NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu jurnal multidisiplin yang mencakup berbagai pokok persoalan dalam kajian ilmu-ilmu sosial dan humaniora. Secara khusus jurnal menaruh perhatian, namun tidak hanya terbatas, pada pokok-pokok persoalan tentang perkembangan ilmu pengetahuan sosial dan humaniora termasuk politik, hukum dan ekonomi; pembangungan ekonomi dan perubahan sosial termasuk di dalamnya antara lain pokok-pokok persoalan tentang gender, pemberdayaan masyarakat, kelembagaan sosial dan pemerintahan dan sistem pengetahuan lokal
Articles
49 Documents
Search results for
, issue
"Vol 8, No 3 (2021): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial"
:
49 Documents
clear
STRATEGI PENGEMBANGAN BI’AH LUGHAWIYYAH DALAM KONTEKS PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI INDONESIA
Meliza Budiarti;
Rahmat Wahyudi
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 8, No 3 (2021): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31604/jips.v8i3.2021.449-460
Tujuan mempelajari bahasa Arab di Indonesia memiliki perbedaan yang signifikan dengan pembelajaran bahasa Arab di Negara lain. Oleh karenanya tawaran teori behaviorisme dan cognitivisme untuk pembelajaran bahasa Arab di Indonesia dipandang belum tepat untuk dijadikan rujukan. Artikel ini bertujuan untuk menemukan strategi yang tepat untuk pengembangan lingkungan bahasa Arab. Pendekatan penelitian ini ialah merupakan kritik analisis. Hasil analisis menunjukkan bahwa: pertama, teori behaviorisme dan kognitivisme menyebabkan ketimpangan dalam pencapaian keterampilan berbahasa. Behaviorisme cenderung mengabaikan keterampilan di luar keterampilan berbicara, sementara teori kognitivisme mengandalkan arah pencapaian keterampilan berbahasa yang focus pada pengetahuan bahasa secara structural. Kedua, dalam konteks tujuan pembelajaran bahasa Arab sebagai alat komunikasi dan dasar memahami sumber ajaran Islam maka kedua teori ini semestinya dipadukan dalam menetapkan tujuan pembelajaran bahasa Arab. Ketiga, strategi yang dapat dilakukan untuk membangun lingkungan bahasa Arab yang dapat membantu pencapaian empat keterampilan berbahasa ialah menghidupkan lingkungan berbahasa dalam kegiatan sehari-hari dan mengajarkan bahasa dalam aspek struktur pada lembaga formal.
INDONESIA DAN RIVALITAS AMERIKA SERIKAT DENGAN CHINA DI KAWASAN ASIA PASIFIK
Andri Octapianus Purba;
Artha C.Rosevina Anak Ampun
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 8, No 3 (2021): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31604/jips.v8i3.2021.177-182
Indonesia merupakan negara kepulauan yang digunakan sebagai jalur perdagangan global serta penggerak roda ekonomi dunia. Kawasan Asia Pasifik adalah pusat keamanan global paling strategis. Posisi ini mengakibatkan konstelasi konflik serta kerja sama antara negara di kawasan dan negara super power di luar kawasan. Peran aktif Amerika Serikat di kawasan ini memunculkan spekulasi akan stabilitas keamanan kawasan. Munculnya China dengan kekuatan ekonomi dan militernya membuat AS sadar akan arti geopolitik dan geostrategi di kawasan Asia Pasifik. Persaingan keamanan antara AS dan China akan menjadi masalah regional paling penting dalam beberapa tahun mendatang. Dinamika politik ini menimbulkan pola interaksi konfliktual dari segi interaksi claimant states beserta kehadiran super power AS dalam sengketa di kawasan Laut China Selatan (LCS). Pengelolaan harus dilakukan untuk mengantisipasi konflik terbuka di kawasan yang rentan terhadap negara-negara sekitar kawasan yang tergabung dalam ASEAN.
PENTINGNYA KUALITAS PENDIDIKAN SEBAGAI PEMBENTUKAN KARAKTERISTIK SEORANG PEMIMPIN DI INDONESIA
Rizki Kurniawan;
Hestin Febbia Andriani
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 8, No 3 (2021): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31604/jips.v8i3.2021.407-411
Sebagai modal dasar maju dan bersaing secara global diperlukan revitalisasi dan penguatan karakter, serta kualitas sumber daya manusia dengan pemimpin yang tangguh. Bangsa Indonesia membutuhkan pemimpin yang tangguh dan berkarakter, yaitu seorang pemimpin yang mengedepankan panggunaan hati nurani melandasi pemikiran sikap dan perilakunya. Dalam hal ini pendidikan merupakan hal terpenting untuk membentuk kepribadian. Artikel ini lebih spesifik akan menelaah peranan pemerintah Indonesia dalam meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia untuk tujuan melahirkan pemimpin bangsa yang berkarakter dan berkualitas. Artikel ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Di sisi lain artikel ini berargumen bahwa pemerintah juga memiliki peranan yang besar dalam memajukan kualitas pendidikan di Indonesia. Pada kesimpulannya, isu ketimpangan pendidikan yang terjadi di Indonesia merupakan isu internal yang semakin penting dalam pembangunan.
