cover
Contact Name
Hendra
Contact Email
agroteknikapolitani@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
agroteknikapolitani@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. lima puluh kota,
Sumatera barat
INDONESIA
Agroteknika
ISSN : 26853353     EISSN : 26853450     DOI : -
Agroteknika adalah jurnal nasional untuk publikasi ilmiah yang diterbitkan oleh Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Agroteknika sebagai kajian ilmiah hasil penelitian pada bidang teknologi pertanian dengan ruang lingkup: mekanisasi pertanian, teknologi pangan, irigasi, teknologi budidaya tanaman pangan dan perkebunan, energi terbarukan, sistem informasi pertanian, sistem informasi geografis dan bioinformatika.
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 7 No 2 (2024): Juni 2024" : 9 Documents clear
Pengaruh Pupuk Organik Cair (POC) Bekatul Terhadap Pertumbuhan Selada (Lactuca sativa L.) yang dibudidayakan Secara Hidroponik Mahmudah Hamawi; Enik Akhiriana; Sofi Marwatun
Agroteknika Vol 7 No 2 (2024): Juni 2024
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v7i2.200

Abstract

Budidaya hidroponik selada dengan menggunakan nutrisi AB-mix memiliki beberapa kelemahan, salah satunya harga nutrisinya relatif mahal dan sulit didapatkan dikota-kota kecil. Pupuk organik cair (POC) bekatul berpotensi menjadi nutrisi pengganti atau penambah dalam budidaya hidroponik dikarenakan memiliki kandungan nitrogen cukup tinggi (2,08%). Tujuan dari penelitian ini yaitu mengkaji pengaruh POC bekatul terhadap hasil tanaman selada yang dibudidayakan secara hidroponik. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial, terdiri dari 3 perlakuan yaitu P1 (POC bekatul 15 ml/l), P2 (AB-mix 1500 ppm), dan P3 (AB-mix 1500 ppm + POC bekatul 15 ml/l) yang diulang sebanyak 10 kali sehingga didapatkan 30 unit percobaan. Variabel pengamatan pada penelitian ini yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah dan berat kering panen selada. Analisis data dilakukan menggunakan analisis varian, apabila terdapat pengaruh nyata, dilakukan uji BNT 5%. Hasil penelitian menunjukkan POC bekatul 15 ml/l belum mampu dijadikan sebagai nutrisi tunggal dalam budidaya selada secara hidroponik, perlakuan nutrisi AB-mix 1500 ppm + POC bekatul 15 ml/l memberikan hasil terbaik dan tertinggi pada tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah dan berat kering selada.
Produksi Benih Botani Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) di Kepulauan Bangka Belitung Winda Wahyuni; Rinny Saputri
Agroteknika Vol 7 No 2 (2024): Juni 2024
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v7i2.231

Abstract

Benih botani bawang merah dikenal sebagai True Shallot Seed (TSS), merupakan pengembangan baru untuk menjamin ketersediaan benih bawang merah dalam jangka panjang di Kepulauan Bangka Belitung. Selain mengkaji pengaruh vernalisasi dan giberelin (GA3) terhadap produksi TSS, penelitian ini juga bertujuan untuk mengembangkan prosedur operasi standar dasar produksi TSS bawang merah di Bangka Belitung. Penelitian ini dilakukan di Perkebunan milik Kelompok Tani Timur Makmur, Bangka Tengah. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan dua faktor, konsentrasi giberelin yaitu 0, 50, 100, atau 200 ppm, merupakan faktor pertama, diikuti oleh waktu vernalisasi sebagai faktor kedua yaitu 0, 2, 4 minggu dengan ulangan sebanyak 4 kali. Data diolah dengan menggunakan uji F dan uji lanjut DMRT pada taraf α = 5%. Analisis terhadap berbagai penggunaan giberelin dan perlakuan vernalisasi menunjukkan bahwa baik bawang merah varietas Bima Brebes maupun Biru Lancor tidak berpengaruh terhadap tinggi, jumlah daun, atau jumlah anakan. Pada kedua varietas bawang merah, pengaruh perlakuan giberelin dan vernalisasi terhadap umur pembungaan, jumlah bunga per umbel, dan jumlah biji TSS per umbel tidak berpengaruh. Perlakuan vernalisasi pada bawang merah varietas Bima Brebes dapat memperlama umur berbunga pada varietas Bima Brebes. Giberelin dan vernalisasi tidak mampu menciptakan pembungaan pada varietas bawang merah Biru Lancor.
Rancang Bangun dan Uji Kinerja Prototipe Mesin Pengolahan Saus Tomat dengan Penambahan Tepung Labu sebagai Pengental Saus Fatmir Edwar; Raimon Raimon; Effendi Effendi; Edi Syafri; Sri Elfina; Zefri Azharman
Agroteknika Vol 7 No 2 (2024): Juni 2024
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v7i2.248

