cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Rotasi
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 1411027x     EISSN : 24069620     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 671 Documents
THE AERODYNAMICS ANALYSIS OF AIRFOILS FOR HORIZONTAL AXIS WIND TURBINE BLADE USING COMPUTATIONAL FLUID DYNAMIC Mokhetar, Abdulhafiz Younis; Yohana, Eflita; Suryo Utomo, MSK. Tony
ROTASI Vol 16, No 3 (2014): VOLUME 16, NOMOR 3, JULI 2014
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (654.284 KB) | DOI: 10.14710/rotasi.16.3.23-30

Abstract

This paper included in designing and simulating for 2D. It may use two software's called Gambit and FLUENT to generate the data from the fluid flow cases. In this research select two models NACA airfoil NACA4412 and NACA4415. Chose NACA 4412 because lift coefficient is higher than NACA4415. In this study computational flow  over an airfoil at different angles of attack  (0º, 5º,10º,15º ,20º)  using  CFD (Computational fluid dynamics) simulation two dimensional airfoil NACA 4412 and NACA4415 CFD models are  presented using ANSYS-FLUENT software. For this model Using turbulent viscosity k-epsilon (standard wall function)  near  the  wall and wind velocity 5 m/s  Here, NACA 4412 airfoil  profile  is considered  for analysis of wind turbine  blade. Geometry of airfoil is created using GAMBIT 2.4.6 and CFD analysis is carried out using FLUENT 6.3.26 at various  angles  of  attack  from  0º  to  20º. Lift and Drag forces along with the angle of attack are the important parameters in a wind turbine system. The Lift and Drag forces are calculated at different sections for angle of attack from 0o to 20o for low Reynolds number. The analysis  showed that the angle of attack of 10o has high Lift/Drag ratio. The airfoil NACA 4412 is analyzed based on computational fluid dynamics to identify its suitability for its application and good agreement is made between the results
Front Matter Rotasi Vol. 18 No. 1 Januari 2016 Saputra, Eko
ROTASI Vol 18, No 1 (2016): VOLUME 18, NOMOR 1, JANUARI 2016
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.938 KB) | DOI: 10.14710/rotasi.18.1.i-v

Abstract

SINTESIS SEMEN GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR ABU VULKANIK DARI ERUPSI GUNUNG MERAPI Bayuseno, Athanasius Priharyoto; Widyanto, Susilo Adi; Juwantono, Juwantono
ROTASI Volume 12, Nomor 4, Oktober 2010
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (703.449 KB) | DOI: 10.14710/rotasi.12.4.10-16

Abstract

Recently, it has been paid more attention to reduce the carbon dioxide emision from cement industry by introducing the new technology of producing green cement. In the same time, the Merapi eruption has produced the million ton of volcanic ash which is potentially attractive for used as raw material of geopolimer. In this research, geopolymer material was sinthesized from volcanic ash and then mixed by alkaline solution of sodium hydroxide and sodium silicate at variation of heating temperature, heating time, and hardening time. The objective of this research was to study about feasibility of volcanic ash as raw material for making geopolymer materials and to determine the optimum process for getting high compressive strength as well as to determine the composition of geopolymer precursor. In this research, chemical composition of the volcanic ash was previously determined by XRF, while the phase composition of the geopolymer obtained by XRD analysis. Results show that volcanic ash contains alumina and silica as dominant compounds, while the mineral phase is dominated by Albite. The highest compressive strength of mortar is obtained at16,81 MPa, produced from specimens which were heated for 12 hours and at temperature of 80 OC, and aged for 30 days
PENGUJIAN BAHAN BAKAR GAS PADA MESIN SEPEDA MOTOR KARBURATOR DITINJAU DARI ASPEK TORSI DAN DAYA Arijanto, Arijanto; Saputra, Topan Frans
ROTASI Vol 17, No 2 (2015): VOLUME 17, NOMOR 2, APRIL 2015
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (755.303 KB) | DOI: 10.14710/rotasi.17.2.105-113

