cover
Contact Name
Rizky Mulya Sampurno
Contact Email
rizky.mulya@unpad.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
j.teknotan@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian
ISSN : 19781067     EISSN : 25286285     DOI : -
Core Subject : Education,
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian, merupakan publikasi ilmiah kerjasama antara Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjadjaran (FTIP UNPAD) dengan Perhimpunan Teknik Pertanian (PERTETA) Cabang Bandung. Jurnal ini diterbitkan 2 kali setahun (1 Volume, 2 Nomor penerbitan) dalam upaya menyebarluaskan ide-ide konseptual dan/atau hasil-hasil penelitian dan penerapan serta pengembangannya dalam bidang ilmu keteknikan dan teknologi pertanian dalam arti luas (pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, kehutanan), khususnya pertanian tropika dan ilmu hayati. Penulis naskah/artikel jurnal adalah civitas academika, peneliti dan praktisi serta anggota perhimpunan/organisasi professional dari semua disiplin dan terbuka bagi umum yang menaruh minat dalam bidang ilmu terkait.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 17, No 1 (2023): TEKNOTAN, April 2023" : 10 Documents clear
Pengendalian Kontaminan Mikroba pada Sayuran Segar dengan Formula Sanitizer dari Natrium Hipoklorit dan Asam Asetat Misgiyarta Misgiyarta; Christina Winarti
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 17, No 1 (2023): TEKNOTAN, April 2023
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jt.vol17n1.6

Abstract

Sayuran merupakan komoditas hortikultura sebagai sumber gizi. Masalah utama keamanan pangan sayuran adalah tingginya tingkat kontaminasi mikroba.  Tujuan  penelitian ini adalah mengetahui efektifitas formula sanitizer menekan kontaminan mikroba pada sayuran segar dan aplikasi  teknologi  sanitizer efektif dan efisien di tingkat Sub Terminal Agribisnis (STA). Ada tiga formula sanitizer yang mengandung natrium hipoklorit : asam asetat; 1) 100ppm : 2 %, 2) 100 ppm : 1 %, 3). 100 ppm: 0,5 %. Jenis sayuran yang diuji adalah selada, wortel, dan tomat. Parameter yang diamati adalah tingkat kontaminasi Escherichia coli, Salmonella, mikroba total, tingkat kesukaan responden, dan tingkat residu sanitizer. Hasil penelitian menunjukkan formula sanitizer dengan kombinasi natrium hipoklorit 100 ppm dan asam asetat 2 % dengan lama perendaman 4 menit efektif menekan kontaminan mikroba, akan tetapi menyebabkan browning terutama pada wortel dan selada. Hasil modifikasi formula sanitizer dengan menurunkan konsentrasi asam asetat menjadi 1% dan 0,5 % masih efektif menghilangkan mikroba kontaminan; namun  sifat fisik dan organoleptik sayuran masih baik. Sayuran yang telah disanitizer kadar total mikroba, E. coli, dan Salmonella dibawah ambang batas yang diizinkan untuk produk pangan yang dikonsumsi segar. Kadar residu klorin pada sayuran segar masih dibawah ambang batas residu klorin untuk air minum. Uji organoleptik sayuran yang telah disanitizer masih bisa diterima responden dengan skor 4 - 5 (agak suka sampai suka). Dengan demikian dipilih formula sanitizer dengan komposisi natrium hipoklorit 100 ppm dan asam setat 0,5 % untuk diaplikasikan di STA atau industri. Hasil penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah sayuran segar.
Analisis Pengendalian Mutu Produk Garam Halus Beryodium Menggunakan Metode Lean Six Sigma Andika Heryanto; Ika Yuliatin
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 17, No 1 (2023): TEKNOTAN, April 2023
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jt.vol17n1.2

