Articles
9 Documents
Search results for
, issue
"Vol 5, No 1 (2021): March"
:
9 Documents
clear
PENGARUH TIPE PENGASUHAN ORANG TUA TERHADAP PERILAKU MENGHADAPI PERUBAHAN SEKS SEKUNDER REMAJA PUTRI SMPN 1 SIMAN PONOROGO
Nur Hidayati;
Inna Sholicha Fitriani
Indonesian Journal for Health Sciences Vol 5, No 1 (2021): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (570.431 KB)
|
DOI: 10.24269/ijhs.v5i1.2182
Masa remaja merupakan masa yang khusus dan penting. Masa ini merupakan periode kematangan organ reproduksi manusia atau periode peralihan dari masa anak-anak ke masa remaja. Perkembangan yang signifikan terjadi pada organ-organ sistem reproduksi wanita dan mengakibatkan perubahan anatomis yang menjadi ciri kematangan reproduksi. Perilaku pubertas dipengaruhi oleh orang yang dianggap penting. Pada penelitian orang yang dianggap penting dapat membuat remaja berfikiran searah dengan yang dihadapinya sehingga remaja putri menganggap orang tua merupakan salah satu orang yang dianggap penting. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian adalah di SMP N 1 Siman Ponorogo. Sampel ditentukan dengan purposive sampling sebanyak 90 siswi dengan instrumen yang dipakai adalah kuesioner. Teknik analisa data dengan Uji Regresi Linier (α = 5%). Hasil analisa bahwasanya terdapat nilai sig 2 tailed 0,05 dari 0,00 maka didapatkan hasil adanya pengaruh pola asuh orang tua terhadap perilaku perubahan seks sekunder pada remaja SMP N 1 Siman Ponorogo. Disarankan perlu adanya program bimbingan konseling dan penyuluhan kesehatan di sekolah oleh tanaga kesehatan dan program pendampingan kelompok orang tua sehingga remaja memiliki kontrol yang baik dalam menghadapi perubahan fisik dan psikologis remaja
PENGARUH KOMPRESI RJP DENGAN METRONOM TERHADAP KUALITAS KOMPRESI RJP YANG DILAKUKAN MAHASISWA PERAWAT
Imardiani Imardiani;
Vickha Septiany
Indonesian Journal for Health Sciences Vol 5, No 1 (2021): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (198.091 KB)
|
DOI: 10.24269/ijhs.v5i1.3287
Cardiac arrest merupakan permasalahan yang sering terjadi baik di rumah sakit dan juga di luar rumah sakit. Terjadinya cardiac arrest menyebabkan penurunan perfusi sistemik pada menit awal dan kerusakan pada otak, jantung bahkan kematian. Penanganan cepat diperlukan untuk pengembalian sirkuasi melalui pemberian Resusitasi Jantung Paru (RJP). Salah satunya metode RJP yang dapat digunakan yaitu dengan hands only RJP dengan pengatur irama menggunakan metronom. Tujuan penelitian melihat metode pembelajaran praktik tentang pengaruh metronom terhadap kualitas kompresi RJP oleh mahasiswa perawat. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan metode pre-experiment pre test post test without control group design. Pengambilan sampel dengan teknik probability sampling secara simple random sampling pada 37 mahasiswa perawat Program Studi Ilmu Keperawatan IKesT Muhammadiyah Palembang. Subjek penelitian diberikan pembelajaran metode self directed video RJP hands only diikuti irama metronom dengan kecepatan 110 kali permenit. Hasil penelitian adanya pengaruh terhadap peningkatan kualitas kompresi (frekuensi kompresi RJP) nilai mean sebelum 91,05 kali permenit dan setelah 104,89 kali permenit dengan p value 0,001.
