Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

Pengaruh Pengembangan Cuff ETT Menggunakan Spuit dan Cuff-Inflator terhadap Denyut Nadi dan Tekanan Darah Pasien Intubasi Hikayati,
Jurnal Keperawatan Soedirman Vol. 09 No. 1 (2014)
Publisher : Jurusan Keperawatan FIKES UNSOED

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.jks.2014.9.1.548

Abstract

The ETT cuff is used to prevent air leak and aspiration. A high compliance ETT cuff in adult usually to prevent air leakage. ETT cuff should be inflated in the therapeutic range, because as it may results underinflation and overinflation that will influence the hemodynamic such as heart rate and blood pressure. This study is to assess the effect of inflating ETT cuff using syringes and cuff inflator on the pulse rate and blood pressure changes. This quasi-experiment study applied cross over design to 21 intubated patients. The control group using syringe inflating ETT cuff, while the intervention group using a cuff-inflator. Pulse rate and blood pressure changes at the first intervention and after 4-5 hours were observed. Collected data were analyzed using paired t- test. The results show that inflating of ETT cuff using a syringe and cuff inflator had no significant on both measurements series to pulse rate (p=0.189), sistolic blood pressure (p=0.353), and diastolic (p=0.180). Wheter cuff spuit or cuff inflator do not affect pulse rate and blood pressure. ETT cuff inflation should be considered to maintain ideal pressure and to minimize complication due to underinflation and overinflation.
PENATALAKSANAAN NON FARMAKOLOGIS TERAPI KOMPLEMENTER SEBAGAI UPAYA UNTUK MENGATASI DAN MENCEGAH KOMPLIKASI PADA PENDERITA HIPERTENSI PRIMER DI KELURAHAN INDRALAYA MULYA KABUPATEN OGAN ILIR Hikayati Hikayati
Jurnal Pengabdian Sriwijaya Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Lembaga Pengabdian pada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37061/jps.v2i2.1605

Abstract

Hipertensi disebut “The Silent Killer” karena tidak menampakkan gejala yang khas. Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis di Indonesia. Prevalensi penyakit hipertensi di Sumatera Selatan adalah 30,11% per 10.000 jiwa. Di Kabupaten Ogan Ilir, hipertensi menempati 3 besar. Jika tidak ditangani dengan baik, hipertensi dapat menyebabkan komplikasi seperti  gangguan pada otak, sistem kardiovaskuler, ginjal dan mata. Hipertensi dapat menyebabkan stroke, serangan jantung, gagal jantung dan penyebab utama gagal ginjal kronik. Dari beberapa penelitian ilmiah yang telah dilakukan oleh mahasiswa PSIK FK Unsri tahun 2011 dan 2012, menyatakan bahwa terapi komplementer nonfarmakologis secara statistik bermakna dapat mengontrol dan mempertahankan tekanan darah pada penderita hipertensi. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang pengertian, penyebab, komplikasi penyakit hipertensi dan beberapa teknik terapi komplementer nonfarmakologis. Kegiatan yang telah dilakukan berupa penyuluhan dan simulasi teknik relaksasi massase dan teknik bekam. Khalayak sasaran kegiatan ini adalah 30 orang penderita hipertensi di Kelurahan Inderalaya Mulya Kabupaten Ogan Ilir. Respon masyarakat sangat antusias dan senang sekali mengikuti kegiatan ini, karena penyuluhan yang disertai simulasi mudah dipahami dan sangat mudah dilakukan sendiri di rumah.
