Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOMPLEK PERUMAHAN KENCANA DAMAI PALEMBANG Sary, Reny Kartika; Kamil, Erfan M
Jurnal Arsir Vol 1, No 2 (2017): ARSIR
Publisher : Jurnal Arsir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) menjadi hal yang utama, karena fungsi dan manfaatnya yang begitu besar bagi keberlangsungan hidup sebuah kota. Khususnya di kota Palembang, pada tahun 2015 luasan Ruang Terbuka Hijau belum mencapai 10% dari luas wilayah, sedangkan standar yang diatur pada undang-undang No 26 tahun 2007 Ruang Terbuka Hijau harus mencapai 30% dari luas wilayah perkotaan.Penelitian ini secara umum untuk menghitung kebutuhan luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) berdasarkan luas komplek perumahan yang menjadi objek penelitian, dalam hal ini adalah Komplek Perumahan Kencana Damai Palembang. Sedangkan tujuan khusus penelitian ini adalah menghitung dan menginventarisasi keberadaan Ruang Terbuka Hijau di Komplek Perumahan Kencana Damai serta menentukan kekurangan atau kelebihan luas Ruang Terbuka Hijau pada Objek penelitian. Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk menjelaskan dan menghitung besaran luas Ruang Terbuka Hijau pada Komplek Perumahan Kencana Damai Palembang ,data dijelaskan dengan angka-angka yang menggunakan perhitungan matematis, untuk menentukan luasan RTH pada Objek penelitian, serta diperkuat dengan hasil survey berupa gambaran tentang kondisi dan situasi yang akan dijadikan deskriptif untuk penelitian. Analisis akan dilakukan setelah melakukan survey eksisting (data visual) berupa Foto Udara, Peta, dan hasil pengukuran pada objek penelitian. Selanjutnya akan dilakukan perhitungan luas lahan objek penelitian. Dari data ini akan didapatkan besaran ideal Ruang Terbuka Hijau yang harus tersedia pada objek penelitian yaitu besaran Ruang Terbuka Hijau Eksisting terhadap besaran lokasi objek penelitian. Kemudian dari hasil perhitungan itu akan diketahui apakah luasan RTH pada objek penelitian sudah sesuai dengan standar yang diatur pada Undang-Undang No. 26 tahun 2007 atau belum. Apabila belum, berapa besar kekurangan RTH yang harus ditambahkan agar besaran RTH pada objek penelitian bisa mencapai 30%. Luaran penelitian ini adalah: (1) Luas Ruang Terbuka Hijau eksisting objek penelitian; (2) Mengetahui apakah luasan Ruang Terbuka Hijau pada objek penelitian sudah sesuai dengan standar yang diatur pada Undang-Undang No. 26 tahun 2007 atau belum; (3) Luasan RTH yang harus ditambahkan apabila luasan RTH pada objek penelitian belum mencukupi; (4) Usulan agar RTH pada objek penelitian bisa mencapai besaran yang ideal. The provision Green Open Space is necessity, because the function and benefits are so great for the survival of a city. In 2015 the extent of Green Open Space in Palembang has not reached 10% of the total area, while the standards set in the law No 26 of 2007 Green Open Space must reach 30% of urban area.The purpose of this research is the to calculate the need of Green Open Space based on the certain residential. The research object is Kencana Damai Residential Palembang which is one of the residential prototype for public facilities that already given to local goverment. While the specific purpose of this study is to calculate and inventory the existence of Green Open Space in Kencana Damai Residential Palembangas well as determine the shortage or excess of Green Open Space in the object of research. This research will be done by using quantitative descriptive method which aims to explain and calculate the scale of Green Open Space in Kencana Damai Residential Palembang , the data is explained by numbers using mathematical calculations, to determine the extent of green open space in research object, and reinforced with the results survey in the descriptive form about the condition and situation that will be used as data for research. The analysis will be done after conducting the existing survey (visual data) in the form of Aerial Photo, Map, and measurement of land on the research object. It will be calculated as a land area of research object. Data will be obtained as the ideal amount of Green Open Space that must be available on the object of research. This is of Green Open Space Existing will be compare to the amount of the location of the research object. By doing this the calculation results will be known whether the extent of green space on the object of research is in accordance with the standards set in Law no. 26 of 2007 or not. If not, how much of the green space must be added for the amount of green space on the object of research can achieved the 30% of ideal open greeb space. The output of this research are: (1) Green Open Space Area existing research object; (2) Knowing of Green Open Space in the research object is in accordance with the standards regulated in Law no. 26 of 2007 (3) The additional Green Open Space area must be required if the green open space on the research object is not sufficient; (4) Proposed that the Green Open Space on the research object can achieved the ideal quantity
Evaluasi Fasilitas Penunjang untuk Penyandang Disabilitas di Kawasan Benteng Kuto Besak Palembang Sary, Reny Kartika; kamil, Erfan M
Arsir Vol 2, No 1 (2018): Arsir
Publisher : Universitas muhammadiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/arsir.v2i1.1237

