cover
Contact Name
Yan Hendrika
Contact Email
yan.hendrika@univrab.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jops@univrab.ac.id
Editorial Address
Jl. Riau Ujung No. 73 Pekanbaru Riau Telp.(0761) 38762
Location
Kota pekanbaru,
Riau
INDONESIA
JOPS (Journal Of Pharmacy and Science)
Published by Universitas Abdurrab
ISSN : 26229919     EISSN : 26151006     DOI : https://doi.org/10.36341/jops
Core Subject : Health, Science,
JOPS is Journal Of Pharmacy and Science with Scopes of Science : 1) Pharmacy 2) Food Chemistry 3) Biotechnology 4) Pharmacology 5) Microbiology 6) Food Analysis JOPS adalah Jurnal Farmasi dan Sains dengan Ruang Lingkup keilmuan : 1) Farmasi 2) Kimia makanan 3) Bioteknologi 4) Farmakologi 5) Mikrobiologi 6) Analisa Makanan
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 3 No 2 (2020): Journal Of Pharmacy and Science" : 6 Documents clear
ANTIOKSIDAN EKSTRAK METANOL KULIT PETAI (Parkia speciosa Hassk) DENGAN METODE 2,2-diphenyl-1-picrylhidrazyl Alfin Surya; Dwi Putri Rahayu
JURNAL FARMASI DAN MAKANAN Vol 3 No 2 (2020): Journal Of Pharmacy and Science
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36341/jops.v4i2.1342

Abstract

Indonesia merupakan negara dengan produksi petai terbanyak di kawasan Asia Tenggara. Pada umumnya, masyarakat mengonsumsi petai hanya bagian bijinya saja, sedangkan bagian kulitnya tidak dimanfaatkan dan dibuang begitu saja sehingga menjadi limbah. Limbah ini menyebabkan pencemaran lingkungan dan turut memberi kontribusi pada banjir. Kulit petai (Parkia speciosa Hassk.) diduga memiliki kandungan senyawa alkaloid, saponin dan flavonoid yang dapat dimanfaatkan sebagai antioksidan dalam menangkal radikal bebas. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas antioksidan pada ekstrak metanol kulit petai (Parkia speciosa Hassk.) dengan waktu maserasi selama 72 jam. Penelitian ini menggunakan metode 2,2-diphenyl-1-picrylhidrazyl (DPPH) dan asam askorbat yang sudah diketahui memiliki aktivitas antioksidan yang kuat sebagai kontrol positif. Dari penelitian tersebut didapatkan nilai IC50 pada kulit petai sebesar 13,4 µg/mL dan 6,9504 µg/mL µg/mL pada asam askorbat sebagai kontrol positif. Dari nilai IC50 yang didapat diketahui bahwa ekstrak metanol kulit petai memiliki aktivitas antioksidan yang kuat untuk melawan radikal bebas.
PENETAPAN KADAR PROTEIN PADA NANAS SEGAR DAN KERIPIK NANAS DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS DAN KJEHDAHL Azlaini Yus Nasution; Evi Novita; Oktori Nadela; Sherly Putri Arsila
JURNAL FARMASI DAN MAKANAN Vol 3 No 2 (2020): Journal Of Pharmacy and Science
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36341/jops.v4i2.1349

Abstract

Nanas memiliki kandungan zat gizi yang bermanfaat bagi tubuh salah satunya protein. Protein berfungsi sebagai zat pembangun dan zat pengatur di dalam tubuh serta pembentuk jaringan baru. Keripik nanas merupakan produk olahan nanas dari Desa Kualu Nanas yang belum diuji kandungan gizinya termasuk protein. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar protein pada buah nanas segar dan keripik nanas menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis dan metode Kjehdahl. Pada metode spektrofotometri diperoleh panjang gelombang maksimum BSA (Bovine Serum Albumin) pada 543 nm, persamaan regresi linier yaitu Y = 0,00005X + 0,1895 dengan nilai koefisien korelasinya (r) sebesar 0,9707. Kadar protein pada nanas segar dan keripik nanas menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis berturut-turut adalah 0,84% dan 2,55%; dengan metode Kjehdahl berturut-turut sebesar 0,65% dan 1,86%.
ANALISIS CEMARAN Staphylococcus aureus PADA MAKANAN JAJANAN DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU Sri Kartini
JURNAL FARMASI DAN MAKANAN Vol 3 No 2 (2020): Journal Of Pharmacy and Science
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36341/jops.v4i2.1350

Abstract

Makanan jajanan banyak digemari oleh anak-anak Sekolah Dasar, namun mereka tidak menyadari bahaya yang ditimbulkan oleh minuman jajanan yang tidak higienis,salah satunya bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi Staphylococcus aureus pada minuman jajanan yang dijual di SDN 147 dan SDN 188 Kelurahan Air Putih Kecamatan Tampan Pekanbaru. Penelitian ini dilakukan dengan metode kultur atau penanaman pada media pengkayaan, dilanjutkan dengan penanaman pada media Brain Heart Infusion (BHI). Koloni yang tumbuh pada media tersebut diuji Pewarnaan Gram, Agar Darah menggunakan media Blood Agar Plate (BAP), uji Katalase, Tes Stephaurex dan uji pada media Manitol Salt Agar (MSA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa koloni yang tumbuh pada media Brain Heart Infusion (BHI) dari 10 sampel 6 sampel positif yang terlihat dari warna keruh, Pewarnaan Gram negatif, uji Agar Darah negatif, Katalase negatif, tes Stephaurex negatif, dan yang tumbuh pada media MSA adalah koloni berwarna kuning cerah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 10 sampel yang diteliti terdapat 6 sampel yang positif tidak mengandung bakteri Staphylococcus aureus.
KARAKTERISASI SIFAT FISIKOKIMIA SISTEM DISPERSI PADAT NIMODIPIN DENGAN POLOXAMER 188 MENGGUNAKAN METODE PENGGILINGAN BERSAMA Henni Rosaini; Yolla Erman Novita Sari; Indra Makmur; Auzal Halim; Wahyu Margi Sidoretno
JURNAL FARMASI DAN MAKANAN Vol 3 No 2 (2020): Journal Of Pharmacy and Science
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36341/jops.v4i2.1351

