cover
Contact Name
Dr. Deris Stiawan
Contact Email
deris@unsri.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. ogan ilir,
Sumatera selatan
INDONESIA
Seminar Nasional Keperawatan
Published by Universitas Sriwijaya
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject :
Arjuna Subject : -
Articles 46 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 1 (2017): Proceeding Seminar Nasional Keperawatan 2017" : 46 Documents clear
MONITORING INFUS BERDASARKAN WAKTU TETESAN Sigit Purwanto; Megah Mulya; Sumaryanta Sembiring
Proceeding Seminar Nasional Keperawatan Vol 3, No 1 (2017): Proceeding Seminar Nasional Keperawatan 2017
Publisher : Proceeding Seminar Nasional Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (451.581 KB)

Abstract

Pentingnya kebutuhan cairan bagi tubuh memerlukan kemampuan perawat untuk menjaga akurasi dan keajegkannya.Upaya yang dapat dilakukan untuk mengeliminir hal tersebut dengan rekayasa alat untuk mendeteksi cairan infus. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan alat untuk memonitor laju tetesan infus secara real timeberdasarkan waktu dan berat cairan infus. Garis besar metode penelitian ini diawali dengan identifikasi masalah, perancangan hardware dan software, diakhiri dengan validasi dan analis data. Hasil penelitian ini berupa detektor infus yang mampu mendeteksi laju tetesan infus dari 10 hingga 90 tetes/menit dengan rata-rata error berkisar 1 – 6 %. Adapun volume tetesan infus setiap 0,05 ml untuk setiap variasi laju tetesan infus dari variasi percobaan mulai 10,8 sampai dengan 48,8 tetes/menit. Masih diperlukan penyempurnaan dan potensi terjadinya interkoneksi dengan komputer pusat di ruang rawat agar memudahkan dan mempecepat penanganan bila sewaktu-waktu terjadi masalah dalam pemberian terapi infus.
PENGALAMAN IBU MERAWAT ANAK DENGAN TALASEMIA MAYOR USIA SEKOLAH (6-12 TAHUN) DI RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG Annisa R Hanifah; Henny S Mediani; Ikeu Nurhidayah
Proceeding Seminar Nasional Keperawatan Vol 3, No 1 (2017): Proceeding Seminar Nasional Keperawatan 2017
Publisher : Proceeding Seminar Nasional Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (566.298 KB)

Abstract

Talasemia mayor merupakan penyakit kronik yang terjadi pada anak-anak dan dapat mempengaruhi keluarga terutama orang tua sampai tingkat kognitif.tingkat emosional dan rutinitas sehari-hari. Sedangkan, orang tua yang memiliki anak talasemia mayor mempunyai peranan dalam menentukan keputusan klinis dan non klinis demi terwujudnya kesehatan anak. Sehingga, menjadikan pengalaman tersendiri bagi orang tua terutama ibu sebagai caregiver utama anak dalam merawat anak dengan talasemia mayor. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengalaman ibu dalam merawat anak dengan talasemia mayor usia sekolah (6-12 tahun) di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif fenomenologi.dan teknik analisa data menggunakan Collaizi. Jumlah partisipan sebanyak tujuh orang ibu.Hasil penelitian ini mengungkapkan enam tema, yaitu 1) respon psikologis ibu saat mengetahui anak menderita talasemia mayor (sedih, takut, syok dan frustasi), 2) upaya orang tua mempersiapkan treatment saat mengetahui anak talasemia mayor (mengupayakan biaya,mengupayakan adanya surat keterangan tidak mampu (SKTM), melakukan pengobatan medis, alternatif dan obat herbal, dan mencari informasi,3) masalah yang di hadapi ibu (masalah masa depan anak dan finansial), 4) strategi ibu sebagai caregiver anak seharihari pada anak dengan talasemia mayor usia sekolah dirumah (pengaturan makanan, pengaturan istirahat dan aktivitas bermain, sekolah dan pendidikan, pengobatan ruti, keinginan anak untuk dipenuhi, 5) dukungan selama menjalani treatment (ibu, saudara kandung dan perawat), 6) harapan ibu (tenaga kesehatan, harapan untuk kesembuhan anak, dan kelancaran pengobatan. Hasil dari penelitian ini dapat menjadi informasi yang bermanfaat bagi pelayanan keperawatan sebagai gambaran informasi bagi tenaga perawat dalam melakukan pelayanan keperawatan.
PERBANDINGAN SELIMUT HANGAT DENGAN SELIMUT HANGAT DILAPISI SELIMUT ALUMINIUM FOIL TERHADAP KECEPATAN KEMBALINYA SUHU TUBUH NORMAL PADA PASIEN HIPOTERMIPOST SC (SECTIO CAESAR) DI RECOVERY ROOM RSUD ULIN BANJARMASIN Evy Marlinda; M.Rizky Ramdani; Evi Risa Mariana
Proceeding Seminar Nasional Keperawatan Vol 3, No 1 (2017): Proceeding Seminar Nasional Keperawatan 2017
Publisher : Proceeding Seminar Nasional Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (441.16 KB)