Studi Deskriptif: Perawatan Cuff Endotracheal Tube Pada Pasien Terintubasi di Ruang Rawat Intensif Hikayati Hikayati
Jurnal Keperawatan Sriwijaya Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan: Resiko komplikasi akibat tindakan intubasi ETT pada pasien kritis sebesar 54% dan 28% terjadi di ruang rawat intensif.  Kompetensi perawat di ruang rawat intensif sebagai tenaga kesehatan yang bersentuhan dengan pasien selama 24 jam sangat diperlukan untuk memberikan perawatan secara komprehensif. Intervensi keperawatan pada  pasien yang terintubasi ETT di ruang rawat intensif meliputi humidifikasi, cuff management, suctioning dan komunikasi keperawatan dengan  memperhatikan prinsip  patient safety,  primum non nocere,  first do no harm. Cuff management meliputi teknik pengembangan cuff dan pemantauan tekanan intracuff merupakan komponen kritis pada perawatan pasien yang terintubasi ETT di ruang rawat intensif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran perawatan ETT terutama pada pemantauan tekanan intracuff. Metode: Penelitian ini merupakan studi deskriptif pada 26 pasien terintubasi di ruang ICU Rumah Sakit Mohammad Hoesin Palembang. Hasil: Hasil observasi 4 (empat) jam setelah pengembangan cuff ETT menggunakan spuit didapatkan data bahwa 45,4% mengalami peningkatan tekanan cuff. Rata-rata tekanan cuff 58,6 cmH2O. Sebanyak  54,6% mengalami penurunan tekanan cuff dengan tekanan rata-rata 10 cmH2O. Simpulan: Pengembangan cuff ETT menggunakan spuit akan cenderung mengalami penurunan tekanan intracuff secara persentase. Pemantauan tekanan intracuff sangat diperlukan untuk mencapai tekanan yang optimal agar tidak terjadi komplikasi yang disebabkan oleh underinflation atau overinflation. Kata Kunci: Studi deskriptif, perawatan Cuff ETT,  tekanan intracuff
PROTOTYPE SEDERHANA ALAT MONITORING ALIRAN DARAH NAIK KE SELANG INFUS A SIMPLE PROTOTYPE BLOOD FLOW MONITORING TOOL GOES UP TO THE INFUSION HOSE Hartina Ulfa; Sigit Purwanto; Hikayati Hikayati
Jurnal Keperawatan Sriwijaya Vol 6, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan: Naiknya aliran darah ke selang infus masih menjadi masalah utama dalam pemantauan cairan infus. Darah tersebut akan membentuk bekuan darah (blood clotting) jika terlambat diketahui dan dapat berdampak serius bagi pasien dikemudian hari, sehingga sangat dibutuhkan suatu teknologi alat yang dapat membantu kerja perawat dalam memantau naiknya darah ke selang infus. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan prototype sederhana alat monitoring aliran darah naik ke selang infus. Metode: Penelitian dilakukan dalam dua tahap pelaksanaan, yaitu tahap pembuatan alat dan pengujian alat. Alat ini dilengkapi dengan rangkaian sensor LDR sebagai pendeteksi naiknya darah ke selang infus. Hasil: Hasil baca sensor alat ini berupa tanda peringatan dengan adanya bunyi alarm dan lampu LED merah menyala. Alat ini terbukti efektif dalam membaca kondisi cairan infus dengan rata-rata waktu mendeteksi yaitu 0,77 detik saat darah naik ke selang infus. Kata kunci : Alat monitoring; darah; selang infus
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN SYSTEMIC INFLAMMATORY RESPONSE SYNDROME DI RUANG ICU RSUD LAHAT Burman Hedi; Eka Yulia Fitri; Hikayati Hikayati
