Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

KAJIAN PERANCANGAN KAWASAN PERUMAHAN PADA LOKASI RAWAN BANJIR DENGAN PENDEKATAN WATER SENSITIVE URBAN DESIGN (WSUD) DENGAN STUDI KASUS KAWASAN GEDEBAGE BANDUNG Anwar, Hendi
Jurnal Arsir Vol 1, No 2 (2017): ARSIR
Publisher : Jurnal Arsir

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan laju pertumbuhan kota Bandung pada saat ini mengalami peningkatan yang sangat tinggi, dimana pertumbuhan sektor–sektor ekonomi yang dibarengi dengan tingkat pertumbuhan populasi manusia pada kota Bandung semakin besar. Hal tersebut mengakibatkan kebutuhan terhadap bangunan semakin meningkat, dengan adanya pembukaan lahan–lahan baru yang kemudian dibangun menjadi bangunan–bangunan pendukung segala aktifitas dalam kota Bandung salah satunya adalah memiliki fungsi perumahan. Namun maraknya pembukaan lahan baru mengakibatkan ruang–ruang hijau didalam kota yang memiliki fungsi sebagai daerah resapan air semakin berkurang yang otomatis memiliki dampak besar dalam potensi banjir akibat luapan air yang tidak terserap pada masing–masing area tersebut. Pendekatan Water Sensitive Urban Design (WSUD) merupakan suatu pendekatan rancang kota dan ruang hijau yang digunakan dalam perencanaan kawasan dengan sensitifitas yang tinggi terhadap air. Pendekatan WSUD ini diharapkan dapat menangani terhadap masalah kawasan yang memiliki potensi banjir
Studi Komparasi Desain Meubel Ruang Tunggu Terhadap Kenyamanan Pengunjung Bioskop XXI Bandung Indah Plaza Dengan CGV Bandung Electronik Center Andrianawati, Aida; Anwar, Hendi; Fidinillah, Amany; Goestien, Chintya Sagita
Arsir Vol 2, No 2 (2018): ARSIR
Publisher : Universitas muhammadiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/arsir.v2i2.1293

Abstract

Industri hiburan pada era modern merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam menyeimbangkan hidup. Terutama untuk masyarakat urban dengan tingkat perekonomian menengah keatas yang pola hidupnya sangat sibuk. Industri hiburan adalah salah satu fasilitas yang banyak dipergunakan untuk melepaskan kepenatan. Salah satu industri hiburan yang sering dikunjungi masyarakat urban bioskop. Bioskop  merupakan pertunjukkan yang diperlihatkan dengan gambar (film) yang disorot sehingga dapat bergerak. Bioskop juga dapat diartikan sebagai tempat untuk menonton pertunjukkan film dengan menggunakan layar lebar, dimana gambar dari film diproyeksikan ke layar dengan menggunakan proyektor. (Badan Pusat Statistik, 2016). Bioskop banyak sekali jenisnya akan tetapi bioskop di Kota Bandung ada dua jenis yaitu XXI dan CGV. Bioskop XXI dan CGV ini mempunyai karakter yang berbeda baik dari segi interior, fasilitas pengunjung maupun jenis filmnya. Dalam penelitian ini akan membahas masalah interior, terutama desain meubel dari kedua jenis bioskop tersebut. Hal ini sangat menarik untuk dijadikan studi komparasi mengingat desain meubel di ruang tunggu merupakan fasilitas yang sangat penting karena berpengaruh terhadap kenyamanan pengunjung. Metodologi penelitian yang akan dipakai adalah deskriptif kualitatif. Studi komparasi ini akan mengambil desain meubel ruang tunggu, menganalisa dari perbedaannya dan menyimpulkan hasil akhir yang berkaitan dengan penggayaan desain serta pengaruhnya terhadap  kenyamanan pengunjung bioskop.
Studi Komparasi Desain Meubel Ruang Tunggu Terhadap Kenyamanan Pengunjung Bioskop XXI Bandung Indah Plaza Dengan CGV Bandung Electronik Center Andrianawati, Aida; Anwar, Hendi; Fidinillah, Amany; Goestien, Chintya Sagita
Arsir Vol 2, No 2 (2018): Arsir
Publisher : Universitas muhammadiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/arsir.v2i2.1300

