cover
Contact Name
Rachmat Faisal Syamsu
Contact Email
rachmatfaisal.syamsu@umi.ac.id
Phone
+6285242150099
Journal Mail Official
medicaljournal@umi.ac.id
Editorial Address
Jl. Urip Sumohardjo Km.05 (Kampus II UMI), Makassar, Sulawesi Selatan
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
UMI Medical Journal
ISSN : 25484079     EISSN : 26857561     DOI : -
Umi Medical Journal (UMEDJ) is a field of health in the broadest sense such as medicine, public health, nursing, midwifery, pharmacy, health psychology, nutrition, biomedical sciences.
Articles 161 Documents
Hubungan Kebiasaan Mengkonsumsi Teh (Camellia sinensis) dengan Gejala Anemia Defisiensi Besi pada Ibu Hamil di Puskesmas Malimongan Baru Mustika Mustika; Andi Aisyah Deapati
UMI Medical Journal Vol 2 No 1 (2017): Juni 2017
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (120.208 KB) | DOI: 10.33096/umj.v2i1.14

Abstract

Latar Belakang: Dampak anemia pada ibu hamil bukan hanya saja mengenai ibu sendiri, tetapi berdampak juga terhadap kehamilannya, hal ini dapat menimbulkan komplikasi kehamilan dan persalinan seperti toxsemia (keracunan darah) dan mempengaruhi hasil kehamilan. Prevalensi anemia cukup tinggi pada golongan usia rawan seperti bayi, anak-anak dan ibu hamil. Ibu hamil termasuk kelompok yang rawan menderita anemia gizi karena adanya hemodelusi atau pengenceran darah yang dapat menyebabkan kadar haemoglobin menurun sehingga frekuensi anemia dalam kehamilan meningkat. Tanaman teh (Camellia sinensis) merupakan tanaman yang memiliki kandungan tanin alami yang tinggi. Senyawa tanin apabila dikonsumsi dalam jumlah berlebihan akan menghambat penyerapan mineral misalnya besi.Tujuan Umum: Untuk mengetahui hubungan antara konsumsi teh (Camellia sinensis) dengan gejala anemia defisiensi besi pada ibu hamil.Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional.Hasil Penelitian: Terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan minum the (Camellia sinensis) terhadap gejala anemia defisiensi besi pada ibu hamil (P=0,004) dan kelainan bentuk sel darah merah dari pemeriksaan sel darah tepi ibu hamil (P=0,000)Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan minum the terhadap kejadian anemia pada ibu hamil.
Pengaruh Pemberian Air Rebusan Daun Sirsak (Annona muricata Linn.) terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Darah Mencit (Mus musculus) Siti Shahrina Tania Anissa; St Ainulhayati; Rasfayanah Rasfayanah
UMI Medical Journal Vol 2 No 1 (2017): Juni 2017
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.608 KB) | DOI: 10.33096/umj.v2i1.15

Abstract

Latar belakang : Asam urat merupakan hasil metabolisme purin yang diproduksi dari senyawa purin endogen maupun dari makanan. Hiperurisemia dapat dianggap suatu kondisi terkait dengan peningkatan risiko terhadap penyakit gout, penyakit kardiovaskular, hipertensi dan penyakit metabolik. Pemanfaatan tanaman herbal untuk mengatasi hiperurisemia dan untuk mengurangi efek samping yang diakibatkan oleh pemberian obat-obatan antihiperurisemia. Metode : Penelitian ini adalah jenis penelitian analitik dengan menggunakan Pre-Experimental Designs dengan metode pendekatan One Group Pre-test Post-test. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara randomisasi sederhana (simple random sampling), di mana semua objek atau elemen populasi memiliki kesempatan yang sama sebagai sampel. Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepuluh ekor mencit (Mus musculus) jantan tiap kelompok. Terdapat dua kelompok terdiri dari satu kelompok kontrol dan satu kelompok perlakuan. Total sampel yang digunakan adalah 20 ekor mencit. Mencit dibuat hiperurisemia dengann pemberian makanan tinggi purin yaitu melinjo yang dicampur dengan pelet serta jus hati ayam selama 9 hari. 10 ekor mencit pada kelompok kontrol diberikan aquades selama 7 hari, 10 ekor mencit pada kelompok perlakuan diberikan rebusan daun sirsak sebanyak 0.52ml/25gBB/hari selama 7 hari. Pada hari ke-9 dan hari ke-16 penelitian kedua kelompok mencit akan diukur kadar asam urat darahnya dengan alat ukur Nesco Multicheck®. Setelah itu, kadar asam urat kedua kelompok akan dibandingkan. Karena data berdistribusi normal, analisa uji hipotesis menggunakan uji beda T berpasangan dan dilanjutkan uji T independen. Hasil : Rebusan daun sirsak dapat menurunkan kadar asam urat darah mencit selama 7 hari pemberian (p<0,05). Kesimpulan : Terdapat pengaruh yang bermakna dari rebusan daun sirsak terhadap penurunan kadar asam urat darah mencit.
Eritroderma et causa Psoriasis Vulgaris Nurelly N Waspodo; Heruni Amalia
UMI Medical Journal Vol 2 No 1 (2017): Juni 2017
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.026 KB) | DOI: 10.33096/umj.v2i1.16

