cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Akuatika
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Arjuna Subject : -
Articles 90 Documents
CITRA MODIS RESOLUSI 250 METER UNTUK ANALISIS KONSENTRASI SEDIMEN TERSUSPENSI DI PERAIRAN BERAU KALIMANTAN TIMUR Ankiq S. s
Jurnal Akuatika Vol 2, No 2 (2011): Jurnal Akuatika
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (610.811 KB)

Abstract

Teknologi penginderaan jauh menggunakan Citra MODIS dapat dimanfaatkan untuk pengamatan parameter-parameter kualitas air. Penelitian konsentrasi TSM (Total Suspended Matter) di Perairan Berau memanfaatkan Citra MODIS resolusi 250 meter dan diverifikasikan terhadap data insitu pada bulan Oktober 2003 serta data bulan September 2006 sampai dengan April 2007.Pendekatan regresi linear digunakan untuk menganalisis sebaran konsentrasi TSM di Perairan Berau. Hasil pengolahan data dengan menggunakan pendekatan regresi liner menunjukan nilai koefisien korelasi antara reflektan Citra MODIS 250 meter dengan nilai TSM  insitu sebesar 0,76. Nilai TSM di pesisir Perairan Berau relatif stabil pada kisaran 6 sampai dengan 12 mg/l. Nilai sebaran TSM di Perairan Berau dengan menggunakan Citra MODIS resolusi 250 menunjukan hasil yang tidak jauh berbeda dengan hasil pengolahan Citra Landsat 30 meter.
KELOMPOK FORAMINIFERA BENTIK RESEN BERDASARKAN KOMPOSISI DINDING CANGKANG DI PERAIRAN TELUK JAKARTA Isni Nurruhwati; Richardus Kaswadji; Dietriech G. Bengen; Vijaya Isnaniawardhani
Jurnal Akuatika Vol 3, No 2 (2012): Jurnal Akuatika
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.381 KB)

Abstract

Penelitian foraminifera bentik Resen dari 25 sampel sedimen permukaan dasar laut Perairan Teluk Jakarta untuk mengetahui komposisi dinding cangkangnya. Hasil pengamatan kelompok foraminifera bentik Resen ditemukan 86 spesies. Terdapat 74,57 %, berdinding cangkang hyalin, 17,85 % berdinding cangkang porselen dan yang berdinding cangkang agglutinin 7,58 %. Spesies yang paling dominan pada foraminifera bentik berdinding cangkang hyalin adalah Operculina ammonoides (Gronovlus) yaitu 18,02 % dan Elphidium indicum (Cushman) yaitu 10,7 %. Ditinjau dari pola sebaran berdasarkan komposisi dinding cangkang, didominasi oleh sub ordo. Rotaliina yang mempunyai komposisi dinding cangkang calcareous hyalin. Adanya kelompok dominan yang berdinding cangkang hyalin menunjukkan bahwa pada daerah penelitian merupakan lingkungan laut normal dengan kandungan karbonat yang cukup tinggi. Kata Kunci : foraminifera bentik resen, komposisi dinding cangkang, dan teluk jakarta
PENENTUAN KAWASAN JENIS USAHA BUDIDAYA PERIKANAN DI KABUPATEN BANDUNG DENGAN MENGGUNAKAN DATA SPASIAL Riszky Pramudiyanti; Ankiq S. s
Jurnal Akuatika Vol 2, No 2 (2011): Jurnal Akuatika
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (598.48 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kawasan jenis usaha budidaya ikan di Kabupaten Bandung dengan memanfaatkan data spasial. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April-juni 2010. Metode penelitian menggunakan metode survei dengan pengumpulan data sekunder dan primer. Data sekunder merupakan peta tematik dari empat parameter kriteria lahan potensial untuk budidaya ikan, yaitu topografi, tata guna lahan, jenis tanah, dan kondisi air. Data primer didapatkan melalui pengamatan dilapangan secara langsung.Potensi lahan untuk Budidaya ikan di wilayah Kabupaten Bandung dianalisisis dengan kriteria kesesuaian lahan untuk perikanan. Hasil klasifikasi kesesuaian lahan memperlihatkan bahwa budidaya perikanan dengan jenis usaha mina padi adalah yang paling dominan terdapat di Kabupaten Bandung, sedangkan wilayah yang sesuai untuk budidaya kolam air hanya terdapat di bagian tengah  Kabupaten Bandung. Jenis usaha dengan kolam tadah hujan hanya terdapat di beberapa bagian di Kabupaten Bandung.
Analisis Poduksi Rumput Laut (Kappaphycus alvarezii) Berdasarkan Musim dan Jarak Lokasi Budidaya Di Perairan Kabupaten Bantaeng Andi - Asni
Jurnal Akuatika Vol 6, No 2 (2015): Jurnal Akuatika Vol. VI. No. 2/September 2015
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (854.509 KB)