Abstract

Tomat (Solanum lycopersicum L.), sebagai komoditas hortikultura, memiliki nilai gizi yang tinggi dan berbagai manfaat kesehatan. Namun, tomat rentan terhadap kerusakan dan fluktuasi harga. Salah satu alternatif yang dapat diambil adalah mengolah tomat menjadi saus. Dalam rangka meningkatkan produksi pengolahan saus tomat, diperlukan mesin pengolah tomat yang efisien. Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan menguji kinerja prototipe mesin pengolah tomat menjadi saus tomat, serta menganalisis tekno ekonomi dari produksi saus yang dihasilkan. Prototipe mesin yang dibuat memiliki dimensi 50 x 40 x 120 cm dan dapat mengolah 5 kg tomat setiap prosesnya. Waktu optimal yang dihasilkan adalah 5 menit untuk setiap 5 kg produksi. Hasil uji kadar logam menunjukkan bahwa saus tomat yang dihasilkan memenuhi standar SNI 01-2896-1998. Dari analisis tekno ekonomi, Break Even Point (BEP) terletak pada tingkat produksi 17 kg saus tomat. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam pengembangan agribisnis tomat dan industri pengolahan produk turunannya.
Dampak Pencahayaan Sinar Lampu LED dan Bahan Organik pada Pertumbuhan dan Produktivitas Kedelai (Glycine Max (L.) Suharno Suharno; Arni Setyo Priambodo; Christina Yulaika; Bestari Sekar Kinasih; Ulya Nailus Sa’adah; Isna Tustiyani
Agroteknika Vol 7 No 2 (2024): Juni 2024
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v7i2.251

Abstract

Kedelai adalah tumbuhan hari pendek yang butuh pencahayaan 14-16 jam padahal negara Indonesia hanya memiliki pencahayaan 12 jam setiap hari. Penambahan penyinaran lampu LED diduga akan meningkatkan produktivitas kedelai namun akan menunda pembungaan dan jika ditambah pupuk organik tidak akan terjadi penundaan berbunga. Tuuan penelitian ini adalah untuk mempelajari interaksi kombinasi perlakuan penyinaran lampu LED dan bahan organik pada pertumbuhan dan produktivitas kedelai. Penelitian dilakukan pada bulan Juni – Desember 2023, di wilayah kerja BP4-VIII Prambanan, pada kelompok tani Ngudi Mulyo, Desa Sumberharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, DIY. Metode penelitian menggunakan RKLT Faktorial. Faktor pertama terdiri dari 3 taraf penyinaran (Tanpa penyinaran, Penyinaran sampai fase berbunga, Penyinaran sampai fase pengisian polong penuh). Faktor kedua 3 jenis bahan organik (Vermikompos; Biosaka; Pupuk Kandang Domba) yang diulang tiga kali. Hasil percobaan menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara penyinaran lampu LED dan bahan organik pada seluruh parameter pengamatan. Penyinaran berbeda sangat nyata terhadap pertumbuhan tanaman kedelai (tinggi, berat basah, jumlah cabang, jumlah ruas, berat kering), dan peubah produksi kedelai (jumlah polong hampa, jumlah polong isi, bobot biji, bobot 100 butir, dan produktivitas). Produktivitas bjii terbaik terjadi pada tanaman yang tidak diberi penyinaran.
Pengaruh Penambahan Kultur Lactobacillus plantarum dan Saccharomyces cerevisiae terhadap Kualitas Biji Kopi Arabika (Coffea arabica L.) Apria Ajeng Winanti; Yoga Aji Handoko
Agroteknika Vol 7 No 2 (2024): Juni 2024
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v7i2.255