Abstract

Industri hiburan pada era modern merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam menyeimbangkan hidup. Terutama untuk masyarakat urban dengan tingkat perekonomian menengah keatas yang pola hidupnya sangat sibuk. Industri hiburan adalah salah satu fasilitas yang banyak dipergunakan untuk melepaskan kepenatan. Salah satu industri hiburan yang sering dikunjungi masyarakat urban bioskop. Bioskop  merupakan pertunjukkan yang diperlihatkan dengan gambar (film) yang disorot sehingga dapat bergerak. Bioskop juga dapat diartikan sebagai tempat untuk menonton pertunjukkan film dengan menggunakan layar lebar, dimana gambar dari film diproyeksikan ke layar dengan menggunakan proyektor. (Badan Pusat Statistik, 2016). Bioskop banyak sekali jenisnya akan tetapi bioskop di Kota Bandung ada dua jenis yaitu XXI dan CGV. Bioskop XXI dan CGV ini mempunyai karakter yang berbeda baik dari segi interior, fasilitas pengunjung maupun jenis filmnya. Dalam penelitian ini akan membahas masalah interior, terutama desain meubel dari kedua jenis bioskop tersebut. Hal ini sangat menarik untuk dijadikan studi komparasi mengingat desain meubel di ruang tunggu merupakan fasilitas yang sangat penting karena berpengaruh terhadap kenyamanan pengunjung. Metodologi penelitian yang akan dipakai adalah deskriptif kualitatif. Studi komparasi ini akan mengambil desain meubel ruang tunggu, menganalisa dari perbedaannya dan menyimpulkan hasil akhir yang berkaitan dengan penggayaan desain serta pengaruhnya terhadap  kenyamanan pengunjung bioskop.
KAJIAN PERANCANGAN KAWASAN PERUMAHAN PADA LOKASI RAWAN BANJIR DENGAN PENDEKATAN WATER SENSITIVE URBAN DESIGN (WSUD) DENGAN STUDI KASUS KAWASAN GEDEBAGE BANDUNG Anwar, Hendi
Arsir Vol 1, No 2 (2017): Arsir
Publisher : Universitas muhammadiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/arsir.v1i2.864

Abstract

Perkembangan laju pertumbuhan kota Bandung pada saat ini mengalami peningkatan yang sangat tinggi, dimana pertumbuhan sektor–sektor ekonomi yang dibarengi dengan tingkat pertumbuhan populasi manusia pada kota Bandung semakin besar. Hal tersebut mengakibatkan kebutuhan terhadap bangunan semakin meningkat, dengan adanya pembukaan lahan–lahan baru yang kemudian dibangun menjadi bangunan–bangunan pendukung segala aktifitas dalam kota Bandung salah satunya adalah memiliki fungsi perumahan. Namun maraknya pembukaan lahan baru mengakibatkan ruang–ruang hijau didalam kota yang memiliki fungsi sebagai daerah resapan air semakin berkurang yang otomatis memiliki dampak besar dalam potensi banjir akibat luapan air yang tidak terserap pada masing–masing area tersebut. Pendekatan Water Sensitive Urban Design (WSUD) merupakan suatu pendekatan rancang kota dan ruang hijau yang digunakan dalam perencanaan kawasan dengan sensitifitas yang tinggi terhadap air. Pendekatan WSUD ini diharapkan dapat menangani terhadap masalah kawasan yang memiliki potensi banjir
Perancangan Desain Interior Creative Hub dengan Pendekatan Communal Space Naufal Aziz Aryasatya Wahyudi; Hendi Anwar; Dea Aulia W.
Jurnal Desain Interior Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Pusat Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (607.921 KB) | DOI: 10.12962/j12345678.v4i2.5468

