cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota palembang,
Sumatera selatan
INDONESIA
Jurnal Arsir
ISSN : 25801155     EISSN : 26144034     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Jurnal Arsitektur Arsir is published by Architecture Department, Faculty of Engineering, Muhammadiyah University of Palembang. It reviews any subjectt related to the field of architecture. Published a twice a year; in June and December; there are two version of publication; ISSN 2580-1155 (print) and ISSN 2614-4034 (online)
Arjuna Subject : -
Articles 127 Documents
Pendekatan Compact Riverside City Pada Kota Baru Pontianak Priyoga, Iwan; Widhijanto, A. Agung
Arsir Vol 3, No 1 (2019): Arsir
Publisher : Universitas muhammadiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/arsir.v3i1.1312

Abstract

Pengembangan suatu kawasan untuk dapat menjadi  kota baru, selain membangun benar-benar baru sebagai kota (new development), juga dapat dilakukan dengan mengembangkan kawasan permukiman yang telah ada menjadi kota dengan layanan kebutuhan sebagai kota baru (termasuk re-development, renewal). Pertanyaan kajian Pendekatan Compact Riverside City Pada Kota Baru Kota Pontianak ini, pertama adalah bagaimana menganalisis dalam mendapatkan kawasan-kawasan yang dapat membentuk kota baru untuk Kota Pontianak, sedangkan pertanyaan kedua adalah strategi apa yang dibutuhkan dalam mengembangakan kota baru untuk Kota Pontianak melalui dukungan karakter perairan sungai di Kota Pontianak. Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kawasan permukiman pada pusat-pusat layanan perkotaan pada kawasan-kawasan permukiman kota sekitar Kota Pontianak; manganalisa kebutuhan kawasan-kawasan yang terintegrasi dengan menggunakan pendekatan compact city strategy dan merumuskan kebutuhan konsep perencaaan kota baru Kota Pontianak terkait dengan karakter perairan sungai di Kota Pontianak. Kajian ini menggunakan  metoda overlay melalui super imposed mapping berdasar rangkuman kajian-kajian terdahulu. Pendekatan analisis akan adalah compact city strategy.
FORMASI SPASIAL PERMUKIMAN KUMUH KOTA STUDI KASUS: PERUBAHAN POLA RUANG BERMUKIM PADA LAHAN DI JALAN SERSAN SANI PALEMBANG Indriani, Irma
Arsir Vol 1, No 1 (2017): Arsir
Publisher : Universitas muhammadiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/arsir.v1i1.855

Abstract

Permukiman kelompok di kota-kota di Indonesia banyak berkembang secara tidak terencana dan kumuh. Pertumbuhan permukiman seperti ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, selain angka pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi, yaitu ruang yang terbatas, waktu dan kemiskinan. Tidak adanya akses dan kemampuan mendapatkan tempat lain dan kelayakan ruang, penghuni permukiman berusaha bertahan dan mengelola lahan dan material yang terbatas agar memenuhi kebutuhan tempat tinggal mereka. Kasus perkembangan lahan bermukim di jalan Sersan Sani memperlihatkan bagaimana penghuni sebagai pelaku (agent) akan tertahan untuk bertindak bila ada ketimpangan struktural (kondisi negatif yang tereproduksi), dalam hal ini berbentuk keterbatasan ekonomi. Bila dibiarkan mereka akan menyesuaikan diri dalam kondisi yang sama lalu situasi tersebut akan terus berulang dipraktikkan sebagai bagian rutinitas hidup mereka. Dari kajian ini disimpulkan permukiman kumuh di kota muncul sebagai jalan keluar kelompok marjinal menciptakan ruang tinggal dan pendukung kegiatan ekonomi mereka. Penataan permukiman kumuh seharusnya melibatkan partisipasi penghuni agar peningkatan kualitas bermukim akan dapat berkelanjutan.
KAJIAN PERANCANGAN KAWASAN PERUMAHAN PADA LOKASI RAWAN BANJIR DENGAN PENDEKATAN WATER SENSITIVE URBAN DESIGN (WSUD) DENGAN STUDI KASUS KAWASAN GEDEBAGE BANDUNG Anwar, Hendi
Arsir Vol 1, No 2 (2017): Arsir
Publisher : Universitas muhammadiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/arsir.v1i2.864

