cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Buletin Sumber Daya Geologi
ISSN : 19075367     EISSN : 25801023     DOI : -
uletin Sumber Daya Geologi merupakan Makalah berkala ilmiah terakreditasi LIPI bidang mineral, energi fosil, dan panas bumi. Makalah ini terbit tiga nomor dalam satu tahun pada bulan Mei, Agustus dan November. Pada Tahun 2010, Buletin Sumber Daya Geologi mendapat Akreditasi B sebagai majalah Berkala Ilmiah, kemudian akreditasi ulang Tahun 2012, dan akreditasi terbaru di Tahun 2015 untuk tiga tahun kedepan dengan nomor ISSN (print) : 1907-5367. Tahun 2017 Buletin Sumber Daya Geologi mendapatkan nomor eISSN : 2580 - 1023 untuk versi onlinenya.
Arjuna Subject : -
Articles 512 Documents
PENGAYAAN LOGAM BERAT Mn, Co, DAN Cr PADA LATERIT NIKEL DI KABUPATEN KONAWE UTARA, PROVINSI SULAWESI TENGGARA Irzon, Ronaldo
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 12, No 2 (2017): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Buletin Sumber Daya Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3779.3 KB)

Abstract

Proses pelapukan lebih mudah terjadi pada wilayah beriklim tropis seperti di Indonesia dan meredistribusi kandungan kimia batuan induk. Hasil proses pelapukan batuan ultramafik banyak teridentifikasi di Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara. Proses pengayaan logam-logam berat pada horizon pelapukan di wilayah Konawe Utara merupakan tujuan penelitian ini. Perangkat XRF dan ICP-MS milik Laboratorium Geologi – Pusat Survei Geologi dimanfaatkan dalam pengukuran kadar oksida utama, unsur jarang, dan unsur tanah jarang pada setiap horizon pelapukan dari tiga profil: Andowia, Wawolimbue, dan Marombo. Horizon saprolit di Marombo dianggap layak untuk dijadikan pengganti horizon saprolit di Wawolimbue, karena berasal dari lokasi yang tidak jauh dan sebagai hasil dari pelapukan batuan ultramafik. Dapat disimpulkan bahwa logam berat: Mn, Co dan Cr terkayakan pada horizon laterit relatif terhadap dua horizon pelapukan lainnya, sedangkan Ni tertahan pada transitional bedrock. Pada sisi lain, Mg, Si, dan Ca cenderung mengalami pengurangan bertahap berbanding lurus dengan proses pelapukan. Profil Wawolimbue dan Marombo sangat mungkin berasal dari batuan induk yang sama dan dipertegas oleh diagram laba-laba unsur tanah jarang. Perbedaan pola diagram unsur tanah jarang berikut derajat anomali Eu menegaskan kesimpulan bahwa profil Andowia berasal dari batuan induk berbeda terhadap profil Wawolimbue-Marombo. Unsur tanah jarang paling terkayakan pada horizon laterit dengan anomali Ce negatif terkait terbentuknya fraksi lempungan dan oksidasi spontan Ce3+ menjadi Ce4+ saat pelapukan.
PEMBENTUKAN KIPAS ALUVIAL DI DAERAH SINUNUKAN, KECAMATAN BATANG NATAL, KABUPATEN MANDAILING NATALPROVINSI SUMATERA UTARA Pohan, Mangara P
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 2, No 2 (2007): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Buletin Sumber Daya Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keterdapatan emas aluvial di Desa Sinunukan, Kecamatan Batang Natal, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara telah diketahui sejak dahulu. Penambangan oleh rakyat maupun perusahan, umumnya dilakukan pada endapan tipe rombakan, endapan pantai, dan endapan undak. Interpretasi dari peta geologi dan foto udara, diperkirakan di daerah ini terdapat endapankipas aluvial, dimana endapan ini merupakan endapan yang berpotensi membawa mineral berharga seperti emas. Untuk mengetahui potensi mineral dan tipe endapan tersebut, di lakukan pemboran dengan menggunakan bor Bangka di daerah ini. Walaupun pemboran tidak mencakup seluruh daerah, akan tetapi data yang diperoleh cukup memberikan suatu informasi geologi bawah permukaan. Dari hasil pemboran, dapat diketahui pada bagian baratdaya blok penyelidikan lapisan kerikil dan kerakal berbentuk ″subrounded–round”, berukuran < 5 cm mempunyai ketebalan antara 4 - 8 m didominasi oleh batuan beku (andesit), dan batuan ubahan, setempat ditemukan batuan tersilisifikasi. Kearah timurlaut ukuran fragmen membesar menjadi sekitar 5 cm14 cm. Adanya lapisan lumpur, lempung, pasir, kerikil atau kerakal yang membentuk lapisan berselang-seling akibat pengendapan yang berulang-ulang, merupakan khas tipe Water Laid Deposits. Hasil pemetaan topografi, “top grave”, “isopach gravel”, dan “isograde”, dapat memperkuat dugaan bahwa di daerah ini terdapat suatu endapan kipas aluvial Dari data tersebut dapat diperkirakan, bahwa dahulu ada suatu aliran massa dan membentuk kipas aluvial, dimana hulu dari aliran massa berada pada bagian timurlaut daerah kajian. Pembentukan kipas aluvial di daerah ini diperkirakan berasal dari aliran Batang Natal yang terjadi pada Zaman Plistosen - Awal Holosen pada saat air laut lebih rendah 50 m-100m dari permukaan laut sekarang, dan iklim saat itu “arid” dan “semiarid”. Kemudian sesudah permukaan laut naik yang diperkirakan pertengahan Holosen, endapan kipas aluvial tersebut tertutup oleh pasir, lempung dan gambut yang merupakan hasil endapan genang laut.
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS METADATA SUMBER DAYA MINERAL DAN ENERGI INDONESIA BERBASIS WEB Rahmawati, Retno
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 6, No 3 (2011): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Buletin Sumber Daya Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (12110.25 KB)