Abstract

“Salah satu hal yang harus diperhatikan oleh kota adalah kenyataan bahwa talenta menguatkan ekonomi, sedangkan diservitas dan kebutuhan menarik talenta untuk datang” (Florida, 2005:139). Berdasarkan hasil survey dalam bentuk kuisioner yang ditujukan pada remaja aktif (18th-24th) di kota Bandung, dapat disimpulkan bahwasannya seorang remaja memiliki ketertarikan dalam melakukan interaksi untuk memenuhi kebutuhan sosisalnya. Pengguna yang dimaksud pada perancangan ini adalah Gen Z pada usia produktivitas (remaja). Generasi Z pada usia tersebut memiliki karater antara lain lebih tidak fokus, multitasking, lebih individual, berfikiran lebih terbuka, tertarik untuk berinteraksi, lebih reliabilitas, memiliki cara yang lebih effisien (non-tradisional atau caranya sendiri). Pengguna dari perancangan ini memerlukan ruang yang dapat digunakan sebagai media berinteraksi dan melakukan brainstorming serta berkolaborasi. Seperti halnya yang disampaikan Florida “diservitas dan kebutuhan menarik talenta untuk datang”. Maka dibutuhkannya Communal Space yang memiliki aspek fungsional, estetik, interaksi sosial, bertukar pikiran, mampu mengakomodasi interaksi antara berbagai kelompok sosial dan etnis. Berdasarkan Composing Architecture and Interior Design by Simos Vamvakidis menyatakan area pada bagian tengah sebuah denah perancangan akan menjadi pusat perhatian atau dengan kata lain untuk mengorganisasikan sebuah ruang maka diperlukan elemen utama yang diposisikan pada pusat ruangan. Pada perancangan pada Communal space juga menerapkan teori yang disampaikan oleh Simos Vamvakidis mengenai Collective Space, dapat dikatakan Collective Space dan Communal Space merupakan tipe ruangan yang memiliki tujuan sama, yaitu sebagai area atau ruang “space of pause” di dalam bangunan.Kata kunci: communal space; creative hub; gen Z; composing space ABSTRACT "One of the things that must be considered by cities is reality as a talent to strengthen the economy, while diversity and the attractive need for talent to come" (Florida, 2005: 139). Based on the results of the survey in the form of questionnaires conducted on active adolescents (18-24) in Bandung, it can be concluded that teenagers are interested in interacting to meet their sausage needs. Users approved in this design are Gen Z in productive age (teenagers). Generation Z at this age has characters who are more out of focus, multitasking, more individual, think more openly, more interested in being facilitated, more reliable, having more efficient ways (non-traditional or can be used alone). Users of this design need space that can be used as a medium of collaboration and brainstorming and collaborating. As exciting as it was conveyed Florida "diversity and interesting needs of talent to come". Then Communal Space Required which has functional, aesthetic aspects, social interaction, exchange of ideas, is able to accommodate interactions between various social and ethnic groups. Based on the Arrangement of Architecture and Interior Design by Simos Vamvakidis stating the area in the middle of the design plan will be the center of attention or other words to organize a space so that the elements positioned at the center of the room are needed. In the Communion Room Design Room also applies the theory conveyed by Simos Vamvakidis regarding Collective Space, it can be agreed that Collective Space and Communal Space are the types of rooms that have the same purpose, namely as "Space to Pause" in the building. Keyword: communal space; creative hub; gen Z; composing space
MULTIFUNCTIONAL, SMART AND HEALTHY FURNITURE DESIGN IN RESPONSE TO COVID 19 AT AL - HUDA MOSQUE, THE RANCAMANYAR CLUSTER Tita Cardiah; Hendi Anwar; Rangga Firmansyah; Alif Nurrahiim Senawianto; Egha Fauzia Natasya; Amelya Rahmadani Putri
Ide dan Dialog Desain Indonesia (Idealog) Vol 5 No 2 (2020): Jurnal Idealog Vol 5 No 2
Publisher : Universitas Telkom