Abstract

Benteng Kuto Besak adalah salahsatu ruang terbuka publik yang menjadi primadona destinasi wisata bagi warga kota Palembang. Bukan hanya orang yang secara fisik normal bahkan orang yang mempunyai masalah disabilitas pun harus mendapatkan manfaat juga dari  ruang terbuka publik ini. Penelitian ini secara umum untuk melakukan evaluasi terhadap fasilitas penunjang bagi kaum disabilitas yang berada di Benteng Kuto Besak, apakah elemen-elemen tersebut sudah memenuhi standar atau masih butuh perbaikan sehingga bisa maksimal dimanfaatkan oleh kaum disabilitas.Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menjelaskan elemen-elemen penunjang yang dibutuhkan oleh kaum disabilitas sehingga mereka bisa dengan leluasa menikmati atau berada pada ruang terbuka publik ini. Analisis akan dilakukan setelah melakukan survey keadaan eksisting (data visual) berupa Foto fasilitas penunjang bagi kaum disabilias, Foto Udara, Peta, dan hasil pengukuran pada objek penelitian. Selanjutnya akan dilakukan analisa terhadap elemen-elemen penunjang bagi kaum disabilitas, baik berupa bentuk, ukuran dan sandarisasi yang telah di syaratkan oleh Undang-undang nomor 8 tahun 2016 tentang penyandang disabilitas. Luaran penelitian ini adalah : (1) Kondisi eksisting fasilitas penunjang bagi kaum disabilitas di Benteng Kuto Besak; (2) Mengetahui apakah elemen-elemen fasilitas penunjang bagi kaum disabilitas yang ada di BKB sudah memenuhi persyaratan menurut  UU Nomor 8 tahun 2016 tentang Disabilitas dan Permen PU nomor 30 tahun 2006 tentang pedoman teknis fasilitas dan aksesibilitas pada bangunan gedung dan lingkungan; (3) Usulan agar elemen penunjang tersebut bisa memenuhi standar Permen PU No 30 tahun 2006.
Pengaruh Material Bangunan Terhadap Kekuatan Lantai Kamar Mandi Pada Rumah Tinggal Sary, Reny Kartika
Arsir Vol 2, No 2 (2018): ARSIR
Publisher : Universitas muhammadiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/arsir.v2i2.1290

Abstract

Kamar mandi merupakan sebuah ruangan yang wajib ada pada suatu bangunan, baik itu bangunan private maupun bangunan publik karena ruangan ini memiliki fungsi yang sangat penting sebagai penunjang kegiatan dalam suatu bangunan. Banyak pemilik rumah membuat kamar mandi pribadi didalam kamar tidurnya, agar tidak terganggu dengan penghuni yang lain atau orang lain yang sedang bertamu kerumah. Kamar mandi pada saat ini bukan saja sebagai tempat untuk membersihkan diri tapi juga sebagai ruang privat yang dijadikan sebagai pengejahwantahan dari pemilik bagunan tersebut. Permasalah yang terjadi pada saat ini, pembuatan kamar mandi sering  tidak memperhatikan kaidah keselamatan serta kaidah konstruksi yang benar. Adapun permasalahan yang terjadi pada kamar mandi baik pada perkantoran, mall dan khususnya perumahan adalah sering meledaknya keramik lantai, ini terjadi karena pada bagian bawah lantai keramik tersebut terlalu lembab sehingga menyebabkan air dari sisa pemakaian bekas kamar mandi maupun dari air tanah keluar melalui spesi keramik. Adapun sebab lain adalah turunnya tanah pada kamar mandi dikarenakan terlalu sering tergenang air atau dikarenakan banjir yang mengakibatkan tanah dan spesi dibawah keramik menjadi turun. Turunnya tanah dan keramik yang berada dikamar mandi tersebut menyebabkan kamar mandi menjadi tidak aman bagi penggunanya, karena; 1) keramik yang turun akan menyisakan lubang yang bisa membuat cidera pada kaki, 2) keramik yang turun akan membuat rongga pada keramik dan retakan pada spesi sehingga akan mengundang kedatangan binatang-binatang melata yang sangat berbahaya
Pengaruh Material Bangunan Terhadap Kekuatan Lantai Kamar Mandi Pada Rumah Tinggal Sary, Reny Kartika
Arsir Vol 2, No 2 (2018): Arsir
Publisher : Universitas muhammadiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/arsir.v2i2.1301

