cover
Contact Name
Sinta Paramita
Contact Email
sintap@fikom.untar.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
Koneksi@untar.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta barat,
Dki jakarta
INDONESIA
Koneksi
ISSN : -     EISSN : 25980785     DOI : -
Koneksi (E-ISSN : 2598 - 0785) is a national journal, which all articles contain student's writing, are published by Faculty of Communication Universitas Tarumanagara. Scientific articles published in Koneksi are result from research and scientific studies conduct by Faculty of Communication students in communication field. Koneksi published twice a year.
Arjuna Subject : -
Articles 33 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 2 (2019): Koneksi" : 33 Documents clear
Representasi Kemiskinan dalam Film Korea Selatan (Analisis Semiotika Model Saussure pada Film Parasite) Michelle Angela; Septia Winduwati
Koneksi Vol 3, No 2 (2019): Koneksi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/kn.v3i2.6480

Abstract

This study discusses the social problems that occur in South Korea that represents poverty in the film Parasite by identifying the signs used in the film. The director as a mass communicator makes a film as a mass message delivering a message to a mass audience or audience about their representation of reality. The theory used in this research is the theory of mass communication, film, representation, discourse, and poverty. This study uses a qualitative approach with Ferdinand de Saussure semiotic analysis technique which divides the signs into two, namely signifier and signified. In this study it was found that the film Parasite represented poverty depicting the figure of a family who lived a difficult life, a small house that was dirty and cramped, difficulty in finding decent work, living in a slum area, a house flooded. Kim's family poverty in this film is relative poverty which explains even though their basic needs are met, but the difference is clearly seen when compared to the economy with the Park family. Some poverty indicators according to the World Bank are portrayed in the film such as land ownership and limited capital, limited infrastructure needed, development bias in cities, differences in human resources and economic sectors, poor living culture and poor governance. Penelitian ini membahas tentang adanya masalah sosial yang terjadi di Korea Selatan dalam sebuah film yang merepresentasikan kemiskinan dalam film Parasite dengan mengidentifikasi tanda-tanda yang digunakan dalam film tersebut. Sutradara sebagai komunikator massa membuat film menyampaikan pesan kepada audiens massa atau penonton tentang representasinya terhadap realitas. Teori yang digunakan penelitian ini adalah teori komunikasi massa, film, representasi, wacana, dan kemiskinan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik analisis semiotika Ferdinand de Saussure yang membagi tanda menjadi dua yaitu signifier dan signified. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa film Parasite merepresentasikan kemiskinan menggambarkan sosok keluarga yang hidup sulit, rumah yang kecil kotor dan sempit, kesulitan dalam mencari pekerjaan yang layak, tinggal di daerah yang kumuh, rumah yang kebanjiran. Kemiskinan keluarga Kim dalam film ini adalah kemiskinan relatif yang menjelaskan meskipun kebutuhan pokok mereka terpenuhi, namun perbedaan terlihat jelas jika dibandingkan dengan ekonomi dengan keluarga Park. Film seperti kepemilikan tanah dan modal yang terbatas, sarana prasarana yang dibutuhkan terbatas, pembangunan yang bias di kota, perbedaan sumber daya manusia dan sektor ekonomi, budaya hidup yang jelek serta tata pemerintahan yang buruk.
Front Matters Vol 3 No 2 Asisten Jurnal Koneksi
Koneksi Vol 3, No 2 (2019): Koneksi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Front Matters Vol 3 No 2
Komunikasi Interpersonal Antara Kakak dengan Adik Kandung Berkebutuhan Khusus (Studi Kasus pada Kakak yang Mempunyai Adik Kandung Penyandang Autisme) Jessica Laurance; Riris Loisa
Koneksi Vol 3, No 2 (2019): Koneksi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/kn.v3i2.6351