Abstract

Eritroderma merupakan kelainan kulit yang ditandai dengan adanya eritema lebih dari 90%, dan biasanya disertai dengan skuama. Salah satu kausa yang paling sering dari eritroderma adalah disebabkan oleh psoriasis. Eritroderma dapat membahayakan jiwa di mana kulit kehilangan fungsi proteksinya. Perawatan di rumah sakit biasanya dilakukan untuk mengantisipasi beberapa komplikasi sistemik yang dapat terjadi. Dilaporkan satu kasus eritroderma yang disebabkan oleh perluasan penyakit psoriasis vulgaris lalu diterapi dengan kortikosteroid sistemik dan kortikosteroid topikal ditambah emolient, serta antibiotik sistemik yang kemudian memberikan perbaikan klinis.
Skizoafektif Tipe Mania Muhammad Alim Jaya
UMI Medical Journal Vol 2 No 1 (2017): Juni 2017
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.504 KB) | DOI: 10.33096/umj.v2i1.17

Abstract

Pendahuluan: Gangguan skizoafektif memiliki ciri baik skizofrenia dan gangguan afektif (sekarang disebut gangguan mood). Kriteria diagnostik untuk gangguan skizoafektif telah berubah dengan berjalannya waktu, sebagian besar karena perubahan dalam kriteria diagnostik untuk skizofrenia dan gangguan mood. Terlepas dari sifat diagnosis yang dapat berubah, diagnosis ini tetap merupakan diagnosis yang terbaik bagi pasien yang sindrom klinisnya akan terdistorsi jika hanya dianggap skizofrenia atau hanya suatu gangguan mood. Laporan Kasus: Perempuan 37 tahun, diantar oleh keluarga dengan keluhan gelisah dialami 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Pasien sering mondar-mandir di rumahnya tanpa tujuan yang jelas serta selalu mau naik ke atap rumah dan mengatakan ada yang memanggil dirinya. Pasien sering menyendiri dan mengurung diri di kamarnya serta mematikan lampu kamarnya. Menurut keluarga, awal perubahan perilaku dialami pada tahun 2002. Pada pemeriksaan status mental didapatkan adanya halusinasi auditorik, waham persekutori dan juga ditemukan adanya suatu keadaan mania dengan mood yang labil dan peningkatan afek yang cukup, psikomotor yang kesan meningkat, produktivitas bicara cukup banyak, arus pikir menunjukkan flight of ideas, kebutuhan tidur yang berkurang, dan waham kebesaran. Kesimpulan: Penegakan diagnosis skizoafektif tipe mania dapat ditegakkan apabila memenuhi kriteria skizofrenia dan pada saat bersmaan juga timbul gejala afektif yang menonjol.
Terapi Nutrisi pada Penyakit Kanker Pankreas Aryanti R Bamahri; Agussalim Bukhari; R Satriono; A Yasmin Sauki
UMI Medical Journal Vol 2 No 1 (2017): Juni 2017
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.153 KB) | DOI: 10.33096/umj.v2i1.18