PROTEIN PILI 96,4 kDa Klebsiella pneumoniae SEBAGAI PROTEIN HEMAGLUTININ DAN ADHESIN
Laila Rizqi Kurniawati;
M Ali Shodikin;
Dini Agustina;
Kristianningrum Dian Sofiana
Indonesian Journal for Health Sciences Vol 5, No 1 (2021): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (215.139 KB)
|
DOI: 10.24269/ijhs.v5i1.2700
Klebsiella pneumoniae merupakan bakteri genus Klebsiella dalam famili Enterobactericeae. Klebsiella pneumoniae menyebabkan infeksi serius. Faktor virulensi penting dalam perlekatan awal bakteri untuk menginfeksi inang pili dan Outer Membrane Protein (OMP). Pili sebagai faktor virulensi dapat melekat kuat secara spesifik dan mampu menghindari pembersihan yang dilakukan oleh sel inang. Kemampuan adhesi suatu bakteri dipengaruhi oleh kemampuannya dalam mengagglutinasi eritrosit. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan, berat molekul protein pili yang muncul dari hasil elektroforesis SDS-PAGE yaitu 96,4 kDa memiliki pita tebal dan berkonsentrasi tinggi serta belum ada penelitian membuktikan bahwa protein pili 96,4 kDa merupakan protein hemaglutinin dan adhesin.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peran protein pili 96,4 kDa bakteri Klebsiella pneumoniae sebagai protein hemaglutinin dan adhesin. Penelitian ini dilakukan dengan mengisolasi protein pili Klebsiella pneumoniae kemudian dilakukan uji aglutinasi menggunakan sel eritrosit mencit dan uji adhesi menggunakan sel enterosit mencit. Hasil yang diperoleh dianalisis menggunakan Saphiro-Wilk. Hasil uji hemaglutinasi dengan menggunakan sel eritrosit mencit didapatkan titer hemaglutinasi paling tinggi untuk berat molekul protein pili 96,4 kDa adalah pada titer 1. Indeks adhesi dengan titer pengenceran memiliki hubungan yang bermakna yaitu 0,016 (p 0,05) dengan nilai r = -0,847, sehingga disimpulkan protein pili 96,4 kDa Klebsiella pneumoniae merupakan protein hemaglutinin dan adhesin.
RELATIONSHIP BETWEEN NUTRIENT INTAKE AND PREMENSTRUAL SYNDROME IN STUDENTS OF MUHAMMADIYAH MADIUN MIDWIFERY ACADEMY
Hayun Manudyaning susilo
Indonesian Journal for Health Sciences Vol 5, No 1 (2021): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (239.255 KB)
|
DOI: 10.24269/ijhs.v5i1.3659
Premenstrual Syndrome in adolescents is still a health problem in Indonesia.Shortly before menstruation, commonly referred to as premenstrual syndrome (PMS). One of the causes of PMS is a lack of nutrient intake. To reduce the occurrence of premenstrual syndrome is exercise, reduce caffeine, nicotine, alcohol, sugar, salt, rest enough, pay attention to nutrition and nutrition. In this case nutrient intake in adolescents is something important and is expected to be able to deal with this problem of premenstrual syndrome. The research design uses Cross Sectional. The population in this study was 156 students who attended Muhammadiyah Madiun Midwifery. The samples in this study were some of the students of Muhammadiyah Madiun Midwifery academy which amounted to 112, taken by Purposive sampling.The research instruments used are food recall and questionnaire , the results were analyzed using Spearman Rank test with signification level α=0.05. The results found that almost all of them were 104 people (92.9%) have moderate Premenstrual Syndrome. While respondents who have moderate nutritional status is as many as 53 people (47.3%). Spearman Rank test got a result of ρ=0.002. Based on the results of the above research can be concluded that there is a relationship between nutritional status and the incidence of Premenstrual Syndrome in young women. Therefore, it is recommended in young women to maintain a good nutritional intake, so as to prevent Premenstrual Syndrome
BAGAIMANAKAH KESEHATAN MENTAL REMAJA ETNIS MADURA YANG MENIKAH DI USIA DINI?