Abstract

Basically, every family hopes to have family members healthy both physically and spiritually. That is not merely the hope of every parent, but a child who becomes a sister or a brother will also expect the same thing.  However, some families were blessed with a family member who has special needs. This study aims to investigate how interpersonal communication is established between siblings whom one of them is blessed with special needs. The main theory of this study is interpersonal communication theory which is supported by relational dialectics theory and affection exchange theory. The researcher used a descriptive qualitative approach and case study methods. The data was processed and analyzed according to the coding methods. The criteria for the selection of an informant are an older sibling who has a younger sibling with special needs that lives in the same house. The result of this study indicates that interpersonal communication is established by communicating face-to-face without medium, oldest siblings communicate by adjusting to the special needs of the younger siblings, younger siblings tend to communicate in the form of nonverbal communication, each informant experienced relational dialectics, and an exchange of affection is still possible.Pada dasarnya setiap keluarga berharap memiliki anggota keluarga yang sehat secara jasmani maupun rohani. Hal tersebut tidak hanya semata-mata harapan setiap orang tua saja, melainkan seorang anak yang menjadi kakak juga mengharapkan kehadiran adik yang sehat secara jasmani maupun rohani. Namun kenyataannya beberapa keluarga dianugerahi anggota keluarga yang berkebutuhan khusus. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana komunikasi interpersonal yang terjalin antara kakak dengan adik kandung yang berkebutuhan khusus. Teori utama penelitian ini yaitu teori komunikasi antarpribadi yang didukung dengan teori dialektika relasional dan teori pertukaran kasih sayang. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif dan metode studi kasus. Teknik pengolahan dan analisis data adalah dengan pengodean. Kriteria pemilihan informan yaitu seorang kakak yang mempunyai adik kandung berkebutuhan khusus dan tinggal satu rumah dengan adiknya. Temuan penelitian ini adalah komunikasi interpersonal masih terjalin, komunikasi dilakukan dengan tatap muka tanpa medium, bentuk komunikasi kakak menyesuaikan kebutuhan adik, bentuk komunikasi adik umumnya berbentuk nonverbal, setiap informan mengalami dialektika relasional, dan pertukaran kasih sayang masih mungkin terjadi.
Citra Diri dalam Instagram Jokowi Cindy Cindy; Wulan Purnama Sari
Koneksi Vol 3, No 2 (2019): Koneksi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/kn.v3i2.6380

Abstract

Communication is one of the basic human basic needs in living life as a social creature. Along with the development of the times that there is technology developing until social media is very developed, one of which is developing social media is Instagram which is now present in the middle of the community. The community can use Instagram social media which is currently also as a media that can make everyone able to communicate both remotely and short distance. Instagram can also see how one's self-image in an existing social media like in a post on Instagram that can show someone's activities. One of them is Instagram owned by the President of the Republic of Indonesia, Joko Widodo, who is fairly active on Instagram social media, despite having a very crowded activity. Jokowi also showed his image through every post uploaded on Instagram. President Joko Widodo is very active in uploading every post whether in political activities, family or even community activities. In this study, the author wants to find out how the attitude of a President of the Republic of Indonesia Joko Widodo on social media Instagram on society, family, and politics. The author will analyze each of Jokowi's posts from June to August to find out how the attitude of a President of the Republic of Indonesia on social media Instagram. The purpose of the research to be achieved by the writer is to know and describe the self-image in Instagram Jokowi.Komunikasi merupakan salah satu pokok yang menjadi kebutuhan dasar manusia dalam menjalani kehidupan sebagai makhluk sosial. Seiring perkembangan zaman yang ada teknologi berkembang hingga media sosial pun sangat berkembang, salah satunya media sosial yang berkembang adalah Instagram yang saat ini telah hadir ditengah masyarakat. Masyarakat dapat menggunakan media sosial Instagram yang saat ini juga sebagai media yang dapat membuat setiap orang dapat berkomunikasi baik secara jarak jauh maupun jarak dekat. Instagram juga bisa melihat bagaimana  citra diri seseorang  dalam sebuah media sosial yang ada seperti pada  postingan di Instagram yang dapat memperlihatkan kegiatan seseorang. Salah satunya Instagram milik Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang terbilang aktif di media sosial Instagram, meski memiliki kegiatan yang sangat padat. Jokowi juga menunjukkan citra dirinya melalui setiap postingan yang diunggah di Instagram. Presiden Joko Widodo sangat aktif dalam mengunggah setiap postingan baik dalam kegiatan politik, keluarga bahkan sampai kegiatan bersama masyarakat. Dalam penelitian ini, penulis ingin mengetahui bagaimana penyikapan diri seorang Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dalam media sosial Instagram terhadap masyarakat, keluarga, dan politik. Penulis akan menganalisis setiap postingan Jokowi dari bulan Juni hingga Agustus untuk mengetahui bagaimana penyikapan diri seorang Presiden Republik Indonesia dalam media sosial Instagram. Tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh penulis adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan Citra diri dalam Instagram Jokowi
Pola Komunikasi Antarbudaya Mertua dan Menantu Beda Etnis Stefanny Cristina Marsaulina Siahaan; Ahmad Junaidi
Koneksi Vol 3, No 2 (2019): Koneksi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/kn.v3i2.6401