Abstract

Hipotermi terjadi jika suhu tubuh < 36 ̊C. Penanganan hipotermi pada suhu antara 32 ̊C - 35 ̊C, dilakukan pemberian pemanasan eksternal pasif yaitu pemberian selimut hangat. Selimut aluminium foil digunakan untuk passive external rewarming pada kejadian hipotermi karena suhu lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecepatan kembalinya suhu tubuh normal penggunaan selimut hangat dengan selimut hangat dilapisi selimut aluminium foil pada pasien hipotermi post SCdi Recovery Room RSUD Ulin Banjarmasin. Jenis penelitian ini bersifat Pre-Experimental dengan rancangan penelitian Static-group comparison design. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel 30 responden, yang dibagi menjadi 2, kelompok kontrol 15 responden dengan selimut hangat dan 15 responden kelompok perlakuan dengan selimut hangat dilapisi selimut aluminium foil. Pengambilan data menggunakan lembar observasi dan dianalisis dengan Uji Mann Whitney. Rata-rata waktu kembalinya suhu normal pada kelompok control selama 22.67 menit, sedangkan pada kelompok perlakuan menunjukkan ratarata waktu kembalinya suhu normal selama 10.07 menit. Ada perbedaan kecepatan waktu kembalinya suhu tubuh normal antara penggunaan selimut hangat dengan selimut hangat dilapisi selimut aluminium foil yaitu nilai p = 0. Kesimpulan penelitian ini adalah ada perbedaan kecepatan waktu kembalinya suhu tubuh normal penggunaan selimut hangat dengan selimut hangat dilapisi selimut aluminium foil pada pasien hipotermi post SC. Sehingga bisa dijadikan sebagai alternative penatalaksanaan pasien hipotermi di Recovery Room
KOMUNIKASI DOKTER DAN PASIEN SEBAGAI FAKTOR PENDUKUNG KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT Asrina Novianti
Proceeding Seminar Nasional Keperawatan Vol 3, No 1 (2017): Proceeding Seminar Nasional Keperawatan 2017
Publisher : Proceeding Seminar Nasional Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (468.11 KB)