Abstract

Rumput laut merupakan salah satu komoditas ekspor dan utama program revitalisasi perikanan berperan penting dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.  Kabupaten Bantaeng merupakan salah satu lokasi sentra produksi rumput laut (K. alvarezii) di Sulawesi Selatan yang masih perlu ditingkatkan produksinya.   Pendekatan budidaya berdasarkan perubahan musim dan kualitas lingkungan secara ekologis yang optimal bagi pertumbuhan rumput laut yang tepat diharapkan menjadi acuan pengelolaan dan pemanfaatan lahan untuk peningkatan produksi rumput laut secara optimal dan berkelanjutan.  Strategi pengembangan budidaya rumput laut di yang perlu diterapkan adalah mengacu pada pengelolaan lingkungan perairan berbasis ekologis, aspek teknologi dalam budidaya rumput laut dan penataan kawasan sesuai daya dukung lingkungan (Kamlasi, 2008). Penelitian bertujuan menganalisis pengaruh musim dan jarak lokasi budidaya terhadap produksi rumput laut.  Manfaat penelitian sebagai acuan dalam pengelolaan budidaya rumput laut secara optimal dan berkelanjutan di perairan pesisir Bantaeng. Penelitian dilaksanakan di perairan pesisir Kabupaten Bantaeng menggunakan metode survey dan pengamatan.  Setiap stasiun pengamatan berdasarkan jarak dari garis pantai yaitu jarak dekat (0 - 500 m), jarak sedang (500 - 1000 m) dan jarak jauh (1000 - 1500 m).  Parameter lingkungan dan produksi diamati berdasarkan musim dan jarak lokasi budidaya. Analisis Univariat untuk analisis pengaruh musim dan jarak terhadap produksi serta Regresi linear berganda dengan SPSS 15. Hasil penelitian ini menunjukkan musim dan jarak dari garis pantai (P<0,05) terhadap produksi.  Produksi lebih tinggi pada musim hujan pada jarak 1500 m dari pantai.  Produksi rumput laut berkorelasi linear positif dengan kecerahan pada musim hujan, sedangkan pada musim kemarau salinitas, nitrat dan kecerahan. Kata Kunci : Jarak, Kappaphycus alvarezii, Musim, Produksi,  Rumput laut
Kajian Perempuan Pesisir dalam Mendukung Konservasi Sumber Daya Pesisir di Kabupaten Raja Ampat Handayani -
Jurnal Akuatika Vol 2, No 1 (2011): Jurnal Akuatika
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.294 KB)

