cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Akuatika
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Arjuna Subject : -
Articles 90 Documents
Pengaruh Suhu dan Lama Blansing Terhadap Penurunan Kesegaran Filet Tagih Selama Penyimpanan Pada Suhu Rendah Eddy Afrianto; Evi Liviawaty; Otong Suhara; Herman Hamdani
Jurnal Akuatika Vol 5, No 1 (2014): Jurnal Akuatika
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.093 KB)

Abstract

Penelitian mengenai pengaruh suhu dan lama blansing terhadap penurunan kesegaran filet tagih selama penyimpanan pada suhu rendah telah dilakukan.  Tiga taraf perlakuan suhu blansing, 80o, 90o, dan 100oC dan tiga taraf lama blansing, 1, 3 dan 5 menit.  Paramater yang diamati selama penyimpanan filet tagih pada suhu rendah adalah populasi bakteri pembusuk, pH dan susut bobot.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa filet yang diblansing pada suhu 80oC selama 3 menit mampu menghambat penurunan kesegaran paling baik dengan populasi mikroba pada penyimpanan hari ke-10 sebanyak 6 x 10% CFU, peningkatan pH menjadi 6.55 pada hari ke-4 dan susut bobot pada hari ke-10 sebesar 4 persen.
PENGARUH PENGKOMPOSISIAN DAN PENYIMPANAN DINGIN TERHADAP PERUBAHAN KARAKTERISTIK SURIMI IKAN PARI (Trygon sp.) DAN IKAN KEMBUNG (Rastrelliger sp.) Joko Santoso; Fie Ling; Ratna Handayani
Jurnal Akuatika Vol 2, No 2 (2011): Jurnal Akuatika
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.311 KB)

Abstract

High fat content in dark fleshed fish can affect on gel forming ability and high content of urea inelasmobranchii can arise ammonia odors in surimi product.Since surimi is an intermediate product, therefore storage of surimi in chill or frozen condition is usually performed. This experiment was carried out to study the effects of leaching, compositioning and chill storaging of stingray, mackerel and both combination surimi on the changes of physicochemical and microbiological properties. Three times leaching of minced-stingray could reduce the urea contents up to 95% and increased salt soluble protein (SSP) content 7.28%. Two times leaching of minced-mackerel could increase SSP content 8.24%. Surimi compositioning of stingray and mackerel in proportion 75%:25% gave the highest gel strength value 267.01 g cm. During 9 days chill storaging of surimi, the values of TVBN, and numbers of total microbes increased significantly. In opposite, the values of gel strength, WHC, whiteness, and SSP of surimi decreased continuously with the increasing time of chill storaging. Those indicated that physico-chemical and microbiologycal characteristics changes of surimi still occurred during 9 days of chill storaging.
Keberadaan Ikan Kodok (Antennarius maculates, Desjardins 1840) di Pulau Nusa Penida Provinsi Bali Donny Juliandri Prihadi
Jurnal Akuatika Vol 6, No 2 (2015): Jurnal Akuatika Vol. VI. No. 2/September 2015
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (766.551 KB)