Abstract

Dalam meningkatkan pengelolaan dan pelayanan serta pemanfaatan data dan informasi potensi sumber daya mineral dan energi, Pusat Sumber Daya Geologi merupakan salah satu instansi pemerintah yang bertanggung jawab dalam mengelola data tersebut. Salah satu upayanya adalah dengan melakukan pemuktahiran metadata sumber daya mineral dan energi. Metadata diperlukan untuk mengindentifikasi dan memberikan informasi dari suatu data, metadata sering disebut data tentang data atau informasi tentang informasi. Dengan semakin banyaknya data dan informasi yang tersedia maka diperlukan suatu aplikasi Sistem Informasi Geografis untuk mengelola metadata sumber daya mineral dan energi ini. Selain itu dengan meluasnya penggunaan internet sebagai media pertukaran informasi, maka aplikasi SIG ini dibuat berbasis Web. Tulisan ini menggambarkan langkah langkah dalam membuat aplikasi Sistem Informasi Geografi yang akan mengelola metadata sumber daya mineral danenergi di Indonesia.
Paparan Merkuri Di Daerah Pertambangan Emas Rakyat Cisoka, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten: Suatu Tinjauan Geologi Medis Agung, Lia Novalia; Hutamadi, Raharjo
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 7, No 3 (2012): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Buletin Sumber Daya Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9398.031 KB)

Abstract

Cisoka merupakan daerah pertambangan emas rakyat tradisional. Pengolahan bijih emas dilakukan secara amalgamasi, dengan menggunakan mesin gelundung yang tersebar di beberapa tempat, yaitu di hulu Cisoka, Ciupih, Lebak Situ, Gunung Julang, Ciladaeun dan di sekitar Muara. Hasil penelitian geologi medis mengindikasikan bahwa paparan merkuri tidak hanya pada media air dan tanah, tetapi juga pada biomarker seperti tanaman pangan, sayuran dan rambut walaupun rata-rata masih di bawah baku mutu. Namun demikian pada ikan dan urin, sudah ada yang melebihi nilai baku mutu. Adanya paparan merkuri di daerah Cisoka pada media lingkungan dan biomarker (ikan dan urin) tersebut, kemungkinan terjadi akibat dampak aktivitas pertambangan rakyat. Meskipun demikian, perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut dengan jumlah conto yang lebih representatif, sehingga hasilnya akan lebih akurat.
Penafsiran Tipe Mineralisasi Emas Berdasarkan Data Inklusi Fluida di Daerah Siulak Deras, Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi Tampubolon, Armin
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 3, No 1 (2008): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Buletin Sumber Daya Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (690.66 KB)