Abstract

Nimodipin merupakan salah satu senyawa yang tidak larut dalam air dan termasuk ke dalam Biopharmaceutical Classification System (BCS) kelas II. Sistem dispersi padat adalah campuran yang homogen dari satu atau lebih bahan aktif dalam matriks yang inert dengan tujuan meningkatkan bioavaibilitas dari bahan obat yang sukar larut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh penambahan poloxamer 188 terhadap sifat fisikokimia dan profil disolusi dari nimodipin yang dibuat dengan metode penggilingan bersama. Perbandingan nimodipin dengan poloxamer 188 untuk F1, F2, F3 berturut – turut adalah 1:9, 2:8, dan 3:7 (b/b). Karakterisasi campuran fisik dan dispersi padat meliputi distribusi ukuran partikel, XRD, FT-IR, DSC, penetapan kadar dan laju disolusi. Hasil penelitian menunjukan bahwa sifat fisikokimia dari setiap formula sudah berbentuk amorf dan nimodipin terdispersi ke dalam matriks polimer. Laju disolusi dari formula meningkat dibandingkan zat murni dan campuran fisik. Laju disolusi paling tinggi ditunjukkan pada F1, dimana pada waktu 60 menit persentase terdisolusinya sebesar 90,5920 %. Analisa statistik efisiensi disolusi menunjukkan perbedaan yang bermakna (sig<0,005) antara semua formula.
AKTIVITAS ANTIHIPERURISEMIA FRAKSI EKSTRAK ETANOL DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) PADA MENCIT HIPERURISEMIA Fitra Fauziah; Diah Witari; Widya Kardela
JURNAL FARMASI DAN MAKANAN Vol 3 No 2 (2020): Journal Of Pharmacy and Science
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36341/jops.v4i2.1352

Abstract

Hiperurisemia merupakan keadaan dimana terjadi peningkatan kadar asam urat darah di atas normal. Daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) digunakan secara tradisional oleh masyarakat untuk mengobati hiperurisemia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antihiperurisemia fraksi ekstrak etanol daun belimbing wuluh yang terdiri dari fraksi air, fraksi etil asetat dan fraksi n-heksan pada mencit hiperurisemia. Mencit terdiri dari 6 kelompok (normal, kontrol negatif, kontrol positif (allopurinol), fraksi n-heksan, fraksi air, dan fraksi etil asetat dosis 100 mg/kgBB). Mencit diinduksi hiperurisemia dengan makanan diet purin tinggi (MDPT). Fraksi diberikan secara peroral satu kali sehari selama 14 hari. Kadar asam urat diukur pada hari ke-15 dengan fotometer klinik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian fraksi ekstrak etanol daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) yang terdiri dari fraksi n-heksan, fraksi air, dan fraksi etil asetat dapat menurunkan kadar asam urat mencit hiperurisemia secara signifikan (sig < 0,05), dimana aktifitas antihiperurisemia yang paling baik ditunjukkan oleh fraksi etil asetat daun belimbing wuluh.
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL KULIT JENGKOL TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA SAYAT PADA TIKUS PUTIH JANTAN Supartiningsih supartiningsih; Martha Lisnenti Sitanggang
JURNAL FARMASI DAN MAKANAN Vol 3 No 2 (2020): Journal Of Pharmacy and Science
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36341/jops.v4i2.1353

Abstract

Kulit buah jengkol memiliki kandungan flavonoid, saponin, tanin, dan asam fenolat yang mampu memberikan efek antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak etanol kulit jengkol dengan 3 variasi konsentrasi (40%, 50%, dan 60%) terhadap penyembuhan luka sayat pada tikus putih jantan . Ekstrak etanol kulit jengkol diperoleh dari proses maserasi dengan etanol 96%. EEKJ diberikan secara topikal dalam 3 konsentrasi yaitu 40%, 50%, dan 60% dengan pengenceran menggunakan larutan CMC 0,5%. Ekstrak diujikan terhadap luka sayat sepanjang 1,5 cm pada punggung tikus. Kontrol positif yang digunakan adalah solusio Povidone Iodine 10%, sedangkan kelompok lainnya yakni dengan pemberian ekstrak etanol kulit jengkol konsentrasi 40%, 50%, dan 60% serta hanya dilukai saja tanpa diberikan perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit jengkol dengan konsentrasi 60% memiliki hari kesembuhan yang sama dengan kontrol positif terhadap penyembuhan luka sayat yakni pada hari ke-10. Ekstrak etanol kulit jengkol dengan dosis yang terbaik yakni pada konsentrasi 60% . Karena pada konsentrasi 60% paling efektif dalam mempercepat proses pengurangan diameter luka sayat pada tikus putih jantan. Demikian pula disusul pada kelompok EEKJ 50% terjadi pengurangan diameter luka pada tikus yang diberi luka sayat. Kemudian terjadi pengurangan diameter luka pada kelompok yang diberikan povidone iodine 10%. Demikian pula pada kelompok perlakuan EEKJ 40% terjadi pengurangan diameter luka pada tikus yang diberi luka sayat. Dan terjadi pengurangan diameter luka pada kelompok yang tidak diberi apapun (tanpa perlakuan).

Page 1 of 1 | Total Record : 6