Abstract

Ikan kodok (Antennarius maculates, Desjardins 1840) atau Warty/ Clown Frogfish adalah ikan yang memiliki bentuk tubuh diagonal, ekornya menyerupai kaki, sirip dorsal dan ekor memiliki warna kuning cerah dan bercak-bercak merah muda, dan di atas mata ada 2 organ seperti tanduk pada sirip punggung. Ikan kodok hidup pada perairan Indonesia dan negara tropis, umumnya ditemukan pada ekosistem terumbu karang. Penelitian dilaksanakan pada bulan 20 - 28 Februari 2015 dengan menerapkan metode survey di Pulau Nusa Penida, Provinsi Bali, Indonesia. Penelitian ini fokus untuk mencari dan mengidentifikasi ikan kodok pada ekosistem terumbu karang di Indonesia dan menganalisa parameter kualitas air laut untuk kehidupan ikan kodok. Analisa foto sampel dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Kelautan, FPIK, UNPAD. Hasil penelitian menunjukan hanya 1 jenis ikan kodok (Antennarius maculates) dan hanya ditemukan di Crystal Bay yaitu di sisi barat Pulau Nusa Penida. Hal ini diduga karena ikan ini hanya hidup pada kondisi perairan yang jernih dan hidup pada ekosistem terumbu karang yang terlindung dan berbatasan dengan laut dalam. Banyaknya kegiatan manusia yang ada di Nusa Penida dapat membuat kehidupan ikan kodok terganggu. Wisata bahari telah berkembang di Nusa Penida, berbagai kegiatan yang telah dilakukan banyak wisatawan asing seperti menyelam, snorkling, bermain kano, memancing dan bermain jet ski dan water sports lainnya, telah mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya. Salah satu alasan para penyelam di Nusa Penida itu karena ingin melihat ikan Manta rays, Mola-mola, ikan hiu dan juga ikan kodok. Kata kunci : ikan kodok, ekosistem terumbu karang, nusa penida, wisata bahari
PERBANDINGAN BEBERAPA METODE ISOLASI DNA UNTUK DETEKSI DINI KOI HERPES VIRUS (KHV) PADA IKAN MAS (Cyprinus carpio L.) Yuniar Mulyani; Agus Purwanto; Isni Nurruhwati
Jurnal Akuatika Vol 2, No 1 (2011): Jurnal Akuatika
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.051 KB)

Abstract

Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas dalam memperoleh konsentrasi dan kemurnian DNA serta efisiensi waktu pengerjaan dari metode isolasi DNA dengan membandingkan beberapa metode isolasi DNA diantaranya ektraksi DNA dengan Kit (Promega), CTAB dengan phenol, modifikasi CTAB, dan ekstraksi DNA dengan thermal lysis. Parameter yang digunakan adalah nilai kemurnian dan kualitas DNA hasil isolasi yang diperoleh dari analisis spektrofotometri dan analisis elektroforesis serta efisiensi waktu pengerjaan. Sampel yang digunakan adalah jaringan insang dan sirip ikan mas. Konsentrasi DNA dan kemurniannya diukur dengan metode spektrofotometri, sedangkan untuk visualisasi DNA hasil isolasi menggunakan metode elektroforesis serta pengujian keberadaan KHV dideteksi dengan bantuan PCR dengan menggunakan Primer pendeteksi KHV. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian secara umum menunjukkan bahwa metode modifikasi CTAB memberikan hasil isolasi DNA dengan konsentrasi yang tertinggi yaitu 70,10 μg/ml dengan nilai kemurnian berkisar antara 1,9-2,0. Namun waktu yang dibutuhkan untuk pengerjaannya cukup lama. Metode ekstraksi DNA dengan thermal lysis memiliki waktu pengerjaan yang singkat. Namun konsentrasi DNA yang diperoleh cukup rendah yaitu 9,25 μg/ml dengan nilai kemurnian berkisar antara 1,6-1,8.
Profil Vertikal Oksigen Terlarut di Danau Oxbow Pinang Dalam, Desa Buluh Cina-Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau Maju Siagian; Asmika H. Simarmata
Jurnal Akuatika Vol 6, No 1 (2015): Jurnal Akuatika Vol. VI. No. 1/Maret 2015
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (387.396 KB)

