengikuti AOAC, dan kandungan asam lemak diukur menggunakan kromatografi gas dengan detektor ionisasi nyala (GC-FID) . Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis proksimat buah alpukat hijau bulat adalah kadar air (87,66-87,71%), abu (0,65-0,71%), lemak (5,88%), protein (1, 62-1,73%), karbohidrat (4,03-4,13%). , jumlah serat makanan (5,47-5,63%), lemak jenuh dan tak jenuh masing-masing (3,02 dan 96,98%) /100 g. Nutrisi tersembunyi utama dari alpukat hijau bulat adalah serat makanan yang tidak larut dan asam lemak tak jenuh, terutama α-linolenat. Menurut literatur, keduanya berpotensi melawan obesitas dan penyakit penyertanya.Kesimpulan: Studi kami menunjukkan komponen nutrisi tersembunyi yang paling penting dari alpukat hijau bulat adalah makanan dan lemak tak jenuh. Keduanya memiliki kemampuan untuk mengurangi obesitas sekaligus menghindari dan memperbaiki penyakit penyertanya.
Glycemic index of a breakfast food from black rice, konjac, jack beans, and red dragon fruit in rats with type 2 diabetes Alya Suha Zhafira; Hidayah Dwiyanti; Nur Aini
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 11 ISSUE 3, 2023
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21927/ijnd.2023.11(3).114-131

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Penderita DM tipe 2 memerlukan sarapan yang tepat sehingga tidak meningkatkan kadar gula darah, yang harus terbuat dari bahan-bahan dengan indeks glikemik rendah. Beras hitam, porang, kacang koro pedang dan buah naga merah memiliki komposisi bahan dengan indeks glikemik rendah sehingga pengolahannya menjadi sereal sarapan dapat menjadi alternatif yang dapat dikonsumsi penderita DM2 dengan aman.Tujuan: Penelitian bertujuan untuk mempelajari indeks glikemik sereal sarapan beras hitam, porang, kacang koro pedang, dan buah naga merah, dan membandingkannya dengan sereal sarapan yang sudah komersial.Metode: Penelitian ini bersifat eksperimen dengan desain post test. Indeks glikemik dianalisis menggunakan metode incremental area under the blood glucose response curve (IAUC). Data indeks glikemik dianalisis menggunakan uji one way ANOVA yang dilanjutkan dengan uji Duncan.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sereal sarapan pagi mengandung total gula 13,72%, total serat pangan 33,98%, dan antosianin 35,2%, serta nilai indeks glikemik 49,75. Kadar serat pangan, antosianin pada produk hasil penelitian ini lebih tinggi dibandingkan produk komersial, sedangkan energi lebih rendah. Kesimpulan: Produk sereal sarapan memiliki kandungan serat makanan dan antosianin yang tinggi, serta kandungan gula total dan indeks glikemik yang rendah; dapat digunakan sebagai pengganti sarapan bagi penderita diabetes melitus. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui keefektifan produk ini dalam mengontrol glukosa darah puasa pada individu dengan diabetes melitus. KATA KUNCI: antosianin; beras hitam; Indeks Glikemik; sereal sarapan; serat pangan    ABSTRACTBackground: Patients with type 2 diabetes need the correct meal that has low glycemic index components in order to prevent blood sugar levels from rising. Due to the low glycemic index of black rice, konjac, jack bean and red dragon fruit, their processing into morning cereals can be a safe choice for DM2 patients.Objectives: The aim of this study was to study the glycemic index of breakfast cereals of black rice, konjac, jack bean, and red dragon fruit, and compare them with commercial breakfast cereals.Methods: This research is experimental with a posttest design. The glycemic index was analyzed using the incremental area under the blood glucose response curve (IAUC) method. Glycemic index data were analyzed using a one-way ANOVA test followed by Duncan's test.Results: The results showed that breakfast cereals contained 13.72% total sugar, 33.98% total dietary fiber, and 35.2% anthocyanins, and a glycemic index value of 49.75. The levels of dietary fiber and anthocyanins in the products of this study were higher than those of commercial products, while the energy levels were lower.Conclusions: Breakfast cereal products have a high content of dietary fiber and anthocyanins, as well as a low total sugar content and glycemic index; can be used as a substitute for breakfast for people with diabetes mellitus. Further research is needed to determine the effectiveness of this product in controlling fasting blood glucose in individuals with diabetes mellitus. KEYWORD: anthocyanin; black rice; Glycemic Index; breakfast cereal; dietary fiber
Changes in body weight and leptin: intervention of gambir extract in obese model rats Meintansari Manik; Setyo Sri Rahardjo; Ratih Puspita Febrinasari
Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and Dietetics) VOLUME 11 ISSUE 3, 2023
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21927/ijnd.2023.11(3).132-142

