cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Parole: Journal of Linguistics and Education
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : 23380683     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Volume 5 Number 2 October 2015" : 7 Documents clear
Back Matter Volume 5 Number 2 October 2015 Ahwan, Muh Ahlis
PAROLE: Journal of Linguistics and Education Volume 5 Number 2 October 2015
Publisher : Master Program in Linguistics, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1017.549 KB) | DOI: 10.14710/parole.v5i2.%p

Abstract

“Senyum Cemerlang, Senyum Pepsodent” A Diachronic Analysis of Language Forms in Pepsodent’s Television Advertisements During Four Decades Almira Fidela Artha; Fina Syahadatina; Okta Enggiana Pradevi
PAROLE: Journal of Linguistics and Education Volume 5 Number 2 October 2015
Publisher : Master Program in Linguistics, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (16.744 KB) | DOI: 10.14710/parole.v5i2.116

Abstract

An advertising always presents messages and invitations either in verbal or non-verbal form which represents a product and also reflects the benefits that is offered to the consumers at the same time. It also happens in atelevision advertisement of toothpaste that is quite popular in Indonesia, named Pepsodent.One of the interesting points in this advertisement is the language changes which occur in every decade (ten years) along with the development of Indonesian society. The data taken are diachronic data started in the 1980s until 2010s by choosing one advertisement for each decade which is considered popular enough in the society.This study analyzes four advertisements that represent four decades to prove that in performing its functions, an advertisement always pays attention to the development of a society as the dominant factor. The results of this study indicate that from sociopragmatics viewpoint, the language used in an advertisement, especially Pepsodent’s television advertisementchanges in the range of tenyears along with the development of the society. Those advertisements show the changes in the meaning and the differences in language selectionin each decade which is influenced by the development of the society. Iklan selalu menghadirkan pesan serta ajakan dalam bentuk verbal maupun non-verbal yangmerupakan representasi sebuah produk dan juga merefleksikan manfaat yang ditawarkan pada saat yang bersamaan. Begitu pula yang terdapat dalam iklan televisi pasta gigi yang cukup populer di masyarakat yaitu Pepsodent.Salah satu hal menarik pada iklan ini adalah perubahan bahasa yang terjadi dalam setiap dekade (sepuluh tahun) seiring dengan berkembangnya masyarakat. Data yang diambil adalah data diakronik mulai tahun 1980an sampai 2010an dengan menggunakan satu iklan yang dianggap cukup populer bagi masyarakat dalam masing-masing dekade. Penelitian ini menggunakan empat iklan yang mewakili empat dekade untuk membuktikan bahwa dalam menjalankan fungsinya, suatu iklan selalu melihat perkembangan masyarakat sebagai kunci dominan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan kajian sosiopragmatik, bahasa yang digunakan dalam iklan khususnya iklan televisi pasta gigi Pepsodent mengalami perubahan dengan jarak atau rentang waktu persepuluh tahun seiring dengan perkembangan masyarakat. Berdasarkan sudut pandang sosiopragmatik, iklan-iklan tersebut menunjukkan terjadinya perubahan makna serta perbedaan pemilihan bahasa pada tiap dekade yang dipengaruhi oleh perkembangan masyarakat.
A 1.4 Year Old Child Language Acquisition (Case Study on a Bilingual Family) Noermanzah Noermanzah
PAROLE: Journal of Linguistics and Education Volume 5 Number 2 October 2015
Publisher : Master Program in Linguistics, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.38 KB) | DOI: 10.14710/parole.v5i2.154

