cover
Contact Name
Sumasno Hadi
Contact Email
sumasno.hadi@ulm.ac.id
Phone
+6281328516583
Journal Mail Official
pelataran.seni@ulm.ac.id
Editorial Address
Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan FKIP Universitas Lambung Mangkurat Jl. Brigjend H. Hasan Basry, Gedung FKIP Universitas Lambung Mangkurat, Kotak Pos No. 87, Banjarmasin, 70123
Location
Kota banjarmasin,
Kalimantan selatan
INDONESIA
Pelataran Seni : Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni
ISSN : 25025848     EISSN : 25286404     DOI : https://doi.org/10.20527/jps.v1i2
Pelataran Seni contains research articles, findings, ideas, and scientific studies related to the field of arts education and art studies. The editor also receives a review or book review related to the scope of the Pelataran Seni.
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 9, No 1" : 5 Documents clear
Kekuasaan dan Ideologi Pewarisan Gendang Bugis Arajang dalam Perspektif Althusserian Rachmat, Rachmat
Pelataran Seni Vol 9, No 1
Publisher : Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan FKIP ULM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v9i1.19459

Abstract

Intisari. Gendang Bugis Arajang merupakan salah satu instrumen musik tradisional yang tidak terkenal di kalangan seniman, guru, budayawan, dan juga peserta didik khususnya pada masyarakat Bugis di Sulawesi Selatan. Penulisan artikel ini bertujuan untuk menginvestigasi sistem kerja ideologi pewarisan pengetahuan gendang bugis dengan menganalisis menggunakan konsep Ideologi State Aparatus Althusser. Hasilnya menunjukan bahwa, pelaku dalam memainkan gendang Bugis adalah status ata. Status sosial ata adalah status sosial terendah dalam hirarki kerajaan. Penyajian dan pewarisan gendang Bugis yang dilakukan oleh ata sebagai salah satu ketaatan terhadap hierarki kasta tertinggi. Salah satu faktor penyebab kepatuhan penuh terhadap nilai, norma adalah agar masyarakat (ata) menerima kenyataan yang sepenuhnya oleh kasta dirinya sendiri. Kepercayaan masyarakat melalui struktur dominasi hierarki dapat memberikan kerangka yang membatasi pandangan masyarakat tentang gendang Bugis. Norma-norma sosial dan nilai-nilai yang tertanam dalam diri seorang ata sepanjang hidupnya memainkan peran dalam proses tata kerja ideologi. Kata Kunci: gendang bugis arajang, pewarisan, soppeng, Althusser, ideologi state aparatus Abstract. Gendang Bugis Arajang (Arajang Bugis drum) is one of the traditional musical instruments that is not well known among artists, teachers, cultural experts, and also students, especially in the Bugis community in South Sulawesi. The writing of this article aims to investigate the ideological work system of the Bugis drum knowledge inheritance by analyzing it using Althusser's concept of Ideological State Apparatus. The results show that the actor in playing the Bugis drum is the ata status. The social status of ata is the lowest social status in the royal hierarchy. The presentation and inheritance of Bugis drums performed by ata is one of obedience to the highest caste hierarchy. One of the factors causing full compliance with values, norms is for the community (ata) to accept the reality that is fully by its own caste. Community beliefs through hierarchical dominance structures can provide a framework that limits the community's view of Bugis drumming. Social norms and values embedded in an ata throughout his/her life play a role in the process of ideological governance. Keywords: gendang bugis, inheritance, soppeng, Althusser, state apparatus ideology
Konstruksi Tokoh dalam Film Biopik Indonesia Kurun 2000-2023 Alfianti, Dewi
Pelataran Seni Vol 9, No 1
Publisher : Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan FKIP ULM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v9i1.19455

Abstract

Intisari. Salah satu genre film yang mengalami perkembangan cukup pesat adalah film biografi atau yang lebih populer disebut film biopik (biopic). Film biopik adalah jenis film yang mendramatisasi kehidupan nyata atau sejarah dari tokoh yang dikenal luas oleh masyarakat. Tulisan ini secara mendalam membahas konstruksi tokoh yang diceritakan dalam lima dari dua puluh film biopik Indonesia di kurun 2000-2023. Tokoh yang dibicarakan berfokus pada tokoh politik yang sebagian juga sekaligus merupakan tokoh agama dan tokoh pendidikan. Melalui analisis struktur psikologis kepribadian tokohnya, khususnya psikoanalisis Sigmund Freud, tulisan ini menunjukkan bagaimana film biopik Indonesia dapat menggambarkan tokoh-tokohnya, apakah ia menjadi manusia idealis atau manusia dengan segenap kekurangan dan kelebihannya, sehingga terlihat apakah sang tokoh diglorifikasi atau dihadirkan dalam versi normalnyaKata Kunci: film biopik, film indonesia, budaya populer, teori kritis Abstract. One of the film genres that has developed quite rapidly is biographical films or more popularly called biopic films. A biopic film is a type of film that dramatizes the real life or history of a character that is widely known by the public. This paper discusses in depth the construction of the characters portrayed in five of the twenty Indonesian biopics from 2000 to 2023. The characters discussed focus on political figures, some of whom are also religious and educational figures. Through the analysis of the psychological structure of the character's personality, especially Sigmund Freud's psychoanalysis, this paper shows how Indonesian biopic films can portray their characters, whether they become idealistic humans or humans with all their flaws and advantages, so that it can be seen whether the character is glorified or presented in his normal version.Keywords: biopic, Indonesian film, popular culture, critical theory
Struktur Tari Ratib Saman dalam Upacara Berobat Kampung Masyarakat Sambas Ismunandar, Ismunandar
Pelataran Seni Vol 9, No 1
Publisher : Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan FKIP ULM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v9i1.19458

