cover
Contact Name
Fitri Nuroini
Contact Email
fitrinuroini@unimus.ac.id
Phone
+6224-76740295
Journal Mail Official
jlabmed@unimus.ac.id
Editorial Address
18th Kedungmundu Raya Street, Tembalang
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Labora Medika
ISSN : -     EISSN : 25499939     DOI : https://doi.org/10.26714/jlabmed
Core Subject : Health, Science,
Jurnal Labora Medika (JlabMed) menyediakan media untuk mempublikasikan artikel-artikel ilmiah sebagai hasil penelitian dan pengembangan di bidang Analis Kesehatan (laboratorium medik). JlabMed menerbitkan artikel penelitian di bidang Analis Kesehatan (laboratorium medik) dengan ruang lingkup sebagai berikut: Diagnostik Molekuler; Mikrobiologi; Parasitologi; Hematologi; NAPZA; Fisiologi Hewan; Sitologi; Histologi; Klinik; Kimia Amami; Imunologi; Epidemologi; Manajemen Laboratorium; Kendali Mutu Laboratorium;
Articles 95 Documents
HUBUNGAN INFEKSI KECACINGAN SOIL TRANSMITTED HELMINTH (STH) DENGAN JUMLAH EOSINOFIL PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI SDN TELUK SELONG KABUPATEN BANJAR muhammad yuda pratama; Rifqoh Rifqoh; Jujuk Anton Cahyono
Jurnal Labora Medika Vol 7, No 2 (2023)
Publisher : Program Studi Teknologi Laboratorium Medik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jlabmed.7.2.2023.62-70

Abstract

Infeksi Kecacingan Soil Transmitted Helminth (STH) merupakan salah satu penyakit yang paling umum terjadi di seluruh dunia. Anak sekolah dasar sangat rentan terhadap infeksi kecacingan karena kebiasaaan bermain atau menyentuh tanah tanpa memperhatikan kebersihan dan lingkungan. Jika infeksi kecacingan dibiarkan cacing-cacing yang menginfeksi ini akan memberikan kontribusi terhadap kejadian eosinofilia yaitu jumlah eosinofil dalam darah meningkat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan infeksi kecacingan STH dengan jumlah eosinofil pada anak sekolah dasar di SDN Teluk Selong Kabupaten Banjar. Jenis penelitian ini yaitu Survei Analitik dengan rancangan penelitian cross sectional, jumlah populasi sebanyak 55 siswa dengan Teknik Pengambilan Total Sampling sebanyak 55 siswa. Data kecacingan didapat dari pemeriksaan telur cacing secara mikroskopis metode Kato-Katz, spesimen yang digunakan yaitu feses segar. Variabel jumlah eosinofil ditentukan dari pemeriksaan darah kapiler secara Visual Hemositometer Improved Neubauer. Hasil menunjukan sebanyak 10 responden (18,18%) ditemukan telur STH sebanyak 24 EPG sebanyak 4 respoden (7,27%), 48 EPG sebanyak 1 responden (1,81%) dan 72 EPG sebnyak 5 responden (9,09%) dengan temuan telur Ascaris lumbricoides dengan Trichuris trichiura tanpa adanya infeksi campuran dan 45 responden (81,83 %) tidak ditemukan telur,larva atau cacing STH dewasa, Jumlah eosinofil responden berkisar 77-433 sel/mm3 dengan jumlah rata-rata 205 sel/mm3. Hasil uji koefisien rank sperman menunjukan terdapat hubungan yang signifikan antara infeksi kecacingan Soil Transmitted Helminth (STH) dengan jumlah eosinofil pada anak sekolah dasar dengan nilai (p-value 0,000) < (0,05). Pada penelitian selanjutnya agar melakukan penelitian tentang hubungan infeksi kecacingan STH dengan kadar IgE dan IL-5.Kata Kunci: Anak Sekolah Dasar, Kecacingan Soil Transmitted Helminth, Jumlah Eosinofil
PERBEDAAN HASIL PEWARNAAN HEMATOXYLIN EOSIN (HE) PADA HISTOLOGI KOLON MENCIT (Mus musculus) BERDASARKAN KETEBALAN PEMOTONGAN MIKORTOM 3, 6 dan 9 μm Rihanesa Diana Putri; Eko Naning Sofyanita
Jurnal Labora Medika Vol 7, No 2 (2023)
Publisher : Program Studi Teknologi Laboratorium Medik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jlabmed.7.2.2023.31-38