Abstract

Researchers want to find out how the communication patterns that exist between parents in-laws and son or daughter in-laws who had different ethnic backgrounds. Communication in a family is an important aspect in terms of establishing good relations between families and building harmonious relationships, especially in couples in-laws. Communication that exists between the three couples parents in law and son or daughter in-laws who had different ethnic backgrounds. The researcher also wanted to find out what barriers to intercultural communication the three couple parents-in-law and son or daughter-in-law went through. The method used by the researchers in this research was a descriptive qualitative research method using in-depth interview by three couple parents in-laws and son or daughter in-law and also a literature study. After conducting research on three couple parents in law and son or daughter in-law, the three couples have gone through a long communication process, and the communication patterns established between the three couples are not different, all three had a transactional communication model, because the three parents-in-law and son or daughter-in-law are both recipients and the sender of the message in a continuous and responsible for the impact and effectiveness of the communication that occurs. barriers in intercultural communication experienced by these three couple parents-in-law and son or daughter-in-law, based on the Nine barriers of intercultural communication presented by Chaney & Martin (2004). The nine obstacles were not experienced by the three couple parents-in-law and the son or daughter in-law. Peneliti ingin mengetahui bagaimana pola komunikasi yang terjalin antara mertua dan menantu yang berbeda latar belakang etnis. Komunikasi dalam sebuah keluarga merupakan aspek penting dalam hal menjalin hubungan baik antar keluarga dan membangun hubungan yang harmonis terutama pada pasangan menantu dan mertua. Komunikasi yang terjalin antara ketiga pasangan menantu dan mertua ini memiliki latar belakang etnis yang berbeda. Peneliti juga ingin mengetahui apa saja hambatan komunikasi antarbudaya yang dilalui ketiga pasangan mertua dan menantu tersebut Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data wawancara mendalam dengan tiga pasangan menantu dan mertua dan juga studi kepustakaan. Setelah melakukan penelitian kepada tiga pasangan menantu dan mertua, ketiga pasangan tersebut telah melalui proses komunikasi yang panjang, dan pola komunikasi yang terjalin antara ketiga pasangan tersebut tidak berbeda, ketiganya memiliki model komunikasi transaksional, karena ketiga pasangan mertua dan menantu tersebut sama-sama menjadi penerima dan pengirim pesan dalam waktu yang berkelanjutan dan bertanggung jawab terhadap dampak dan efektivitas komunikasi yang terjadi. Hambatan komunikasi antarbudaya yang dialami ketiga pasangan mertua dan menantu ini, berdasarkan Sembilan hambatan komunikasi antarbudaya yang dipaparkan oleh Chaney & Martin (2004). Sembilan hambatan tersebut tidak dialami oleh ketiga pasangan mertua dan menantu tersebut.
Analisis Ketertarikan Generasi Milenial pada Longform Journalism Visual Interaktif Kompas Desy Kristi Yanti; Eko Harry Susanto
Koneksi Vol 3, No 2 (2019): Koneksi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/kn.v3i2.6417