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25124/idealog.v5i2.3459

Abstract

Pasca Pandemic Covid 19 masyarakat berhadapan dengan "New Normal" yang artinya harus berkehidupan dengan standar protokol kesehatan. Termasuk di lingkungan masjid sebagai fasilitas publik membutuhkan standar proptokol kesehatan. Salah satu protokol kesehatan adalah selalu mencuci tangan dan social distancing. Untuk mencapai hal tersebut maka dibutuhkan fasilitas pendukung berupa sarana kebersihan dan ketertibaan dalam menyimpan sandal/sepatu di lingkungan masjid. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan solusi kepada masyarakat terkait mengenai upaya pencegahan penyebaran virus Covid 19 di lingkungan tempat ibadah khususnya Masjid Al Huda Cluster Rancamanyar. Metoda pengabdian masyarakat ini adalah deskriptip evaluatif, analisis dan implementasi desain. Desain Furnitur Multifungsi, Pintar Dan Sehat pada objek pengabdian masyarakat ini berfungsi sebagai fasilitas pendukung bagi kenyamanan jamaah dalam menyimpan sandal atau sepatu dan tetap menjaga kebersihan sesuai protokol kesehatan dari dinas kesehatan. Furnitur Multifungsi, Pintar Dan Sehat ini sebagai sebagai bentuk kepedulian dan respon terhadap kondisi saat ini pasca pandemik Covid 19. Furnitur Multifungsi, Pintar Dan Sehat ini di sebuah masjid merupakan suatu bentuk pelayanan terhadap masyarakat/jamaah Masjid Al - Huda untuk mendukung pencegahan penyebaran virus covid 19 dan menyambut kehidupan "New Normal", sehingga masyarakat/jamaah merasa nyaman dan aman. Peningkatan mutu pelayanan warga harus didukung oleh fasilitas yang layak (tertata dengan baik) dan sesuai standar protokol kesehatan, selain itu diharapkan dapat memberikan unsur edukasi dalam menghadapi kehidupan “New Normal” pada keseluruhan bermasyarakat bagi warga setempat khususnya di lingkungan pemukiman Rancamanyar. Kata kunci: Furnitur Multifungsi, New Normal, protokol kesehatan Covid 19, Masjid
PENERAPAN KONSEP KAPHA PADA INTERIOR HOTEL BUTIK SEMINYAK BALI Lola Anjani; Dea Aulia Widyaevan; Hendi Anwar
ATRAT: Jurnal Seni Rupa Vol 7, No 3 (2019): IMPLEMENTASI IDENTITAS BUDAYA LOKAL
Publisher : Jurusan Seni Rupa ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/atrat.v7i3.940