Iken Nafikadini;
Dewi Amalia Insani;
Novia Luthviatin
Indonesian Journal for Health Sciences Vol 5, No 1 (2021): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (207.577 KB)
|
DOI: 10.24269/ijhs.v5i1.2731
Masyarakat etnis Madura memiliki nilai agama yang tinggi. Para pemimpin agama, seperti Kyai, lebih diprioritaskan oleh mereka sebagai model peran dibandingkan dengan tokoh pemerintah. Sebagian besar orang tua etnis tersebut berasumsi bahwa pergaulan remaja saat ini mengkhawatirkan, sehingga perjodohan atau perkawinan awal menjadi solusi positif untuk dilakukan. Budaya perkawinan dini dipandang oleh sebagian besar etnis Madura sebagai alternatif yang paling tepat untuk melindungi anak mereka dari penyimpangan pergaulan remaja. Kecamatan Sukowono, Kabupaten Jember memiliki mayoritas etnis Madura dengan persentase tertinggi perempuan yang sudah menikah kurang dari 20 tahun. Fenomena ini menarik peneliti melakukan studi yang bertujuan untuk menentukan kesehatan mental di kalangan wanita muda etnis Madura yang melakukan perkawinan dini. Studi ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan studi kasus kualitatif. Informan dalam studi ini berjumlah sembilan (9) remaja putri yang telah menikah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa informan cenderung memiliki perasaan tertekan baik ketika mereka akan menikah atau setelah menikah. Merasa tertekan karena terlalu tinggi kecemasan yang mereka rasakan. Mereka belum mampu beradaptasi dengan status mereka sebagai istri, serta memiliki rasa aman dan nyaman yang sangat rendah untuk dapat tinggal di lingkungan baru, sehingga informan cenderung memilih untuk tinggal di lingkungan lama
PENGEMBANGAN STRATEGI PELAKSANAAN MASYARAKAT TERHADAP PENURUNAN STIGMA MASYARAKAT PADA PASIEN GANGGUAN JIWA
Agung Eko Hartanto;
Gandes Widya Hendrawati;
Esti Sugiyorini
Indonesian Journal for Health Sciences Vol 5, No 1 (2021): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (159.447 KB)
|
DOI: 10.24269/ijhs.v5i1.3249
Stigma negatif oleh lingkungan terhadap pasien gangguan jiwa tidak hanya menyebabkan terkucilkannya pasien dari lingkungan, tetapi beban psikologis bagi keluarga yang akan menjadi penghambat dalam kesembuhan pasien. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis perbedaan antara pemberian Strategi Pelaksanaan Masyarakat sebelum dan sesudah terhadap penurunan stigma masyarakat Desa Sukosari adalah suatu desa dengan jumlah pasien gangguan jiwa yang cukup banyak di wilayah Puskesmas Ngrandu Ponorogo. Rancangan penelitian ini menggunakan jenis eksperimental, dengan tipe True experimental pre-post test group. Populasi sebanyak 22 Kepala Keluarga, dengan sampel sebanyak 20 orang yang diambil dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data bulan September – Oktober 2020 di Desa Sukosari Wilayah Puskesmas Ngrandu Ponorogo. Instrumen penelitian dengan kuesioner Peer Mental Illness Stigmatization Scale (PMISS). Analisis data menggunakan Uji Wilcoxon Signed Ranks Test dengan Asymp.Sig (2-tailed) dengan signifikansi 0,05. Hasil penelitian didapatkan bahwa tidak ada perbedaan antara pemberian Strategi Pelaksanaan Masyarakat sebelum dan sesudah terhadap penurunan stigma masyarakat. Stigma masyarakat sebanyak 65% memiliki peningkatan nilai yang positif melalui dukungan sosial yang diberikan kepada pasien gangguan jiwa dan keluarga. Stigma masyarakat yang positif dapat bermanfaat dalam memberikan dukungan terhadap terjadinya kekambuhan pada pasien gangguan jiwa
LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL SEBAGAI FAKTOR RESIKO INFEKSI VIRUS DENGUE PADA ANAK-ANAK
Jefry Gilberth Koibur;
Agung Bagus Sista Satyarsa;
I Wayan Gustawan;
I Gusti Ngurah Sanjaya Putra;
I Made Dwi Lingga Utama
Indonesian Journal for Health Sciences Vol 5, No 1 (2021): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (450.184 KB)
|
DOI: 10.24269/ijhs.v5i1.2984