Abstract

Perkembangan laju pertumbuhan kota Bandung pada saat ini mengalami peningkatan yang sangat tinggi, dimana pertumbuhan sektor–sektor ekonomi yang dibarengi dengan tingkat pertumbuhan populasi manusia pada kota Bandung semakin besar. Hal tersebut mengakibatkan kebutuhan terhadap bangunan semakin meningkat, dengan adanya pembukaan lahan–lahan baru yang kemudian dibangun menjadi bangunan–bangunan pendukung segala aktifitas dalam kota Bandung salah satunya adalah memiliki fungsi perumahan. Namun maraknya pembukaan lahan baru mengakibatkan ruang–ruang hijau didalam kota yang memiliki fungsi sebagai daerah resapan air semakin berkurang yang otomatis memiliki dampak besar dalam potensi banjir akibat luapan air yang tidak terserap pada masing–masing area tersebut. Pendekatan Water Sensitive Urban Design (WSUD) merupakan suatu pendekatan rancang kota dan ruang hijau yang digunakan dalam perencanaan kawasan dengan sensitifitas yang tinggi terhadap air. Pendekatan WSUD ini diharapkan dapat menangani terhadap masalah kawasan yang memiliki potensi banjir
tim Redaksi Arsir, Tim
Arsir Vol 1, No 1 (2017): Arsir
Publisher : Universitas muhammadiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/arsir.v1i1.849

Abstract

KAJIAN PERILAKU MAHASISWA TERHADAP PENATAAN FURNITURE RUANG KELAS Angrini, Sisca N
Arsir Vol 1, No 1 (2017): Arsir
Publisher : Universitas muhammadiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/arsir.v1i1.857

Abstract

Dalam proses belajar mengajar perlu memperhatikan aspek-aspek yang dapat mempengaruhinya agar kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik. Beberapa faktor yang dapat di pelajari dalam memberikan suasana ruang kegiatan belajar mengajar agar berlangsung sesuai dengan harapan antara lain harus memperhatikan aksesibilitas, mobilitas, interaksi dan variasi kerja mahasiswa. Selain itu ada beberapa faktor pendukung kegiatan tersebut seperti luas ruang kelas, tinggi ruang, pencahayaan, penghawaan dan jarak pandang. Pada penataan furniture ruang kelas harus diatur sedemikian rupa agar faktor-faktor yang dapat menunjang lancarnya kegiatan belajar mengajar tersebut terintergrasi dengan baik dan fungsi ruang kelas menjadi maksimal. Perilaku mahasiswa dalam menentukan dimana posisi yang menurutnya nyaman dalam menerima pelajaran juga menjadi acuan agar mereka bisa berinteraksi dengan pengajar dan juga teman lebih leluasa dan berjalan lancar. Untuk mendapatkan tingkat kenyamanan yang merata di setiap bangku-bangku kelas yang telah di sediakan, perlu adanya sebuat setting interior ruang dalam yang memenuhi standar kenyaman tersebut
Tim Redaksi Redaksi, Tim
Arsir Vol 1, No 2 (2017): Arsir
Publisher : Universitas muhammadiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/arsir.v1i2.860

Abstract

ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOMPLEK PERUMAHAN KENCANA DAMAI PALEMBANG Sary, Reny Kartika; Kamil, Erfan M
Arsir Vol 1, No 2 (2017): Arsir
Publisher : Universitas muhammadiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/arsir.v1i2.882