Abstract

This paper presents the phonological and morphological aspects of language acquisition of the child aged 1.4 years of a bilingual family. The researcher used a qualitative approach by using case study method. Data collection technique used is documentation and observation. Data were analyzed using inductive models, with the steps: observation of data, insights into the structure of the data, the formulation of hypotheses, testing hypotheses. The results of this research indicate that the language acquisition of children aged 1.4 years on average amounted to 40 words that structure largely intact as a word yet, but it is understood its meaning. Language acquisition obtained from the two languages simultaneously (simultaneous bilingual) language is Indonesian and Bengkulu. The children are able to pronounce vowels a, i, u, e, and o in forming words. Then, the boy also has been able to say 13 consonants, namely b, c, d, h, j, k, m, n, p, s, t, w and y.                                Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan aspek fonologis dan morfologis pemerolehan bahasa anak berusia 1,4 tahun dalam keluarga bilingual. Penelitian adalah studi kasus menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dengan metode dokumentasi dan observasi. Data dianalisis dengan model induktif dengan beberapa langkah, yaitu pengamatan terhadap objek yang diteliti, pemahaman terhadap struktur data, penyusunan hipotesis, dan pengujian hipotesis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemerolehan bahasa anak 1,4 tahun rata-rata memiliki 40 kata dengan memahami maknanya. Pemerolehan bahasa yang dilakukan dapat dikategorikan sebagai dwibahasawan simultan, yaitu Indonesia dan Bengkulu. Anak itu mampu menghasilkan bunyi vokal a, i, u, e, dan o dalam membentuk kata. Selain itu, anak tersebut dapat menghasilkan 13 konsonan, yaitu b, c, d, h, j, k, m, n, p, s, t, w dan y. 
Ketika Orang Jawa Meminta Maaf dengan Menggunakan Bahasa Inggris dari Perspektif Tindak Tutur Istianatul Hikmah
PAROLE: Journal of Linguistics and Education Volume 5 Number 2 October 2015
Publisher : Master Program in Linguistics, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1215.507 KB) | DOI: 10.14710/parole.v5i2.106

Abstract

This study is a case study of expressing apology used by Javanese who speak English. The study employs speech acts theory proposed by Searle (1975) and Javanese culture by Hofstede (1991) to analyze the data. Data was collected using Discourse Completion Test (DCT) with twelve different situations. Participants of the study were Javanese living in Surabaya who speak English whose age ranges between twenty five to thirty. The result of this study shows that there are four types of speech acts expressed by the participants of the study, namely representative, directive, commissives, and expressive. Penelitian ini merupakan studi kasus tentang permintaan maaf yang digunakan oleh orang Jawa yang menggunakan bahasa Inggris. Studi ini menggunakan teori speech acts dari Searle (1975) dan budaya bahasa Jawa dari Hofstede (1991) untuk menganalisis data. Data dikumpulkan dengan menggunakan Discourse Completion Test (DCT) dengan 12 (duabelas) situasi yang berbeda. Partisipan penelitian adalah orang Jawa yang bisa berbahasa Inggris yang berdomisili di Surabaya dengan rentang usia antara 25 sampai 30 tahun. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ada empat jenis tindak tutur yang diekspresikan oleh partisipan penelitian, yaitu representatif, direktif, komisif, dan ekspresif.
Lom Language Vitality Index by Gender and Age Wati Kurniawati
PAROLE: Journal of Linguistics and Education Volume 5 Number 2 October 2015
Publisher : Master Program in Linguistics, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (567.34 KB) | DOI: 10.14710/parole.v5i2.128