Abstract

Kamar mandi merupakan sebuah ruangan yang wajib ada pada suatu bangunan, baik itu bangunan private maupun bangunan publik karena ruangan ini memiliki fungsi yang sangat penting sebagai penunjang kegiatan dalam suatu bangunan. Banyak pemilik rumah membuat kamar mandi pribadi didalam kamar tidurnya, agar tidak terganggu dengan penghuni yang lain atau orang lain yang sedang bertamu kerumah. Kamar mandi pada saat ini bukan saja sebagai tempat untuk membersihkan diri tapi juga sebagai ruang privat yang dijadikan sebagai pengejahwantahan dari pemilik bagunan tersebut. Permasalah yang terjadi pada saat ini, pembuatan kamar mandi sering  tidak memperhatikan kaidah keselamatan serta kaidah konstruksi yang benar. Adapun permasalahan yang terjadi pada kamar mandi baik pada perkantoran, mall dan khususnya perumahan adalah sering meledaknya keramik lantai, ini terjadi karena pada bagian bawah lantai keramik tersebut terlalu lembab sehingga menyebabkan air dari sisa pemakaian bekas kamar mandi maupun dari air tanah keluar melalui spesi keramik. Adapun sebab lain adalah turunnya tanah pada kamar mandi dikarenakan terlalu sering tergenang air atau dikarenakan banjir yang mengakibatkan tanah dan spesi dibawah keramik menjadi turun. Turunnya tanah dan keramik yang berada dikamar mandi tersebut menyebabkan kamar mandi menjadi tidak aman bagi penggunanya, karena; 1) keramik yang turun akan menyisakan lubang yang bisa membuat cidera pada kaki, 2) keramik yang turun akan membuat rongga pada keramik dan retakan pada spesi sehingga akan mengundang kedatangan binatang-binatang melata yang sangat berbahaya.
ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOMPLEK PERUMAHAN KENCANA DAMAI PALEMBANG Sary, Reny Kartika; Kamil, Erfan M
Arsir Vol 1, No 2 (2017): Arsir
Publisher : Universitas muhammadiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/arsir.v1i2.882

