cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Sabda: Jurnal Kajian Kebudayaan
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : 25491628     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 13 Documents
Search results for , issue "Vol 20, No 1 (2025)" : 13 Documents clear
Peran Komunitas Buku The Diversitea dalam Meningkatkan Kesadaran Inklusi Sosial Melalui Membaca Buku Diverse Isnaini, Aulia; Pramudyo, Gani Nur
Sabda: Jurnal Kajian Kebudayaan Vol 20, No 1 (2025)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sabda.20.1.169-178

Abstract

Despite being a country filled with the diversity of its people, the lack of social inclusion in Indonesia is still quite concerning. Diverse book, book who tells a story of diverse experiences, can be used as a way to build a social inclusion awareness. The Diversitea book club, a book community who introduced the importance of reading diverse books to the Indonesian readers, could play a role in increasing the social inclusion awareness. The main objective of this qualitative study was to analyze the role of The Diversitea book club, a book community whose activities centered on diverse books, in increasing social inclusion awareness. Data were collected from online observations, semistructured online interviews, and document analysis, then analyzed through the lens of qualitative data analysis by Miles and Huberman. The analysis revealed that the activities done by The Diversitea book club have fulfilled the four roles of a book community; encouraging reading, building social relationships between members, a place to discuss and share information, and supporting the wellbeings of individuals. The finding suggests that reading and discussing diverse book could help in increasing social inclusion awareness, and the nature of knowledge sharing in Communities of Practice such as The Diversitea making them a great example for organizations with similar goal; such as the public libraries in Indonesia who need to implement the Social Inclusion-Based Library Transformation program.
Simbolisme Ulos dalam Tradisi Kematian Batak Toba: Perspektif Teori Interpretatif Simbolik Clifford Geertz Lumban Gaol, Covin; Lena Meo, Wilson B.
Sabda: Jurnal Kajian Kebudayaan Vol 20, No 1 (2025)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sabda.20.1.97-108

Abstract

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menggali makna simbolis ulos dalam ritual kematian masyarakat Batak Toba, menggunakan pendekatan interpretatif-simbolik Clifford Geertz. Sebagai kain tenun tradisional, ulos bukan hanya artefak budaya, tetapi simbol yang dijiwai dengan makna sosial dan spiritual yang mendalam. Melalui metode berbasis literatur kualitatif, penelitian ini mengungkapkan bahwa dalam konteks kematian, ulos berfungsi sebagai simbol kesedihan yang mendalam, kehormatan akhir, dan harapan abadi bagi keluarga yang berduka. Ritual pemberian ulos mengungkapkan nilai-nilai komunal seperti menghormati almarhum, solidaritas antar kerabat, dan keberlangsungan hidup. Dengan demikian, ulos bertindak sebagai media simbolis yang mengikat yang hidup, yang mati, dan yang sakral, mencerminkan bagaimana masyarakat Batak Toba menafsirkan kematian bukan sebagai akhir, tetapi sebagai transisi dalam siklus kehidupan. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengungkap makna simbolik ulos dalam ritus kematian masyarakat Batak Toba, dengan menggunakan pendekatan interpretatif simbolik Clifford Geertz. Ulos, sebagai kain adat khas Batak Toba, bukan sekadar benda budaya, melainkan simbol yang sarat makna sosial dan spiritual. Melalui pendekatan kualitatif berbasis studi pustaka, penelitian ini menemukan bahwa dalam konteks kematian, ulos berperan sebagai simbol duka mendalam, penghormatan terakhir, serta pengharapan bagi keluarga yang ditinggalkan. Pemberian ulos dalam ritus kematian menunjukkan nilai-nilai kebudayaan yang hidup dalam komunitas Batak Toba, seperti penghormatan kepada leluhur, solidaritas keluarga, dan kelanjutan hidup. Dengan demikian, ulos menjadi sarana simbolik yang mengikat manusia dengan sesamanya, dengan leluhur, dan dengan kekuatan spiritual yang lebih tinggi.
Makna Sego Berkat Dalam Tradisi Buka Luwur Makam Sunan Kudus Perspektif Kebudayaan Rosyid, Moh; Kushidayati, Lina
Sabda: Jurnal Kajian Kebudayaan Vol 20, No 1 (2025)
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sabda.20.1.13-28

Abstract

Artikel ini ditulis agar pembaca mengetahui makna ritual/tradisi sego berkat dalam acara Buka Luwur yang diadakan Pengurus Masjid, Menara, dan Makam Sunan Kudus bersama warga se-Desa Kauman, Kecamatan Kota, Kudus, Jateng. Lestarinya tradisi tiap bulan Muharram/Suro. Data riset dari observasi partisipan, mewawancarai warga dan panitia, dan mengkaji referensi. Terkumpulnya data dianalisa dengan pendekatan kualitatif-deskriptif. Sego Berkat merujuk UU No 5/2017 bermakna toleran, keragaman, lokalitas, lintas daerah, partisipan, kebermanfaatan, keberlanjutan, kebebasan ekspresi, kepaduan, sederajat, dan kegotongroyongan. Kandungan maknanya yakni material bahwa nasi bahan dikonsumsi dengan keyakinan bertuah bagi si penerima atau bermanfaat sesuai keyakinan, (2) nilai vital yaitu aspek guna hanya tiap bulan Sura/Muharam, (3) aspek rohani yaitu nilai guna sebagai pemantap tamu yang hadir untuk hormat pada Sunan Kudus. Nilai bermuatan religi yaitu kebutuhan Rohani/doa. Fungsi nilai dalam konteks tradisi (1) faktor berharap mendapat keberkahan dari Sunan Kudus dan (2) bertindak untuk melakukan penghormatan pada Sunan Kudus. Tradisi terlestari wujud mendoa dan peduli kepada leluhur, sang Sunan.

Page 2 of 2 | Total Record : 13