Abstract

Komunikasi antara dokter dan pasien menjadi penting manakala komunikasi menjadi salah satu faktor pendukung dalam terciptanya keselamatan pasien atau patient safety . Interns Patient Safety Workshop menjelaskan Patient safety adalah konsep pasien yang sedang dalam pelayanan kesehatan dapat mencapai dampak yang diharapkan.Metode yang digunakan adalah narrative review. Pencarian data dengan melakukan penelusuran literatur secara sistematis terkait Komunikasi antara dokter dan pasien sebagai faktor pendukung keselamatan pasien dan akreditasi rumah sakit melalui perpustakaan online Universitas Indonesia yakni pro Quest dan penelusuran Google Scholar, dan referensi terkait. Kriteria inklusi yang digunakan berupa hasil penelitian tahun 2007-2016, subjek komunikasi, keselamatan pasien, akreditasi. Lalu dikerucutkan dengan mencari pada publikasi Clinical Governance, Journal of General Internal Medicine, dan Journal of Medical System. Hasil review dari penelusuran literature terseleksi menunjukan komunikasi yang baik antara dokter dan pasien membantu meningkatkan respon positif pasien terhadap dokter.Kesamaan jenis kelamin dan tingkat pendidikanberpengaruh pula pada komunikasi. Respon positif yang muncul terhadap dokter membuat patient safety menunjukkan hasil yang baik. Beberapa faktor berperan penting dalam menentukan patient safety dan akreditasi rumah yang baik, salah satu diantaranya adalah Komunikasi yang baik antara dokter dan pasien.
PERILAKU PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PETERNAK AYAM Mona Lestari; Karolin Adhisty; Dwi Septiawati
Proceeding Seminar Nasional Keperawatan Vol 3, No 1 (2017): Proceeding Seminar Nasional Keperawatan 2017
Publisher : Proceeding Seminar Nasional Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.406 KB)

Abstract

Peternak ayam memiliki risiko terkena penyakit zoonosis yang ditularkan oleh hewan ternak. Salah satu upaya pencegahannya yaitu dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker, sarung tangan, sepatu safety, dan baju pelindung saat kontak langsung dengan unggas. Namun, saat ini perilaku penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) masih terbilang cukup rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada peternak ayam dengan melihat pengaruh ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD). Desain penelitian adalah cross sectional, dengan sampel penelitian sebanyak 90 peternak ayam di peternakan kawasan X, Provinsi Sumatera Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 51,1% peternak ayam yang memiliki perilaku penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang baik. Hasil uji bivariate menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh penyediaan Alat Pelindung Diri (APD) oleh pemilik usaha/peternakan terhadap perilaku penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada peternak (P-value= 0,667), dengan 52,9% peternak ayam yang memiliki perilaku penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) namun Alat Pelindung Diri (APD) tidak disediakan oleh pemiliki usaha/peternakan.Sehingga dapat disimpulkan bahwa kesadaran peternak ayam terhadap pentingnya penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) sudah baik meskipun tempat mereka bekerja belum menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk mereka. Untuk itu, perlu adanya bantuan dari pemerintah untuk menanggulangi hal tersebut, seperti memberikan sanksi tegas bagi peternakan yang tidak memberikan perlindungan pada pekerja, memberikan bantuan dalam menyediakan Alat Pelindung Diri (APD), dan semakin giat mensosialisasikan terkait penyakit zoonosis, baik media cetak maupun media massa.
HUBUNGAN USIA DAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN KEPATUHAN IBU HAMIL MELAKUKAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE Mar’atun Ulaa
Proceeding Seminar Nasional Keperawatan Vol 3, No 1 (2017): Proceeding Seminar Nasional Keperawatan 2017
Publisher : Proceeding Seminar Nasional Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (560.059 KB)