Abstract

Penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) menjadi hal yang utama, karena fungsi dan manfaatnya yang begitu besar bagi keberlangsungan hidup sebuah kota. Khususnya di kota Palembang, pada tahun 2015 luasan Ruang Terbuka Hijau belum mencapai 10% dari luas wilayah, sedangkan standar yang diatur pada undang-undang No 26 tahun 2007 Ruang Terbuka Hijau harus mencapai 30% dari luas wilayah perkotaan.Penelitian ini secara umum untuk menghitung kebutuhan luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) berdasarkan luas komplek perumahan yang menjadi objek penelitian, dalam hal ini adalah Komplek Perumahan Kencana Damai Palembang. Sedangkan tujuan khusus penelitian ini adalah menghitung dan menginventarisasi keberadaan Ruang Terbuka Hijau di Komplek Perumahan Kencana Damai serta menentukan kekurangan atau kelebihan luas Ruang Terbuka Hijau pada Objek penelitian. Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk menjelaskan dan menghitung besaran luas Ruang Terbuka Hijau pada Komplek Perumahan Kencana Damai Palembang ,data dijelaskan dengan angka-angka yang menggunakan perhitungan matematis, untuk menentukan luasan RTH pada Objek penelitian, serta diperkuat dengan hasil survey berupa gambaran tentang kondisi dan situasi yang akan dijadikan deskriptif untuk penelitian. Analisis akan dilakukan setelah melakukan survey eksisting (data visual) berupa Foto Udara, Peta, dan hasil pengukuran pada objek penelitian. Selanjutnya akan dilakukan perhitungan luas lahan objek penelitian. Dari data ini akan didapatkan besaran ideal Ruang Terbuka Hijau yang harus tersedia pada objek penelitian yaitu besaran Ruang Terbuka Hijau Eksisting terhadap besaran lokasi objek penelitian. Kemudian dari hasil perhitungan itu akan diketahui apakah luasan RTH pada objek penelitian sudah sesuai dengan standar yang diatur pada Undang-Undang No. 26 tahun 2007 atau belum. Apabila belum, berapa besar kekurangan RTH yang harus ditambahkan agar besaran RTH pada objek penelitian bisa mencapai 30%. Luaran penelitian ini adalah: (1) Luas Ruang Terbuka Hijau eksisting objek penelitian; (2) Mengetahui apakah luasan Ruang Terbuka Hijau pada objek penelitian sudah sesuai dengan standar yang diatur pada Undang-Undang No. 26 tahun 2007 atau belum; (3) Luasan RTH yang harus ditambahkan apabila luasan RTH pada objek penelitian belum mencukupi; (4) Usulan agar RTH pada objek penelitian bisa mencapai besaran yang ideal. The provision Green Open Space is necessity, because the function and benefits are so great for the survival of a city. In 2015 the extent of Green Open Space in Palembang has not reached 10% of the total area, while the standards set in the law No 26 of 2007 Green Open Space must reach 30% of urban area.The purpose of this research is the to calculate the need of Green Open Space based on the certain residential. The research object is Kencana Damai Residential Palembang which is one of the residential prototype for public facilities that already given to local goverment. While the specific purpose of this study is to calculate and inventory the existence of Green Open Space in Kencana Damai Residential Palembangas well as determine the shortage or excess of Green Open Space in the object of research. This research will be done by using quantitative descriptive method which aims to explain and calculate the scale of Green Open Space in Kencana Damai Residential Palembang , the data is explained by numbers using mathematical calculations, to determine the extent of green open space in research object, and reinforced with the results survey in the descriptive form about the condition and situation that will be used as data for research. The analysis will be done after conducting the existing survey (visual data) in the form of Aerial Photo, Map, and measurement of land on the research object. It will be calculated as a land area of research object. Data will be obtained as the ideal amount of Green Open Space that must be available on the object of research. This is of Green Open Space Existing will be compare to the amount of the location of the research object. By doing this the calculation results will be known whether the extent of green space on the object of research is in accordance with the standards set in Law no. 26 of 2007 or not. If not, how much of the green space must be added for the amount of green space on the object of research can achieved the 30% of ideal open greeb space. The output of this research are: (1) Green Open Space Area existing research object; (2) Knowing of Green Open Space in the research object is in accordance with the standards regulated in Law no. 26 of 2007 (3) The additional Green Open Space area must be required if the green open space on the research object is not sufficient; (4) Proposed that the Green Open Space on the research object can achieved the ideal quantity
ANALISIS FUNGSI UTAMA RUANG TERBUKA NON HIJAU PUBLIK DI PELATARAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG Sary, Reny Kartika
Arsir Vol 1, No 1 (2017): Arsir
Publisher : Universitas muhammadiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/arsir.v1i1.856

Abstract

Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) merupakan salahsatu elemen dari perencanaan kota. Salah satu Ruang Terbuka Non Hijau Publik di kota Palembang adalah Pelataran Benteng Kuto Besak. Pelataran Benteng Kuto Besak ini sudah beberapa kali mengalami perubahan, baik itu pada perubahan fungsi maupun perubahan bentuk. Pada tahun 1990-an. Pelataran ini merupakan pasar terbuka dan dermaga dagang tradisional yang berfungsi sebagai tempat berjualan bagi pedagang buah-buahan. Pada tahun 2000-an, pelataran ini dibuat agar terbentuk suatu Ruang Terbuka Publik yang berkualitas sebagai ruang rekreasi, wisata dan untuk beraktivitas warga yang bisa mencerminkan kepribadian masyarakat kota Pada saat ini fungsi Pelataran Benteng Kuto Besak sebagai Ruang Terbuka Non Hijau masih belum maksimal. Ruang Terbuka Non Hijau ini seharusnya bisa mengakomodasi beberapa fungsi yaitu; 1) Ekologis; 2) Ekonomis; 3) Arsitektural dan 4) Darurat. Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) harus direncanakan sedemikian rupa agar bisa memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat perkotaan. Penataan Ruang Terbuka Non Hijau ini perlu mendapatkan perhatian khusus agar penyediaannya bisa merata hampir disetiap sudut kota, baik itu diperumahan, di perkantoran maupun di area fasilitas umum yang bisa di datangi oleh warga kota tanpa batasan waktu. Hal ini berguna untuk menentukan fungsi dominan terhadap Ruang Terbuka Non Hijau yang akan dibuat. Berdasarkana Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 12 Tahun 2009 tentang penyediaan dan manfaat Ruang Terbuka Non Hijau di Perkotaan, adapun fungsi Ruang Terbuka Non Hijau secara fisik adalah;1) sebagai wadah aktifitas budaya masyarakat dalam wilayah kota; 2) pengungkapan ekspersi budaya atau kultur lokal; 3) merupakan media komunikasi warga kota; 4) tempat olah raga dan rekreasi; 5) wadah dan objek pendidikan, penelitian dan pelatihan dalam mempelajari alam.
Kajian Kerusakan Finishing Dinding Bata pada Bangunan Gedung Sary, Reny Kartika; Zulfikri, Zulfikri; Asysyauki, Akhmad Hamdi
Arsir Vol 3, No 2 (2019): Arsir
Publisher : Universitas muhammadiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/arsir.v3i2.2313