Abstract

Dengan memanfaatkan data inklusi fluida hasil proyek penyelidikan Pusat Sumber Daya Geologi tahun Anggaran 2006, dicoba ditafsirkan tipe mineralisasi emas di Daerah Siulak Deras, Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi. Tipe endapan emas sangat penting diketahui karena berkaitan dengan potensi endapan emas di daerah ini.Litologi daerah ini terdiri dari andesit, batuan gunungapi, kwarsa porfir dan granodiorit. Petunjuk mineralisasi logam selain berupa ubahan juga ditemukan sulfida logam termasuk logam dasar pada urat-urat kwarsa.Ada dua conto urat kwarsa yang diamati inklusi fluidanya yaitu conto AT/PR1 / 2 /Fi Ujung Ladang yang diambil dari urat kwarsa tekstur “sugary” pada batuan granodiorit dari parit uji (PR 1) dan conto STL/02/R/03/Fi yang diambil dari zona urat pada batuan andesit. Pengamatan dilakukan di Laboratorium LIPI Bandung. Hasil pengukuran mikrotermometri didapatkan Th 129 - 198 o C, Dengan tiga modus pada 129oC, 177oC  dan 198o C, kadar NaCl 1,4 – 2,2 % W, besaran ini mengindikasikan tipe mineralisasi epitermal yang berasosiasi dengan logam dasar.Dari data inklusi fluida ditafsirkan bahwa kedalaman mineralisasi masih cukuptebal oleh karena proses erosi mencapai sekitar 72, 13 meter dari paleo surface. Dengan asumsi mineralisasi memiliki penetrasi hingga kedalaman 400 meter berarti mineralisasi tersisa (terawetkan) atau belum tererosi adalah sekitar 300 meter lebih. Dengan demikian masih relatif cukup tebal sehingga diduga memiliki potensi, karenanyaperlu diselidiki lebih rinci.
PENENTUAN KAWASAN PERTAMBANGAN BERBASIS SEKTOR KOMODITAS UNGGULAN SUMBERDAYA NIKEL KABUPATEN KONAWE DAN KONAWE UTARA PROVINSI SULAWESI TENGGARA Nursahan, Iwan; Isnaniawardhani, Vijaya; Sulaksana, Nana
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 8, No 2 (2013): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Buletin Sumber Daya Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7246.685 KB)

Abstract

Kabupaten Konawe dan Kabupaten Konawe Utara merupakan bagian dari Kawasan Strategis Nasional (KSN) Soroako dan sekitarnya, yang dicanangkan sebagai wilayah dengan komoditi unggulan pertambangan nikel. Penentuan kawasan pertambangan berbasis komoditi unggulansumberdaya nikel ini menggunakan pendekatan Satuan Genetika Wilayah (SGW) dan memanfaatkan Teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG).Valuasi matrik holistik SGW menghasilkan 204 nilai SGW di Kabupaten Konawe dan 248 nilai SGW di Kabupaten Konawe Utara. Valuasi matrik holistik tersebut, menunjukkan adanya keterkaitan  aspek potensi dan kendala wilayah terhadap total nilai valuasi SGW. Berdasarkan valuasi SGW dan analisis SWOT  kawasan pertambangan prioritas I, maka dapat direkomendasikan bahwa SGW Pedataran Patahan Batuan Ultramafik daerah Langikima dan Wiwirano serta SGW Pedataran Batuan Ultramafik daerah Asera, Andowia, Wiwirano dan Molawe sebagai Kawasan Andalan Pertambangan Nikel, dengan total sumberdaya sekitar 1,14 Milyar Ton, dan nilai valuasi skenario dikembangkan/ditambang berkisar 248 hingga 298.
VULCANO TEKTONIC DEPRESTION DI LAPANGAN PANAS BUMI SEMBALUN, LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT Soetoyo, Soetoyo
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 3, No 3 (2008): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Buletin Sumber Daya Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1415.151 KB)