Abstract

PT. Garam merupakan industri yang memproduksi garam halus beryodium yang berlokasi di kabupaten Sampang, Jawa Timur. Perusahaan mempunyai permasalahan dalam proses produksi yaitu masih ditemukanya produk cacat. Jenis cacat pada produk garam yaitu garam kusam, garam kurang yodium, dan berat kotor tidak sesuai yang meliputi berat kurang dari standar dan berat melebihi standar. Tujuan penelitian yaitu mendapatkan nilai performance pengendalian mutu, mengetahui faktor penyebab kecacatan produk garam halus beryodium di PT. Garam, serta mendapatkan strategi dalam memperbaiki mutu produk. Metode lean six sigma digunakan dalam penelitian melalui tahapan define, measurement, analyze, improvement, dan control (DMAIC). Pengumpulan data melalui observasi selama 40 hari dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai performance pengendalian mutu di PT. Garam sebesar 4,313. Faktor yang menjadi prioritas penyebab cacat produk yaitu patokan kalibrasi timbangan tidak sesuai standar, sensor timbangan tidak stabil, mesin terjadi kerusakan, kondisi lapangan tidak sesuai SOP, dan mesin yang mengembun. Strategi perbaikan yang diusulkan untuk menekan adanya cacat produk yaitu melakukan kalibrasi timbangan, melakukan pergantian mesin pengemas, membuat jadwal preventive maintenance mesin, memberikan sosialisasi kepada operator tentang perawatan mesin produksi dan melakukan penggantian mesin pengering. Kemudian melakukan pengeringan pada setiap mesin produksi. Manfaat dari penelitian adalah menambah pengetahuan dan wawasan tentang pengendalian mutu pada proses produksi garam. Kemudian menjadi masukan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam produksi produk garam. 
Penyulingan Minyak Atsiri Jahe Merah (Zingiber officinale var. Rubrum) Menggunakan Metode Hidrodistilasi dengan Variasi Waktu Penyulingan Agil Firhan Iskandar; Sarifah Nurjanah; S Rosalinda; Farah Nuranjani
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 17, No 1 (2023): TEKNOTAN, April 2023
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jt.vol17n1.7

Abstract

Jahe merah memiliki banyak manfaat dan salah satunya adalah sebagai bahan baku dalam pembuatan minyak jahe yang dapat dihasilkan melalui proses hidrodistilasi dimana prosesnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, satu diantaranya adalah waktu penyulingan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi waktu penyulingan terhadap karakteristik fisikokimia minyak atsiri jahe merah sesuai dengan SNI 06-1312-1998 yang mengatur standar dari produksi minyak jahe. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratorium dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan terdiri dari variasi waktu penyulingan, yaitu perlakuan  (2 jam),  (3 jam),  (4 jam),  (5 jam) dan  (6 jam). Parameter yang diuji adalah rendemen, sisa pelarut, warna, aroma, bobot jenis, indeks bias, dan bilangan asam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi waktu penyulingan memiliki pengaruh nyata terhadap nilai rendemen dengan nilaI signifikansi sebesar 0,000 dan juga terhadap nilai bilangan asam dengan nilai signifikansi sebesar 0,039. Variasi waktu penyulingan tidak memiliki pengaruh nyata terhadap nilai sisa pelarut, bobot jenis, dan indeks bias karena nilai signifikansinya lebih besar dari taraf signifikansi 0,05. Perlakuan terbaik terdapat pada perlakuan P3 (4 jam) karena menghasilkan minyak atsiri jahe merah dengan rendemen yang tinggi sebesar 1,55 ± 0,020 % dan memiliki warna kuning dan aroma khas jahe, serta memenuhi mutu SNI 06-1312-1998 dan memiliki warna kuning dan aroma khas jahe, serta memiliki mutu sesuai dengan mutu SNI 06-1312-1998 lebih baik dibandingkan perlakuan P4 dan P5. Kata kunci: hidrodistilasi; jahe merah; minyak atsiri; waktu penyulingan
Tinjauan Plastik Biodegradable dari Limbah Tanaman Pangan sebagai Kantong Plastik Mudah Terurai Siti Khodijah; Jeannette Maryanty Lumban Tobing
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 17, No 1 (2023): TEKNOTAN, April 2023
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jt.vol17n1.3