Abstract

Intisari. Tari Ratib Saman dalam upacara tradisi “berobat kampung” pada masyarakat Sambas di Kalimantan Barat memiliki kandungan nilai sosial yang berharga. Pada masa kini, tarian dalam upacara tradisional ini diketahui sudah hampir punah keberadaannya. Penelitian deskriptif-kualitatif ini dilakukan untuk menganalisis struktur tari Ratib Saman dalam upacara tradisi “berobat kampung” masyarakat Sambar sekaligus mencari pengetahuan tentang proses pelaksanaan beserta fungsinya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ragam gerak tari Ratib Saman memiliki makna atau arti tertentu. Gerak maknawi diciptakan dari usaha stilisasi dari gerak keseharian atau gerak wantah. Iringan musiknya terbagi dari dua bagian yaitu iringan internal dan iringan eksternal. Pada mulanya, iringan musiknya menggunakan musik internal yaitu hentakan kaki,  kemudian berkembang menggunakan iringan musik eksternal yaitu dengan menggunakan sejumlah alat musik tradisional mereka.Kata Kunci: tari ratib saman, berobat kampung, masyarakat sambas Abstract. Ratib Saman dance in the traditional “berobat kampung” ceremony of the Sambas community in West Kalimantan has valuable social values. At present, the dance in this traditional ceremony is known to be almost extinct. This descriptive-qualitative research was conducted to analyze the structure of Ratib Saman dance in the traditional “berobat kampung” ceremony of the Sambar community while seeking knowledge about the implementation process and its functions. The results of this study indicate that the various movements of Ratib Saman dance have certain meanings. Meaningful movements are created from stylization efforts from daily movements or wantah movements. The musical accompaniment is divided into two parts, namely internal accompaniment and external accompaniment. In the beginning, the musical accompaniment used internal music, namely foot stomping, then developed using external musical accompaniment, namely by using a number of their traditional musical instruments.Keywords: ratib saman dance, berobat kampung, sambas community
Hierarki Nilai Kesenian Madihin dalam Tinjauan Filsafat Nilai Max Scheler Sani, Muhammad Budi Zakia
Pelataran Seni Vol 9, No 1
Publisher : Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan FKIP ULM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v9i1.19457

Abstract

Intisari. Madihin adalah kesenian tradisional masyarakat suku Banjar di Kalimantan Selatan. Kesenian madihin berkaitan dengan nilai, bahwa setiap pertunjukan seni mengandung multinilai yang terungkap dalam keseluruhan lakon. Hal ini dapat menunjukkan bahwa kesenian madihin dalam pertunjukan dan maknnya mengandung beragam nilai. Ragam nilai tersebut terungkap dianalisis secara hierarkis. Artikel ini membahas nilai-nilai yang terkandung di dalam kesenian madihin dengan menggunakan pisau analisis hierarki nilai dalam pandangan filsafat nilai Max Scheler. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Berdasarkan analisis yang dilakukan, diketahui bahwa ada lima tingkatan hierarki nilai yang terkandung di dalam madihin yaitu nilai dakwah, magis, religiusitas, estetis, dan nilai budaya. Kata Kunci: madihin, masyarakat banjar, filsafat nilai, max scheler Abstract. Madihin is a traditional art of the Banjar tribe in South Kalimantan. Madihin art is related to value, that every art performance contains multiple values that are revealed in the whole play. This can show that madihin art in its performances and meaning contains a variety of values. The variety of values revealed is analyzed hierarchically. This article discusses the values contained in madihin art by using the value hierarchy analysis knife in the view of Max Scheler's value philosophy. The research approach used is to use qualitative research methods. Based on the analysis conducted, it is known that there are five levels of value hierarchy contained in madihin, namely da'wah, magical, religiosity, aesthetic, and cultural values. Keywords: madihin, banjar community, philosophy of value, max scheler
Pergeseran Sistem Pewarisan Tari Topeng Banjar dalam Tradisi Manopeng Banyiur di Banjarmasin Sari, Putri Yunita Permata Kumala
Pelataran Seni Vol 9, No 1
Publisher : Program Studi Pendidikan Seni Pertunjukan FKIP ULM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jps.v9i1.19456

Abstract

Intisari. Budaya seni topeng yang ada di daerah Kalimantan Selatan yang disebut Topeng Banjar yang diselenggarakan dalam bagian sajian Manopeng yang diwariskan turun-temurun oleh keturunan pelaku tradisinya telah mengalami pergerseran sistemik. Penelitian etnokoreologi ini difokuskan pada pergeseran sistem pewarisan tari Topeng Banjar dalam upacara Manopeng di Desa Banyiur Luar di Banjarmasin. Berdasarkan pengamatan sistem pewarisan yang dulunya hanya lingkup informal, dewasa ini telah meluas ke lingkup pendidikan formal dan non formal. Sistem pewarisan yang dapat disentuh oleh eksternal adalah pewarisan yang tidak bersifat sakral dalam lingkup tradisi ritual.Kata Kunci: sistem pewarisan, tari topeng Banjar, etnokoreologi, manopeng Abstract. The mask arts culture owned by South Kalimantan, called Topeng Banjar, which are held in the Manopeng presentation section that is passed down from generation to generation by the descendants of the traditional actors, have experienced systemic shifts. This ethnocoreological research focuses on the shifting inheritance system of Topeng Banjar dance in the Manopeng ceremony in Banyiur Luar Village in Banjarmasin. Based on observations, the inheritance system, which used to be informal, has now expanded to the scope of formal and non-formal education. The inheritance system that can be touched by the external is the non-sacred inheritance within the scope of ritual traditions.Keywords: inheritance system, Banjar mask dance, ethnocoreology, manopeng

Page 1 of 1 | Total Record : 5