STANDAR PELAYANAN PEMENUHAN ANGKA KECUKUPAN GIZI DAN NUTRISI TERHADAP NARAPIDANA LANJUT USIA
Berkat Lase
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 8, No 3 (2021): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31604/jips.v8i3.2021.48-54
Lanjut Usia (Lansia) merupakan kondisi tubuh dimana sudah mulai lemah, menurunnya daya kekebalan tubuh, dan rentan terhadap berbagai macam penyakit yang menyebabkan hilangnya ketangkasan dan perubahan pada fisiologi tubuh. Seseorang dikatakan lansia apabila telah mencapai umur 60 Tahun ke atas. Secara empiris membuktikan bahwa seseorang yang sudah lanjut usia bukan tidak melakukan pelanggara hukum dan menjalankan hukumannya di Lembaga Pemasyarakatan. Sehingga Kementerian Hukum dan Ham menetapkan peraturan perlakuan khusus terhadapa narapidana Lnjut Usia untuk menciptakan pelayanan yang beralskan HAM. Penelitian ini bertujuan untuk memberika pemahaman tentang pemenuhan makanan yang layak kepada narapidan lanjut usia yang mana mereka lebih mendapatkan perhatian khusus dan kebutuhan lainnya termasuk pemenuhan makanan tambahan untuk menunjang kesehatan mereka. Penelitian menggunakan metode yuridis-empiris dan bersifat deskriptif dengan pendekatan wawancara dan juga observasi data di lapangan yang juga mengacu pada peraturan perudang-undangan yang sudah ada. Angka kecupan gizi bagi seseorang diberikan berdasarkan usia, golongan, jenis kelamin dan aktivitas tubuh untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Seseorang yang telah menginjakkan umur 50-64 tahun setidaknya membutuhkan 2325 Kkal. Namun kenyataannya belum terpenuhi karena kekurangan ahli tenaga gizi dan nutrisi di Lapas, sarana dan prasarana serta keterbatasan anggaran. Disarankan di setiap Unit Pelaksana Teknik Pemasyarakatan dapat mengoptimalkan pelayanan terhadapa narapidana Lanjut Usia.
HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN CYBERBULLYING PADA REMAJA DI MEDIA SOSIAL
Mike Nurul Utami
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 8, No 3 (2021): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31604/jips.v8i3.2021.314-320
Penelitian ini bertjuan untuk mengetahui hubungan antara harga diri dengan perilaku cyberbullying pada remaja dimedia sosial. Partisipan dalam penelitian ini adalah remaja yang berusia rentang usia 15 tahun sampai 22 tahun sebanyak 102 subjek, yang terdiri dari pendidikan SMP, SMA, dan Mahasiswa S1. Teknik random sampling digunakan untuk pengambilan sampel Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Pengambilan data menggunakan kuisoner yang disebar secara online menggunakan googleform. Kuisoner penelitian ini menggunakan alat ukur harga diri dan cyberbullying yang menggunakan skala likert. Penelitian menggunakan alat ukur harga diri yang disusun oleh Handita (2018) dan alat ukur cyberbullying yang disusun oleh Buelga, Postigo, Martínez-Ferrer, Cava & Ortega-Barón (2020) yang kemudian ditranslasi dan adaptasi oleh peneliti. Analisis penelitian ini menggunakan uji regresi yang dibantu dengan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi yang berarti antara harga diri dengan perundungan siber pada remaja di media sosial. Hasil peenelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan antara harga diri dengan cyberbullying pada remaja di media sosial dengan diperoleh nilai sig. 0,619 (p < 0,05).