Abstract

In 2016, Kompas initiated a new journalistic product, namely news writing, a type of longform journalism called Virtual Interactive Compass (VIK). This platform is designed in such a way as to present in-depth news writing and enriched with interactivity elements from the multimedia aspect. Millennials are one of the young generation who live in the digital era and online networks. The Indonesian Internet Service Providers Association (APJII) declared this generation as the most internet users as of October 2016. The purpose of this study is to find out what factors are becoming millennial interest in VIK through four aspects, namely modality, accessability, interactivity, navigability. This research is a descriptive qualitative research with case study method. Data collection techniques in this study used in-depth interviews, literature studies, and also online data search. The results of this study are changes in the form of in-depth news writing type preferred by the melenial generation, VIK longform journalism news presentation is considered informative and interesting with multimedia elements by millennials, and millennial generation is proven in daily use of gadgets, as well as finding information. Di Tahun 2016, Kompas menggagas sebuah produk jurnalistik baru yaitu penulisan berita jenis longform journalismyang diberi nama Virtual Interaktif Kompas (VIK). Platform ini dirancang sedemikian rupa untuk menyajikan tulisan berita yang mendalam dan diperkaya dengan unsur interaktivitas dari aspek multimedia. Kaum Milenial merupakan salah satu generasi muda yang hidup dalam era digital serta jaringan online. Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyatakan generasi ini sebagai pengguna Internet terbanyak per Oktober 2016. Tujuan dari penelitian ini ingin mengetahui faktor apa yang menjadi ketertarikan generasi milenial pada VIK melalui empat aspek yaitu modality, accessabillity, interactivity, navigability. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara mendalam, studi pustaka, dan juga penelusuran data online. Hasil dari penelitian ini adalah perubahan bentuk penulisan berita mendalam jenis longform disukai oleh generasi melenial, penyajian berita longform journalism VIK dinilai informatif serta menarik dengan unsur multimedia oleh milenial, dan generasi milenial terbukti dalam kesehariannya selalu menggunakan gadget, begitu juga dalam hal mencari informasi.  
Konstruksi Konsep Diri Sepasang Remaja dalam Film Dua Garis Biru Rahayu Kurnia Kinasih; Farid Rusdi
Koneksi Vol 3, No 2 (2019): Koneksi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/kn.v3i2.6452

Abstract

Movie is one of the most important mass media in describing a social reality that aired on cinema, and then the message of the story content of a movie can be well received by the audience. The development of youth-themed movies is increasingly diverse in building an interesting story. One of them is Dua Garis Biru, a movie depicting a pair of teenagers who have intercourse outside the marriage. Through the movie, researchers are very interested in conducting research as the main focus on the concept of teenage children. Therefore, the authors use psychological theories to support the results of the authors' research, and use the research methods of analysis of discourse expressed by Teun A. Van Dijk. The results of the research found were the perpetrators of premarital sex in the Dua Garis Biru movie are constructed as a teenager representing the reality of premarital sex teenagers to still be able to form a positive self-concept. The development of the children's concepts can be assisted by how the family, especially the role of parents in establishing good communication, as well as providing education about the health of sexuality and reproduction to children. Film merupakan salah satu media massa yang paling berperan dalam menggambarkan suatu realitas sosial yang ditayangkan di layar bioskop, kemudian pesan dari isi cerita sebuah film dapat diterima dengan baik oleh penonton. Perkembangan film yang bertemakan remaja, semakin beragam dalam membangun suatu cerita yang menarik. Salah satunya adalah film Dua Garis Biru yang menggambarkan sepasang remaja yang melakukan hubungan badan di luar pernikahan. Melalui film tersebut, peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian sebagai fokus utamanya tentang konsep diri anak remaja. Oleh karena itu, penulis menggunakan teori-teori psikologi untuk mendukung hasil penelitian penulis, dan menggunakan metode penelitian analisis wacana yang dikemukakan oleh Teun A. Van Dijk. Hasil penelitian yang ditemukan ialah pelaku remaja seks pranikah dalam film Dua Garis Biru dikonstruksikan sebagai remaja yang mewakili realitas remaja seks pranikah untuk tetap bisa membentuk konsep diri positif. Perkembangan konsep diri anak dapat dibantu melalui bagaimana keluarga, terutama peran orangtua dalam membangun komunikasi yang baik, serta memberikan edukasi tentang kesehatan seksualitas dan reproduksi kepada anak.
Fenomena Catcalling sebagai Bentuk Pelecehan Seksual secara Verbal terhadap Perempuan di Jakarta Angeline Hidayat; Yugih Setyanto
Koneksi Vol 3, No 2 (2019): Koneksi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/kn.v3i2.6487