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Peningkatan prevalensi obesitas menjadi masalah kesehatan yang serius sehingga diperlukan terapi alternatif. Gambir mengandung katekin yang memiliki sifat antiobesitas yang dapat digunakan sebagai terapi alternatif.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh intervensi ekstrak gambir terhadap berat badan dan leptin pada tikus model obesitas.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian labolatorik dengan rancangan pre-post test. Subjek penelitian yaitu tikus wistar jantan dengan jumlah 36 ekor. Tikus dibagi menjadi 6 kelompok yaitu KN (tikus sehat), K- (tikus obesitas), KP (tikus obesitas diberi Orlistat 10,8 mg/200gBB/hari), P1 (tikus obesitas diberi ekstrak gambir 20 mg/200gBB/hari), P2 (tikus obesitas diberi ekstrak gambir 40 mg/200gBB/hari), dan P3 (tikus obesitas diberi ekstrak gambir 80 mg/200gBB/hari). Data penelitian dianalisis menggunakan software SPSS versi 23.0. Uji beda kelompok dilakukan dengan One-way ANOVA jika data berdistribusi normal dan Kruskall Wallis jika data tidak berdistribusi normal.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna rerata berat badan (p=0,000) dan kadar leptin (p=0,001) antar kelompok tikus. Kelompok P3 memiliki rerata berat badan dan kadar leptin yang paling rendah, bahkan melampaui kelompok K+ dan mendekati kelompok KN.Kesimpulan: Intervensi ekstrak gambir dosis 80mg/200gBB/hari pada tikus obesitas dapat menurunkan perolehan berat badan dan menurunkan kadar leptin.KATA KUNCI: berat badan; gambir; katekin; leptin; obesitas ABSTRACT Background: The increasing prevalence of obesity is a serious health problem that requires alternative therapy. Gambir contains catechins with anti-obesity properties that can be used as an alternative therapy.Objectives: This study aims to analyze the effect of gambier extract intervention on body weight and leptin in obese rat models.Methods: This research was laboratory research with a pre-post-test design. The research subjects were male Wistar rats with a total of 36 rats. Rats were divided into 6 groups, namely KN (healthy rats), K- (obese rats), KP (obese rats given Orlistat 10.8 mg/200gBB/day), P1 (obese rats given gambir extract 20 mg/200gBW/day), P2 (obese rats given gambir extract 40 mg/200gBW/day), and P3 (obese rats given gambir extract 80 mg/200gBW/day). Research data were analyzed using SPSS software version 23.0. The different group tests were carried out using One-way ANOVA if the data were normally distributed and Kruskall Wallis if the data were not normally distributed.Results: The results showed a significant difference in mean body weight (p=0.000) and leptin levels (p=0.001) between groups of rats. The P3 group had the lowest average body weight and leptin levels, surpassing the K+ group and approaching the KN group.Conclusions: Gambir extract intervention at 80mg/200gBW/day in obese rats can decrease weight gain and reduce leptin levels.KEYWORDS : body weight; catechin; gambir; leptin; obesity

Page 1 of 1 | Total Record : 6