Abstract

Kandungan oksigen terlarut (DO)  terkait dengan kedalaman air. Untuk memahami profil vertikal dari konsentrasi DO, penelitian dilakukan pada bulan Februari-Maret 2014 di Pinang Dalam Oxbow Lake. Sampel air diambil di tiga stasiun, yaitu stasiun 1, stasiun 2 dan stasiun 3. Pengambilan sampel secara vertikal didasarkan pada kecerahan dimana pada permukaan perairan sekitar 2,5 m dari kedalaman secchi dan bagian dasar perairan. Parameter kualitas air yang diukur adalah pH, suhu, nitrat dan fosfat, kecerahan, serta DO. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi DO di permukaan: 3,84 mg/l-5.29 mg/l; di kedalaman 2,5 secchi: 3,51 mg/l-4,87 mg/l; dan di kedalaman bawah; 2.04 mg/l-2.58 mg/l. Kelarutan oksigen, nitrat dan fosfat konsentrasi juga terkait dengan kedalaman. Konsentrasi Nitrat dan fosfat di permukaan adalah 0,02-0,03 mg/ldan 0,04-0,05 mg/lmasing-masing, di kedalaman secchi 2,5 m adalah 0,04-0,07 mg/ldan 0,01-0,10 mg/ldan di bagian bawah adalah 0,07-0,34 mg/ldan 0,46-071 mg/l. Nilai pH di permukaan sampai ke bawah adalah 5. Berdasarkan data oksigen terlarut yang diperoleh, dapat diindikasikan bahwa ada kebutuhan oksigen oleh limbah organik terutama di bawah air. Kata kunci: Danau Pinang Dalam,Oksigen terlarut, Profil vertikal   
KONSUMSI DAN EFISIENSI PAKAN DARI IKAN JAMBAL SIAM YANG DIBERI PAKAN DENGAN TINGKAT ENERGI PROTEIN Kiki Haetami
Jurnal Akuatika Vol 3, No 2 (2012): Jurnal Akuatika
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.612 KB)

Abstract

Informasi mengenai jumlah konsumsi pakan dari berbagai tingkat energi-protein pakan penting diketahui untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan pakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsumsi pakan ikan jambal siam dari berbagai tingkat energi protein dalam pakan dan pengaruhnya terhadap efisiensi protein pakan. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap enam perlakuan yang diulang tiga kali dengan imbangan energi/protein pakan 8 dan 9 kkal/g pada tingkat protein 35%, 40% dan 45% (2800 kcal/35%; 3150 kcal/35%; 3200 kcal/40%; 3600 kcal/40%; 3600 kcal/45%; dan 4050 kcal/45%). Benih jambal siam dipelihara dalam 18 buah akuarium  dengan padat penebaran 10 ekor per 15 l air. Parameter yang diukur meliputi  konsumsi pakan, pertumbuhan mutlak, efisiensi pakan, dan imbangan efisiensi protein pakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat energi protein dalam pakan berpengaruh terhadap konsumsi, pertumbuhan mutlak, efisiensi pakan, dan efisiensi protein pakan.  Pakan A (tingkat energy protein  2800 kkal/35%) dan C (3200 kkal/40%) dengan imbangan 8 kkal/g dapat digunakan dalam susunan formulasi ransum benih ikan jambal siam, agar menghasilkan konsumsi, pertumbuhan,  efisiensi pakan, dan imbangan efisiensi protein pakan yang optimal. Kata kunci : efisiensi pakan, jambal siam, konsumsi, pertumbuhan, dan tingkat energi/protein.
Keragaan Gonad Ikan Tengadak(Barbonymus schwanenfeldii) Setelah Diinjeksi Hormon HCG Secara Berkala Eko Dewantoro
Jurnal Akuatika Vol 6, No 1 (2015): Jurnal Akuatika Vol. VI. No. 1/Maret 2015
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.052 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan dosis human chorionic gonadotrophin(hCG) yang tepat pada pematangan gonad ikan tengadak melalui injeksi secara berkala. Sebanyak 72 ekor calon induk betina ikan tengadak yang ditangkap dari alam (Sungai Melawi) dengan berat 150±8 g/ekor dipelihara dalam karamba di Sungai Kapuas untuk dijadikan calon induk. Ikan tengadak tersebut diberi perlakuan hormon hCG yang diinjeksikan secara berkala (setiap 15 hari sekali) dengan dosis masing-masing 0, 50, 100, 150, 200 dan 250 IU/kg bobot tubuh. Peubah yang diamati adalah tingkat kematangan gonad (TKG), indeks kematangan gonad (GSI), indeks perkembangan hati (HSI), fekunditas, dan sebaran diameter telur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyuntikan hCG 200 dan 250 IU/kg dapat merangsang semua ovari calon induk ikan tengadak matang (TKG IV).  Dosis hCG 200 dan 250 IU/kgjuga dapat menghasilkan GSI dan HSI tertinggi, masing-masing 4,56 dan 1,60. Fekunditas tertinggi dicapai pada injeksi berkala dengan dosis hormon 200 IU/kg, yaitu 19.021 butir. Sebaran diameter telur cenderung meningkat dengan meningkatnnya dosis hCG, telur ukuran yang lebih besar (antara 0,71 dan 0,78 mm) lebih sering dijumpai pada injeksi hCG dengan dosis 200 dan 250 IU/kg bobot tubuh. Kata kunci : Barbonymus schwanenfeldii, gonad, ikan tengadak, injeksi hCG
Pemanfaatan Daging Limbah Filet Ikan Kakap Merah Sebagai Bahan Baku Surimi Untuk Produk Perikanan Iis Rostini
Jurnal Akuatika Vol 4, No 2 (2013): Jurnal Akuatika Volume IV No 2 September 2013
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (530.488 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai derajat putih dan mengetahui tingkat kekenyalan surimi yang berasal dari daging limbah filet ikan kakap merah  sebagai bahan baku untuk produk olahan perikanan, khususnya produk fish jelly. Penelitian dilakukan secara eksperimental dan dianalisis secara deskriptif. Parameter yang diamati adalah rendemen daging ikan, derajat putih, dan uji lipat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daging limbah filet ikan kakap merah dapat digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan produk perikanan, khususnya fish jelly dengan nilai derajat putih 32,88%. Berdasarkan uji lipat dapat membentuk gel cukup sempurna dengan nilai mutu uji lipat 4,7.
KARAKTERISASI DAN BIOAVAILABILITAS NANOKALSIUM CANGKANG UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) Pipih Suptijah; Agoes M. Jacoeb; Nani Deviyanti
Jurnal Akuatika Vol 3, No 1 (2012): Jurnal Akuatika
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4460.716 KB)

