cover
Contact Name
Supardi
Contact Email
maspard28@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
p3m@aaykpn.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Wahana: Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi
ISSN : 14108224     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Economy,
Wahana merupakan Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi yang diterbitkan oleh Akademi Akuntansi Yayasan Keluarga Pahlawan Negara sebagai media untuk mengkaji berbagai fenomena atau permasalahan maupun hasil penelitian yang berhubungan dengan Ilmu Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi dalam arti luas. Jurnal WAHANA terbit setahun 2 kali, setiap bulan Februari dan Agustus.
Arjuna Subject : -
Articles 206 Documents
PENDEKATAN MATHEMATIS DALAM MANAJEMEN PERSEDIAAN, SEBUAH TINJAUAN TEORITIS Atmadi .
Wahana: Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi Vol 12, No 1 (2009)
Publisher : Akademi Akuntansi YKPN Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (72.267 KB) | DOI: 10.35591/wahana.v12i1.24

Abstract

Tujuan dari manajemen persediaan adalah untuk menyediakan jumlah persediaan yang dibutuhkan bagi kelangsungan operasi perusahaan pada tingkat biaya pengelolaan serendah mungkin. Langkah pertama dalam pengelolaan persediaan adalah melakukan identifikasi seluruh biaya yang terlibat dalam pembelian dan pemeliharaan persediaan. Untuk menyederhanakan analisis, biaya simpan diperlakukan seluruhnya sebagai biaya variabel, dan biaya pesan seluruhnya diperlakukan sebagai biaya tetap.Pendekatan mathematis pengelolaan persediaan yang seringkali di gunakan adalah Economic Order Quantity (EOQ), yaitu jumlah pesanan yang paling ekonomis ditinjau dari sisi biaya pengelolaannya. Upaya pengendalian dan pembatasan biaya persediaan harus mempertimbangkan faktor ketidakpastian, tawaran diskon dari pemasok, sehingga dapat memberikan pegangan dalam menentukan kebijakan reorder point dan lead time.Keyword: manajemen persediaan, biaya pengelolaan, biaya simpan, biaya pesan, biaya variabel, biaya tetap, reorder point, lead time.
INFORMASI KEUANGAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA PERUSAHAAN SEWA GUNA USAHA Ani Sri Murwani Kumara Kapti
Wahana: Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi Vol 12, No 2 (2009)
Publisher : Akademi Akuntansi YKPN Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (44.323 KB) | DOI: 10.35591/wahana.v12i2.29

Abstract

Dalam perkembangan ekonomi yang cepat, kebutuhan akan barang modal merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan perusahaan. Untuk mewujudkan hal tersebut, sewa guna usaha (leasing) merupakan salah satu alternatif yang perlu dipertimbangkan, mengingat kondisi perbankan yang masih belum menentu. Tulisan ini mencoba menguraikan pentingnya sisi informasi keuangan dalam leasing. Informasi keuangan dalam tulisan ini dibatasi dan difokuskan pada data portofolio utang dan piutang perusahaan sampai dengan pengolahan, penyajian, dan pelaporan perusahaan mengenai spread tingkat bunga perusahaan. Dari hasil pembahasan menunjukkan pentingnya perusahaan sewa guna usaha memperhatikan kembali parameter-parameter, baik sisi aktiva maupun kewajiban dan modal, yang meliputi: tingkat pendapatan bunga efektif portofolio, besarnya portofolio, serta maturitas portofolio. Selain itu, parameter yang juga perlu dipertimbangkan oleh perusahaan adalah base lending spread, jumlah nasabah, tingkat profitabilitas, serta kesesuai jangka waktu.Keywords: barang modal, sewa guna usaha, informasi keuangan, portofolio utang dan piutang
STANDAR AKUNTANSI: KAJIAN KRITIS PRINCIPLE-BASED VERSUS RULE-BASED Krismiaji .
Wahana: Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi Vol 13, No 1 (2010)
Publisher : Akademi Akuntansi YKPN Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (65.257 KB) | DOI: 10.35591/wahana.v13i1.34