Abstract

Dinding merupakan salah satu komponen pembentuk bangunan yang berperan penting untuk konstruksi dan estetika bangunan. Pemahaman tentang pengetahuan dan metode teknis dalam pembuatan dinding bata yang mencakup karakteristik pemilihan bahan yang akan dipakai dapat meminimalisir kerusakan yang terjadi. Kerusakan yang sering terjadi pada finishing dinding bata adalah dinding basah dan dinding bercak-bercak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan masalah yang menyebabkan terjadinya kerusakan pada finishing dinding bata serta mencari jalan keluar atau solusi yang baik dan benar untuk bangunan gedung. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif yaitu dengan cara observasi atau dengan pengamatan pada suatu peristiwa yang terjadi. Sehingga dapat digambarkan secara jelas karakteristik kondisi pada obyek penelitian sesuai dengan fakta yang didapat. Adapun penyebab dinding basah dan dinding bercak adalah (1) Pekerjaan pengecatan yang kurang baik, (2) Tertinggalnya material bekisting (kayu) pada pondasi dan sloof dinding, (3) Pemilihan bahan atau material yang kurang tepat, (4) Kebocoran pada pipa Air Conditioner (AC) dan pipa instalasi air, (5) Pekerjaan pengecatan dilakukan sebelum dinding bata benar-benar kering, (6) Rembesan pada atap, dinding dan lantai bangunan, (7) Sirkulasi atau peredaran udara yang tidak baik. Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat dan dapat diaplikasikan oleh pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan pembangunan gedung maupun rumah tinggal.
Analisis Hubungan Antara Posisi Bukaan Pintu Dengan Temperatur Udara Pada Rumah Tradisional Palembang Terhadap Kenyamanan Thermal Ruangan Zulfikri, Zulfikri; Sary, Reny Kartika; Riduan, Riduan; Mafra, Ramadisu
Arsir Vol 4, No 2 (2020): Arsir
Publisher : Universitas muhammadiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/arsir.v4i2.2196

Abstract

Berbicara tentang rumah limas Palembang tidak terlepas dari komponen bangunan yang ada, salah satunya yaitu komponen bangunan pengendali panas yang berhubungan dengan kenyamanan termal pada daerah beriklim tropis. Penelitian tentang komponen bangunan pengendali panas yang dapat menurunkan temperatur udara dalam rungan, salah satu faktor pendukung kenyamanan termal adalah angin, karena angin dapat menurunkan temperatur udara khususnya didalam rumah. Pada penelitian ini sample yang akan digunakan adalah rumah Limas Palembang yang telah berumur lebih dari 50 tahun dan memiliki komponen bangunan berupa bukaan  lawang kipas yang relatif masih dapat berfungsi dengan baik. Tujuan dan manfaat dari penelitian ini adalah mengetahui posisi bukaan Lawang Kipas yang tepat sebagai struktur pembatas ruang  sehingga dapat memberikan kontribusi tentang pola gerakan udara yang dapat  berfungsi dalam mengendalikan temperatur ruang untuk mendapatkan kenyamanan termal.Pengambilan data dilakukan melalui pengukuran langsung di lapangan meliputi data-data: temperatur kering, kelembaman udara dan pergerakan udara baik diluar bangunan maupun di dalam bangunan dan dianalisis dengan mencari beda temperatur antara kedua ruang serta pencocokan dengan standar kenyamanan yang ada yaitu dengan dua cara, cara pertama dengan menggunakan pendekatan temperatur kering, sedangkan cara kedua selain dengan pendekatan temperatur kering juga mempertimbangkan kondisi kelembaban dan pergerakan angin.Hasil penelitian menunjukkan, kondisi terbuka 1 daun pintu Lawang Kipas paling efektif pada periode pagi hari, untuk posisi terbuka 2 daun pintu paling efektif pada periode siang hari, untuk posisi terbuka tiga daun pintu paling efektif pada periode malam hari dan untuk kondisi pintu terbuka keseluruhan paling efektif pada periode sore hari.
Transformasi Lahan Tidur di Sekitar Kolam Retensi Menjadi Ruang Terbuka Publik Sary, Reny Kartika; Ihasan, Asmar
Arsir Vol 4, No 2 (2020): Arsir
Publisher : Universitas muhammadiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/arsir.v4i2.2205

