cover
Contact Name
Endang Sriyati
Contact Email
jppi.puslitbangkan@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jppi.puslitbangkan@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. karawang,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia
ISSN : 08535884     EISSN : 25026542     DOI : -
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia accepts articles in the field of fisheries, both sea and inland public waters. The journal presents results of research resources, arrest, oceanography, environmental, environmental remediation and enrichment of fish stocks.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 26, No 4 (2020): (Desember) 2020" : 5 Documents clear
PENILAIAN STATUS STOK DAN RISIKO EKSPLOITASI PERIKANAN PELAGIS KECIL YANG BERBASIS DI PPI SARANG, REMBANG, JAWA TENGAH Achmad Zamroni; Heri Widiyastuti; Suwarso Suwarso
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 26, No 4 (2020): (Desember) 2020
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jppi.26.4.2020.189-199

Abstract

Peningkatan strategi pengelolaan perikanan pelagis kecil terutama di perairan Laut Jawa tidak hanya dengan menilai stok ikan dan perikanannya, akan tetapi diperlukan juga menilai risiko dampak dari pengelolaan. Dalam tulisan ini disebutkan status estimasi stok dan risiko yang melebihi hasil tangkapan maksimum yang berkelanjutan/Maximum Sustainable Yieald (MSY) terkait dengan nilai referensi terhadap beberapa tingkat tangkapan alternatif yang dihasilkan dari penilaian stok dan risiko penangkapan. Analisis yang digunakan adalah model dinamika biomassa ikan dengan metode non-equilibrium. Data yang digunakan berasal dari PPI Sarang, Rembang yang merupakan basis perikanan pelagis kecil terbesar di Laut Jawa selain Pekalongan. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai MSY yang diperoleh adalah 13.820 ton yang dihasilkan dari upaya penangkapan sekitar 1.759 trip kapal pukat cincin mini. Jika pemanfaatan perikanan sesuai dengan kondisi saat ini, maka estimasi nilai risiko akan berada pada tingkat risiko tinggi, begitu juga jika tingkat pemanfaatan berada pada nilai MSY nya. Nilai risiko akan turun menjadi sedang-tinggi jika pemanfaatan dikurangi 10% - 20% dari kondisi saat ini. Jika tingkat pemanfaatan dikurangi 30% atau lebih, maka nilai risiko dalam 10 tahun berikutnya akan berada pada kondisi sedang-rendah.Improving the management strategy of small pelagic fisheries, especially in the waters of the Java Sea, not only by assessing fish stocks and fisheries, but also needs to determine the risk of management impacts. In this paper, it is stated that the status of stock and risk estimation that exceeds the Maximum Sustainable Yield (MSY) is related to the reference value in several alternative catch levels resulting from stock and risk assessment. The analysis used is a fish biomass dynamics model with a non-equilibrium method. The data used was from TPI Sarang in Rembang, which is one of the largest small pelagic fisheries bases in the Java Sea. Results show that the MSY value obtained is 13,820 tons resulting from the capture effort of approximately 1,759 mini purse seine trips. Suppose the fishery utilization is in accordance with the current conditions, in that case, the estimated risk value will be at a high-risk level, and also if the utilization level is at the MSY value. The risk value will decrease to moderate-high if utilization is reduced by 10% - 20% from the current condition. If the utilization level is reduced by 30% or more, the next ten-year risk value will be in the medium-low condition.
KERAGAAN PERIKANAN TANGKAP DI PERAIRAN KABUPATEN TANGERANG Mario Limbong
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 26, No 4 (2020): (Desember) 2020
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jppi.26.4.2020.201-210