Abstract

Vulkano Tektonik yang terjadi pada Zaman Kuarter mengakibatkan Gunungapi tua Sembalun ini terbentuk sebuah kaldera pada bagian puncaknya. Pada saat ini lantai kaldera dengan ketinggian lebih dari 1000 meter diatas permukaan laut berupa dataran dan morfologi bergelombang lemah berada di sekitar Sembalun Bumbung dan Sembalun Lawang. Kaldera berbentuk tapal kudamembuka ke arah utara bergaris tengah lebih dari 1 km. Satuan batuan tertua dibentuk oleh Satuan Lava Sembalun terdiri dari lava andesit, andesit piroksen (dominan) dan basaltik, serta breksi lava dan piroklastik sebagai hasil erupsi gunungapi tua Sembalun. Penyebarannya sepanjang satuan geomorfologi sisa tubuh gunungapi tua Sembalun, merangkai dari G. Pergasingan, G. Batujang, G. Anakdare, G. Asah, G. Seladare, G. Nangi, G. Bonduri dan G. Lelonten membentuk dinding Kaldera Sembalun. Satuan Endapan Aliran Piroklastik Sembalun merupakan hasil erupsi paroksisma Gunungapi tua Sembalun, menyebar ke arah barat, baratlaut dan berada di atas satuan lava Sembalun, serta di bukaan Kaldera Sembalun yang mempunyai ketebalan 10 – 15 meter. Satuan ini memiliki ciri warna putih kotor kekuningan sampai coklat kemerahan serta coklat gelap dan merah muda, melapuk kuat, tekstur breksi dengan matriks halus – kasar, banyak mengandung juvenile pumice yang melapukdengan diameter 5 – 30 cm. Sesar – sesar berkembang yang dikelompokkan menjadi Dinding Kaldera Sembalun, Kawah Propok, Sesar Normal Pusuk, Bonduri, Seribu, Tanakiabang, Lantih, Sesar Lentih, Orok, Libajalin, Batujang, Grenggengan dan Berenong.
DELINEASI DAERAH PROSPEK PANAS BUMI BERDASARKAN ANALISIS KELURUSAN CITRA LANDSAT DI CANDI UMBUL - TELOMOYO, PROVINSI JAWA TENGAH Hermawan, Dudi; Rezky, Yuanno
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 6, No 1 (2011): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Buletin Sumber Daya Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1466.175 KB)

Abstract

Sistem rekahan yang merupakan media bagi fluida panas bumi untuk muncul ke permukaan dapat didelineasi dengan kelurusan pada citra Kelurusan-kelurusan yang diperoleh dari hasil analisis citra sangat membantu dalam analisis struktur geologi, tetapi hal tersebut belum cukup dalam suatu kegiatan eksplorasi panas bumi. Perlu juga diketahui bagian mana yang memiliki struktur geologi paling intensif dan pola umum dari struktur geologi yang berkaitan dengan pembentukan sistem panas bumi daerah tersebut. Peta kerapatan kelurusan landsat. landsatlineament density map Analisis kelurusan struktur di daerah panas bumi Candi Umbul-Telomoyo menunjukkan bahwa anomali kerapatan struktur geologi yang tinggi dan diperkirakan sebagai daerah prospek panas bumi adalah di bagian utara kerucut muda Gunung Telomoyo. Anomali ini tersebar dari lereng baratlaut kerucut muda Gunung Telomoyo ke utara-timurlaut sampai daerah Keningar dan Candi Dukuh dengan luas 39 km serta di sekitar manifestasi Candi Umbul dengan luas 7 km . Hal ini didukung oleh kondisi geologi permukaan berupa pemunculan manifestasi mata air panas dan sebaran batuan ubahan bertipe argilik hingga argilik lanjut yang diasumsikan sebagai hasil interaksi fluida hidrotermal dengan batuan sekitar melalui jalur-jalur rekahan.
CHARACTERISTICS OF GAS SHALE IN DAKEBO FORMATION, AT WAGHETE AREA - PAPUA PROVINCE Tobing, Robert Lumban
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 10, No 1 (2015): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Buletin Sumber Daya Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1397.052 KB)