Abstract

Penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) menjadi hal yang utama, karena fungsi dan manfaatnya yang begitu besar bagi keberlangsungan hidup sebuah kota. Khususnya di kota Palembang, pada tahun 2015 luasan Ruang Terbuka Hijau belum mencapai 10% dari luas wilayah, sedangkan standar yang diatur pada undang-undang No 26 tahun 2007 Ruang Terbuka Hijau harus mencapai 30% dari luas wilayah perkotaan.Penelitian ini secara umum untuk menghitung kebutuhan luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) berdasarkan luas komplek perumahan yang menjadi objek penelitian, dalam hal ini adalah Komplek Perumahan Kencana Damai Palembang. Sedangkan tujuan khusus penelitian ini adalah menghitung dan menginventarisasi keberadaan Ruang Terbuka Hijau di Komplek Perumahan Kencana Damai serta menentukan kekurangan atau kelebihan luas Ruang Terbuka Hijau pada Objek penelitian. Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk menjelaskan dan menghitung besaran luas Ruang Terbuka Hijau pada Komplek Perumahan Kencana Damai Palembang ,data dijelaskan dengan angka-angka yang menggunakan perhitungan matematis, untuk menentukan luasan RTH pada Objek penelitian, serta diperkuat dengan hasil survey berupa gambaran tentang kondisi dan situasi yang akan dijadikan deskriptif untuk penelitian. Analisis akan dilakukan setelah melakukan survey eksisting (data visual) berupa Foto Udara, Peta, dan hasil pengukuran pada objek penelitian. Selanjutnya akan dilakukan perhitungan luas lahan objek penelitian. Dari data ini akan didapatkan besaran ideal Ruang Terbuka Hijau yang harus tersedia pada objek penelitian yaitu besaran Ruang Terbuka Hijau Eksisting terhadap besaran lokasi objek penelitian. Kemudian dari hasil perhitungan itu akan diketahui apakah luasan RTH pada objek penelitian sudah sesuai dengan standar yang diatur pada Undang-Undang No. 26 tahun 2007 atau belum. Apabila belum, berapa besar kekurangan RTH yang harus ditambahkan agar besaran RTH pada objek penelitian bisa mencapai 30%. Luaran penelitian ini adalah: (1) Luas Ruang Terbuka Hijau eksisting objek penelitian; (2) Mengetahui apakah luasan Ruang Terbuka Hijau pada objek penelitian sudah sesuai dengan standar yang diatur pada Undang-Undang No. 26 tahun 2007 atau belum; (3) Luasan RTH yang harus ditambahkan apabila luasan RTH pada objek penelitian belum mencukupi; (4) Usulan agar RTH pada objek penelitian bisa mencapai besaran yang ideal. The provision Green Open Space is necessity, because the function and benefits are so great for the survival of a city. In 2015 the extent of Green Open Space in Palembang has not reached 10% of the total area, while the standards set in the law No 26 of 2007 Green Open Space must reach 30% of urban area.The purpose of this research is the to calculate the need of Green Open Space based on the certain residential. The research object is Kencana Damai Residential Palembang which is one of the residential prototype for public facilities that already given to local goverment. While the specific purpose of this study is to calculate and inventory the existence of Green Open Space in Kencana Damai Residential Palembangas well as determine the shortage or excess of Green Open Space in the object of research. This research will be done by using quantitative descriptive method which aims to explain and calculate the scale of Green Open Space in Kencana Damai Residential Palembang , the data is explained by numbers using mathematical calculations, to determine the extent of green open space in research object, and reinforced with the results survey in the descriptive form about the condition and situation that will be used as data for research. The analysis will be done after conducting the existing survey (visual data) in the form of Aerial Photo, Map, and measurement of land on the research object. It will be calculated as a land area of research object. Data will be obtained as the ideal amount of Green Open Space that must be available on the object of research. This is of Green Open Space Existing will be compare to the amount of the location of the research object. By doing this the calculation results will be known whether the extent of green space on the object of research is in accordance with the standards set in Law no. 26 of 2007 or not. If not, how much of the green space must be added for the amount of green space on the object of research can achieved the 30% of ideal open greeb space. The output of this research are: (1) Green Open Space Area existing research object; (2) Knowing of Green Open Space in the research object is in accordance with the standards regulated in Law no. 26 of 2007 (3) The additional Green Open Space area must be required if the green open space on the research object is not sufficient; (4) Proposed that the Green Open Space on the research object can achieved the ideal quantity
ANALISIS FUNGSI UTAMA RUANG TERBUKA NON HIJAU PUBLIK DI PELATARAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG Sary, Reny Kartika
Arsir Vol 1, No 1 (2017): Arsir
Publisher : Universitas muhammadiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/arsir.v1i1.856