HUBUNGAN ANTARA SELF-CONTROL DENGAN PERILAKU CYBERBULLYING DIMEDIA SOSIAL PADA REMAJA
Valen Mutiara Devia;
Mario Pratama
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 8, No 3 (2021): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31604/jips.v8i3.2021.227-237
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara kontrol diri dengan perilaku Cyberbullying dimedia sosial pada remaja. Metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Teknik pengumpulan data didapatkan menggunakan angket dengan bantuan media google form yang disebarkan secara online melalui aplikasi WhatsApp dan Instagram. Intrumen penelitian menggunakan skala kontrol diri (X) dan skala perilaku Cyberbullying (Y). Sampel penelitian diperoleh menggunakan teknik nonprobability sampling, subjek dalam penelitian ini berjumlah 103 orang dengan rentang usia 15-22 tahun. Teknik analisis data menggunakan analisis korelasi Person Product Moment dan terbih dahulu melakukan uji deskripsi serta uji prasyarat berupa uji linieritas dan uji normalitas dengan bantuan SPSS versi 20. Berdasarkan analisis data mendapatkan hasil penelitian, nilai korelasi antar kedua variabel mendapatkan nilai yang negatif yaitu sebesar -0,496. Sedangkan untuk nilai signifikansi, didapatkan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Sesuai dengan derajat pedoman pengukuran hubungan dapat diartikan bahwa nilai Person Correlation 0,877 memiliki kekuatan hubungan berkorelasi sempurna. Maka dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan negatif dan signifikan antara kontrol diri dengan perilaku cyberbullying di media sosial pada remaja.
PERAN PENGAWASAN DALAM PEMBERIAN REMISI TERHADAP NARAPIDANA DI RUMAH TAHANAN NEGARA KELAS I MEDAN
Wahyu Mahmuda
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 8, No 3 (2021): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31604/jips.v8i3.2021.134-143
Sistem Pemasyarakatan menempatkan narapidana sebagai subyek dan dipandang sebagai pribadi dan warga negara biasa serta dihadapi bukan dengan latar belakang pembalasan tetapi dengan pembinaan dan bimbingan. Di sini penulis tertarik untuk meneliti tentang peran pengawasan dalapemberian remisi terhadap narapidana di Rumah Tahanan Negara Kelas I Medan dan disini penulis mengambil 3 (tiga) rumusan masalah yaitu yang pertama bagaimana pengaturan dalam pemberian remisi terhadap narapidana dalam sistem pemasyarakatan, yang kedua bagaimana pengawasan dan tata cara pemberian remisi kepada narapidana di Rumah Tahanan Negara Kelas I Medan dan yang ketiga bagaimana kendala dan upaya dari pihak Rumah Tahanan Negara Kelas I Medan dalam pemberian remisi terhadap narapidana. Jenis penelitian penulisan ini menggunakan penelitian kualitatif, dengan memakai tipe penelitian yuridis normatif dan yuridis empiris. Adapun metode penelitian yang dipakai, yaitu studi kepustakaan (library research) dan studi lapangan (field research) dengan lokasi penelitian di Rumah Tahanan Negara Kelas I Medan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah data sekunder, yang terdiri dari bahan hukum primer, sekunder dan tertier. Adapun kesimpulannya adalah Pengaturan Dalam pemberian remisi terhadap narapidana dalam sistem pemasyarakatan antara lain Undang-Undang Nomor Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan, Peraturan Pemerintahan Nomor 32 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintahan Nomor 32 Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Cara Hak Warga Binaan Pemasyarakatan, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 99 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 tentang Syarat Dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan. Pengawasan dan Tata Cara pemberian remisi kepada narapidana di Rumah Tahanan Negara Kelas I Medan antara lain Pengawasan secara sistematis dan terpadu dan melakukan pemeriksaan kelengkapan persyaratan administrasi, Pemeriksaan substansi yang berkaitan dengan syarat minimal masa menjalani pidana dan tanggal ekspirasi. Kendala dan upaya dari pihak Rumah Tahanan Negara Kelas I Medan dalam pemberian remisi terhadap narapidana. Yang menjadi kendala antara lain faktor yuridis, faktor kelembagaan dan sumber daya manusia, faktor sarana dan prasarana, faktor dari perilaku narapidana.