Jurnal Keperawatan Sriwijaya Vol 4, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakTujuan: Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS) merupakan respon inflamasi sistemik yang diakibatkan adanya insults atau stimulus yang berbahaya bagi tubuh. Deteksi sedini mungkin adanya tanda SIRS merupakan upaya penting yang bertujuan menurunkan tingginya angka mortalitas pasien kritis di ruang ICU. SIRS  yang tidak segera ditangani akan mengakibatkan  sepsis, sepsis berat, syok septik dan Multiple Organ Dysfuntion Syndrome (MODS),  Multiple Oran Failure (MOF) hingga menyebabkan kematian.Metode: Penelitian ini adalah penelitian analitik korelasi menggunakan metode observasional dan pendekatan cross sectional  untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian SIRS meliputi usia, jenis kelamin, kasus infeksi, kasus non infeksi serta kasus bedah dan kasus non bedah. Populasi penelitian adalah pasien yang dirawat di ICU, pengambilan sampling menggunakan metode consecutive sampling berjumlah 47 responden. Hasil: Hasil penelitian didapat kejadian SIRS sebanyak 66%, usia dewasa akhir ? 61 tahun sebanyak 57,4%, jenis kelamin laki-laki 63%, kasus infeksi 51,1% dan kasus bedah 61,7%. Hasil anasisis  menggunakan uji chi square pada tingkat kepercayaan 95% (p value = 0,05)  menunjukkan adanya hubungan bermakna antara usia dengan kejadian SIRS (p value = 0,009), jenis kelamin dengan kejadian SIRS (p value = 0,007), kasus infeksi dengan kejadian SIRS (p value = 0,010) dan kasus bedah dengan kejadian SIRS (p value = 0,014).Simpulan: Faktor usia, jenis kelamin, kasus infeksi serta kasus bedah perlu dipertimbangkan untuk identifikasi SIRS sebagai deteksi dini sepsis.Kata kunci: Systemic Inflammatory Response Syndrome (SIRS), usia, jenis kelamin, kasus infeksi dan non infeksi, kasus bedah dan non bedah
STUDI DESKRIPTIF: TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL PADA MASA PANDEMI COVID-19 Rias Resti Safitri; Mutia Nadra Maulida; Hikayati Hikayati
Jurnal Keperawatan Sriwijaya Vol 8, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan: COVID-19 merupakan pandemi yang menimbulkan dampak secara fisik dan psikologis. Salah satu kelompok yang rentan adalah Ibu hamil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan ibu hamil pada masa pandemi COVID-19.Metode: Desain penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Sampel penelitian adalah 78 ibu hamil yang diambil menggunakan teknik cluster random sampling di Puskesmas wilayah Kecamatan Ilir Timur I Palembang. Data pada penelitian ini dikumpulkan menggunakan kuesioner Depression Anxiety Stress Scale 21 (DASS 21) dengan mengambil pertanyaan yang berkaitan dengan tingkat kecemasan, kuesioner disebarkan secara online melalui google formulir.Hasil: Mayoritas responden dalam penelitian ini berada pada rentang usia 20-35 tahun, tidak bekerja, pendidikan tamat SLTA-Perguruan tinggi, usia kehamilan pada trimester III, serta merupakan nullipara. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 75,6% responden tidak mengalami kecemasan, 10,3% mengalami kecemasan ringan, 9% kecemasan sedang, 3,8% kecemasan berat, dan 1,3% mengalami kecemasan sangat berat.Simpulan: Tingkat kecemasan ibu hamil di Kecamatan Ilir Timur I Palembang pada masa pandemi COVID-19 mayoritas berada pada kategori normal.Kata kunci: Ibu hamil, Kecemasan, Pandemi COVID-19.