Abstract

Bali Island is very famous for its tourist destinations that attract many tourists to come to visit, both local and foreign tourists. Bali has a lot of potential & appeal from various aspects. Its natural beauty is very charming such as the beach and the sea which is very famous with surfers of paradise, volcanoes, fertile rice fields that provide tranquility and richness of its culture. Bali also has a place visited by tourists because there are tourist and entertainment centers, Seminyak. Boutique hotels are one type of hotel that is starting to grow rapidly. Known as an intimate, stylish and modern hotel and has a characteristic. The location of the hotel located will be a consideration of the concept that will be applied. This concept is derived from the consideration of the hotel location site which has two different views, the sea & the land where there is a correlation with Kapha itself, Earth & Water.Keywords: Bali, Hotel, Seminyak, Boutique, Ecletics, Contemporary, Kapha________________________________________________________________ Pulau Bali sangat terkenal dengan destinasi wisatanya yang menarik banyak wisatawan untuk datang berkunjung, baik itu wisatawan lokal maupun mancanegara. Bali memiliki banyak sekali potensi & daya tarik dari berbagai macam aspek. Keindahan alamnya yang sangat menawan seperti pantai dan lautannya yang sangat terkenal dengan surga para perselancar, gunung berapi, sawah yang subur yang memberikan ketenangan dan kekayaan budayanya. Bali juga memiliki tempat yang ramai dikunjungi oleh para wisatawan karna terdapat pusat wisata dan hiburannya. Hotel merupakan salah satu akomodasi penginapan sementara bagi para wisatawan. Boutique hotel merupakan satu jenis hotel yang mulai berkembang pesat. Dikenal sebagai hotel yang intim, bergaya, dan modern dan memiliki ciri khas. Dengan keberadaan site lokasi dari hotel akan menjadi pertimbangan konsep yang akan diterapkan. Konsep ini didapat dari pertimbangan site lokasi hotel yang memiliki dua view berbeda yaitu lautan & daratan yang mana terdapat korelasi dengan Kapha itu sendiri yaitu Earth & Water.Kata Kunci: Bali, Hotel, Seminyak, Butik, Ekletik, Kontemporer, Kapha
IDENTIFIKASI TRANSFORMASI KORIDOR JALAN Ir. H. DJUANDA (DAGO) BANDUNG SEBAGAI PEMBENTUK PERSEPSI PENGGUNA Hendi Anwar; Reza Hambali Wilman Abdulhadi; Togar Mulya Raja; Alifannisaa Rizqi Nuur Jannaty; Arista Widyani Aura
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 6, No 1 (2022): Jurnal Arsitektur ARCADE Maret 2022
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31848/arcade.v6i1.802

Abstract

Abstract: Urban dynamics often provide changes to the urban order, which is also seen in Dago road corridor of Bandung. Dago road corridor is a primary artery that is part of downtown Bandung where along the road there are educational buildings, commerce, services, worship, and occupancy. This research will be discussed about the corridor elements as a result of the transformation of the city, by identifying road corridor elements, followed by evaluating the arrangement of good urban design elements in a road corridor. The evaluation was conducted based on the results of the perception of Dago road corridor users related to the comfort and safety of the road corridor elements. This research uses a qualitative approach to case studies. The data collection method is done by observation method, as well as questionnaires. The determination of respondents using non-random sampling where respondents are selected only practitioners in the field of architecture and design, as well as students in the same field. The results of the study showed that overall the Dago street corridor has met the requirements of a good street based on the Great Street theory, which can be seen from the perception of respondents who showed a positive response to almost all criteria. This research can be used to be a consideration in the planning and development of the Dago road corridor.Abstrak: Dinamika perkotaan acap kali memberikan perubahan pada tatanan perkotaan, yang juga tampak di koridor jalan Ir.H. Djuanda (Dago) kota Bandung. Koridor jalan Dago merupakan arteri primer yang menjadi bagian dari pusat kota Bandung dimana sepanjang jalan tersebut terdapat bangunan pendidikan, niaga, jasa, peribadatan serta hunian. Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai elemen koridor sebagai akibat dari transformasi kota, dengan melakukan identifikasi elemen koridor jalan, dilanjutkan dengan melakukan evaluasi mengenai penataan elemen rancang kota yang baik pada sebuah koridor jalan. Evaluasi tersetut dilakukan berdasarkan hasil persepsi pengguna koridor jalan Dago terkait kenyamanan serta keamanan terhadap elemen koridor jalan tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi serta kuesioner. Penentuan responden menggunakan nonrandom sampling dimana responden yang dipilih hanya praktisi dalam bidang arsitektur dan desain, serta mahasiswa dalam bidang yang sama. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan koridor jalan Dago telah memenuhi persyaratan jalan yang baik berdasarkan teori Great Street, dimana dapat dilihat dari persepsi responden yang menunjukkan respon positif pada hampir semua kriteria. Penelitian ini dapat digunakan untuk menjadi pertimbangan dalam perencanaan dan pengembangan koridor jalan Dago.
Transformasi Kawasan Hunian Menjadi Kawasan Komersil Studi Kasus Kawasan kemang Hendi Anwar
Jurnal Teknologi dan Desain Vol. 1 No. 2 (2020): Jurnal Teknologi dan Desain
Publisher : Pradita University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51170/jtd.v1i2.6