Abstract

Dakebo Formation is found in Akimeugah Basin. The formation is interpreted as Pliocene in age and it is sedimented on alluvial fan and flood plain environment, composed by conglomerate, sandstone, sandy shale, mudstone and lignite. In megascopic view, samples of rock in this area are blackish gray. Among shale beds there are thin sandstones and limestones layers as well as remains ofbrownish to blackish plants. The organic geochemistry and maceral analyses indicate that samples of rock contain organic material with fair to very good classification as source rocks, and consist of vitrinite and liptinite macerals. The presence of vitrinite maceral is ‘rare to major’ and liptinite is ‘rare to common’. Based on the TOC analysis, abundance of the organic material is about 3.11% to 12.62% with type II and type III kerogen. T value is about 401ºC to 431ºC and Rv is 0.28% to 0.31% indicated that organic material is immature. Kerogen type II has prone to produce oil and type III has prone to produce gas. 
PROSPEK ENDAPAN KROMIT PADA LATERIT DOSAY, PEGUNUNGAN CYCLOOP, SENTANI BARAT, JAYAPURA, PAPUA Widi, Bambang Nugroho
Buletin Sumber Daya Geologi Vol 12, No 1 (2017): Buletin Sumber Daya Geologi
Publisher : Buletin Sumber Daya Geologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9499.512 KB)

Abstract

Keterdapatan mineral kromit di Wilayah Dosay, Kecamatan Sentani Barat,Provinsi Papua, merupakan temuan baru yang menarik untuk di kaji secara lebih jauh.Adanya indikasi tersebut telah memberikan gambaran kondisi mineralisasi  yang belum terungkap oleh penyelidik sebelumnya, terutama terutama berkaitan dengan keterdapatan kromit di wilayah ini.   Secara geologi Jalur Pegunungan Cycloop dimana indikasi kromit ditemukan memiliki ciri yang karakteristik. Kromit ditemukan dalam batuan ultrabasa kelompok ofiolit Pegunungan Cycloop. Batuan ofiolit merupakan batuan induk (host rock) dari kelompok mineral logam jenis kobalt (Co), nikel (Ni), besi laterit (Fe), platinum (Pt), Paladium (Pd) dan kromit (Cr).Dari hasil penyelidikan oleh Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara dan Panas Bumi, Badan Geologi th 2016, di daerah Sentani Barat diketahui anomali kromit ditemukan cukup signifikan yaitu dari kisara 1,3% hingga 4,7% dari soil hingga lapukan batuannya (saphrolit). Anomali ini mencapai grade tertinggi sekitar 130 kali lipat kelimpahan unsur kromit di kerak bumi. Sementara dari kelompok mineral logam lainnya seperti kobal, nikel dan besi kehadirannya tidak begitu signifikan.Adanya indikasi kromit yang kuat di horizon soil bagian atas hingga saphrolit pada bagian bawah diharapkan akan menjadi suatu temuan baru yang menarik dan berharga baik secara “scientific”c maupun ekonomi diwilayah ini dimasa mendatang