PELAKSANAAN PELATIHAN KETERAMPILAN DAN PENGEMBANGAN KOMPETENSI ANAK DIDIK PEMASYARAKATAN DI LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK KELAS I TANGERANG
Indra Bagus Angkoso
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 8, No 3 (2021): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31604/jips.v8i3.2021.360-371
Anak merupakan generasi penerus bangsa. oleh karena itu, setiap anak harus mendapatkan pembinaan maupun bimbingan sehingga fisik, mental dan spiritualnya dapat berkembang dengan baik. Dalam proses tumbuh kembang anak menuju dewasa seringkali kita temui terdapat perilaku menyimpang yang dilakukan anak. Perilaku menyimpang yang dilakukan anak dapat menjerumus ke ranah pidana. Hukuman pidana bagi anak adalah keputusan terakhir dalam perjalanan sistem peradilan pidana anak. Anak yang dijatuhi hukuman pidana akan menjalani masa pidananya di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA). Anak yang menjalani masa pidana di LPKA akan mendapatkan pembinaan untuk membuat anak didik pemasyarakatan dapat diterima kembali oleh masyarakat dan tidak mengulangi tindak pidana/residivis. Pembinaaan juga memiliki tujuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki anak agar ketika kembali ke kehidupan masyarakat dapat berperan aktif dan bertanggung jawab. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana pelatihan keterampilan dan pengembangan kompetensi anak yang diberikan melalui program pembinaan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas I Tangerang. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui wawancara dan observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pelatihan keterampilan dan pengembangan kompetensi yang dilakukan di LPKA Kelas I Tangerang sudah berjalan dengan baik namun masih ditemui hambatan dalam pelaksanaannya.
PROGRAM LAYANAN KESEHATAN UMUM NARAPIDANA PEREMPUAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN
Bobby Lukita Hasibuan
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 8, No 3 (2021): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31604/jips.v8i3.2021.89-94
Lembaga Pemasyarakatan merupakan salah satu unit pelaksana teknis dibawah naungan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan yang berfungsi sebagai tempat untuk melaksanakan pembinaan Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan. Dan Lembaga Pemasyarakatan juga membina narapidana agar bisa kembali ke masyarakat dengan jauh lebih baik lagi dan perubahan yang lebih positif agar tidak mengulangi tindak pidananya lagi.Pemasyarakatan merupakan tempat pelaksanaan pembinaan narapidana. Kondisi Lembaga Pemasyarakatan di Indonesia saat ini mengalami kepadatan narapidana. Kondisi kelebihan penghuni di dalam lembaga pemasyarakatan, berakibat pada keterbatasan atau bahkan kekurangan berbagai fasilitas umum maupun fasilitas khusus yang disediakan dan diperuntukkan narapidana di lembaga pemasyarakatan, sehingga keadaan tersebut dapat memicu terjadinya berbagai permasalahan dalam Lembaga Pemasyarakatan dan program layanan kesehatan yang membuat terkendala dan mengakibatkan banyaknya penyakit menular yang terjadi yang dapat menimbulkan permasalahan di Lembaga Pemasyarakatan. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya mengurangi kepadatan narapidana dalam Lembaga Pemasyarakatan di Indonesia dan membantu dalam program layanan kesehatan bagi Narapidana agar terpenuhi kesehatan yang layak terutama bagi Narapidana perempuan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah jenis penelitian normatif (doctrinal). Strategi pembinaan dalam upaya mengurangi kepadatan narapidana di lembaga pemasyarakatan saat ini masih belum maksimal. Model Good Time Allowance adalah pengurangan masa menjalani pidana dengan melakukan suatu pekerjaan baik, dapat memberikan motivasi kepada narapidana dengan melakukan suatu pekerjaan baik untuk berkomitmen menjadi baik dengan penghargaan pengurangan masa menjalani pidana.
PENGARUH PELAKSANAAN PEMBINAAN KEPRIBADIAN KEPADA NARAPIDANA LANJUT USIA TERHADAP PERILAKU DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS II B GUNUNG SUGIH
Adinta B.Barus
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 8, No 3 (2021): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31604/jips.v8i3.2021.14-22
Lembaga Pemasyarakatan atau yang biasa dikenal dengan lapas merupakan salah satu lembaga yang menegakkan hukum dalam hal pembinaan yang dilakukan terhadap para narapidana dimana segala jenis aturan yang dilakukan di dalam Lembaga Pemasyarakatan diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang pemasyarakatan. Lembaga pemasyarakatan juga merupakan suatu forum untuk mempromosikan dan memulihkan anggota masyarakat yang melanggar hukum dan norma dan nilai sosial. Keberadaan Lapas ini penting untuk persiapan para narapidana yang sudah siap menjalani hukuman di Lapas dan untuk mencegah agar orang-orang tersebut tidak mengulangi kesalahannya. Sistem Lapas bertujuan agar warga binaan Lapas menjadi manusiawi sepenuhnya, sadar akan kesalahannya, memperbaiki diri, dan menghindari perilaku kriminal yang berulang, sehingga dapat diterima oleh masyarakat, dapat berperan aktif dalam pembangunan, dan mampu identitas warga negara yang baik dan bertanggung jawab hidup secara wajar.