Abstract

Bahan bakar fosil merupakan sumber energi yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari terutama dibidang  transportasi dan merupakan sumber energi tak terbarukan, sedangkan data yang ada didapatkan saat ini kendaraan yang beredar di Indonesia mencapai 80 juta unit dimana 85 persen jumlah tersebut merupakan sepeda motor dengan mayoritas menggunakan mesin karburator. Penelitian ini bertujuan untuk menguji bahan bakar bakar alternatif pengganti bahan bakar minyak yaitu bahan bakar gas. Pengujian dilakukan di laboratorium Fenomena Teknik Mesin Undip, menggunakan mesin Honda Supra. Dengan mengukur torsi pengereman dan komposisi gas buang menggunakan Fluid disk brake serta gas Analizer diperoleh hasil yang cukup memadai.  Setelah dilakukan pengujian didapatkan bahwa torsi terbaik yang dihasilkan bahan bakar gas lpg yaitu 4,77 N.m dan blue gas 4,69 N.m pada putaran 5000 rpm. Untuk laju konsumsi bahan bakarnya pertamax lebih irit dibanding bahan bakar gas pada setiap putaran rpm ujinya. Sedangkan untuk efisiensi pada bahan bakar gas lpg tercapai 51,61 %, dan blue gas 51,46 %, serta pertamax 44,02 % pada putaran 5000 rpm
PENGUKURAN MODULUS ELASTISITAS BERBAGAI JENIS KAYU UNTUK FURNITUR Rusnaldy, Rusnaldy; Norman, Norman
ROTASI Volume 11, Nomor 4, Oktober 2009
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.35 KB) | DOI: 10.14710/rotasi.11.4.11-14

Abstract

Dalam studi ini, modulus elastisitas kayu dievaluasi sebelum mengalami proses permesinan. Modulus elastisitas kayu menentukan kekakuan kayu. Kekakuan yang tinggi menyebabkan kayu tidak mudah melentur saat proses permesinan dilakukan sehingga ketelitian dimensi produk menjadi tinggi. Modulus elastisitas juga menentukan karakteristik dinamik kayu. Kayu yang mudah bergetar saat proses permesinan dilakukan menyebabkan kekasaran permukaan kayu menjadi meningkat. Jenis kayu yang akan dievaluasi adalah jenis kayu yang biasa digunakan dalam industri furnitur.Untuk itu alat uji three point bending didesain dan dibuat untuk pengujian modulus elastisitas kayu. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa jenis kayu lamtoro (Leucenia leucocephalla) memiliki nilai modulus elastisitas yang paling tinggi, kemudian berturut-turut disusul kayu jati (Tectona grandis), kayu mahoni (Switenia macrophylla), kayu akasia (Acacia villosa), dan kemudian kayu nangka (Artocarpus heterophyllus).
Pengaruh Jarak Penembakan pada Pelapisan 95MXC Terhadap Sifat Kekerasan dan Keausan Material SS 304 dengan metode Twin Wire Arc Spray (TWAS) Fitriyana, Deni Fajar; Haryadi, Gunawan Dwi; Sulardjaka, Sulardjaka; Iskandar, Norman; Amrizal, Abdi Gilang
ROTASI Vol 20, No 4 (2018): VOLUME 20, NOMOR 4, OKTOBER 2018
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.087 KB) | DOI: 10.14710/rotasi.20.4.202-206

Abstract

Proses pelapisan pada SS 304 dengan metode thermal spray dapat di pertimbangkan sebagai metode untuk peningkatan ketahan aus. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jarak penembakan pada proses pelapisan SS 304 dengan metode twin wire arc spray coating terhadap peningkatan ketahanan aus dengan material coating 95MXC. Variasi jarak penembakan yang digunakan adalah 100 mm, 200 mm, 300 mm dan 400 mm dengan air pressure 4 bar. Dari hasil penelitian, pada jarak penembakan 100 mm menghasilkan nilai kekerasan 1227 HV, nilai laju keuasan 4,0x10-4 mm3/s, nilai presentase porositas dan unmelt 9,278% dan kekuatan lekat coating sebesar 22,62 MPa. Semakin dekat jarak penembakan, nilai kekerasan yang dihasilkan akan semakin tinggi sehingga nilai laju keausan yang didapatkan menurun. Hal tersebut dikarenakan rendahnya nilai presentase porositas dan unmelt.
PENGARUH PERUBAHAN DEBIT ALIRAN FLUIDA PANAS DAN FLUIDA DINGIN TERHADAP EFEKTIFITAS PADAPENULAR KALOR TIPE PLAT ALIRAN SILANG Yunianto, Bambang; K, Dwi Cahyo; Arijanto, Arijanto
ROTASI VOLUME 13, NOMOR 1, JANUARI 2011
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (292.999 KB) | DOI: 10.14710/rotasi.13.1.13-16