Abstract

Kanker pankreas relatif jarang ditemukan, sekitar 2,5% dari seluruh jenis kanker di dunia. Namun, karena angka mortalitas yang tinggi dengan angka harapan hidup dalam 5 tahun <5% dan rata-rata harapan hidup 4,5 bulan (stage IV) dan 24,1 bulan (stage IA) sehingga kanker pankreas merupakan penyebab kematian kelima terbanyak di negara-negara maju termasuk Amerika Serikat dan Eropa. American Cancer Society memper-kirakan pada tahun 2017 terdapat 53.670 orang (27.970 pria dan 25.700 wanita) akan didiagnosis dengan kanker pankreas dan 43.090 orang (23.300 pria dan 20.790 wanita) akan meninggal karena kanker pankreas di Amerika Serikat (Bodmer 2012, American Cancer Society 2016). Kegagalan terapi konvensional kanker pankreas dibuktikan dengan dengan angka harapan hidup 18% dalam 1 tahun dan 4% dalam 5 tahun. Lebih dari 98% penderita kanker pankreas akan meninggal dunia dan sebagian besar pasien yang menderita kanker pankreas meninggal dalam enam bulan setelah diagnosis ditegakkan. Prognosis yang buruk ini karena ketidakmampuan mendiagnosis kanker pankreas pada stadium awal. Pankreas yang terletak jauh di dalam tubuh, sehingga tumor tidak dapat dilihat atau dirasakan oleh dokter selama pemeriksaan fisik rutin. Pasien biasanya tidak memiliki gejala sampai kanker telah menyebar ke organ lain. Keluhan dan gejala mulai timbul ketika kanker sudah dalam stadium lanjut dan metastasis ke nodus limfe regional dan organ-organ sekitar bahkan organ yang jauh (Thomson 2007, Steriti, Redlich 2003).
Analisis Faktor Diabetes Melitus terhadap Pasien Penyakit Jantung Koroner (PJK) Di RS TNI AU Dr Dody Sarjoto Makassar Hasta Handayani Idrus
UMI Medical Journal Vol 2 No 2 (2017): December 2017
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.289 KB) | DOI: 10.33096/umj.v2i2.20

Abstract

Latar Belakang : Survei kesehatan rumah tangga yang dilakukan secara berkala oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia menunjukkan bahwa penyakit kardiovaskuler memberikan kontribusi sebesar 19,8% dari seluruh penyebab kematian pada tahun 2011 dan meningkat menjadi 24,4% pada tahun 2011 (Goya 2011). Penyakit kardiovaskuler, termasuk PJK, merupakan salah satu gejala jangka panjang dari masa peralihan ini dan penyakit diabetes mellitus merupakan faktor pencetus progresifitas terjadinya PJK oleha karena itu peneliti sangat tertarik untuk meneliti hubungan faktor resiko penyakit diabetes mellitus terhadap angka kejadian pasien penyakit jantung koroner (PJK). Metode Penelitian : Penelitian ini termasuk penelitian Observational Analitik yaitu penelitian yang bertujuan menjelaskan hubungan antar variabel, yang dalam hal ini adalah variabel faktor risiko penyakit Diabetes melitus dan variabel penyakit jantung koroner (PJK). Rancangan penelitian yang digunakan adalah case-control, dimana kasus dan kontrol telah diketahui pada saat (awal) penelitian, kemudian ditelusuri secara retrospektif faktor risiko (paparan) yang berperan dalam kejadian PJK. Hasil Penelitian : Menunjukkan bahwa pada pasien PJK, sebagian besar responden memiliki DM sebesar 73,4%, sedangkan responden yang tidak memiliki DM sebesar 26,6%. Kelompok bukan PJK, persentase responden memiliki DM yaitu sebesar 41,7 %, sedangkan yang tidak memiliki DM sebesar 58,3%. Nilai X2hitung(4,721)< X2tabel (3,841) atau nilai p (0,03) < α (0,05) berarti bahwa ada hubungan antara diabetes melitus dengan kejadian PJK. Kesimpulan : Hasil penelitian diperoleh ada hubungan yang bermakna antara diabetes melitus dengan kejadian PJK.
Analisis Faktor-Faktor Risiko Terjadinya TB Paru pada Pasien DM Tipe 2 DI RS Ibnu Sina Makassar Hermiaty Nasruddin; Santriani Hadi; Musdalifah Eka Pratiwi
UMI Medical Journal Vol 2 No 2 (2017): December 2017
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.885 KB) | DOI: 10.33096/umj.v2i2.21