Abstract

Perairan Kabupaten Tangerang memiliki potensi sumber daya ikan yang cukup besar. Saat ini, pengaruh kegiatan pesisir dan pola penangkapan telah mengakibatkan terjadinya dinamika penangkapan ikan yang mempengaruhi jumlah hasil tangkapan nelayan. Tujuan penelitian adalah menganalisis keragaan perikanan tangkap seperti sebaran jumlah alat tangkap, jumlah kapal penangkap ikan, dan daerah penangkapan ikan di perairan Kabupaten Tangerang. Data keragaan perikanan tangkap dianalisis secara deskriptif, dan pemetaan spasial dianalisis menggunakan sistem informasi geografis kelautan. Hasil penelitian menunjukkan jumlah alat penangkapan ikan di Kabupaten Tangerang sekitar 22.495 unit yang didominasi alat tangkap bubu sekitar 18.750 unit. Sebaran alat penangkapan ikan terbanyak tedapat di Desa Dadap, Ketapang dan Tanjung Kait. Jumlah kapal penangkap ikan di Kabupaten Tangerang sekitar 3.212 kapal yang didominasi kapal berukuran <5 GT yaitu sekitar 2.125 kapal, berukuran 5 – 10 GT sekitar 905 kapal, dan berukuran 10 – 30 GT sekitar 182 kapal. Sebagian besar kapal terdapat di Pusat Pendaratan Ikan (PPI) Kronjo, PPI Cituis, dan Desa Dadap. Daerah penangkapan ikan utama kapal <5 GT mengalami pergeseran ke arah timur laut Kabupaten Tangerang. Daerah penangkapan ikan utama kapal > 5 GT berada di Pulau Lancang, Pulau Laki, Pulau Bokor, dan Pulau Pari. The waters of Tangerang Regency have considerable potential for fish resources. At present, the influence of coastal activities and fishing patterns has resulted in fishing dynamics that affect the amount of fishermen’s catch. The research objective is to analyze the fisheries performance, such as the distribution of the number of fishing gears, the number of fishing vessels, and the fishing grounds in Tangerang Regency waters. Capture fisheries performance data were analyzed descriptively, and spatial mapping was analyzed using a marine geographic information system. The results showed that the number of fishing gear in Tangerang Regency was around 22,495 units, dominated by around 18,750 units of traps. The largest distribution of fishing gear is in the villages of Dadap, Ketapang, and Tanjung Kait. The number of fishing vessels in Tangerang Regency around 3,212 vessels, dominated by <5 GT boats size, namely 2,125 boats, 5-10 GT around 905 boats, and 10-30 GT around 182 boats. Most of the vessels were based in PPI Kronjo, PPI Cituis, and Dadap Village. The main fishing grounds for vessels <5 GT has shifted to the northeast of Tangerang Regency. The main fishing grounds for vessels over 5 GT are on Lancang Island, Laki Island, Bokor Island, and Pari Island. 
DINAMIKA PERIKANAN CANTRANG BERBASIS DI TEGALSARI, TEGAL: Perubahan Upaya Penangkapan dan Komposisi Hasil Tangkapan Ikan Suwarso Suwarso; Muhammad Taufik; Achmad Zamroni
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 26, No 4 (2020): (Desember) 2020
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jppi.26.4.2020.211-220