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit disebabkan oleh virus dengue yang berkembang pesat di negara dengan iklim tropis seperti Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor risiko infeksi virus dengue pada anak-anak di wilayah kerja Puskesmas Denpasar Selatan. Penelitian merupakan penelitian observasional analitikal dengan pendekatan cross-sectional. Data diperoleh dari jawaban reponden terhadap kuesioner yang telah tervalidasi sebelumnya dan selanjutnya data dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan aplikasi statistik yakni SPSS. Terdapat 75 responden yang mengikuti penelitian ini dengan rerata usia yakni 12±3,094 tahun. Karakteristik responden didominasi oleh anak laki-laki (73,3%) dan domisili di perkotaan (68%). Anak-anak lebih banyak tinggal di daerah yang padat penduduk (66,6%) dengan sanitasi lingkungan memadai hanya 45,3% dari total responden. Ditambah lagi, anak-anak memiliki risiko terinfeksi virus dengue dan mengalami demam berdarah pada lingkungan tempat tinggal di perkotaan dengan mobilitas penduduk yang padat (PR: 2,716; IK95%: 2,047-18,067; p: 0,011). Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa lingkungan tempat tinggal menjadi faktor risiko terhadap infeksi virus dengue pada anak-anak, sehingga diperlukan upaya preventif yang terfokus untuk mencegah infeksi virus dengue
PENGARUH PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP AKTIVITAS FISIK DI TEMPAT TINGGAL SELAMA PANDEMIC CORONAVIRUS 19
Mariatul Fadilah;
Pariyana -;
Zulkarnain -;
Sredaran Nair J. Muralidharan Nair;
Fatimah azzahra;
Rizma Adlia Syakurah
Indonesian Journal for Health Sciences Vol 5, No 1 (2021): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (227.723 KB)
|
DOI: 10.24269/ijhs.v5i1.3088
Tinggal di rumah dapat meningkatkan perilaku menetap dan menurun tingkat aktivitas fisik, yang telah dikaitkan tingkat kelangsungan hidup yang buruk. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perilaku masyarakat terhadap aktivitas fisikdi tempat tinggal selama pandemic coronavirus 19. Desain penelitian ini adalah quasi eksperimental pre dan post desain. Analisa data yang digunakan yaitu analisis deskriptif mengetahui distrubusi frekuensi berdasarkan pengetahuan sedangkan analisis analitik menggunakan uji Wilcoxon. Hasil analisis deskriptif didapati karakteristik usia, jenis kelamin, dan pekerjaan. Distribusi berdasarkan usia terbanyak ditemukan di bawah 30 tahun 39 (70%). Dalam penelitian ini ditemukan lebih banyak perempuan dengan 34(68%). Sebagian besar masyarakat yang terlibat dalam penelitian ini belum bekerja yaitu sebanyak 82 orang (41,0%). Uji Normalitas menunjukan distribusi yang tidak normal dan tidak signifikan dalam uji Wilcoxon. Aktivitas fisik harus secara bertahap bertahap agar tidak berlebihan kelelahan, cedera otot, atau masalah kesehatan, mulai dari setidaknya 30-45 menit setiap hari hingga total 150–300 menit per minggu. Intensitas aktivitas fisik harus bervariasi sesuai dengan kondisi dan usia fisik masing-masing individu. Latihan harus diperkenalkan untuk meningkatkan tonus otot dan program kegiatan resistensi harus dilaksanakan untuk meningkatkan kapasitas aerobik. Kesimpulannya, masyarakat menerapkan aktivitas fisik di tempat tinggal selama pandemic Covid-19.
THE EFFECT OF MUSIC THERAPY ON PEAK EXPIRATORY FLOW, ANXIETY, AND DEPRESSION IN COPD PATIENTS
Rudi Hariyono;
Rizky Meuthia Pratiwi;
Siti Kotijah
Indonesian Journal for Health Sciences Vol 5, No 1 (2021): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (92.672 KB)
|
DOI: 10.24269/ijhs.v5i1.3185
Introduction: Biopsychological factors of anxiety in patients with Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) will cause symptoms of increased respiration rate and prolonged expiration duration. Meanwhile, depression in COPD patients will increase the damage to lung functional capacity. This study aims to determine the difference in the impact of music therapy on increasing the value of peak expiratory flow rate, anxiety, and depression in the treatment group and the control group. Methods: Quasi-experimental one group pre-test-post test was conducted on 46 COPD patients in RSUD Prof. Dr. Soekandar Mojosari and RSUD Basoeni Mojokerto with simple random sampling technique. This research was conducted by providing music therapy intervention in the treatment group. The statistical test used was the Independent t-test to determine the difference in peak expiratory flow values in the two groups, while the Mann-Whitney U test was used to determine the difference between anxiety and depression in the two groups. Results: There were differences in the intervention group who received music therapy with the control group with p-value = 0.005 (p 0.05), and the difference between anxiety (Z = -3.813) and depression (Z = -3.868) values with an asymp sign value. = 0,000. Conclusion: There are differences in PEF values, anxiety, and depression between the treatment group and the control group, where this therapy affects the PEF value, anxiety, and depression.