Abstract

Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) merupakan salahsatu elemen dari perencanaan kota. Salah satu Ruang Terbuka Non Hijau Publik di kota Palembang adalah Pelataran Benteng Kuto Besak. Pelataran Benteng Kuto Besak ini sudah beberapa kali mengalami perubahan, baik itu pada perubahan fungsi maupun perubahan bentuk. Pada tahun 1990-an. Pelataran ini merupakan pasar terbuka dan dermaga dagang tradisional yang berfungsi sebagai tempat berjualan bagi pedagang buah-buahan. Pada tahun 2000-an, pelataran ini dibuat agar terbentuk suatu Ruang Terbuka Publik yang berkualitas sebagai ruang rekreasi, wisata dan untuk beraktivitas warga yang bisa mencerminkan kepribadian masyarakat kota Pada saat ini fungsi Pelataran Benteng Kuto Besak sebagai Ruang Terbuka Non Hijau masih belum maksimal. Ruang Terbuka Non Hijau ini seharusnya bisa mengakomodasi beberapa fungsi yaitu; 1) Ekologis; 2) Ekonomis; 3) Arsitektural dan 4) Darurat. Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) harus direncanakan sedemikian rupa agar bisa memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat perkotaan. Penataan Ruang Terbuka Non Hijau ini perlu mendapatkan perhatian khusus agar penyediaannya bisa merata hampir disetiap sudut kota, baik itu diperumahan, di perkantoran maupun di area fasilitas umum yang bisa di datangi oleh warga kota tanpa batasan waktu. Hal ini berguna untuk menentukan fungsi dominan terhadap Ruang Terbuka Non Hijau yang akan dibuat. Berdasarkana Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 12 Tahun 2009 tentang penyediaan dan manfaat Ruang Terbuka Non Hijau di Perkotaan, adapun fungsi Ruang Terbuka Non Hijau secara fisik adalah;1) sebagai wadah aktifitas budaya masyarakat dalam wilayah kota; 2) pengungkapan ekspersi budaya atau kultur lokal; 3) merupakan media komunikasi warga kota; 4) tempat olah raga dan rekreasi; 5) wadah dan objek pendidikan, penelitian dan pelatihan dalam mempelajari alam.
PERHITUNGAN OVERALL THERMAL TRANSFER VALUE (OTTV) PADA SELUBUNG BANGUNAN Setiani, Aprilia Nur; Harani, Arnis Rochma; Riskiyanto, Resza
Arsir Vol 1, No 2 (2017): Arsir
Publisher : Universitas muhammadiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/arsir.v1i2.879

Abstract

Permasalahan pemanasan global menjadi permasalahan terbesar dunia saat ini, beberapa upaya pencegahannya terus digencarkan, salah satunya dengan penerapan bangunan hijau. Di Indonesia bangunan hemat energi harus memenuhi persyaratan SNI 03-6389-2000 yang sudah diberlakukan oleh Pemerintah mulai saat ini. Namun, tuntutan tersebut belum sepenuhnya dipenuhi oleh owner dan badan perencana atau konsultan. Hal tersebut dapat terlihat dengan masih banyaknya bagian fasad bangunan tinggi yang didominasi oleh material kaca. Salah satunya juga diterapkan pada perencanaan bangunan Proyek Srondol Mixed-Use Development. Material dinding kaca banyak digunakan pada bangunan tersebut khususnya pada bangunan Rumah Sakit dan Podium. Meskipun demikian, tidak semua bangunan dengan dominan kaca termasuk ke dalam bangunan yang tidak hemat energi. Berdasarkan perhitungan OTTV pada bagian selubungnya, bangunan tersebut sudah memenuhi kriteria dari standar SNI yang dipersyaratkan. Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dari hasil perhitungan OTTV yang dijabarkan dalam analisa. Hasil dari penelitian ini adalah bangunan Rumah Sakit Siloam yang berfungsi sebagai menara dan bangunan perbelanjaan yang berfungsi sebagai Podium pada proyek Srondol Mixed-Use Development sudah memenuhi kriteria bangunan hemat energi.The problem of global warming is becoming the biggest problem of the world today, some of the prevention efforts are continuously intensified, one of them is by applying green building requirements. In Indonesia, energy-efficient buildings must meet the requirements of SNI 03-6389-2000 which has been imposed by the Government from now on. However, these demands have not been fully met by the owner and the planning agency or consultant. This can be seen with the still high part of the facade of high buildings dominated by glass material. One of them is also applied to the Srondol Project Mixed-Use Development building planning. Glass wall material is widely used in the building especially in Hospital buildings and Podium. However, not all buildings with dominant glass façade are included into buildings that are not energy efficient. Based on the calculation of OTTV on Mixed-Use Srondol Project Development building envelope, the building meets the criteria of the required SNI standard. The method used in this research is quantitative approach of the OTTV calculation result described in the analysis. The result of this research is Siloam Hospital building which has function as tower and commercial building that has function as Podium in Srondol Mixed-Use Development project has fulfilled the criteria of energy efficient building
MAKNA RUMAH CARAHULU KOMERING SEBUAH KAJIAN SEMIOTIK Iskandar, Iskandar Iskandar; Suprapti, Atiek; Rukayah, R Siti
Arsir Vol 1, No 2 (2017): Arsir
Publisher : Universitas muhammadiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/arsir.v1i2.878