Abstract

Perikanan cantrang berkembang pesat untuk mengekspoloitasi ikan demersal di Laut Jawa sejak pelarangan jaring trawl tahun 1980 dengan konsentrasi daerah penangkapan di perairan timur Lampung, selatan Kalimantan dan Selat Makasar. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji perkembangan upaya dan hasil tangkapan cantrang berdasarkan survei dan enumerasi pada 2018-2019 di Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari (Tegal). Sintesis sederhana digunakan dengan memanfaatkan historical data perikanan dan hasil penelitian sebelumnya. Hasil kajian menunjukkan sesudah tahun 2015 terdapat penurunan jumlah kapal aktif, hasil tangkapan per satuan upaya (CPUE), diikuti oleh penambahan jumlah hari di laut (days-at-sea). Pada 2019 terdapat 566 kapal cantrang aktif dengan rata-rata CPUE sebesar 15,7 ton/trip dan rata-rata jumlah hari di laut selama 51 hari/trip. Produksi ikan hasil tangkapan cantrang cenderung menurun sejak 2015, diikuti oleh perubahan komposisi hasil tangkapannya. Penurunan produksi ikan demersal sebagai target penangkapan diikuti oleh meningkatnya hasil tangkapan cumi-cumi yang semula sebagai hasil tangkap sampingan pada perikanan cantrang. Danish seine fisheries has spread througout for demersal fish exploitation of the Java sea after trawl banned in 1980, concentrated in the waters of East Lampung, South Kalimantan and Makassar Strait. This paper is aimed to discusses the development of fishing effort and production of danish seine collected by survey and enumeration data through during 2018-2019 at Tegalsari fishing harbour. Simple synthesis used historical data and previous research results. The result shows that the active vesseles and catch per unit of effort (CPUE) tend to decreased after 2015 and increasingly of days-at-sea. In 2019, there are 566 active fishing vessels with average of CPUE were 15.7 tonnes/trip and days-at-sea were 51 days/trip. Since 2015, the fish production tend to decreased and changes in catch compositions. The decline in demersal fish production as a catch target were followed by an increase in the catch of squid which were originally a by catch in danish seine fisheries.
SEBARAN IKAN PELAGIS KECIL BERDASARKAN KEDALAMAN DAN WAKTU DI PERAIRAN TELUK CENDERAWASIH Muhammad Hisyam; Sri Pujiyati; Wijopriono Wijopriono; Erfind Nurdin; Asep Ma&#039;mun
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 26, No 4 (2020): (Desember) 2020
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jppi.26.4.2020.221-232

Abstract

Perairan Teluk Cenderawasih termasuk dalam WPP NRI 717 yang terhubung dengan Samudera Pasifik dengan potensi perikanan tangkap yang didominasi oleh jenis ikan pelagis kecil. Potensi perikanan di wilayah perairan ini belum sepenuhnya dimanfaatkan berbeda dengan WPP NRI lainnya yang sebagian besar sudah masuk dalam kondisi lebih tangkap atau telah dimanfaatkan secara penuh. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui sebaran dan kelimpahan ikan pelagis di perairan Teluk Cenderawasih dengan menggunakan metode hidroakustik. Penelitian ini dilaksanakan dengan wahana Kapal Riset Bawal Putih III yang dilengkapi dengan alat pendeteksi ikan hidroakustik. Nilai akustik yang berupa data hasil sounding dikonversikan menjadi nilai panjang ikan berdasarkan hubungan Target Strenght (TS) dan panjang (L) dari ikan yang mendominasi hasil tangkapan. Pengukuran ini dipisahkan menjadi dua bagian yaitu berdasarkan waktu dan berdasarkan kedalaman perairan. Hasil penelitian menunjukan bahwa gerombolan ikan lebih banyak ditemukan pada kedalaman lebih dari 10 m dengan rata-rata jumlah ikan setiap gerombolan antara 7-8 individu. Selang panjang ikan 7,5-9,0 cm paling sering ditemukan disetiap rentang waktu yang memiliki frekuensi kemunculan lebih dari 30% dari seluruh ikan yang terdeteksi. Ikan dengan rata-rata panjang kurang dari 10 cm mendominasi setiap rentang kedalaman dengan jumlah ikan yang terdeteksi lebih dari 500 individu per 1000 m3. Besarnya jumlah kemunculan ikan dengan panjang kurang dari panjang pertama matang gonad diperkirakan bahwa di perairan Teluk Cenderawasih memiliki peranan sebagai daerah asuhan karena banyak ikan juvenil yang terdeteksi.The waters of Cenderawasih Bay are included in WPP NRI 717 which is connected to the Pacific Ocean with potential capture fisheries which are dominated by small pelagic fish species. The potential of fisheries in these waters has not been fully utilized in contrast to other WPP NRI, most of which are already in an over-caught condition or have been fully utilized. The purpose of this study was to determine the distribution and abundance of pelagic fish in the waters of Cenderawasih Bay using the hydroacoustic method. This research was carried out using the RV Bawal Putih III which is equipped with a hydroacoustic as fish detector. Acoustic values   in the form of sounding data are converted into fish length values   based on the relationship between Target Strength (TS) and length (L) of the fish that dominate the catch. This measurement is separated into two parts, namely based on time and based on water depth. The results showed that fish schools were mostly found at a depth of more than 10 m with an average number of fish per school between 7-8 individuals. The fish length interval of 7.5-9.0 cm is most often found in each time span which has an appearance frequency of more than 30% of all fish detected. Fish with an average length of less than 10 cm dominate each depth range with the number of fish detected in excess of 500 individuals per 1000 m3. The large number of fish appearing with a length less than the length at first maturity size that in the waters of Cenderawasih Bay it has a indication as a nursery ground because many juvenile fish are detected.
DINAMIKA POPULASI DAN TINGKAT PEMANFAATAN CUMI-CUMI JAMAK (Photololigo duvaucelii Orbigny, 1848) DI TELUK JAKARTA Karsono Wagiyo; Tirtadanu Tirtadanu; Mohammad Fauzi
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 26, No 4 (2020): (Desember) 2020
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jppi.26.4.2020.233-246