Abstract

Standar akuntansi yang dihasilkan sampai dengan awal abad 20 cenderung mendasarkan pada aturan rinci (rule-based), yang membuat para pengguna merasa nyaman. Namun seiring perkembangan dalam dunia bisnis, berbagai kecurangan akuntansi yang terjadi memaksa pembuat aturan menerbitkan sarbanes oxley act of 2002, yang dalam pasal 108 menginstruksikan SEC untuk mempelajari kemungkinan penerapan principle-based dalam penyusunan standar akuntansi. Hasil kajian kritis terhadap kedua perubahan pendekatan dari rule-based menjadi principlesbased dalam penyusunan standar akuntansi di Amerika Serikat adalah sebagai berikut. Pertama, pada dasarnya standar akuntansi yang selama ini dibuat oleh FASB sebagian sudah memiliki sifat principle-based, namun sebagian lagi memiliki sifat rule-based. Kedua, standar akuntansi yang memiliki sifat rule-based diyakini tidak mengandung prinsip atau mengandung prinsip yang keliru, sehingga perlu dijabarkan lebih lanjut dengan menggunakan pedoman implementasi dan sejenisnya. Ketiga, principle-based mengandung kelemahan utama yaitu tidak bisa menghasilkan statemen keuangan yang memiliki daya banding dengan perusahaan lainnya dan cenderung tidak konsisten. Keempat, dari sudut pandang akuntan, ternyata para akuntan lebih menyukai rule-based karena mereka dapat terhindar dari upaya tuntutan hukum sebagai akibat judgment yang salah dalam pelaporan keuangan. Kelima, upaya untuk berpindah dari rule-based ke principle-based tidak dapat berjalan dengan lancar, karena konstituen FASB masih menghendaki agar FASB membuat pedoman implementasiKata kunci: rule-based, principle-based, standar akuntansi.
GENERASI IFRS Slamet Sugiri
Wahana: Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi Vol 14, No 1 (2011)
Publisher : Akademi Akuntansi YKPN Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (29.293 KB) | DOI: 10.35591/wahana.v14i1.45

Abstract

Makalah ini memaparkan bahwa akuntansi keuangan di Indonesia sekarang berada dalam era IFRS. Perguruan Tinggi (PT) yang membuka bidang studi akuntansi, oleh sebab itu, harus menyiapkan lulusannya menjadi generasi IFRS. Tampaknya banyak dosen, tidak terkecuali penulis, belum menguasai IFRS tersebut secara sempurna. Jadi, terdapat expectation gap. Artinya, di satu sisi, PT harus menyiapkan generasi IFRS dan di sisi lain, dosen-dosennya belum siap menyiapkan generasi IFRS. Penulis mengajukan usulan pelbagai tindakan yang mungkin dilakukan untuk menutup expectation gap tersebut. Makalah ini diorganisasi sebagai berikut. Pertama, latar belakang yang menguraikan alasan bahwa kita patut disebut generasi IFRS. Kedua, pemaparan singkat tentang PSAK Umum dan IFRS. Ketiga, penyiapan generasi IFRS oleh PT. Terakhir, penutup.Kata kunci: PSAK umum, IFRS, generasi IFRS, upgrading.
PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL, RISIKO SISTEMATIS DAN INDIKATOR MAKRO PADA RETURN Sri Isworo Ediningsih; Wahyu Endrian
Wahana: Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi Vol 11, No 2 (2008)
Publisher : Akademi Akuntansi YKPN Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (89.588 KB) | DOI: 10.35591/wahana.v11i2.15

Abstract

The purpose of this research is to analyse the impact of fundamental factors, systematic risk and macro indicators on stock return. Sample of this research are 21 LQ-45 firms at Jakarta Stock Exchange over the 2003-2006 period. The method used in the analysis is multiple regression. The results of this research show that: 1) Simultaneusly fundamental factors, systematic risk and macro indicators, significantly influenced stock return, 2) Partially EPS as proxy of fundamental factors, systematic risk and exchange rate as proxy of macro indicators significatnly influenced but CR as proxy fundamental factors is not significantly influenced stock return, and 3) Systematic risk dominantly influenced stock return.Keywords: fundamental factors, systematic risks, macro indicators, and stock return
“PHYLOSOPHY DEMING” BENARKAH MERUPAKAN PARADIGMA BARU DALAM SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN ? Achmad Tjahjono
Wahana: Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi Vol 12, No 1 (2009)
Publisher : Akademi Akuntansi YKPN Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (49.578 KB) | DOI: 10.35591/wahana.v12i1.25

Abstract

Akuntansi manajeman telah mengalami revolusi pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Beberapa temuan dan penyelidikan tentang model-model akuntansi manajemen yang baru terus berlanjut. Semua ini tidak bisa terlepas dari kemajuan dunia teknologi dan informasi yang makin mengglobal. Setiap perkembangan berpacu dengan waktu dan saling mengklaim bahwa modelnya lah yang terbaik. Akselerasi antara pemahaman dan penerapan sering tidak beriring. Suatu paradigma terbaru ditemukan oleh W. Edward Deming yang dikenal dengan The Deming Philosophy. Apakah ada konsep baru dalam philosophy ini? Artikel ini ditujukan untuk menjelaskan paradigma yang dikemukan oleh Deming ini.Keywords: akuntansi manajemen, revolusi pertumbuhan dan perkembangan, model-model akuntansi manajemen
TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN STRATEGIS: KONSEP DAN MODEL Ronowati Tjandra
Wahana: Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi Vol 12, No 2 (2009)
Publisher : Akademi Akuntansi YKPN Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (59.674 KB) | DOI: 10.35591/wahana.v12i2.30