Abstract

Dalam beberapa tahun terakhir, terutama masa pandemi Covid-19, penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini disebabkan oleh bertambahnya jumlah belanja online (online shopping) dan penggunaan layanan pesan antar makanan sehingga meningkatkan jumlah sampah plastik yang dihasilkan. Untuk mengatasi masalah tersebut, plastik konvensional yang bersifat sintetis perlu diganti dengan jenis plastik yang lebih ramah lingkungan seperti plastik biodegradable. Plastik biodegradable merupakan bioplastik yang terbuat dari biopolimer dengan karakteristik yang mudah terurai. Adapun tujuan dari tinjauan ini adalah untuk meninjau mutu hasil plastik biodegradable dari limbah tanaman pangan sebagai kantong plastik mudah terurai. Limbah tanaman pangan yang dibahas dalam tinjauan ini adalah Jerami Padi, Tongkol Jagung, dan Kulit Singkong. Metode dalam tinjuan ini adalah studi literatur dari beberapa jurnal penelitian dan komparasi hasil penelitian dengan Standar Nasional Indonesia. Dari hasil studi literatur yang dilakukan, belum didapatkan plastik biodegradable yang memenuhi SNI 7818:2014 mengenai kantong plastik mudah terurai. Selain faktor kandungan pati/selulosa, konsentrasi penambahan zat aditif seperti plasticizer dan filler juga mempengaruhi sifat mekanik dan biodegradabilitas plastik biodegradable.
Pengaruh Kerapatan Unggun Bahan pada Distilasi Uap terhadap Rendemen dan Komposisi Minyak Jeruk Purut Luthfi Kurnia Dewi; Chandrawati Cahyani; Novelia Puspa Wardani; Hasanuddin Sella
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 17, No 1 (2023): TEKNOTAN, April 2023
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jt.vol17n1.8

Abstract

Minyak jeruk purut (kaffir lime oil) banyak digunakan dalam industri flavor, minuman, makanan, farmasi, pewarna, dan parfum. Komponen utama dalam minyak jeruk purut yaitu sitronelal, sitronelol, geraniol, dan linalool. Minyak jeruk purut dapat dihasilkan dengan menggunakan metode distilasi uap. Dalam proses distilasi uap, kerapatan unggun bahan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi jumlah rendemen dan kualitas minyak yang dihasilkan karena kerapatan unggun berkaitan dengan aliran uap yang melalui tumpukan bahan yang dapat mempengaruhi jumlah minyak yang dapat terbawa oleh uap tersebut menjadi kondensat. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kerapatan unggun (daun dan batang jeruk purut) pada proses distilasi terhadap jumlah rendemen dan komposisi minyak jeruk purut yang dihasilkan. Pada penelitian ini menggunakan metode distilasi uap indirect selama 6 jam, tekanan 1,2 kg/cm2 (gauge), laju alir uap sebesar 2 L/jam. Perbandingan berat bahan daun dan batang 1:1. Kerapatan unggun divariasi sebesar 0,075 kg/L, 0,100 kg/L dan 0,125 kg/L. Berdasarkan hasil penelitian, kerapatan unggun daun dan batang jeruk purut berpengaruh terhadap rendemen minyak jeruk purut yang dihasilkan yaitu pada kerapatan unggun 0,075 kg/L, 0,100 kg/L dan 0,125 kg/L menghasilkan rendemen berturut-turut sebesar 0,979%, 0,854% dan 0,647%. Kerapatan unggun 0,075 kg/L merupakan kerapatan yang terbaik dengan rendemen dan kadar sitronelal (78,98%) tertinggi. Kata kunci: distilasi uap; kerapatan unggun bahan; minyak jeruk purut; rendemen; sitronelal
Potensi Daun Singkong (Manihot esculenta Crantz) sebagai Pewarna Alami Andi Eko Wiyono; Winda Amilia; Retha Talia Shasabillah; Rifqoh Anggarani Mulyana; Vinka Oktavia Pramesti
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 17, No 1 (2023): TEKNOTAN, April 2023
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jt.vol17n1.4