Abstract

Pemanfaatan cumi-cumi di Teluk Jakarta terus meningkat dilakukan secara artisanal. Untuk mendukung pengelolaan cumi-cumi di Teluk Jakarta, penelitian ini bertujuan memperoleh data dan informasi mengenai dinamika populasi dan tingkat pemanfaatan cumi-cumi. Data diperoleh melalui sampling secara acak, enumerasi, observasi dan penelusuran data sekunder yang dilakukan di Cilincing-DKI Jakarta dan Cituis-Tangerang tahun 2016. Hasil penelitian menunjukkan cumi-cumi jamak (Photololigo duvaucelii) di Teluk Jakarta mempunyai rerata panjang mantel 8,3 cm dengan berat 24,9 gr dan pertumbuhan alometrik negatif. Nisbah kelamin jantan betina 1:1,1. Persentase gonad matang tertinggi teramati pada Maret sebesar 76,82 %. Rata-rata panjang mantel pertama tertangkap (Lc)= 8,19 cm dan rata-rata ukuran panjang mantel pertama matang gonad (Lm) =9,7 cm. Panjang mantel asimtotis (L) = 19,43 cm dan laju pertumbuhan (K) = 1,2/tahun. Laju kematian total (Z) cukup tinggi yaitu 6,2 /tahun, laju kematian alami (M) = 2,3/tahun) dan laju eksploitasi (E)= 0,63/tahun. Alat tangkap utama adalah cantrang, jaring apolo dan arad dengan kontribusi cumi-cumi jamak hasil tangkapan masing-masing 4,02 %, 13,07 % dan 3,07 %. Hasil tangkapan per unit upaya (CPUE) pada unit penangkapan cantrang, tertinggi terjadi pada Maret yaitu 15 kg/trip/hari. Puncak musim penangkapan terjadi pada bulan Juni. The exploitation of sguid in the Jakarta bay has improved intensity by artisanal fisheries. This research aims to obtain data and information on population dynamics and exploitation rate to support the management of squid resources in Jakarta Bay. Data obtained through random sampling, enumeration, observation and secondary data tracing conducted in landing site; Cilincing-DKI Jakarta and Cituis-Tangerang in 2016. The results of the study of Indian squid (Photololigo duvaucelii) in the Jakarta Bay showed have a mean mantle length of 8.3 cm, weight of 24.9 g and negative allometric growth. The sex ratio of males 1 and females 1.1. The highest prosentase of mature gonad in March was 76.82%. The mantle length of the first catch (Lc)= 8.19 cm and the mantle length of the first gonad maturity (Lm) = 9.7 cm. Asymptotic mantle length (L) = 19.43 cm and growth rate (K) = 1.2/year. High total mortality rate (Z) = 6.2/year, natural mortality rate (M) = 2.3/year and exploitation rate (E) = 0.63/year. The main fishing gear are danish seine, mini trawl and shrimp trawl with indian squid contributions each other are 4.02 %, 13.07% and 3.07%. The highest catch per unit effort (CPUE) of danish seine unit occurred in March 15 kg/trip/day, the peak of the fishing season in June. 