Page 7 of 52 | Total Record : 512


Filter by Year

2006 2024


Filter By Issues
All Issue Vol 19 No 3 (2024): Buletin Sumber Daya Geologi Vol 19 No 2 (2024): Buletin Sumber Daya Geologi Vol 19 No 1 (2024): Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 18 No. 3 (2023): Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 18 No. 2 (2023): Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 18 No. 1 (2023): Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 17 No. 3 (2022): Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 17 No. 2 (2022): Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 17 No. 1 (2022): Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 16 No. 3 (2021): Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 16 No. 2 (2021): Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 16 No. 1 (2021): Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 15 No. 3 (2020): Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 15 No. 2 (2020): Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 15 No. 1 (2020): Buletin Sumber Daya Geologi Vol 14, No 3 (2019): Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 14 No. 3 (2019): Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 14 No. 2 (2019): Buletin Sumber Daya Geologi Vol 14, No 2 (2019): Buletin Sumber Daya Geologi Vol 14, No 1 (2019): Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 14 No. 1 (2019): Buletin Sumber Daya Geologi Vol 13, No 3 (2018): Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 13 No. 3 (2018): Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 13 No. 2 (2018): Buletin Sumber Daya Geologi Vol 13, No 2 (2018): Buletin Sumber Daya Geologi Vol 13, No 1 (2018): Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 13 No. 1 (2018): Buletin Sumber Daya Geologi Vol 12, No 3 (2017): Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 12 No. 3 (2017): Buletin Sumber Daya Geologi Vol 12, No 2 (2017): Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 12 No. 2 (2017): Buletin Sumber Daya Geologi Vol 12, No 1 (2017): Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 12 No. 1 (2017): Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 11 No. 3 (2016): Buletin Sumber Daya Geologi Vol 11, No 3 (2016): Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 11 No. 2 (2016): Buletin Sumber Daya Geologi Vol 11, No 2 (2016): Buletin Sumber Daya Geologi Vol 11, No 1 (2016): Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 11 No. 1 (2016): Buletin Sumber Daya Geologi Vol 10, No 3 (2015): Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 10 No. 3 (2015): Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 10 No. 2 (2015): Buletin Sumber Daya Geologi Vol 10, No 2 (2015): Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 10 No. 1 (2015): Buletin Sumber Daya Geologi Vol 10, No 1 (2015): Buletin Sumber Daya Geologi Vol 10, No 1 (2015): Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 9 No. 3 (2014): Buletin Sumber Daya Geologi Vol 9, No 3 (2014): Buletin Sumber Daya Geologi Vol 9, No 2 (2014): Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 9 No. 2 (2014): Buletin Sumber Daya Geologi Vol 9, No 1 (2014): Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 9 No. 1 (2014): Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 8 No. 3 (2013): Buletin Sumber Daya Geologi Vol 8, No 3 (2013): Buletin Sumber Daya Geologi Vol 8, No 2 (2013): Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 8 No. 2 (2013): Buletin Sumber Daya Geologi Vol 8, No 1 (2013): Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 8 No. 1 (2013): Buletin Sumber Daya Geologi Vol 7, No 3 (2012): Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 7 No. 3 (2012): Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 7 No. 2 (2012): Buletin Sumber Daya Geologi Vol 7, No 2 (2012): Buletin Sumber Daya Geologi Vol 7, No 1 (2012): Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 7 No. 1 (2012): Buletin Sumber Daya Geologi Vol 6, No 3 (2011): Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 6 No. 3 (2011): Buletin Sumber Daya Geologi Vol 6, No 2 (2011): Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 6 No. 2 (2011): Buletin Sumber Daya Geologi Vol 6, No 1 (2011): Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 6 No. 1 (2011): Buletin Sumber Daya Geologi Vol 5, No 3 (2010): Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 5 No. 3 (2010): Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 5 No. 2 (2010): Buletin Sumber Daya Geologi Vol 5, No 2 (2010): Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 5 No. 1 (2010): Buletin Sumber Daya Geologi Vol 5, No 1 (2010): Buletin Sumber Daya Geologi Vol 4, No 3 (2009): Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 4 No. 3 (2009): Buletin Sumber Daya Geologi Vol 4, No 2 (2009): Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 4 No. 2 (2009): Buletin Sumber Daya Geologi Vol 4, No 1 (2009): Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 4 No. 1 (2009): Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 3 No. 3 (2008): Buletin Sumber Daya Geologi Vol 3, No 3 (2008): Buletin Sumber Daya Geologi Vol 3, No 2 (2008): Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 3 No. 2 (2008): Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 3 No. 1 (2008): Buletin Sumber Daya Geologi Vol 3, No 1 (2008): Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 2 No. 3 (2007): Buletin Sumber Daya Geologi Vol 2, No 3 (2007): Buletin Sumber Daya Geologi Vol 2, No 2 (2007): Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 2 No. 2 (2007): Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 2 No. 1 (2007): Buletin Sumber Daya Geologi Vol 2, No 1 (2007): Buletin Sumber Daya Geologi Vol 1, No 1 (2006): Buletin Sumber Daya Geologi Vol. 1 No. 1 (2006): Buletin Sumber Daya Geologi More Issue