Pengaruh Teknik Modelling Terhadap Intensitas Merokok Pada Remaja Awal Laki-Laki Perokok di SMP Negeri 02 Indralaya Utara Lindi Wulansari; Antarini Idriansari; Hikayati Hikayati
Jurnal Keperawatan Sriwijaya Vol 2, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan: Merokok adalah perilaku yang mengganggu kesehatan karena dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan dimasa mendatang. Teknik modelling adalah salah satu terapi perilaku yang dapat dilakukan untuk menurunkan intensitas merokok. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh teknik modelling terhadap intensitas merokok pada remaja awal laki-laki perokok di SMP Negeri 02 Inderalaya Utara.   Metode: Desain penelitian ini adalah pre-eksperimental tanpa kelompok kontrol dengan rancangan one-group pretest-posttest. Teknik pengambilan sampel penelitian adalah purposive sampling dengan jumlah sampel 20 responden. Pengukuran intensitas merokok dilakukan sebelum dan setelah dilakukan teknik modelling menggunakan kuesioner dari teori Smet (1994).   Hasil: Hasil penelitian dianalisis dengan Marginal Homogeneity diperoleh p value 0,001 (α = 0,05) yang menunjukkan ada pengaruh yang bermakna dari pemberian teknik modelling terhadap intensitas merokok pada remaja awal laki-laki perokok.   Simpulan: Teknik modelling berperan dalam mengubah pemikiran yang irasional menjadi rasional, mengubah tingkah laku maladaptif menjadi adaptif dan menurunkan intensitas merokok pada remaja awal laki-laki perokok. Kata kunci: teknik modelling, intensitas merokok, perokok, modelling
PENGARUH McKENZIE BACK EXERCISE TERHADAP SKALA NYERI PUNGGUNG BAWAH PENGRAJIN SONGKET Nanin Navariastami; Hikayati Koswara, M.Kep; Nurna Ningsih
Jurnal Skolastik Keperawatan Vol 1 No 2 (2015): Juli - Desember
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Advent Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35974/jsk.v1i2.85

Abstract

ABSTRAK Pendahuluan: Pengrajin songket bekerja dengan duduk statis lebih dari 2 jam setiap hari sehingga menimbulkan nyeri punggung bawah. McKenzie back exercises terdiri dari gerakan ekstensi dan fleksi yang bertujuan untuk menghilangkan nyeri punggung bawah, mengurangi kekakuan, mengembalikan elastisitas sehingga bisa mencapai mobilitas penuh dan meningkatkan status kesehatan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh McKenzie back exercise terhadap skala nyeri punggung bawah pengrajin songket. Metode: Rancangan yang digunakan adalah pre-eksperimental dengan metode one group pretest-posttest. Populasi dalam penelitian ini adalah pengrajin songket yang merasakan nyeri punggung bawah di Dusun VI Desa Muara Penimbung Ulu Indralaya dengan metode non probability sampling purposive sampling didapatkan 22 orang. Hasil: Analisis data menggunakan uji non parametrik Wilcoxon yang menunjukkan adanya perbedaan bermakna skala nyeri punggung bawah sesudah melakukan McKenzie back exercise (p = 0,01 dan α = 0,05). Diskusi: Hasil penelitian ini hendaknya dapat diaplikasikan oleh setiap pengrajin songket; menjadi bahan masukan untuk dilakukan penyuluhan pada program UKK Puskesmas dan diharapkan penelitian selanjutnya menggunakan kelompok kontrol dengan sampel yang lebih banyak. Kata kunci: McKenzie back exercise; Nyeri Punggung bawah; Pengrajin Songket   ABSTRACT Introduction: Songket artisans work while sitting on static position for more than 2 hours everyday, so that they would get low back pain. McKenzie back exercise consists of the movement of extension and flexion which aims to relieve low back pain, to reduce stiffness and restore elasticity, so they could regain their full mobility and improve level of health. Objective: This research is aimed to identify the effects of McKenzie back exercise towards low back pain scale of songket artisans. Methods: The design used is pre-experiment method with one group pretest-posttest. The population of this study was songket artisans who suffer from low back pain in the 6th village of Muara Penimbung Ulu Indralaya. The samples consist of 22 respondents and were selected by non probability and purposive technique. Result: The data are analyzed using non parametric Wilcoxon test  that showed there is a significant difference of low back pain scale after doing McKenzie back exercise  (P value=0,01 and α=0,05). Discussion: This research recommends songket artisan to apply McKenzie back exercise to relieve low back pain; it can be a suggestion for counseling at UKK health center program and it is expected that the next study can be conducted by using control groups with a larger sample. Keywords: McKenzie back exercise; low back pain; songket artisan Full printable version: PDF