Abstract

Saat ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan oleh komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan nifas. Hasil Survei Demografi Indonesia (SDKI) pada tahun 2009 AKI 226/100.000 kelahiran hidup. ANC adalah salah satu upaya pencegahan awal dari faktor resiko komplikasi kehamilan. Ketidak patuhan dalam pemeriksaan kehamilan dapat menyebabkan tidak diketahuinya komplikasi yang dapat mempengaruhi kehamilan sehingga tidak segera diatasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan usia dan tingkat pendidikan dengan kepatuhan ibu hamil melakukan kunjungan ANC di Puskesmas Muara Enim tahun 2011. Penelitian dilakukan pada tanggal 10 Mei-26 Mei tahun 2011, dengan desain penelitian kuantitatif menggunakan metode Survei Analitik melalui pendekatan Cross Sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling yaitu ibu hamil Trimester III dengan jumlah responden sebanyak 35. Secara statistik ada hubungan yang signifikan antara usia dengan kepatuhan ANC (p value=0,030), ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan kepatuhan ANC (p value=0,001. Usia dan tingkat pendidikan berhubungan dengan kepatuhan ibu hamil dalam melakukan kunjungan ANC.
PENGARUH SPIRITUAL THERAPY TERHADAP TINGKAT KECEMASAN, STRES DAN DEPRESI KELUARGA PASIEN YANG DIRAWAT DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT Miranti Florencia Iswari
Proceeding Seminar Nasional Keperawatan Vol 3, No 1 (2017): Proceeding Seminar Nasional Keperawatan 2017
Publisher : Proceeding Seminar Nasional Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (768.148 KB)

Abstract

Memiliki anggota keluarga yang dirawat di ruang perawatan intensif merupakan situasi yang dapat memicu ansietas dan disorganisasi perasaan berupa stres dan depresi yang tinggi pada keluarga. Faktor yang dapat memicu hal tersebut pada keluarga meliputi perubahan lingkungan, aturan ruangan perawatan dan perubahan status emosi keluarga. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan pengaruh terapi spiritual terhadap tingkat kecemasan, stres dan depresi keluarga psien yang dirawat di ruang ICU. Desain penelitian ini adalah quasi experiment dengan rancangan penelitian one group pre-post test. Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga pasien yang dirawat di ruang ICU RS Muhammadiyah Palembang dengan jumlah sampel 30 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Variabel dalam penelitian ini adalah terapi spiritual terhadap kecemasan, stres dan depresi. Instrumen yang dipergunakan adalah kuesioner Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS 42). Hasil penelitian dianalisis menggunakan uji paired t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh kombinasi terapi spiritual terhadap tingkat kecemasan, stres dan depresi keluarga pasien yang dirawat di ruang ICU RSMP. Terapi spiritual dapat direkomendasikan sebagai salah satu pilihan terapi komplementer dalam manajemen cemas, stress dan depresi yang murah, mudah dan aman. Rekomendasi: 1) Rumah sakit dapat memfasilitasi setiap ruangan tunggu ICU dengan audio untuk memperdengarkan Murrotal QS Ar-Rahman, 2) Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah responden yang lebih banyak dan waktu penelitian serta frekuensi intervensi yang lebih lama.
ANALISIS PENGETAHUAN DAN PERILAKU IBU BEKERJA SEPUTAR MANAJEMEN LAKTASI Indah Permatasari; Dhona Andhini; Fuji Rahmawati
Proceeding Seminar Nasional Keperawatan Vol 3, No 1 (2017): Proceeding Seminar Nasional Keperawatan 2017
Publisher : Proceeding Seminar Nasional Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.903 KB)

Abstract

Air susu ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi. ASI mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi yang sedang dalam tahap tumbuh kembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan perilaku ibu bekerja seputar menejemen. Rancangan penelitian ini menggunakan design cross sectional. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Kelurahan Sei Pangeran, Puskesmas Aryodilah, dan Puskesmas Sematang Borang Palembang. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu menyusui dengan bayi usia ≤ 6 bulan. Sampel pada penelitian ini adalah ibu menyusui dengan bayi usia ≤ 6 bulan yang memenuhi kriteria inklusi. Adapu kriteria inklusi dalam penelitian ini (1) Ibu bekerja yang mempunyai bayi berumur 1-6 bulan, (2) Bertempat tinggal di wilayah kerja Kelurahan Sei Pangeran, Puskesmas Aryodilah, dan Puskesmas Sematang Borang Palembang, (3) Ibu yang bekerja di rumah, instansi swasta atau pemerintahan. Teknik penarikan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Analisis univariabel dilakukan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan gambaran tingkat pengetahuan dan perilku ibu bekerja seputar manajemen laktasi.
PERBEDAAN SaO2 PADA PENGEMBANGAN CUFF ENDOTRACHEAL TUBEMENGGUNAKAN SPUIT DAN CUFF INFLATOR Hikayati Hikayati
Proceeding Seminar Nasional Keperawatan Vol 3, No 1 (2017): Proceeding Seminar Nasional Keperawatan 2017
Publisher : Proceeding Seminar Nasional Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (520.515 KB)