Abstract

The Regency Raja Ampat is an archipelago area with great of coastal resources potency. These potencies affected by human activity,  and need to be followed with development strategy of coastal resources.  One of the social potency  development is woman of coastal area. Research objectives are to analyse social factors woman of coastal area and issues expanding in management of coastal area resource. The result from this research  woman of dominant coastal area and comprehend information concerning coastal area resource conservation besides  woman of coastal area have readiness, caring and compliance to conservation.  Woman in coastal area have enteraction on the continuation of the coastal resources.
Distribusi Dan dan Struktur Komunitas Fitoplankton Di di Perairan Jailolo, Halmahera Barat Yuliana - -
Jurnal Akuatika Vol 6, No 1 (2015): Jurnal Akuatika Vol. VI. No. 1/Maret 2015
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (488.188 KB)

Abstract

Sumberdaya pesisir dan lautan menjadi alternatif untuk pembangunan masa depan Indonesia, karena memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan baik dari sisi ekonomis maupun ekologis.  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui distribusi dan struktur komunitas fitoplankton di perairan Jailolo Halmahera Barat.Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2011 di perairan Jailolo Kabupaten Halmahera Barat Provinsi Maluku Utara pada 7 (tujuh) stasiun dengan metode penyaringan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan 30 genus fitoplankton dari 3 (tiga) kelas yaitu kelas Bacillariophyceae (20 genus), Cyanophyceae (8 genus), dan Dinophyceae (2 genus).Kelimpahan fitoplankton yang ditemukan memiliki kisaran nilai antara 269.388 - 957.143 sel/m3, kelimpahan tertinggi dijumpai pada stasiun Idamdehe (957.143 sel/m3) dan terendah pada stasiun antara Gufasa dan Tuada (269.388 sel/m3).  Indeks-indeks biologi fitoplankton yang didapatkan berturut-turut dengan kisaran yaitu indeks keanekaragaman (H’) = 1,4322 - 2,1869, indeks keseragaman (E) = 0,6220 - 0,8223, dan indeks dominansi (D) = 0,1580 - 0,3223.   Kata kunci :  Distribusi, fitoplankton, Jailolo, dan struktur komunitas  
KAJIAN JENIS DAN KELIMPAHAN PERIFITON PADA ECENG GONDOK (Eichornia crassipes) DI ZONA LITORAL WADUK LIMBUNGAN, PESISIR RUMBAI, RIAU Madju Siagian
Jurnal Akuatika Vol 3, No 2 (2012): Jurnal Akuatika
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.075 KB)

Abstract

Studi ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan kelimpahan dari periphyton yang ada di batang eichornia crassipes dan telah dilakukan di bulan april hingga mei 2011. Sampel crassipes didapat dari zona littoral zona dari  bendungan limbungan. Sampling dilakukan 3 kali, dimana pada 1 minggu dilakukan 3 kali. Parameter kualitas air juga diukur, sementara periphyton jenis dan kelimpahan akan dideskripsikan secara kualikatif dan kuantitatif. Sampel periphyton tersebut diperoleh dengan penyemprotan e. Crassipes batang permukaan ( 5x5 ) cm2 dengan aquadest menggunakan plastik sprayer. Periphyton diawetkan dengan lugol 1 % dan diidentifikasi berdasarkan whitford dan schumacher (tahun 1984), presscot (tahun 1970), yunfang (1995). Hasil pengukuran kualitas air adalah sebagai berikut : suhu 28-32oC; ph 5; oksigen terlarut: 3,46-6,48 mg/L; carbondioxide 6,20-8,27 mg/L; nitrat 0,19 -1,52 mg/L; fosfat 0,06-0,08 mg/L. Ada 24 spesies dari periphyton hadir dan mereka milik 4 kelas, yaitu chlorophyceae (12 spesies), diatom (5 spesies), cyanophyceae (4 spesies) dan euglenophyceae (3 spesies). Kelimpahan dari periphyton 812 - 876 sel/cm2; keragaman index (h’) : 4,54-4,55 dan indeks dominansi : 0,04-0,05. Berdasarkan data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa air kualitas dalam bendungan limbungan baik dan mampu untuk mendukung kehidupan periphyton. Kata kunci : Periphyton, eichornia crassipes, bendungan limbungan, pesisir rumbai
KINERJA SEKTOR PERIKANAN PROVINSI BANTEN Achmad Rizal
Jurnal Akuatika Vol 4, No 1 (2013): Jurnal Akuatika
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.093 KB)