Abstract

Produksi kopi arabika (Coffea arabica L.) di Indonesia mengalami peningkatan dalam kurun waktu 10 tahun terkahir akibat melonjaknya permintaan yang berimbas pada peningkatan ekonomis kopi arabika. Ironisnya kualitas kopi arabika di Indonesia masih terbilang rendah akibat sebagian besar proses penanganan pascapanen dilakukan secara sederhana tanpa melewati proses fermentasi yang optimal. Biji kopi arabika yang berkualitas harus memenuhi standar SNI 01-02907-2008. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh metode fermentasi terbaik dalam menghasilkan biji kopi arabika berkualitas dengan membandingkan hasil fermentasi secara alami dan fermentasi dengan penambahan inokulan Lactobacillus plantarum dan Saccharomyces cerevisiae. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 7 kali ulangan. Perlakuan yang diberikan meliputi perlakuan tanpa penambahan kultur sebagai kontrol, perlakuan penambahan kultur tunggal Saccharomyces cerevisiae, perlakuan penambahan kultur tunggal Lactobacillus plantarum, serta perlakuan penambahan kultur campur Saccharomyces cerevisiae dan Lactobacillus plantarum. Parameter yang diuji diantaranya rendemen, kadar air, gula reduksi, total asam, kadar kafein, dan kadar abu. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan terbaik adalah perlakuan dengan penambahan inokulan Saccharomyces cerevisiae dengan nilai rendemen 39,71%, kadar air 7,34%, gula reduksi 0,98%, total asam 0,13%, kadar kafein 0,13%, serta kadar abu 4,59%.
Artikel Review : Pengaruh Proses Pengolahan terhadap Sifat Fungsional Pati Mimi Harni; Rivo Yulse Viza
Agroteknika Vol 7 No 2 (2024): Juni 2024
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v7i2.256

Abstract

Umbi-umbian merupakan komoditi dalam negeri yang mengandung karbohidrat. Komoditi ini ternyata dapat digunakan sebagai bahan pangan fungsional yang sebelumnya hanya digunakan sebagai sumber energi saja. Hal ini terjadi karena kurangnya informasi mengenai sifat fungsional yang dapat dimanfaatkan dari umbi ini. Artikel ini dibuat dengan tujuan sebagai informasi bahwa umbi ini selain sebagai sumber energi juga dapat memberi manfaat bagi kesehatan. Metode dari penelitian ini berdasarkan studi literatur dari jurnal maupun literatur ilmiah lainnya. Dari penelusuran literatur ternyata sifat fungsional tidak hanya berasal dari umbi saja namun dengan pengolahan juga dapat mempertahankan bahkan meningkatkan nilai fungsional ini. Senyawa fungsional yang terdapat dalam umbi-umbian berupa senyawa bioaktif. Beberapa senyawa bioaktif yang terdapat dalam umbi-umbian diantaranya saponin, protein bioaktif, senyawa fenolik, glikoalkaloid, asam fitat, karotenoid, dan asam askorbat. Kandungan ini umumnya banyak terdapat pada umbi-umbian yeng belum dibudidayakan secara khusus oleh masyarakat diantaranya discorea, colocasia ataupun maranta. Beberapa proses pengolahan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan sifat fungsional pada umbi-umbian khususnya pati adalah pati resisten, modifikasi dan Microwave Assisted Extract (MAE). Sifat fungsional yang terdapat dalam umbi selain terkandung dalam umbi juga dapat berasal dari proses pengolahan yang dilakukan dalam umbi-umbian ini.
Pengaruh Penambahan Nanas Madu (Ananas comosus) Terhadap Karakteristik Fisik dan Kimia Velva Buah Naga Super Merah (Hylocereus costaricensis) Zebrina Alfacesara Dewayanti; Maria Marina Herawati
Agroteknika Vol 7 No 2 (2024): Juni 2024
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v7i2.258