Abstract

Salah satu tindakan untuk mempertahankan jalan nafas adalah intubasi menggunakan endotracheal tube (ETT). Pengembangan cuff ETT dapat menyebabkan terjadinya underinflation dan overinflationsehingga akan mempengaruhi SaO2. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan sao2 pada pengembangan cuff ETTmenggunakan spuit dan cuff inflator. Penelitian ini merupakan kuasi eksperimen dengan crossover design pada 21 pasien. Pada kelompok kontrol cuff ETT dikembangkan menggunakan spuit dengan menginflasikan 5-10 cc udara ke dalam cuff. Pada kelompok perlakuan pengembangan cuff ETT menggunakan cuff inflator pada tekanan 25 – 30 cmH2O, kemudian dilakukan uji silang. Hasil pengamatan nilai SaO2diambil pada saat perlakuan pertama dan 5 jam setelah tindakan.Data yang terkumpul dianalisis menggunakan uji t-paired test dan uji Wilcoxon.Hasil penelitian didapatkan bahwa secara statistik terdapat perbedan bermakna nilai SaO2 pada pengembangan cuff ETT menggunakan spuit dan cuff inflator (p >0,05). Berdasarkan hasil penelitian, sebaiknya pengembangan cuff ETT menggunakan cuff inflator untuk dapat mengembangkan cuff pada tekanan ideal dan meminimalkan komplikasi akibat underinflation dan overinflationyang dapat berpengaruh pada SaO2.
HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KADAR GULA DARAH PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II DI PUSKESMAS 7 ULU KOTA PALEMBANG Muhammad Ramadhani Firmansyah
Proceeding Seminar Nasional Keperawatan Vol 3, No 1 (2017): Proceeding Seminar Nasional Keperawatan 2017
Publisher : Proceeding Seminar Nasional Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.515 KB)

Abstract

Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit degeneratif atau penyakit tidak menular yang akhir-akhir ini menjadi perbincangan hangat di masyarakat, sehingga diperlukan pencegahan untuk mengurangi peningkatan kadar gula darah dengan cara pengaturan pola makan dan aktivitas fisik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola makan dan aktivitas fisik dengan kadar gula darah penderita diabetes melitus tipe II di Puskesmas 7 Ulu Kota Palembang Tahun 2017. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah pasien diabetes melitus tipe II yang ada di Puskesmas 7 Ulu Kota palembang. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 89 responden. Pengumpulan data ini menggunakan glukometer dan kuesioner. Dari 34 responden yang memiliki pola makan sehat dengan kadar gula darah normal sebesar 32 responden (58,2%) lebih banyak dibandingkan dengan responden yang memiliki pola makan tidak sehat dengan kadar gula darah normal sebesar 2 responden (5,9%). Dari 34 responden yang memiliki aktivitas fisik sedang dengan kadar gula darah normal sebesar 3 responden (8,3%) lebih sedikit dibandingkan dengan responden yang memiliki aktivitas fisik ringan dengan kadar gula darah normal sebesar 31 responden (58,5%). Berdasarkan hasil penelitian menggunakan uji Chi Square didapatkan nilai ρ value 0,001 bahwa ada hubungan yang signifikan antara pola makan dan aktivitas fisik dengan kadar gula darah penderita diabetes melitus tipe II di Puskesmas 7 Ulu Kota Palembang. Semakin baik pengaturan pola makan dan aktivitas fisik maka semakin kecil resiko terjadinya peningkatan kadar gula darah dalam tubuh.