Abstract

ABSTRAKFaktor yang mempengaruhi penyerapan pewarnaan Hematoxylin Eosin (HE) salah satunya ukuran ketebalan pemotongan jaringan, pemotongan yang tidak sesuai dan waktu pewarnaan yang tidak tepat menyebabkan proses penyerapan warna tidak sempurna sehingga saat pengamatan mikroskopis inti sel dan sitoplasma terlihat lebih pucat dan samar. Pemotongan jaringan histologis dengan ukuran ketebalan pemotongan 6 μm dengan pewarnaan HE menunjukkan hasil kualitas sediaan yang baik dengan terlihatnya inti sel, sitoplasma yang jelas dan warna seragam. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui  perbedaan hasil pewarnaan HE pada histologi kolon mencit (Mus musculus) berdasarkan ketebalan pemotongan mikrotom 3 μm, 6 μm dan 9 μm. Metode penelitian ini menggunakan metode Eksperimental dengan tiga kelompok perlakuan yaitu ketebalan pemotongan mikrotom 3 μm, 6 μm dan 9 μm, kemudian preparat dilakukan pewarnaan HE dan diamati kualitas mikroskopisnya meliputi inti sel, sitoplasma dan keseragaman warna. Data diolah  menggunakan  uji statistik Kruskal Wallis dan Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan Inti sel tampak jelas berwarna biru keunguan pada kelompok pemotongan mikrotom 6 μm dengan rata-rata nilai 2,87. Sitoplasma tampak jelas dan berwarna merah muda pada kelompok pemotongan mikrotom 6 μm dengan rata-rata nilai 2,88. Keseragaman warna pada kelompok pemotongan mikrotom 6 μm dengan intensitas warna yang merata pada seluruh lapang pandang dengan rata-rata nilai 3. Hasil uji Kruskal Wallis dan Man Whitney pada ketebalan pemotongan mikrotom 3 μm, 6 μm dan 9 μm menunjukkan adanya perbedaan hasil kualitas pewarnaan sediaan preparat kolon mencit dengan signifikan p=0.000. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu kualitas pewarnaan HE dengan ketebalan pemotongan mikrotom 6 μm pada histologi kolon mencit (Mus musculus) dapat menghasilkan pemotongan yang terbaik. 
HUBUNGAN KEPADATAN LARVA NYAMUK Aedes aegypti DENGAN KEJADIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI KELURAHAN MOJOSONGO RW 34 SURAKARTA Rinda binugraheni
Jurnal Labora Medika Vol 7, No 2 (2023)
Publisher : Program Studi Teknologi Laboratorium Medik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jlabmed.7.2.2023.39-47

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi nyamuk Aedes aegypti. Banyaknya kasus DBD dipengaruhi oleh keberadaan vektor. Kepadatan larva Aedes aegypti disuatu daerah menjadi indikator meningkatnya populasi nyamuk Aedes aegypti di daerah tersebut. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan kepadatan larva Aedes aegypti dengan penyakit DBD di Kelurahan Mojosongo RW 34, Surakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah observasional, penelitian ini dilakukan dengan jumlah sampel 100 rumah warga dengan rancangan penelitian cross-sectional. Sampel diambil dengan metode random sampling. Pemeriksaan pada sampel larva yaitu dengan survey larva secara visual dengan metode single larva dan preparat diamati dibawah mikroskop. Data disajikan dalam bentuk table distribusi frekuensi dengan uji chi-square. Hasil dari penelitian yaitu menunjukan bahwa terdapat 15 rumah yang positif adanya larva Aedes aegypti dari 100 rumah yang diperiksa. Nilai House Index (HI) di RW 34 Mojosongo sebesar 15%, nilai Countainer Index (CI) sebesar 10,3%, nilai Breteau Index (BI) sebesar 16% dan untuk nilai Angka Bebas Jentik (ABJ) di RW 34 mojosongo sebesar 85%. Hasil interpretasi Density Figure (DF) di RW 34 Mojosongo menunjukan nilai HI & BI berada di skala 3, sedangan CI di skala 4, hal ini menunjukan bahwa di RW 34 Mojosongo tergolong dalam resiko sedang. Pada hasil uji chi-square didapatkan hasil nilai signifikasi p-value = 1,000 (<0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan kepadatan larva nyamuk Aedes aegypti dengan kejadian penyakit Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Mojosongo RW 34, Surakarta.
POLA BAKTERI MENGINFEKSI SALURAN KEMIH PADA URINE PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUANG RAWAT INAP RSUD A.W SJAHRANIE TAHUN 2020-2021 Heni Anggreini
Jurnal Labora Medika Vol 7, No 2 (2023)
Publisher : Program Studi Teknologi Laboratorium Medik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jlabmed.7.2.2023.48-55