Abstract

Alat penukar kalor tipe plat merupakan jenis penukar kalor yang kompak dan mempunyai kinerjayang baik, walau ada keterbatasan dari tekanan kerja yang relatif rendah dibandingkan dengan tipecangkang dan tabung.. Ditinjau dari arah aliran dua fluida dalam saluran, penukar kalor tipe platmempunyai aliran searah , lawan arah dan aliran silang. Penukar kalor tipe plat dalam pengujian inidibuat dengan aliran silang (cross flow) dengan kontruksi dari aluminium yang berdimensi 33mm x 33mm dengan jarak antar plat 10 mm, dan jumlah plat 10 buah.Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui unjuk kerja penulkar kalor yang dinyatakan denganbilangan non dimensi, yaitu efektivitas. Fluida kerja yang digunakan adalah dua jenis fluida yang samayaitu air panas dan air dingin.. Kapasitas air dingin dan panas divariasikan dari 0,5 lt /mnt, 0,7 lt/mnt,9 lt /mnt dan 11 lt/mnt. Sedangkan temperatur air panas divariasikan dari 50 0, 60 0 dan 70 oC.Dari hasil pengujian ini diperoleh efektivitas tertinggi adalah 41 % terjadi pada temperatur airpanas 70 0C dengan debit air dingin 5 lt/mnt. dan debit air panas 11 lt/mnt. Sedangkan efektivitasterendah adalah 23 % terjadi pada debit air dingin yang sama namun pada temperatur air panas 50 C.
PENGARUH PENGELASAN TIG FILLER ER 4043 DAN POST-WELD HEAT TREATMENT ALUMINIUM PADUAN TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO Haryadi, Gunawan Dwi; Kustomo, Himawan Kristian
ROTASI Vol 17, No 4 (2015): VOLUME 17, NOMOR 4, OKTOBER 2015
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (475.614 KB) | DOI: 10.14710/rotasi.17.4.189-196

Abstract

Aluminium paduan di dunia industri pada saat ini terus berkembang pesat karena aluminium memiliki sifat mekanik yang baik, seperti tahan korosi, bobot yang ringan, kekuatan dan kekerasan yang tinggi, serta mampu di daur ulang.Pengelasan merupakan salah satu penyebab terjadinya kegagalan pada sebagian besar komponen di dunia industri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kekuatan tarik, kekerasan dan struktur mikro dari Aluminium Alloy 6061-O dengan arah pengelasan tungsten inert gas (TIG) longitudinal yang di-post weld heat treatment (PWHT) ataupun yang tidak di PWHT, kemudian menyimpulkan hasil perubahan sifat mekanik dari material uji. Penenlitian ini menggunakan perlakuan panas T6 dengan temperatur solution 520oC dan quenching air dingin, kemudian artificial aging dengan temperatur 175oC dan variasi waktu selama 8 jam, 18 jam, dan 24 jam. Hasil dari penelitian ini menunjukkan kekuatan tarik material mengalami peningkatan setelah di-PWHT dengan kekuatan tarik tertinggi yaitu PWHT 24 jam sebesar 389.492 MPa, ini lebih besar dari material PWHT 18 jam yaitu 378.021 MPa dan PWHT 8 Jam yaitu 365.294 MPa. Adanya penurunan regangan pada material yang telah di-PWHT 8 jam, 18 jam, dan 24 jam masing-masing sebesar 5.9%, 2.4%, dan 3.2%. Nilai kekerasan mengalami peningkatan setelah di-PWHT. PWHT selama 8 jam memiliki nilai kekerasan tertinggi pada daerah heat affected zone (HAZ) yaitu sebesar 109.7 Hv. Sedangkan material pengelasan tanpa PWHT dan PWHT 8 jam dan 24 jam masing-masing hanya memiliki nilai kekerasan tertinggi 81.4 Hv, 100.2 Hv, dan 104.7 Hv. Dari hasil pengamatan struktur mikro terlihat adanya perbedaan struktur butir, material tanpa PWHT memiliki ukuran butir yang lebih besar dari material yang di-PWHT. Proses PWHT meningkatkan kekuatan tarik dan nilai kekerasan, tetapi menurunkan sifat elastis dari material. Material PWHT 8 jam memiliki sifat mampu bentuk yang paling baik, sedangkan kekuatan material tertinggi yaitu PWHT selama 24 jam
NILAI KOEFISIEN PENGERASAN REGANGAN DAN ANISOTROPI NORMAL TEMBAGA Boedisoesetyo, Eko
ROTASI Volume 8, Nomor 2, April 2006
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.644 KB) | DOI: 10.14710/rotasi.8.2.37-40

