cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Bionatura
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Cikal bakal jurnal ilmiah di Unpad adalah Majalah Unpad. Majalah Unpad pada tahun 1999 dipecah menjadi dua berdasarkan bidangnya yaitu eksak dan sosial. Untuk bidang eksak diterbitkan Jurnal Bionatura sedangkan untuk bidang sosial diterbitkan Jurnal Sosiohumaniora.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 12, No 2 (2010): Bionatura Juli 2010" : 8 Documents clear
IDENTIFIKASI MUTASI HETEROPLASMI A3243G DNA MITOKONDRIA DAN STUDI PEWARISAN MATERNAL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 Iman P. Maksum -; Sriwidodo -; O. Suprijana -; G. Natadisastra -; S. Nuswantara -; A.S. Noer -
Bionatura Vol 12, No 2 (2010): Bionatura Juli 2010
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (897.502 KB)

Abstract

Mutasi A3243G DNA mitokondria (mtDNA) adalah mutasi subsitusi basa A ke G pada posisi 3243 gen tRNALeu. Salah satu fenotipe klinis yang disebabkan mutasi A3243G mtDNA adalah MIDD (Maternally Inherited Diabetes and Deafness) yang merupakan salah satu bentuk diabetes melitus (DM) tipe 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi mutasi heteroplasmi A3243G manusia Indonesia pada pasien DM tipe 2 dan mempelajari pewarisan maternal mutasi A3243G hingga tiga generasi dengan memanfaatkan metode PCRRFLP(Polymerase Chain Reaction–Restriction Fragments Length Polymorphism), PASA (PCR-Amplification of Specific Allelle) dan PCR-SSCP (PCR-Single Strand Conformation Polymorphism). mtDNA diperoleh dari hasil lisis sampel darah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mutasi A3243G teridentifikasi pada 2 dari 101 pasien DM tipe 2. Mutasi heteroplasmi A3243G dapat ditunjukkan dari hasil PCR-RFLP dan PASA. Hasil RFLP menunjukkan adanya tiga fragmen, masing-masing yaitu fragmen utuh 294, 182 dan 112 pb sebagai hasil restriksi enzim ApaI. Hasil PASA menunjukkan adanya dua fragmen dengan ukuran 200 pb pada alel normal dan mutan. Mutasi A3243G yang teridentifikasi mempunyai tingkat heteroplasmi yang rendah karena tidak dapat teridentifikasi dengan direct sequencing dan PCR-SSCP (akrilamid:bis-akrilamid 49:1%). Pewarisan maternal mutasi heteroplasmi A3243G dapat teridentifikasi dengan PASA.Kata kunci : Mutasi A3243G, mutasi heteroplasmi, PCR-RFLP, PASA, PCR-SSCP, MIDD, direct sequencing.
SINTESIS DAN KARAKTERISASI RADIOISOTOP METIL BROMIDA-82 ( CH 82Br ) Duyeh Setiawan -
Bionatura Vol 12, No 2 (2010): Bionatura Juli 2010
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (480.937 KB)