Abstract

Singkong merupakan salah satu bahan hasil pertanian yang keberadaannya melimpah di Indonesia. Potensi pengolahan singkong sangat besar seiring dengan perkembangan industri dan menyisakan limbah berupa daun singkong yang pemanfaatannya masih terbatas. Limbah daun singkong berpotensi sebagai pewarna alami karena daun singkong mengandung pigmen alami yakni klorofil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik daun singkong pada perlakuan blanching dan untuk mengetahui karakteristik ekstrak daun singkong dengan penambahan basa MgCO3. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental laboratorium dengan pengulangan tiga kali. Data hasil penelitian terkait daun singkong dianalisis dengan analisis regresi linier menggunakan Microsoft excel 2010, sedangkan data hasil ekstrak daun singkong penambahan basa disajikan dalam tabel dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai pH antara 4,9-5,8. Nilai warna L tertinggi pada perlakuan blanching 1 menit dengan nilai 54,2 dan nilai terendah pada perlakuan blanching 3 menit yaitu 51,5. Nilai warna a tertinggi pada perlakuan blanching 1 menit yaitu -22,7 dan nilai terendah pada blanching 3 menit -19,3. Nilai warna b tertinggi pada blanching 3 menit 21,6 dan nilai terendah pada blanching 2 menit yaitu 16,3. Kadar klorofil pada perlakuan blanching 1 menit 24,64 mg/g, blanching 2 menit 23,01 mg/g, blanching 3 menit 20,67 mg/g. Nilai pH ekstrak daun singkong dengan penambahan basa MgCO3 adalah 7,7 dan hasil  warna L 53,4; warna a -22,9; dan warna b 19,4. Total klorofil ekstrak daun singkong dengan penambahan basa sebesar 22,047 mg/g. Perlakuan blanching berpengaruh terhadap pH, warna L, warna a, warna b, dan total klorofil.
Kajian Pengaruh Penyeduhan terhadap Kadar Total Fenol Teh Herbal Biji Ketumbar dan Daun Sirsak Fitry Fillianty; Endah Wulandari; Mega Utami
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 17, No 1 (2023): TEKNOTAN, April 2023
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jt.vol17n1.9

Abstract

Teh herbal kombinasi biji ketumbar dan daun sirsak merupakan salah satu jenis minuman fungsional yang dapat memberikan manfaat bagi kesehatan. Namun demikian, suhu dan lama penyeduhan teh herbal yang optimal untuk mendapatkan kadar antioksidan terbaik masih belum diketahui secara pasti. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik bahan baku penyusun teh dan menentukan variasi rasio dari biji ketumbar-daun sirsak, suhu dan lama penyeduhan yang menghasilkan senyawa fenolik tertinggi pada teh herbal kombinasi biji ketumbar-daun sirsak. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial 3 faktor, yaitu faktor kombinasi bahan yang terdiri dari 5 taraf, faktor suhu penyeduhan yang terdiri dari 3 taraf dan faktor lama penyeduhan yang terdiri dari 2 taraf. Studi menunjukkan bahwa teh daun sirsak memiliki kadar air sebesar 6,36%, kadar abu sebesar 8,93%, kadar protein sebesar 13,51%, kadar lemak sebesar 5,54%, dan kadar karbohidrat sebesar 56,41%. Sementara itu, teh biji ketumbar memiliki kadar air sebesar 6,50%, kadar abu sebesar 7,59%, kadar protein sebesar 15,39%, kadar lemak sebesar 14,11%, dan kadar karbohidrat sebesar 65,66%. Faktor rasio bahan baku, suhu penyeduhan dan lama penyeduhan berinteraksi nyata terhadap kadar total fenol teh herbal. Kadar total fenol tertinggi pada penelitian ini adalah pada perlakuan variasi rasio biji ketumbar:daun sirsak 0:100 dengan suhu penyeduhan 100 oC dan lama penyeduhan 5 menit. Penambahan biji ketumbar terhadap teh herbal dapat mengurangi rasa teh daun sirsak yang pahit sehingga formulasi terbaik teh herbal adalah pada rasio biji ketumbar:daun sirsak 25:75 dengan suhu penyeduhan 80oC selama 10 menit yaitu sebesar 7,376 ± 0,1821 mg GAE/g.
Kajian Stabilitas Losion Berbasis Minyak Kelapa dengan Kombinasi Surfaktan Tween 80 dan Setil Alkohol Asri Widyasanti; Melly Indriyani; Selly Harnesa Putri; Fitry Fillianty
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 17, No 1 (2023): TEKNOTAN, April 2023
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jt.vol17n1.5