Abstract

Kejadian ISK di dunia mencapai 8,3 juta kasus per tahun, dan sepertiga dari 25 juta kematian di seluruh dunia disebabkan oleh penyakit ISK. Faktor risiko terjadinya infeksi saluran kemih yaitu personal hyegiene, kontrasepsi, aktivitas seksual, genetik, hormonal, diabetes dan imun. Sebagai salah satu faktor risiko ISK, diabetes mellitus merupakan penyakit yang selalu mengalami peningkatan di seluruh dunia. ISK dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme, dan yang terbanyak disebabkan oleh bakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola bakteri menginfeksi saluran kemih pada urine pasien diabetes mellitus di ruang rawat inap RSUD A. W Sjahranie tahun 2020-2021. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif-analitik dengan pendekatan retrospektif. Dalam penelitian ini peneliti mendeskripsikan pola bakteri menginfeksi saluran kemih pada urine pasien diabetes mellitus di RSUD A. W Sjahranie tahun 2020-2021 dengan mengumpulkan data sekunder pasien DM dengan ISK sebanyak 82 data rekam medik. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 14 jenis bakteri menginfeksi saluran kemih pada urine pasien DM yaitu Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Citrobacter freunddii, Burkholderia cepacia, Pseudomonas aeruginosa, Morganella morganii, Citrobacter koseri, Proteus mirabilis, Acinetobacter baumanii, Salmonella group, Staphylococcus haemolyticus, Enterococcus faecalis, Staphylococcus aureus, dan Staphylococcus hominsi. Perlu dilakukan penelitian secara berkala untuk mengetahui pola bakteri dan sensitivitasnya, sehingga dapat mengantisipasi bergesernya pola bakteri dan resistensi tubuh terhadap bakteri.
PERBANDINGAN KUALITAS MIKROSKOPIS DENGAN WAKTU PERENDAMAN SELOTIF PADA REAGEN MALACHITE GREEN METODE KATO-KATZ Tuti itut
Jurnal Labora Medika Vol 7, No 2 (2023)
Publisher : Program Studi Teknologi Laboratorium Medik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jlabmed.7.2.2023.56-61

Abstract

Metode Kato-Katz merupakan metode kuantitatif yang digunakan untuk pemeriksaan infeksi kecacingan dan merupakan metode yang direkomendasikan untuk memantau program pengobatan skala besar yang diterapkan untuk pengendalian infeksi kecacingan. Dalam metode ini reagen yang digunakan adalah malachite green yang dilarutkan dalam aquades dan glycerol serta menggunakan pengganti kaca penutup sepotong selotif yang direndam selama 24 jam. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbandingan waktu perendaman selotif pada reagen malachite green metode Kato-Katz dengan kualitas mikroskopis. Jenis penelitian ini menggunakan Quasy experiment, dengan rancangan One group design. Penelitian ini menggunakan 10 perlakuan dengan variasi waktu perendaman 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 14, 21 dan 28. Sampel feses didapatkan dari feses siswa SDN Penggalaman 2 dan diambil 3 sampel yang memiliki konsistensi yang sama. Analisis data menggunakan Kruskal Wallis. Hasil penelitian menunjukkan terjadi perbedaan kualitas warna latar belakang pemeriksaan di mikroskop pada variasi waktu 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan 14 hari didapatkan warna light sea green pada mikroskop terlihat hijau, terang dan tidak pucat, sedangkan untuk variasi waktu 21 dan 28 hari didapatkan warna Cyan pada mikroskop terlihat warna biru terang dan terlihat pucat. Hasil analisis Kruskal Wallis menunjukkan nilai p=0,001 (p<0,05) maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang bermakna dari kualitas mikroskopis terhadap waktu perendaman selotif. Saran untuk peneliti selanjutnya untuk memperkecil interval waktu perendaman selotif agar diketahui batas perendaman selotif secara optimalKata Kunci: Pemeriksaan Mikroskopis, Metode Kato-Katz, Perendaman Selotif.

Page 10 of 10 | Total Record : 95