Abstract

Pada umumnya letak jaringan pipa penyalur di industri tersimpan di dalam tanah untuk keselamatan pipa maupun keindahan dan keserasian lingkungan. Namun masalah yang sering timbul yaitu adanya kebocoran dari dalam pipa yang sangat merugikan bahkan dapat terjadi pencemaran lingkungan apabila zat yang dialirkan dalam pipa tersebut merupakan zat yang berbahaya. Untuk mengetahui asal-usul dari kebocoran secara konvensional umumnya memerlukan waktu yang cukup lama bahkan kadang-kadang tidak mungkindilakukan. Seiring berkembangnya aplikasi teknik nuklir dengan menggunakan radioisotop, maka beberapa masalah kebocoran secara tepat dapat diketahui. Radioisotop metil bromida-82 disintesis melalui reaksi dimetil sulfat (CH ) SO dengan kalium bromida (K82Br) dalam lingkungan asam sulfat. Kondisi optimum 3 2 4 sintesis senyawa CH 82Br pada suhu reaksi pemanasan 80 oC selama satu jam, diperoleh perbandingan mol 3 (CH ) SO : KBr = 1 : 2 dengan rendemen 81,08% dan persen penandaan sebesar 33,96 %. Karakterisasi 3 2 4kromatografi gas-spektrometer massa menunjukkan senyawa metil bromida hasil sintesis mempunyai pola spektrum yang mirip dengan standar. Senyawa metil bromida yang diperoleh berbentuk cair yang jernih mempunyai titik didih 3,5 oC sesuai literatur.Kata kunci: sintesis, radioisotop, metilbromida-82, industri, minyak
KAJIAN POTENSI IKAN DI LAHAN GAMBUT TASIK BETUNG, RIAU Gema Wahyudewantoro -
Bionatura Vol 12, No 2 (2010): Bionatura Juli 2010
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Telah dilaksanakan survey ikan di lahan gambut di Tasik Betung, Siak-Propinsi Riau. Penelitian bertujuan mengkaji jenis-jenis ikan berdasarkan keragaman, kekayaan jenis dan potensinya. Jenis ikan yang terkoleksi 30 jenis, yang termasuk dalam 14 famili dan 21 genus. Cyprinidae merupakan famili dengan jenis terbanyak (9 jenis), kemudian Belontiidae (4 jenis) dan Channidae (3 jenis). Sebagian besar jenis adalah ikan hias (43%), konsumsi (40%) dan potensi ganda (17%).Kata kunci: Ikan, lahan gambut, Tasik Betung, keragaman
PENGARUH KECEPATAN AGITASI TERHADAP TINGKAT DEMINERALISASI KULIT UDANG PADA TAHAPAN EKSTRAKSI KITIN SECARA BIOLOGIS Junianto -
Bionatura Vol 12, No 2 (2010): Bionatura Juli 2010
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses demineralisasi adalah salah satu tahapan ekstraksi kitin dari kulit udang. Pada penelitian ini, proses demineralisasi dilakukan secara biologis melalui fermentasi asam laktat. Isolat bakteri yang digunakan adalah Lactobacillus acidophillus FNCC 116. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kecepatan agitasi untuk memperoleh tingkat penghilang mineral yang maksimal pada proses demineralisasi kulit udang. Percobaan dilakukan dengan rancangan acak lengkap yang terdiri dari tiga perlakuan kecepatan agitasi yaitu 0, 50, dan 100putaran per menit (rpm). Setiap perlakuan diulang sebanyak empat kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecepatan agitasi untuk mendapatkan tingkat penghilang mineral maksimal pada proses demineralasasi kulit udang adalah 50 rpm. Tingkat penghilangan mineral dinyatakan dengan tingkat penurunan kandungan abu; imana pada kecepatan agitasi 50 rpm, penurunan kandungan abunya 97,42%.Kata kunci : Demineralisasi, kitin, kulit, udang, biologis.
STUDI POTENSIOMETRI DALAM MEMBRAN CAIR BERPENDUKUNG PTFE DENGAN AMINA SEKUNDER SEBAGAI PENGEMBAN DALAM UPAYA PENENTUAN PENISILIN Aliya Nur Hasanah -; Buchari -
Bionatura Vol 12, No 2 (2010): Bionatura Juli 2010
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (831.892 KB)