Abstract

Losion merupakan kosmetik berupa emulsi minyak dalam air yang digunakan pada kulit bagian tangan dan tubuh. Umumnya losion terdiri dari berbagai minyak nabati atau sintesis. Dalam penelitian ini, minyak nabati yang digunakan yaitu minyak kelapa yang mampu melembutkan kulit. Salah satu bahan penting untuk terjadinya emulsifikasi dan kestabilan emulsi pada losion adalah penambahan surfaktan. Stabilitas emulsi pada losion dapat ditingkatkan dengan mencampur 2 jenis surfaktan. Surfaktan yang digunakan pada penelitian ini adalah Tween 80 serta setil alkohol bertindak sebagai kosurfaktan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kombinasi Tween 80 dan setil alkohol terhadap stabilitas losion serta mengetahui rasio kombinasi Tween 80 dan setil alkohol terbaik yang menghasilkan losion minyak kelapa stabil. Parameter kestabilan losion meliputi penampakan, pH, viskositas, bobot jenis, daya sebar, uji freeze-thaw, uji panas-dingin, uji sentrifugasi. Parameter pendukung meliputi rendemen dan uji hedonik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental laboratorium dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA dan dilanjutkan dengan Uji lanjut Duncan. Penelitian ini memiliki 5 perlakuan penambahan perbandingan variasi rasio Tween 80 dan setil alkohol, yaitu perlakuan A 0:1, perlakuan B 3:1, perlakuan C 1:1, perlakuan D 1:3 dan perlakuan E 1:0. Selama penyimpanan losion perlakuan B, C, D dan E memenuhi standar SNI 16-4399-1996 seperti rendemen, pH, viskositas dan bobot jenis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan variasi Tween 80 dan setil alkohol mempengaruhi kestabilan fisik losion. Perlakuan C dan D menghasilkan losion yang stabil diantara perlakuan lainnya, keduanya tidak terjadi pemisahan dan tetap homogen pada pengujian kestabilan losion.
Karakteristik Susu Sapi Terozonisasi dengan Sistem Pasteurisasi Hurdle Non-termal Medan Listrik Berpulsa Tinggi – Ultra Violet Rakatan Setiya Budi; Arfiansyah Yusuf Zuliardi Suyata; Dian Putri Ani; Pandu Dwi Ardiansyah; Putri Adila; Aulia Brilliantina
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 17, No 1 (2023): TEKNOTAN, April 2023
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jt.vol17n1.10