Page 1 of 1 | Total Record : 5


Filter by Year

2020 2020


Filter By Issues
All Issue Vol 31, No 4 (2025): (Desember 2025) Vol 31, No 3 (2025): (September 2025) Vol 31, No 2 (2025): (Juni 2025) Vol 31, No 1 (2025): (Maret 2025) Vol 30, No 4 (2024): (Desember 2024) Vol 30, No 3 (2024): (September) 2024 Vol 30, No 2 (2024): (Juni) 2024 Vol 30, No 1 (2024): (Maret) 2024 Vol 29, No 4 (2023): (Desember) 2023 Vol 29, No 3 (2023): (September) 2023 Vol 29, No 1 (2023): (Maret) 2023 Vol 28, No 4 (2022): (Desember) 2022 Vol 28, No 3 (2022): (September) 2022 Vol 28, No 2 (2022): (Juni) 2022 Vol 28, No 1 (2022): (Maret) 2022 Vol 27, No 4 (2021): (Desember) 2021 Vol 27, No 3 (2021): (September) 2021 Vol 27, No 2 (2021): (Juni) 2021 Vol 27, No 1 (2021): (Maret) 2021 Vol 26, No 4 (2020): (Desember) 2020 Vol 26, No 3 (2020): (September) 2020 Vol 26, No 2 (2020): (Juni) 2020 Vol 26, No 1 (2020): (Maret) 2020 Vol 25, No 4 (2019): (Desember) 2019 Vol 25, No 3 (2019): (September) 2019 Vol 25, No 2 (2019): (Juni) 2019 Vol 25, No 1 (2019): (Maret) 2019 Vol 24, No 4 (2018): (Desember) 2018 Vol 24, No 3 (2018): (September) 2018 Vol 24, No 2 (2018): (Juni 2018) Vol 24, No 1 (2018): (Maret 2018) Vol 23, No 4 (2017): (Desember 2017) Vol 23, No 3 (2017): (September 2017) Vol 23, No 2 (2017): (Juni 2017) Vol 23, No 1 (2017): (Maret, 2017) Vol 22, No 4 (2016): (Desember 2016) Vol 22, No 3 (2016): (September) 2016 Vol 22, No 2 (2016): (Juni 2016) Vol 22, No 1 (2016): (Maret 2016) Vol 21, No 4 (2015): (Desember 2015) Vol 21, No 3 (2015): (September 2015) Vol 21, No 2 (2015): (Juni 2015) Vol 21, No 1 (2015): (Maret 2015) Vol 20, No 4 (2014): (Desember 2014) Vol 20, No 3 (2014): (September 2014) Vol 20, No 2 (2014): (Juni 2014) Vol 20, No 1 (2014): (Maret 2014) Vol 19, No 4 (2013): (Desember 2013) Vol 19, No 3 (2013): (September 2013) Vol 19, No 2 (2013): (Juni 2013) Vol 19, No 1 (2013): (Maret 2013) Vol 18, No 4 (2012): (Desember 2012) Vol 18, No 3 (2012): (September 2012) Vol 18, No 2 (2012): (Juni) 2012 Vol 18, No 1 (2012): (Maret 2012) Vol 17, No 4 (2011): (Desember 2011) Vol 17, No 3 (2011): (September 2011) Vol 17, No 2 (2011): (Juni 2011) Vol 17, No 1 (2011): (Maret 2011) Vol 16, No 4 (2010): (Desember 2010) Vol 16, No 3 (2010): (September 2010) Vol 16, No 2 (2010): (Juni 2010) Vol 16, No 1 (2010): (Maret 2010) Vol 15, No 4 (2009): (Desember 2009) Vol 15, No 3 (2009): (September 2009) Vol 15, No 2 (2009): (Juni 2009) Vol 15, No 1 (2009): (Maret 