Abstract

Penisilin G atau benzilpenisilin merupakan antibiotik yang dihasilkan oleh jamur Penicillium notatum. Antibiotik ini merupakan jenis obat yang sering digunakan untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri aerob dan anaerob. Penentuan kadar dari penisilin dalam sediaan farmasi biasanya diwajibkan untukdilakukan dalam upaya menjaga kualitas sediaan farmasi yang dihasilkan. Elektroda selektif ion (ESI) merupakan sensor elektrokimia potensiometri yang berfungsi sebagai pengesan keberadaan dan kuantitas analit dan banyak digunakan karena selektif, peka, akurat dan batas deteksinya cukup rendah. Berdasarkan penelusuran metoda analisis untuk penisilin diketahui bahwa penentuan penisilin menggunakan elektroda selektif dalam membran cair berpendukung PTFE dengan amina sekunder sebagai pengemban belum pernahdilakukan. Agar respon potensiometri dari ESI yang dihasilkan dapat diprediksi dan ditingkatkan sensitivitas dan selektivitasnya, maka diperlukan studi potensiometrik dalam membran untuk memahami proses kinetika transfer muatan yang terjadi pada antarmuka larutan-membran. Tujuan penelitian ini adalah membuat ESI penisilin dalam membran cair berpendukung PTFE menggunakan amina sekunder sebagai pengemban yang memiliki karakteristik optimal untuk pengukuran analisis. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil: terdapat hubungan linier antara potensial dengan konsentrasi analit melalui pengukuran potensial membran pada arus nol. Dari karakterisasi non transport diketahui terjadi proses swelling pada membran yang telahdiimpregnasi amina sekunder dengan volume efektif membran yang terisi pelarut sebesar 12,7%. Transport ion penisilin ke dan dari membran dipengaruhi oleh perbedaan konsentrasi dan pH. Dari hasil penelitian ini, terlihatadanya peluang bagi membran cair berpendukung PTFE dengan amina sekunder sebagai pengemban untuk digunakan sebagai sensor potensiometri pada penentuan penisilin. Kata kunci : Penisilin, Politetrafluoroetilen (PTFE), amin Sekunder, ESI (elektroda selektif Ion), membran cair berpendukung
PENGARUH LAMA PENYIMPANAN PUPA PARASITOID Eretmocerus mundus (HYMENOPTERA: APHELENIDAE) PADA SUHU RENDAH TERHADAP KEBUGARANNYA Sudarjat -
Bionatura Vol 12, No 2 (2010): Bionatura Juli 2010
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (128.596 KB)

Abstract

Eretmocerus mundus adalah salah satu parasitoid yang berpotensi tinggi untuk dikembangkan sebagai agens pengendali hayati Bemisia tabaci. Salah satu kendala yang dijumpai dalam produksi massal parasitoid E. mundus adalah lama pupasi yang berkisar antara 3-4 hari, padahal untuk penanganan biakan massal sebelum parasitoid diaplikasikan atau dipasarkan perlu waktu penyimpanan yang lebih lama. Oleh karena adanya kendala dalam lama waktu penyimpanan pupa, maka dicari cara penyimpanan yang dapat memperpanjang daya simpan pupa parasitoid tersebut melalui penyimpanan pada suhu rendah di dalam lemari pendingin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lama waktu penyimpanan pupa parasitoid E. mundus pada suhu rendah terhadap tingkat kemunculan imago E. mundus dan tingkat parasitisasinya pada B. tabaci. Penelitian dilaksanakan di laboratorium Entomologi dan rumah kaca Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Jatinangor. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas delapan perlakuan dan tiga ulangan. Kedelapan perlakuan tersebut adalah penyimpanan pias-pias yang berisi pupa parasitoid E. mundus. pada suhu rendah (5-9°C) selama 3, 6, 9,12, 15, 18 dan 21 hari. Hasil penelitian menunjukan bahwa penyimpanan pupa E. mundus pada suhu rendah (5-9°C) dapat dilakukan sampai dengan 6 hari karena tidak mempengaruhi persentase kemunculan imago, lama muncul imago, tingkat parasitisasi dan lama hidup imago E. mundus.Kata kunci: Eretmocerus mundus, temperatur rendah, kebugaran, lama penyimpanan
STUDI KEANEKAAN JENIS BURUNG DAN HABITATNYA DI LERENG TIMUR HUTAN PEGUNUNGAN SLAMET, PURBALINGGA, JAWA TENGAH W.Widodo -
Bionatura Vol 12, No 2 (2010): Bionatura Juli 2010
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.905 KB)