Abstract

Susu sapi mengandung zat gizi yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia, namun susu mempunyai umur simpan yang relatif singkat, serta mudah mengalami kerusakan akibat cemaran mikroorganisme apabila dibiarkan terlalu lama pada suhu ruang. Upaya inaktivasi cemaran mikoorganisme pada susu segar melalui proses pemanasan akan menyebabkan banyak nutrisi yang berkurang atau bahkan hilang akibat proses pemanasan. Teknologi pasteurisasi hurdle non-termal High Pulsed Electronic Fields - Ultra Violet (HPEF-UV) merupakan suatu teknologi pasteurisasi tanpa pemanasan yang dapat menginaktivasi mikroba pada susu. Penambahan proses ozonasi dapat menghilangkan bau amis pada susu segar. Tujuan riset ini adalah untuk mengetahui karakteristik fisikokimia dan sensorik dari susu terozonisasi denan sistem pasteurisasi HPEF-UV serta mengetahui efektivitas dari metode ini dalam menghilangkan cemaran mikroorganisme. Pengujian yang dilakukan meliputi uji proksimat dengan parameter uji kadar protein, karbohidrat, dan lemak, uji fisik dengan parameter uji viskositas, pH, dan berat jenis, uji mikrobiologi dengan parameter uji Total Plate Count, Shalmonella sp, dan E. Coli, dan uji organoleptik dengan parameter uji meliputi warna, rasa, aroma, dan tekstur. Hasil yang telah dicapai adalah kombinasi susu terozonisasi dengan sistem pasteurisasi HPEF-UV dapat menurunkan cemaran mikroba sebesar 98,2% tanpa mengubah karakteristik fisikokimia dari susu sapi segar dan aroma susu tidak amis akibat pengaruh ozonasi. Kata kunci: HPEF-UV; ozonasi; pasteurisasi; susu sapi
Perancangan Desain Kemasan Black Garlic Honey dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) Indah Mega Kartini; Efri Mardawati; Totok Pujianto
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 17, No 1 (2023): TEKNOTAN, April 2023
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jt.vol17n1.1

Abstract

Black Garlic Honey merupakan produk diversifikasi, mengandung black garlic, madu, dan propolis. Produk Black Garlic Honey merupakan produk baru sehingga dibutuhkan perancangan kemasan premium dengan menggunakan metode Quality Function Deployment (QFD) untuk mengetahui kebutuhan konsumen dan respon teknis. Atribut kebutuhan konsumen diperoleh melalui wawancara terhadap konsumen dan pengolahan data dilakukan melalui diagram House of Quality (HOQ). Terdapat 9 atribut kebutuhan konsumen dan 11 respon teknis. Atribut kebutuhan konsumen untuk kemasan Black Garlic Honey adalah bahan yang digunakan aman dan tidak mudah rusak, mencantumkan informasi produk yang jelas dan lengkap, dapat melindungi produk, desain yang menarik, tulisan jelas dan mudah dibaca, kemudahan konsumen untuk membuka dan menutup, mudah untuk dibawa, komposisi warna yang menarik dan elegan, serta ukuran yang sesuai dengan produk yang dikemas. Respon teknis dengan nilai bobot teknis paling tinggi adalah ‘penyesuaian ukuran, bentuk dan bahan kemasan dengan ukuran dan berat produk’, ‘perancangan desain visual kemasan yang menarik’, ‘pemilihan jenis penutup kemasan yang mudah dibuka dan ditutup kembali’. Terdapat 3 hasil rancangan desain kemasan untuk 3 varian jenis produk Black Garlic Honey yang diterima oleh produsen dan responden, dengan menggunakan kombinasi warna cream, coklat muda, dan coklat tua, dan grafis berupa foto produk dan logo. Pertama, kombinasi black garlic utuh dengan madu dengan kemasan jar kaca 250 gr. Kedua, kombinasi black garlic yang dihaluskan dengan madu yang dengan kemasan botol plastik PET  150 gr. Ketiga, kombinasi black garlic yang dihaluskan dengan madu dan propolis dengan kemasan sachet 20 gr.

Page 1 of 1 | Total Record : 10


Filter by Year

2023 2023