2009) Vol 14, No 4 (2008): (Desember 2008) Vol 14, No 3 (2008): (September 2008) Vol 14, No 2 (2008): (Juni 2008) Vol 14, No 1 (2008): (Maret 2008) Vol 13, No 3 (2007): (Desember 2007) Vol 13, No 2 (2007): (Agustus 2007) Vol 13, No 1 (2007): (April 2007) Vol 12, No 3 (2006): (Desember 2006) Vol 12, No 2 (2006): (Agustus 2006) Vol 12, No 1 (2006): (April 2006) Vol 11, No 9 (2005): (Vol. 11 No. 9 2005) Vol 11, No 8 (2005): (Vol. 11 No. 8 2005) Vol 11, No 7 (2005): (Vol. 11 No. 7 2005) Vol 11, No 6 (2005): (Vol. 11 No. 6 2005) Vol 11, No 5 (2005): (Vol. 11 No. 5 2005) Vol 11, No 4 (2005): (Vol. 11 No. 4 2005) Vol 11, No 3 (2005): (Vol. 11 No. 3 2005) Vol 11, No 2 (2005): (Vol. 11 No. 2 2005) Vol 11, No 1 (2005): (Vol. 11 No. 1 2005) Vol 10, No 7 (2004): (Vol. 10 No. 7 2004) Vol 10, No 6 (2004): (Vol. 10 No. 6 2004) Vol 10, No 5 (2004): (Vol. 10 No. 5 2004) Vol 10, No 4 (2004): (Vol. 10 No. 4 2004) Vol 10, No 3 (2004): (Vol. 10 No. 3 2004) Vol 10, No 2 (2004): (Vol. 10 No. 2 2004) Vol 10, No 1 (2004): (Vol. 10 No. 1 2004) Vol 9, No 7 (2003): (Vol.9 No.7 2003) Vol 9, No 6 (2003): (Vol.9 No.6 2003) Vol 9, No 5 (2003): Vol. 9 No. 5 2003) Vol 9, No 4 (2003): Vol. 9 No. 4 2003) Vol 9, No 3 (2003): (Vol.9 No.3 2003) Vol 9, No 2 (2003): (Vol, 9 No. 2 2003) Vol 9, No 1 (2003): (Vol.9 No.1 2003) Vol 8, No 7 (2002): (Vol.8 No.7 2002) Vol 8, No 6 (2002): (Vol.8 No.6 2002) Vol 8, No 5 (2002): (Vol.8 No.5 2002) Vol 8, No 4 (2002): (Vol.8 No.4 2002) Vol 8, No 3 (2002): (Vol.8 No.3 2002) Vol 8, No 2 (2002): (Vol. 8 No. 2 2002) Vol 8, No 1 (2002): (Vol.8 No.1 2002) Vol 7, No 4 (2001): (Vol. 7 No. 4 2001) Vol 7, No 2 (2001): (Vol.7 No. 2 2001) Vol 6, No 3-4 (2000): (Vol.6 No.3-4 2000) Vol 6, No 2 (2000): (Vol.6 No.2 2000) Vol 6, No 1 (2000): (Vol.6 No.1 2000) Vol 5, No 2 (1999): (Vol.5 No.2 1999) Vol 5, No 1 (1999): (Vol.5 No. 1 1999) Vol 4, No 4 (1998): (Vol.4 No.4 1998) Vol 4, No 3 (1998): (Vol.4 No.3 1998) Vol 4, No 2 (1998): (Vol.4 No.2 1998) Vol 4, No 1 (1998): (Vol.4 No.1 1998) Vol 3, No 4 (1997): (Vol.3 No.4 1997) Vol 3, No 3 (1997): (Vol.3 No.3 1997) Vol 3, No 2 (1997): (Vol.3 No.2 1997) Vol 3, No 1 (1997): (Vol.3 No.1 1997) Vol 2, No 4 (1996): (Vol.2 No.4 1996) Vol 2, No 3 (1996): (Vol.2 No.3 1996) Vol 2, No 2 (1996): (Vol.2 No.2 1996) Vol 2, No 1 (1996): (Vol.2 No.1 1996) Vol 1, No 4 (1995): (Vol.1 No.4 1995) Vol 1, No 3 (1995): (Vol.1 No.3 1995) Vol 1, No 2 (1995): (Vol.1 No.2 1995) Vol 1, No 1 (1995): (Vol.1 No.1 1995) More Issue