Abstract

Velva merupakan produk olahan pangan yang terbuat dari bubur buah dan kemudian dibekukan sehingga berbentuk seperti es krim. Penggunaan buah naga super merah dan nanas madu dikarenakan dua buah tersebut mengandung air yang tinggi dan mudah busuk lalu salah satu cara menanganinya adalah diolah menjadi suatu produk makanan. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh pengaruh dan perlakuan terbaik berdasarkan karakteristik fisik dan kimia yang meliputi overrun, daya leleh, total padatan terlarut, total betasianin, dan vitamin c. Metode menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) 4 perlakuan penambahan nanas madu dan satu kontrol buah naga super merah (K0:0 gr, K1:25 gr, K2:50 gr, K3:75 gr, K4:100 gr), yang diulang 5 kali dan memperoleh 25 unit percobaan. Data dianalisis menggunakan analisis sidik ragam dan apabila beda nyata dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) taraf 5%. Perlakuan terbaik pada karakteristik kimia adalah K1 (Buah naga super merah 175gr:nanas madu 25gr) dikarenakan menghasilkan kadar betasianin tertinggi yaitu 22,9540μg/g dan vitamin C tertinggi yaitu 0,718000%. Perlakuan terbaik pada karakteristik fisik adalah K4 (Buah naga super merah 100gr:nanas madu 100gr) dikarenakan menghasilkan overrun tertinggi yaitu 53,432%, total padatan terlarut tertinggi yaitu 25,4 brix, dan daya leleh terendah yaitu 10 menit/5gr sehingga velva tidak cepat mencair.
Analisis Karakteristik Fisik dan Kimia Es Krim Beras Merah (Oryza nivara) dengan Substitusi Sari Kedelai (Glycine max) Natallie Whihel Mita; Maria Marina Herawati
Agroteknika Vol 7 No 2 (2024): Juni 2024
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v7i2.260

Abstract

Es krim merupakan macam olahan susu hewani yang banyak digemari oleh masyrakatat. Susu hewani mengandung laktosa yang sulit dicerna bagi orang intoleran laktosa. Sari kedelai memiliki kandungan gizi yang hampir sama dengan susu sapi, sehingga dapat menjadi pengganti susu hewani dipenelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan jumlah sari kedelai yang tepat berdasarkan karakteristik fisik (overrun, kecepatan leleh, total padatan, stabilitas emulsi) dan karakteristik kimia (kadar lemak, kadar protein, sukrosa), serta untuk mengetahui kuantitas gizi utama yaitu lemak dan protein pada es krim beras merah substitusi sari kedelai. Rancangan percobaan penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial yang menggunakan 4 perlakuan sari kedelai dan 1 kontrol susu sapi. Taraf perlakuan sari kedelai tersebut meliputi K0:250 ml, K1:125 ml, K2:250 ml, K3:375 ml, dan K4:500 ml, yang diulang sebanyak 5 kali dan memperoleh 25 unit sampel. Metode untuk analisis data menggunakan SAS dan DMRT apabila hasilnya menunjukan beda nyata. Hasil riset menunjukan bahwa perlakuan K1 (sari kedelai 125 ml) merupakan perlakuan terbaik dalam meningkatkan nilai overrun, kecepatan leleh, total padatan, stabilitas emulsi, dan sukrosa. Hasil riset juga menunjukan kuantitas kadar lemak pada perlakuan K1=1,68%, K2=2,37%, K3=2,48%, K4=3,11%, dan kadar protein perlakuan K1=4,86%, K2=4,75%, K3=4,66%, K4=4,33%.
Induksi Kalus Tanaman Gambir (Uncaria gambir (Hunter) Roxb.) Pada Beberapa Konsentrasi 2,4-D Secara In Vitro Aprissilia Taifani Galuh Utomo; Aprizal Zainal; Yusniwati Yusniwati
Agroteknika Vol 7 No 2 (2024): Juni 2024
Publisher : Green Engineering Society

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55043/agroteknika.v7i2.263

Abstract

Tanaman Gambir (Uncaria gambir (Hunter) Robx.) mengandung senyawa metabolit sekunder seperti katekin, floursein, asam catechutannat dan quercetin yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pewarna alami, antioksidan, dan biopestisida. Tanaman gambir diperbanyak secara generatif melalui biji sehingga anakan yang dihasilkan memiliki tingkat variabilitas genetik yang tinggi. Teknologi kultur jaringan melalui kultur kalus mampu menyediakan kebutuhan bibit dalam jumlah yang banyak dengan sifat seragam dalam waktu singkat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui konsentrasi 2,4-D terbaik serta pengaruhnya terhadap proses pembentukan dan pertumbuhan kalus eksplan gambir. Desain penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan pemberian 2,4-D yang terdiri dari 5 taraf perlakuan yaitu 0; 0,5; 1; 1,5; dan 2 mg/L. Hasil penelitian menunjukan bahwa eksplan daun gambir mampu membentuk kalus pada seluruh konsentrasi 2,4-D yang diberikan. Terbentuknya kalus tercepat didapatkan pada pemberian konsentrasi 2,4-D 0,5 mg/L pada 17,86 HST dengan warna kalus putih kekuningan sebesar 56,7% dan bertekstur remah sebesar 76,7%.

Page 1 of 1 | Total Record : 9