Abstract

People in the hamlet of Air Abik, District Belinyu, Bangka speak Lom language. Their language is categorized as endangered. However, the data in the field (2012) showed that the language is still used by Lom speakers. This study describes the transmission linkage index and the realm of the family with the characteristics of the respondent. This study aims to reveal the vitality of Lom language based on the efforts of the older generation to maintain Lom language and the attitudes toward Lom language. Additionally, it describes the basic vocabulary of Swadesh Lom language. This research uses descriptive quantitative method. The samples were taken using purposive sampling. The respondents were given a list of 80 questions to the speakers in the Air Abik. The criteria of vitality based on Grims (2001) cover being extinct, critically endangered; endangered; suffered a setback; secure. The characteristics of the respondents are based on sex and age groups. The findings show that the use of language in the realm index families can be identified secure, which is worth 0.85 and 0.84 in male respondents and female. Based on the identification index, the attitude of Lom speakers can be categorized to be positive.Masyarakat di dusun Air Abik, Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka bertutur dalam bahasa Lom. Bahasa Lom dikategorikan sebagai bahasa yang hampir punah. Akan tetapi, data di lapangan (2012) menunjukkan bahwa bahasa Lom masih digunakan penuturnya. Penelitian inimendeskripsikan keterkaitan indeks transmisi dan ranah keluarga dengan karakteristik responden. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana vitalitas bahasa Lom dan sikap bahasa penuturnya. Penelitian ini bertujuan mengungkapkan vitalitas bahasa Lom berdasarkan upaya pewarisan bahasa oleh generasi tua terhadap generasi muda dan ranah penggunaan bahasa Lom serta sikap bahasa penuturnya. Selain itu, dideskripsikan kosakata dasar Swadesh bahasa Lom. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif. Sampel penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan mengajukan daftar tanyaan kepada 80 responden penutur di Air Abik. Kriteria vitalitas yang diacu adalah pendapat Grims (2001), yaitu punah, kritis; terancam punah; mengalami kemunduran; aman. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan kelompok usia. Temuan dalam penelitian ini mendeskripsikan indeks penggunaan bahasa pada ranah keluarga yang diidentifikasi aman, yaitu bernilai 0,85 dan 0,84 pada responden laki-laki dan perempuan. Indeks transmisi bahasa ibu antargenerasi diidentifikasi aman (bernilai 0,84) pada responden laki-laki dan mengalamikemunduran (bernilai 0,72) pada responden perempuan. Indeks transmisi bahasa ibu antargenerasi dan penggunaan bahasa pada ranah keluarga diidentifikasi, mengalamikemunduran(bernilai 0,69 dan 0,75) pada responden kelompok usia < 25 tahun; aman (bernilai 0,84 dan 0,90) pada responden kelompok usia 26—50 tahun; aman (bernilai 0,88) dan mengalamikemunduran(bernilai 0,79) pada responden kelompok usia >51 tahun. Berdasarkan identifikasi indeks, sikap bahasa penutur bahasa Lom bersikap positif.
Front Matter Volume 5 Number 2 October 2015 Ahwan, Muh Ahlis
PAROLE: Journal of Linguistics and Education Volume 5 Number 2 October 2015
Publisher : Master Program in Linguistics, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (478.19 KB) | DOI: 10.14710/parole.v5i2.%p

Abstract

Kearifan Lokal Dalam Leksikon Ritual-Kesenian Ogoh-Ogoh Di Pura Kerthabumi Dusun Bongso Wetan Desa Pengalangan Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik-Jawa Timur DIAN KARINA RACHMAWATI
PAROLE: Journal of Linguistics and Education Volume 5 Number 2 October 2015
Publisher : Master Program in Linguistics, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (742.783 KB) | DOI: 10.14710/parole.v5i2.144

Abstract

The objective of this research is to provide an understanding of language acquisition children aged 1.4 years in bilingual families in terms of morphology and phonology. The researcher used a qualitative approach by using case study method. Data collection technique used is documentation and observation. Data were analyzed using inductive models, with the steps: observation of data, insights into the structure of the data, the formulation of hypotheses, testing hypotheses. The results of this research indicate that the language acquisition of children aged 1.4 years on average amounted to 40 words that structure largely intact as a word yet, but it is understood its meaning. Language acquisition obtained from the two languages simultaneously (simultaneous bilingual) language is Indonesian and Bengkulu. The children are able to pronounce vowels a, i, u, e, and o in forming words. Then, the boy also has been able to say 13 consonants, namely b, c, d, h, j, k, m, n, p, s, t, w and y. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan aspek fonologis dan morfologis pemerolehan bahasa anak berusia 1,4 tahun dalam keluarga bilingual. Penelitian adalah studi kasus menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dengan metode dokumentasi dan observasi. Data dianalisis dengan model induktif dengan beberapa langkah, yaitu pengamatan terhadap objek yang diteliti, pemahaman terhadap struktur data, penyusunan hipotesis, dan pengujian hipotesis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemerolehan bahasa anak 1,4 tahun rata-rata memiliki 40 kata dengan memahami maknanya. Pemerolehan bahasa yang dilakukan dapat dikategorikan sebagai dwibahasawan simultan, yaitu Indonesia dan Bengkulu. Anak itu mampu menghasilkan bunyi vokal a, i, u, e, dan o dalam membentuk kata. Selain itu, anak tersebut dapat menghasilkan 13 konsonan, yaitu b, c, d, h, j, k, m, n, p, s, t, w dan y.

Page 1 of 1 | Total Record : 7