Abstract

Studi tentang jenis burung dan habitatnya telah dilakukan di lereng timur Gunung Slamet, Kabupaten. Purbalingga, Propinsi Jawa Tengah. Tujuan penelitian adalah untuk mengkaji keanekaan jenis, kekayaan jenis dan perataan jenis-jenis burung dan habitat burung pada hutan alam dan hutan produksi terbatas di daerah pegunungan. Studi dilakukan tanggal 2-11 Maret 2010, pada jalur pendakian “Pondok Walangan” (koordinat 070 13,608' LS dan 1090 14,859' BT), di ketinggian antara 1700-2200 m dari atas permukaan laut. Metode “PointTransect” digunakan untuk pencatatan jenis burung dan sistem kuadran digunakan untuk penelitian habitat burung. Hasil penelitian telah mencatat 45 jenis burung, 36 jenis di hutan alam dan 14 jenis di hutan produksi terbatas. Jenis burung yang paling dominan di habitat hutan alam adalah pleci gunung (Zosterops montanus) dengan nilai dominansi (Ab=22,72 %), sedang di hutan produksi terbatas adalah kutilang (Pycnonotus aurigaster) dengan nilai dominansi (Ab=22,88%). Di hutan alam, indeks keanekaan jenis (H'=3,02), nilai indeks kekayaan jenis (R=6,19), dan indeks perataan jenis burung (E=0,84), lebih besar bila dibandingkan dengan nilai H', R dan E di habitat hutan produksi terbatas, yaitu masing-masing 2,09, 2,72 dan 0,79. Nilaiindeks ketidaksamaan jenis-jenis burung pada habitat hutan alam dan hutan produksi terbatas cukup tinggi, yaitu 80%. Delapan jenis tumbuhan tercatat sebagai penyusun habitat burung di hutan alam dengan indeks nilai penting (INP) tertinggi ditempati oleh pohon walangan (Vernonia arborea) sebesar 135,29%. Sedangkan di hutan produksi terbatas terdapat 4 tanaman sebagai penyusun habitat burung dengan INP tertinggi adalah pohonpinus sebesar 165,50%.Kata kunci: jenis burung, gunung Slamet, habitat, hutan pegunungan.
STUDI RADIOSENSITIVITAS KEDELAI [Glycine max (L) Merr] VARIETAS ARGOMULYO MELALUI IRRADIASI SINAR GAMMA Diana Sofia Hanafiah -; Trikoesoemaningtyas -; Sudirman Yahya -; Desta Wirnas -
Bionatura Vol 12, No 2 (2010): Bionatura Juli 2010
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1046.707 KB)

Abstract

Benih-benih kedelai dari varietas Argomulyo diiradiasi sinar gamma untuk meningkatkan keragaman genetik, memperbaiki morfologi tanaman dan nantinya untuk mendapatkan produksi hasil yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui radiosensitivitas tanaman kedelai [Glycine max (L) Merr ] varietas Argomulyo melalui irradiasi sinar gamma dan mengetahui respon pemberian tingkat irradiasi mikro sinar gamma terhadap pertumbuhan dan perkembangan dari benih kedelai turunan pertama (M ). Penelitian ini 1merupakan percobaan faktor tunggal dosis irradiasi yang terdiri dari delapan taraf, yaitu 0 Gy, 200 Gy, 400 Gy, 600 Gy, 800 Gy, dan 1000 Gy. Untuk mendapatkan nilai Lethal Dosis 50 (LD ), digunakan program Curve-fit 50Analysis. Untuk mengetahui respon pemberian tingkat irradiasi mikro sinar gamma, benih kedelai yang diuji adalah benih kedelai varietas Argomulyo yang diirradiasi dengan dosis rendah sinar gamma (micro mutation) dengan dosis sedikit dibawah LD yaitu 0 Gy, 50 Gy, 100 Gy, 150 Gy dan 200 Gy. Hasil penelitian menunjukkan 50 bahwa nilai Lethal Dosis 50 (LD ) terdapat pada dosis 457,178 Gy. Keragaman yang diperoleh dari tinggi 50 tanaman, jumlah cabang, jumlah polong, jumlah polong hampa dan jumlah biji pada generasi M mempengaruhi 1 pertumbuhan dan perkembangan tanaman baik secara kualitatif dan kuantitatif yang akhirnya akan mempengaruhi produksi tanaman.Kata kunci: irradiasi sinar gamma, radiosensitivitas, kedelai varietas Argomulyo

Page 1 of 1 | Total Record : 8