Abstract

Pembangunan sektor perikanan merupakan salah satu pembangunan sektoral yang memiliki kontribusi pada pembangunan di Provinsi Banten khususnya dalam pertumbuhan ekonomi regional dan penyerapan tenaga kerja.  Makalah ini menganalisis hasil model LQ dan Tipologi Klassen atas sektor perikanan terhadap pembangunan wilayah Provinsi Banten. Provinsi Banten memiliki produksi perikanan potensial di Pulau Jawa.  Sebagai salah satu sektor potensial, sektor perikanan perlu dukungan kebijakan agar mampu berkontribusi pada perkonomian wilayah Provinsi Banten. Hipotesis dari penelitian ini adalah sektor perikanan menjadi faktor terpenting dalam pertumbuhan ekonomi daerah Banten. Pada kenyataannya,  hasil analisis menunjukkan fakta sebaliknya, sektor perikanan bukan sektor dominan dalam pertumbuhan daerah Provinsi Banten.
ANALISIS POTENSI LESTARI PERIKANAN TANGKAP DI KAWASAN PANGANDARAN Atikah Nurhayati
Jurnal Akuatika Vol 4, No 2 (2013): Jurnal Akuatika Volume IV No 2 September 2013
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (894.378 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi lestari perikanan tangkap di kawasan Pangandaraan Provinsi Jawa Barat. Kondisi perikanan tangkap di Kawasan Pangandaran berdasarkan data produksi selama 11 tahun terakhir mengalami penurunan, hal inilah yang melatarbelakangi diakukannya penelitian mengenai potensi lestari perikanan tangkap di Kawasan Pangandaran Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer dilakukan secara purposive  diperoleh 5 orang pegawai Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat. Data sekunder periode 1999-2009 mengenai data produksi perikanan tangkap, jenis alat tangkap dan trip upaya penangkapan per jenis alat tangkap di Kabupaten Ciamis. Analisis potensi lestari sumberdaya perikanan dengan menggunakan model Schafer dengan tehnik CYP (Clarck, Yoshimoto, Pooley). Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil tangkapan optimal berdasarkan hasil dari berbagai rezim pengelolaan perikanan yaitu : Maximum Economic Yield (MEY) sebesar 1.560,78 ton, Maximum Sustainable Yield (MSY) 1.567 ton.
SIMULASI NUMERIS ARUS PASANG SURUT DI PERAIRAN CIREBON Muhammad Furqon Azis Ismail; Ankiq S. s
Jurnal Akuatika Vol 3, No 1 (2012): Jurnal Akuatika
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1759.86 KB)

Abstract

Model hidrodinamika tiga-dimensi MOHID yang dikembangkan oleh Universitas Teknik Lisbon, Portugal, diaplikasikan dalam kajian arus pasang surut di Perairan pantai Cirebon.Data yang digunakan adalah data pasang surut yang diterapkan pada syarat batas terbuka dengan menggunakan program model pasut global FES04 serta bathimetri hasil pengukuran dilapangan. Simulasi numeris dilakukan selama 14 hari dan hanya menggunakan pasang surut sebagai satu-satunya gaya pembangkit arus laut. Hasil simulasi menunjukkan bahwa kecepatan arus berkisar dari 0,04 m/det – 0,99 m/det dengan kecepatan pada saat surut relatif lebih besar dibandingkan pada saat pasang. Pola arus pasang surut saat pasang menuju surut didominasi oleh aliran yang menuju ke arah tenggara kemudian berbelok ke arah timur, sedangkan pola arus pasang surut saat surut menuju pasang didominasi oleh aliran yang menuju ke arah barat kemudian berbelok ke arah barat laut.