Abstract

Secara administratif, kawasan Kemang berada dalam wilayah Kecamatan Mampang Prapatan, Kota Administratif Jakarta Selatan. Pada awalnya berdasarkan Rencana Induk Kota (RIK) Tahun 1965 – 1985 kawasan Kemang memuat peruntukan lahan perkotaan (urban type) dan peruntukan lahan pedesaan. Kemang merupakan salah satu bagian tertentu Kota Jakarta yang tergolong sebagai tipe kampung, dengan penggunaan untuk bangunan 5% hingga 20%. Pada saat ini perkembangan kawasan Kemang dan hunian baru tidak lagi seperti kampung Kemang lama. Secara bertahap terjadi pergeseran fungsi yang awalnya merupakan Kawasan permukiman menjadi Kawasan komersial. Hal tersebut semakin berkembang dengan jalan atau gang atau taman, maupun ruang terbuka hijau berganti menjadi jalur – jalur komersial dan plaza, tidak lagi diperhatikan aspek tempat tinggal, pergerakan dan aktivitas antar rumah sehingga berkurangnya kesempatan terjadinya kontak sosial dan komunikasi antar warga. Pada penelitian ini proses observasi menggunakan metode wawancara serta observasi lapangan dengan metode kualitatif. Penelitian ini berupa usulan teknis dalam pengembangan Kawasan yang telah terjadi transformasi dalam hal ini menggunakan studi kasus kawasan Kemang Jakarta, usulan teknis tersebut dapat digunakan menjadi salah satu pertimbangan dalam pengembangan Kawasan Kemang yang menurun kualitas ruang akibat transformasi kawasan.
Pengaruh Elemen Fisik dan Fungsi Bangunan Kawasan pada Taman Kota terhadap Pola Aktivitas Pengunjung Studi Kasus: Taman Foto Bandung Kiki Putri Amelia; Ariesa Farida; Hendi Anwar
Jurnal Arsitektur ZONASI Vol 5, No 1 (2022): Vol 5, No 1 (2022): Jurnal Arsitektur Zonasi Februari 2022
Publisher : KBK Peracangan Arsitektur dan Kota Program Studi Arsitektur Fakultas Pendidikan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jaz.v5i1.33373

Abstract

Taman Tematik di Kota Bandung merupakan taman publik yang menarik bagi pengunjung. Selain memiliki tema konsep visual yang unik, sebuah taman publik diharapkan dapat memenuhi kebutuhan aktivitas penunjung taman, membuat pengunjung merasa nyaman melakukan aktivitas taman tersebut. Selain elemen fisik fungsional pada taman, faktor tangible lainnya adalah fungsi bangunan pada kawasan taman memiliki peran mempengaruhi pola aktivitas pengunjung ke taman kota. Pada studi kasus yang diangkat terdapat perubahan fungsi dari kawasan yang sebelumnya didominasi oleh hunian rumah tinggal menjadi bangunan komersil yang menarik pengujung sehingga meningkatkan intensitas pengunjung dikawasan taman. Kondisi tersebut dianalisis untuk dicari hubungan antara elemen fisik pada taman dan fungsi bangunan pada taman kota terhadap pola aktivitas dari pengunjung, Penelitian menggunakan metode deskriptif kualtitatif dengan membandingkan hasil survey/observasi dengan analisis studi literatur. Analisis dilakukan dengan menjabarkan kondisi fisik taman secara menyeluruh, dan crowd mapping pengunjung pada jam-jam tertentu untuk mengetahui pola pergerakan aktivitas dari pengunjung.