Abstract

Lately, information technology (IT) is used to produce efficiency and effectiveness, and to win the battle. In other words, information technology (IT) is an effective weapon in economic competition so that the companies’ goal. The discussion of information technology involves information as paper dragon goal supporter, management control, strategic source, strategic tool and competitive advantage. Strategic information technology differs from conventional information technology in terms of orientation, goal, focus, and supporter. Michael E. Porter has developed three strategic focus, that is: (1) competitive advantage: cost differentiation, focus, innovation, alliance, growth, quality; (2) value chain model, and (3) competitive forces model. Information technology is strategic if it supports one or more competition strategic. Companies are facing threats and opportunities from the outside. Threats are coming from new competitors, product/service substitute, consumer’s bargaining power and present competitors. The application of information strategic (IS) to get strategic advantages isn’t always easy. Companies should consider factors which may influence the failure or success of strategic information strategic (IS) application. Since it is important, managers need to carefully identify any information technology opportunity in order to give their companies benefit.Keywords: information technology, information strategic, strategic focus, threats and opportunities.
PENGARUH GENDER DEWAN KOMISARIS, GENDER DEWAN DIREKSI, DAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN Famera Hanani; Y Anni Aryani
Wahana: Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi Vol 14, No 1 (2011)
Publisher : Akademi Akuntansi YKPN Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (60.509 KB) | DOI: 10.35591/wahana.v14i1.46

Abstract

The objective of this study is to examine the influence of corporate governance mechanisms, which are board of director’s gender, director’s gender, and managerial ownership on firm’s performance. This study also examines firm’s size, leverage, and firm’s age, as control variables, on firm’s performance. This study uses 111 listed companies’ annual reports on Indonesia Stock Exchange (BEI) year 2008. Sample in this study is selected using purposive sampling method. While multiple regression analysis is used to test the three hypotheses developed in this research. The result of this study shows that (1) board of director’s gender has negative influence on firm’s performance, (2) director’s gender does not influence the firm’s performance, and (3) managerial ownership also does not influence the firm’s performance.Keywords: board of director’s gender, director’s gender, managerial ownership, firm’s performance, Tobin’s Q
HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN PENGUNGKAPAN SUKARELA ATAS LABA PROYEKSIAN DI BAWAH STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN YANG BERBEDA Arief Zulianto Susilo; Slamet Sugiri
Wahana: Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi Vol 15, No 1 (2012)
Publisher : Akademi Akuntansi YKPN Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (53.039 KB) | DOI: 10.35591/wahana.v15i1.56

Abstract

Previous studies find inconsistent results on the association between earnings volatility and firm value and voluntary disclosure of future earnings information. Those studies, however, do not take into account the different types of accounting standards. In fact, while many countries in the world have required firms listed in their stock exchanges to employ the IFRS (international financial reporting standards), some others have not required it until the year 2008. Do different accounting standards have impact on the association between those two firms’ characteristics (earnings volatility and firm value) and voluntary disclosure of future earnings information? We formally develop and empirically test hypotheses to answer the research question. We draw our samples from banking institutions listed in Indonesian Stock Exchange representing non-IFRS firms and and those listed in Australian Securities Exchange representing IFRS firms for the period of 2005-2008. Using interaction model, we find that different accounting standards do have significant influence on the association between earnings volatility and the voluntary disclosure of forward-looking earnings information. We, however, fail to find a significant effect of the different accounting standards on the association between firm value and the voluntary disclosure of future earnings information. The failure might suggest that, in the context of measurement perspective, the IFRS is actually indifferent from the non-IFRS.Keywords: Voluntary disclosures, forward-looking earnings information, firm value, earnings volatility, accounting standards
PENGARUH EARNINGS DAN ARUS KAS TERHADAP RETURN SAHAM TERKAIT DENGAN SIKLUS HIDUP PERUSAHAAN (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ Tahun 2001 - 2005) Bayu Giri Prakosa
Wahana: Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Akuntansi Vol 15, No 1 (2012)
Publisher : Akademi Akuntansi YKPN Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (112.449 KB) | DOI: 10.35591/wahana.v15i1.61

Abstract

The purpose of this study is to find whether the differences in life-cycle stages affect the usefulness of accounting performance measures, such as earnings and cash flow. Corporate life cycle consists of four stages: start-up, growth, mature and decline. Using financial data of companies listed in Jakarta Stock Exchange (JSE) from periods of 2001 to 2005, classified by pooled cross-sectional method, and tested by double regression - Ordinary Least Square (OLS) model, the study finds that stock return of start-up, growth, mature, and decline firms are influenced by earnings per share (EPS). Cash flows from finance activities have relevance to stock return in the decline stage. Overall, this study provides evidence that corporate life cycle influence the incremental valuerelevance of earnings and cash flows.Keywords: Earnings, Cash Flows, Corporate life cycle, Stock Return and Value-relevance.

Page 1 of 21 | Total Record : 206