Abstract

Pada umumnya logam bersifat anisotropy dan untuk mengetahui sifat mekanik yang merata maka pada sampleuji tembaga dilakukan pengujian pada berbagai arah yaitu : 0o , 45o, 90o, terhadap arah pengerolan. Sampel ujidibentuk berdasarkan Standard JIS No. 5 dimensi maupun bentuknya. Dari hasil pengujian tarik akan didapat besaranuntuk membuat kurva teggangan – regangan sebenarnya dan didapatkan harga koefisien pengerasan regangan (n).Sedangkan dari pengukuran tebal dan lebar dari sample sebelum dan sesudah ditarik akan didapatkan harga koefisienanisotropy normal (R).
Modus Pelunakan dan Pengerasan HAZ pada Manual GMAW Welded Joint Yurianto, Yurianto; Pratikto, Pratikto; Soenoko, Rudy; Suprapto, Wahyono
ROTASI Vol 21, No 2 (2019): VOLUME 21, NOMOR 2, APRIL 2019
Publisher : Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1261.768 KB) | DOI: 10.14710/rotasi.21.2.127-133

Abstract

Las manual gas metal arc welding banyak digunakan dalam industri manufaktur konvensional. Akhir proses pengelasan menghasilkan produk las yang diinginkan. Pada baja dengan tebal dan jenis yang sama, dan metode pengelasan yang sama tetapi operator berbeda menghasilkan kekuatan las yang berbeda. Keseragaman produk las antara satu dan operator lain dapat diperoleh dengan welding procedure specification. Namun prosedur ini tidak menjamin kekuatan sambungan sama meskipun operator berbeda. Kekuatan daerah terpengaruh panas tergantung pada parameter las yang digunakan seperti diameter elektroda; arus listrik; tegangan listrik, kecepatan pengelasan; logam tebal dan panas masuk. Selain itu, perlu dipertimbangkan unsur kimia baja yang dilas. Parameter pengelasan akan mempengaruhi dimensi daerah terpengaruh panas. Semakin lebar daerah terpengaruh panas akan menurunkan kekuatan sambungan las. Pernyataan masalah dalam penelitian ini adalah "bagaimana menurunkan dimensi daerah terpengaruh panas yang dipengaruhi oleh proses pembekuan logam las." State of the art dari penelitian ini adalah analisis pelunakan daerah terpengaruh panas dengan melibatkan pembekuan logam las. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari penyebab terjadinya pelunakan dalam daerah terpengaruh panas sambungan las gas metal arc welding manual. Hasil penelitian adalah kekerasan standard dan heat treated welded joint. Parameter perlakuan panas untuk mendapatkan kekerasan HAZ tertinggi.