Abstract

Cangkang udang berpotensi untuk dijadikan sebagai bahan baku dalam proses pembuatan nanokalsium. Tujuan dari penelitian ini yaitu memanfaatkan cangkang udang vannamei menjadi nanokalsium, menentukan karakteristik nanokalsium secara fisik dan kimia serta mengetahui bioavailabilitas nanokalsium yang dihasilkan. Pembuatan nanokalsium dilakukan dengan metode presipitasi. Nanokalsium memiliki rendemen optimum oleh perendaman cangkang udang selama 48 jam (13,92%). Kadar kalsium optimum dihasilkan oleh perendaman cangkang udang selama  48 jam (85,49%). Hasil analisis AAS menunjukkan nanokalsium masih mengandung komponen mineral lain yaitu magnesium, kalium, natrium, fosfor, besi, seng, dan mangan. Nanokalsium yang dihasilkan memiliki nilai pH sebesar 9,40. Ukuran partikel nanokalsium berkisar antara 37-127 nm. Nanokalsium memiliki nilai derajat putih berkisar 81,73-93,39%, dengan rata-rata 87,56%.  Bioavailabilitas nanokalsium cukup tinggi pada menit ke-7 yaitu sebesar 63,3%.   Kata kunci : AAS, bioavailabilitas, cangkang udang Vannamei, nanokalsium, dan SEM
Variabilitas Angin dan Gelombang Laut Sebagai Energi Terbarukan di Pantai Selatan Jawa Barat Noir Primadona Purba
Jurnal Akuatika Vol 5, No 1 (2014): Jurnal Akuatika
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1129.332 KB)

Abstract

Wilayah selatan Jawa Barat yang langsung berhubungan dengan samudra Hindia memiliki potensi pengembangan energi yang berasal dari angin dan gelombang laut. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan alternatif pemenuhan energi yang berasal dari minyak bumi dan batubara. Pola angin dan gelombang memiliki hasil tunggang yang besar dimana pola kecepatan angin berkisar antara 5,305 – 12,604 m/s. Ketinggian gelombang dalam satu tahun didapatkan pada bulan Maret yaitu antara 1,95m sampai dengan 3,1m dan yang terkecil didapatkan pada bulan Februari yaitu antara 0,54m sampai dengan 1,04m. Nilai tunggang yang besar ini dikarenakan pola angin maupun gelombang mengikuti pola musiman (triwulan) akibat monsunal.