Abstract

Undang-Undang Tahun 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang menyatakan bahwa setiap Kota harus meyediakan Ruang Terbuka Hijau (RTH) minimal 30% dari luas wilayah kota dimana 20 % berupa RTH publik dan 10 % berupa RTH privat. Untuk itu maka pemerintah pusat, kota maupun kabupaten harus memanfaatkan lahan tidur menjadi sebuah RTH yang bisa sangat bermanfaat bagi masyarakat. Salah satu lahan tidur yang bisa dimanfaatkan oleh Pemerintah Daerah Kota Palembang adalah lahan tidur disekitar Kolam Retensi. Kolam retensi adalah suatu fasilitas umum yang digunakan untuk mengendalikan banjir, dimana biasanya kolam retensi memiliki luas yang cukup besar, sehingga area di kawasan tersebut bisa digunakan untuk pembuatan RTH.Dengan adanya kolam retensi di beberapa kawasan khususnya yang berada dikota Palembang, maka pemanfaatan kawasan kolam retensi menjadi kolam retensi plus RTH bisa menjadi solusi lahan yang semakin langkah untuk pembuatan RTH. Luaran penelitian ini adalah : (1) Desain Ruang Terbuka Hijau Pada Kolam retensi Kedamaian Palembang, yang sesuai dengan standar Permen PU No.5/PRT/M/2008.
Optimalisasi Ruang Terbuka Hijau Publik Yang Ramah Disabilitas Di Benteng Kuto Besak Palembang Sary, Reny Kartika; Jaya, Meldo Andi
Arsir Vol 5, No 1 (2021): Arsir
Publisher : Universitas muhammadiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/arsir.v5i1.3520

Abstract

Salahsatu elemen kota yang terpenting yang menyangkut keberlangsungan hidup suatu kota diantaranya adalah ketersediaan untuk Ruang Terbuka Hijau Publik. Fasilitas publik ini harus mudah diakses secara bersama-sama dan aman digunakan serta manfaatnya dapat dinikmati oleh seluruh orang baik yang fisiknya normal maupun dengan masalah disabilitas. Penelitian ini secara umum untuk meneliti serta mendesain Ruang Terbuka Hijau Publik yang berada dikota Palembang yang ramah dan juga bisa dinikmati manfaatnya oleh semua orang termasuk dengan masalah disabilitas. Adapun penelitian ini akan dititik beratkan di Benteng Kuto Besak(BKB) dimana fasilitas ini merupakan fasilitas publik yang paling digemari oleh masyarakat Kota Palembang. Sedangkan tujuan khusus penelitian ini adalah mendesain ulang RTH publik  yang sudah dilakukan sehingga bisa mendapatkan satu desain yang baik, efektif dan tepat guna bagi masyarakat khususnya penyandang disabilitas. Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan metode survey  yang bertujuan untuk menggambarkan situasi yang terjadi pada kawasan Benteng Kuto Besak dengan melakukan pengamatan dan pengukuran terhadap objek dan fungsi fasilitas yang ada. Kemudian di analisis dengan literature yang ada, kemudian di dilakukan evaluasi terhadap fasilitas penunjang kaum disabilitas yang terdapat pada Ruang Terbuka di BKB. Hasil akhir yang akan didapatkan adalah desain ruang terbuka yang ramah, aman dan informatif bagi penyandang disabilitas sehingga bisa meningkatkan kualitas hidup dan lingkungan yang sehat, indah, nyaman dan aman. Luaran penelitian ini adalah: (1) RTH Publik yang sesuai dengan standar Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 5/PRT/M/2008; (2) RTH Publik yang ramah terhadap penyandang disabilitas yang sesuai dengan Peraturan Menteri PUPR No. 14 Tahun 2017