WEBSITE www.yokpeduli.xyz MENINGKATKAN PENGETAHUAN TENAGA KESEHATAN MENGENAI NYERI KANKER DI UPT KLINIK KESEHATAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA Dian Wahyuni; Hikayati Hikayati; Dhona Andhini; Khoirul Latifin; Karolin Adhisty; Eka Yulia Fitri
Proceeding Seminar Nasional Keperawatan Vol 7, No 1 (2021): Proceeding Seminar Nasional 2021
Publisher : Proceeding Seminar Nasional Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kejadian penyakit kanker, jumlahnya cenderung mengalami peningkatan. Keluhan nyeri merupakan keluhan dominan yang disampaikan oleh penderita kanker, terutama pada stadium terminal. Oleh karena itu diperlukan pemahaman tentang nyeri kanker bagi masyarakat khususnya tenaga kesehatan. Tujuan kegiatan ini adalah mensosialisasikan program paliatif kanker dan mengimplementasikan website www.yokpeduli.xyz mengenai manajemen nyeri kanker. Metode yang digunakan berupa penyuluhan, diskusi dan pengembangan yang berupa peningkatan kualitas pelayanan perawatan paliatif di UPT Klinik Kesehatan Universitas Sriwijaya pada pasien dan keluarga dengan keluhan nyeri kanker. Hasil dari kegiatan ini berupa kehadiran peserta kegiatan sebanyak 45 orang, perubahan tingkat pengetahuan peserta tentang nyeri kanker menggunakan paired t-test menunjukan ada perbedaan signifikan antara pretest pengetahuan sebelum diberikan website (mean=1,06; SD=0,250) dan pengetahuan sesudah diberikan website (mean=6; SD=0,001; p<0,001. Simpulan, telah dilakukan kegiatan sosialisasi program paliatif kanker dan implementasi website www.yok.peduli.xyz meningkatkan pengetahuan tenaga Kesehatan mengenai nyeri kanker di UPT. Klinik Kesehatan Universitas Sriwijaya.Kata kunci: nyeri kanker, perawatan paliatif, sosialisasi, pengetahuan.
PENGARUH TERAPI SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQUE (SEFT) TERHADAP TINGKAT STRES PASIEN KANKER PAYUDARA Riska Mariani Nasution; Zulian Effendi; Hikayati Hikayati
Proceeding Seminar Nasional Keperawatan Vol 6, No 1 (2020): Proceeding Seminar Nasional Keperawatan 2020
Publisher : Proceeding Seminar Nasional Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kanker payudara merupakan penyakit yang masih menjadi masalah utama pada wanita dalam dunia kesehatan. Kanker payudara dapat menimbulkan komplikasi fisik dan psikologis yang kompleks sehingga pasien rentan terkena stres dan menyebabkan turunnya produktifitas serta kulitas hidup pasien. Oleh sebab itu, dibutuhkan terapi untuk menurunkan tingkat stres pada pasien kanker payudara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi spiritual emotional freedom technique (SEFT) terhadap tingkat stres pasien kanker payudara. Penelitian ini menggunakan desain quasy eksperimental dengan pendekatan nonequivalent control group design. Jumlah sampel sebanyak 24 responden yang terdiri dari 12 kelompok intervensi dan 12 kelompok kontrol dengan teknik purposive sampling. Instrument pengukuran tingkat stres menggunakan kuesioner tingkat stres yang di modifikasi dari DASS 42. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan tingkat stres sebelum dan sesudah dilakukan SEFT pada kelompok intervensi (p-value = 0,000). Pada kelompok kontrol tidak terdapat perbedaan tingkat stres sebelum dan sesudah dilakukan SEFT (p-value = 0,063), sedangkan untuk tingkat stres sesudah dilakukan SEFT antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol terdapat perbedaan penurunan tingkat stres antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol setelah diberikan perlakuan (p-value = 0,000). Pemberian terapi SEFT memiliki pengaruh yang bermakna terhadap penurunan tingkat stres pasien kanker payudara pada kelompok intervensi. SEFT merupakan suatu teknik yang dapat menurunkan emosi negatif dengan memadukan spiritualitas yang menggunakan tapping di beberapa titik tertentu pada tubuh. SEFT dapat direkomendasikan sebagai salah satu penatalaksanaan untuk mengatasi stres pasien kanker payudara. Kata kunci: Spiritual Emotional Freedom Technique, SEFT, Kanker Payudara, Tingkat Stres.