Abstract

Catcalling, a familiar term that is often heard especially in big cities like Jakarta. In catcalling, there is a form of communication in which the offender gives verbal expression to the victim through whistling and also comments about body shape by attacking the sexual attributes of the victim. However, this is a problem because there is an ambiguity in the meaning of the community about catcalling as a joke or sexual harassment, especially against women. The purpose of this research is to know about the phenomena and forms of communication from catcalling. This research is qualitative research using phenomenology method. Theories used in this research are verbal communication theory, patriarchal culture, feminism, stereotypes and gender, and catcalling. This study uses interviews with key informants and informants, participant observation, literature study, and documentation to collect data. The result of this research is that catcalling is a verbal sexual harassment and is part of the rape culture. Catcalling, sebuah istilah yang tidak asing untuk didengar terutama di daerah perkotaan besar seperti di Jakarta. Dalam catcalling, terdapat bentuk komunikasi di mana pelaku memberikan ekspresi verbal terhadap korbannya misalnya melalui siulan dan juga komentar-komentar tentang bentuk tubuh mereka dengan menyerang atribut seksual korban. Namun, hal ini menjadi sebuah permasalahan karena terdapat ambiguitas makna yang terdapat di masyarakat tentang catcalling sebagai candaan atau pelecehan seksual terutama terhadap perempuan. Adapun maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang fenomena dan juga bentuk komunikasi dari catcalling tersebut. Penelitian ini merupakan sebuah penelitian kualitatif yang menggunakan metode fenomenologi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori komunikasi verbal, budaya patriarki, feminisme, stereotip dan gender, dan catcalling. Penelitian ini menggunakan beberapa metode yaitu wawancara dengan informan kunci dan informan, observasi partisipan, studi pustaka, dan dokumentasi untuk mengumpulkan data. Hasil dari penelitian ini adalah catcalling merupakan pelecehan seksual secara verbal dan merupakan bagian dari rape culture.
Back Matters Vol 3 No 2 Koneksi, Asisten Jurnal
Koneksi Vol 3, No 2 (2019): Koneksi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Back Matters Vol 3 No 2
Komunikasi Antarpribadi Orang Tua dan Remaja yang Kecanduan Media Sosial di Tangerang Elvita Laurensia Santoso; H.H. Daniel Tamburian
Koneksi Vol 3, No 2 (2019): Koneksi
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/kn.v3i2.6362

Abstract

In this era of globalization, the use of the internet is growing day by day. The internet service application most commonly used by Indonesian people is social media. The increasing need for social media especially among teenagers has resulted in social media addiction in Indonesia. This research was made with the aim to find out the activities and patterns of interpersonal communication between parents and teenagers who are addicted to social media in Tangerang. Meanwhile, the theory that supports this research is interpersonal communication and new media. This research uses a descriptive qualitative approach. While the data collection methods used are by conducting interviews, observation, documentation, library research and online data search. The results show that interpersonal communication activities undertaken by parents and teenagers who are addicted to social media in Tangerang are often carried out through social media rather than direct communication. The messages exchanged are only in the form of daily conversations and are often one-way. This shows that interpersonal communication that occurs is not open and tends to experience interference. Meanwhile, the pattern of interpersonal communication most widely used is the equality pattern. Di era globalisasi saat ini, penggunaan internet kian hari kian meningkat. Aplikasi layanan internet yang paling sering digunakan oleh masyarakat Indonesia adalah media sosial. Kebutuhan akan media sosial terutama di kalangan remaja mengakibatkan terjadinya media sosial adiktif di Indonesia. Penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui aktivitas dan pola komunikasi antarpribadi orang tua dan remaja yang kecanduan media sosial di Tangerang. Adapun, teori yang mendukung penelitian ini adalah komunikasi antarpribadi dan media baru. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif secara deskriptif. Sedangkan metode pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan melakukan wawancara, observasi, dokumentasi, studi kepustakaan dan penelusuran data online. Hasil penelitian menunjukan bahwa aktivitas komunikasi antarpribadi yang dilakukan orang tua dan remaja yang kecanduan media sosial di Tangerang sering dilakukan melalui media sosial daripada komunikasi langsung. Pesan yang dipertukarkan juga berupa percakapan sehari-hari saja dan seringkali bersifat satu arah. Hal ini menunjukkan komunikasi antarpribadi yang terjadi tidak terbuka dan cenderung mengalami gangguan. Sementara itu, pola komunikasi antarpribadi yang paling banyak digunakan oleh orang tua dan remaja yang kecanduan media sosial di Tangerang adalah pola persamaan. 

Page 1 of 4 | Total Record : 33