Abstract

Rumah Carahulu Komering merupakan salah satu rumah vernakular yang ada di Provinsi Sumatera Selatan. Rumah ini merupakan rumah asli Suku Komering. Rumah Carahulu bentuknya memiliki kekhasan tersendiri salahsatunya atapnya berbentuk pelana segitiga menjulang tinggi, memiliki bentuk bidang ruang berbentuk kubus, pintu utama dan jendela utama berbentuk gerbang bermahkota serta memiliki ragam hias ukiran yang unik. Penelitian ini bertujuan untuk mencari makna dari unsur-unsur bentuk Rumah Carahulu melalui pendekatan Semiotik. Metode penelitian yang dipakai yaitu metode penelitian kualitatif melalui pendekatan metode Rasionalistik atau Post Positivistik dengan landasan teori tentang Makna dan teori tentang Semiotik.Pengambilan data primer dilakukan dengan cara mengamati secara seksama terhadap objek rumah, melakukan wawancara dengan keturunan pemilik rumah, tokoh masyarakat, wawancara dan sesepuh desa. Pengambilan data sekunder melalui data sejarah Suku Komering berupa buku penelitian terdahulu. Rumah Carahulu Komering memiliki makna dari unsur-unsur bentuknya yaitu makna nostalgia akan tanah leluhur sebagai Mountain People (Manusia Gunung) dan makna regenerasi hidup, makna keyakinan Suku Komering terhadap akidah Islam bahwa dakwah Islam untuk Keluarga hal yang mutlak, makna filosofis hidup Suku Komering bahwa kejadian di muka bumi selalu berpasangan serta makna pesan moral melalui sifat karakter flora, geometris dan kaligrafi. Rekomendasi untuk Pemerintah supaya Rumah Carahulu Komering dimasukan sebagai Benda Cagar Budaya. Rekomendasi untuk Iptek, agar Rumah Carahulu Komering dilakukan penelitian lebih lanjut bidang Arsitekur lainnya, bidang Building Science dan Bidang Struktur Konstruksi. Komering house is one of the vernacular houses in the South Sumatra province. This house is a home to Komering native tribes . The house has a peculiarities shape one of them saddle-shaped roof towering triangle, has a cube-shaped space field, the main door and windows have an ornament like the crown-shaped with a decorative unique carving. This study aimed to explore the meaning of form elements Carahulu house through a semiotic approach. The research used a qualitative method with Rationalistic Research approach or Post positivistic methods with the theoretical basis of the meaning and the theory of semiotics. The primary data is collect by carefully observing of the house, doing interviews with the descendants of homeowners, community leaders, interviews and village elders. Secondary data retrieval through the historical data from a book and Parts Komering previous research. The Carahulu Komering house has the meaning of the elements of shape that is nostalgia for the ancestral lands as Mountains Man and the meaning of regeneration of life, the meaning of Komering Tribe faith against the Islamic religion that Islamic missionary for Family absolutes right, the philosophical meaning of Komering Tribe that everything happens on earth are always in pairs and meaning of moral messages through character of floral, geometric and calligraphy. Recommendations for the Government to Komering Carahulu house included as Objects of Cultural Property. Recommendations for science and technology, to conduct Carahulu Komering house further research especially in architectural fields, Building Science and Structure Construction

Page 4 of 13 | Total Record : 127