Page 2 of 68 | Total Record : 671


Filter by Year

2000 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 27, No 2 (2025): VOLUME 27, NOMOR 2, JULI 2025 Vol 27, No 1 (2025): VOLUME 27, NOMOR 1, JANUARI 2025 Vol 26, No 4 (2024): VOLUME 26, NOMOR 4, OKTOBER 2024 Vol 26, No 3 (2024): VOLUME 26, NOMOR 3, JULI 2024 Vol 26, No 2 (2024): VOLUME 26, NOMOR 2, APRIL 2024 Vol 26, No 1 (2024): VOLUME 26, NOMOR 1, JANUARI 2024 Vol 25, No 4 (2023): VOLUME 25, NOMOR 4, OKTOBER 2023 Vol 25, No 3 (2023): VOLUME 25, NOMOR 3, JULI 2023 Vol 25, No 2 (2023): VOLUME 25, NOMOR 2, APRIL 2023 Vol 25, No 1 (2023): VOLUME 25, NOMOR 1, JANUARI 2023 Vol 24, No 4 (2022): VOLUME 24, NOMOR 4, OKTOBER 2022 Vol 24, No 3 (2022): VOLUME 24, NOMOR 3, JULI 2022 Vol 24, No 2 (2022): VOLUME 24, NOMOR 2, APRIL 2022 Vol 24, No 1 (2022): VOLUME 24, NOMOR 1, JANUARI 2022 Vol 23, No 4 (2021): VOLUME 23, NOMOR 4, OKTOBER 2021 Vol 23, No 3 (2021): VOLUME 23, NOMOR 3, JULI 2021 Vol 23, No 2 (2021): VOLUME 23, NOMOR 2, APRIL 2021 Vol 23, No 1 (2021): VOLUME 23, NOMOR 1, JANUARI 2021 Vol 22, No 4 (2020): VOLUME 22, NOMOR 4, OKTOBER 2020 Vol 22, No 3 (2020): VOLUME 22, NOMOR 3, JULI 2020 Vol 22, No 2 (2020): VOLUME 22, NOMOR 2, APRIL 2020 Vol 22, No 1 (2020): VOLUME 22, NOMOR 1, JANUARI 2020 Vol 21, No 4 (2019): VOLUME 21, NOMOR 4, OKTOBER 2019 Vol 21, No 3 (2019): VOLUME 21, NOMOR 3, JULI 2019 Vol 21, No 2 (2019): VOLUME 21, NOMOR 2, APRIL 2019 Vol 21, No 1 (2019): VOLUME 21, NOMOR 1, JANUARI 2019 Vol 20, No 4 (2018): VOLUME 20, NOMOR 4, OKTOBER 2018 Vol 20, No 3 (2018): VOLUME 20, NOMOR 3, JULI 2018 Vol 20, No 2 (2018): VOLUME 20, NOMOR 2, APRIL 2018 Vol 20, No 1 (2018): VOLUME 20, NOMOR 1, JANUARI 2018 Vol 19, No 4 (2017): VOLUME 19, NOMOR 4, OKTOBER 2017 Vol 19, No 3 (2017): VOLUME 19, NOMOR 3, JULI 2017 Vol 19, No 2 (2017): VOLUME 19, NOMOR 2, APRIL 2017 Vol 19, No 1 (2017): VOLUME 19, NOMOR 1, JANUARI 2017 Vol 18, No 4 (2016): VOLUME 18, NOMOR 4, OKTOBER 2016 Vol 18, No 3 (2016): VOLUME 18, NOMOR 3, JULI 2016 Vol 18, No 2 (2016): VOLUME 18, NOMOR 2, APRIL 2016 Vol 18, No 1 (2016): VOLUME 18, NOMOR 1, JANUARI 2016 Vol 17, No 4 (2015): VOLUME 17, NOMOR 4, OKTOBER 2015 Vol 17, No 3 (2015): VOLUME 17, NOMOR 3, JULI 2015 Vol 17, No 2 (2015): VOLUME 17, NOMOR 2, APRIL 2015 Vol 17, No 1 (2015): VOLUME 17, NOMOR 1, JANUARI 2015 Vol 16, No 4 (2014): VOLUME 16, NOMOR 4, OKTOBER 2014 Vol 16, No 3 (2014): VOLUME 16, NOMOR 3, JULI 2014 Vol 16, No 2 (2014): VOLUME 16, NOMOR 2, APRIL 2014 Vol 16, No 1 (2014): VOLUME 16, NOMOR 1, JANUARI 2014 Vol 15, No 4 (2013): VOLUME 15, NOMOR 4, OKTOBER 2013 Vol 15, No 3 (2013): VOLUME 15, NOMOR 3, JULI 2013 Vol 15, No 2 (2013): VOLUME 15, NOMOR 2, APRIL 2013 Vol 15, No 1 (2013): VOLUME 15, NOMOR 1, JANUARI 2013 VOLUME 14, NOMOR 4, OKTOBER 2012 VOLUME 14, NOMOR 3, JULI 2012 VOLUME 14, NOMOR 2, APRIL 2012 VOLUME 14, NOMOR 1, JANUARI 2012 VOLUME 13, NOMOR 4, OKTOBER 2011 VOLUME 13, NOMOR 3, JULI 2011 VOLUME 13, NOMOR 2, APRIL 2011 VOLUME 13, NOMOR 1, JANUARI 2011 Volume 12, Nomor 4, Oktober 2010 Volume 12, Nomor 3, Juli 2010 Volume 12, Nomor 2, April 2010 Volume 12, Nomor 1, Januari 2010 Volume 11, Nomor 4, Oktober 2009 Volume 11, Nomor 3, Juli 2009 Volume 11, Nomor 2, April 2009 Volume 11, Nomor 1, Januari 2009 Volume 10, Nomor 4, Oktober 2008 Volume 10, Nomor 3, Juli 2008 Volume 10, Nomor 2, April 2008 Volume 10, Nomor 1, Januari 2008 Volume 9, Nomor 4, Oktober 2007 Volume 9, Nomor 3, Juli 2007 Volume 9, Nomor 2, April 2007 Volume 9, Nomor 1, Januari 2007 Volume 8, Nomor 4, Oktober 2006 Volume 8, Nomor 3, Juli 2006 Volume 8, Nomor 2, April 2006 Volume 8, Nomor 1, Januari 2006 Volume 3, Nomor 2, April 2001 Volume 3, Nomor 1, Januari 2001 Volume 2, Nomor 4, September 2000 More Issue