Abstract

Latar Belakang : Peningkatan prevalensi DM, sebagai faktor risiko TB juga disertai dengan peningkatan prevalensi TB. Peningkatan kasus TB pada pasien DM terutama pada negara-negara berpenghasilan rendah-menengah, juga terjadi di Indonesia. Cukup banyak pasien DM yang mengalami TB dan hal tersebut meningkatkan morbiditas maupun mortalitas TB maupun DM. Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian analitik deskriptif dengan pendekatan cross sectional dengan menggunakan teknik total sampling. Sampel yang digunakan berupa rekam medik dengan jumlah 60 sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi di RS Ibnu Sina Makassar pada tahun 2015-2016. Pengumpulan data dilakukan dengan mengambil data secara langsung pada bagian rekam medik RS Ibnu Sina Makassar. Analisa data menggunakan uji chi-square. Hasil Penelitian : Didapatkan subjek penelitian ini yaitu rekam medik pasien DM Tipe 2 di RS Ibnu Sina Makassar tahun 2015-2016 berjumlah 60 orang, dengan prevalensi kejadian TB Paru pada pasien DM Tipe 2 adalah 50% dari jumlah sampelyang digunakan. Berdasarkan hasil analisis bivariat, didapatkan faktor resiko yang berpengaruh terhadap kejadian TB Paru adalah status gizi dan riwayat kontak TB. Setelah dilakukan analisis multivariat, faktor yang memiliki hubungan bermakna dengan TB Paru pada pasien DM Tipe 2 yaitu riwayat kontak TB (OR 145; p=0,000;[IK95% 15,8-1325,3]). Kesimpulan : Hasil penelitian di RS Ibnu Sina Makassar tahun 2015-2016 didapatkan pasien DM Tipe 2 dengan komplikasi TB Paru berjenis kelamin wanita lebih banyak dibandingkan dengan pria dan terbanyak pada rentang usia 50-60 tahun. Faktor-faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian TB Paru pada pasien DM Tipe 2 yaitu status gizi dan riwayat kontak TB Paru. Sedangkan faktor risiko kejadian TB pada pasien DM yang paling berpengaruh adalah riwayat kontak TB.
Pengaruh Mengkonsumsi Teh Setelah Makan terhadap Kejadian Anemia Defisiensi Besi pada Remaja Putri Ida Royani; Andi Alamanda Irwan; Aridayanti Arifin
UMI Medical Journal Vol 2 No 2 (2017): December 2017
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.405 KB) | DOI: 10.33096/umj.v2i2.22

Abstract

Latar Belakang: Penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat menyatakan bahwa kandungan tanin dan polifenol dalam teh dapat menghambat penyerapan zat besi dalam saluran cerna yang merupakan pemicu terjadinya anemia atau penyakit kurang darah. Karena zat tanin yang terdapat pada teh dapat mengikat zat besi pada makanan yang dicerna, sehingga membuat penyerapan zat besi atau Fe yang dilakukan oleh sel darah merah berkurang. Metode Penelitian: Desain penelitian ini adalah survei yang bersifat analitik yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh mengkonsumsi teh setelah makan terhadap kejadian anemia pada remaja putri di Sekolah Putri Darul Istiqamah Kabupaten Maros. Rancangan yang digunakan adalah cross sectional. Analisis Bivariat yang digunakan yaitu dengan sistem komputerisasi melalui uji Chi-Square. Hasil Penelitian: Di Sekolah Putri Darul Istiqomah Kabupaten Maros remaja putri yang memiliki kebiasaan minum teh setelah makan secara rutin sebanyak 16 orang. Tidak ada responden yang memiliki riwayat anemia berat dari ke 16 responden sedangkan yang memiliki riwayat anemia sedang adalah 50%, anemia ringan adalah 31,2%, dan tidak anemia adalah 18,7%. Kesimpulan: Terdapat pengaruh antara kebiasaan minum teh setelah makan terhadap kejadian anemia pada remaja putri di Sekolah Putri Darul Istiqamah Kabupaten Maros.
Uji Efektivitas Pemberian Ekstrak Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale var. Rubrum) Sebagai Antimikroba yang Bersifat Bakterisid terhadap Bakteri Escherichia coli Lisa Yuniati; Arina F Arifin; Selly Silla Sakti
UMI Medical Journal Vol 2 No 2 (2017): December 2017
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (394.857 KB) | DOI: 10.33096/umj.v2i2.23

Abstract

Latar Belakang : Pada dasarnya Escherichia coli merupakan bakteri komensal saluran pencernaan. Namun, dapat menjadi patogen jika jumlah bakteri ini dalam saluran pencernaan meningkat atau berada di luar usus. Escherichia coli juga merupakan salah satu penyebab paling sering dari banyak infeksi bakteri umum. Resistensi Escherichia coli terhadap berbagai antibiotika telah banyak dilaporkan. Disisi lain, Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan tanaman herbal yang sering digunakan sebagai salah satu upaya untuk menanggulangi masalah kesehatan. Salah satu tumbuhan yang digunakan adalah rimpang dari tumbuhan jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum). Metode Penelitian : Penelitian ini adalah penelitian true experimental post test melalui metode disc diffusion untuk menguji efektivitas pemberian ekstrak rimpang jahe merah (Zingiber officinale var. rubrum) sebagai antimikroba terhadap bakteri Escherichia coli. Hasil Penelitian : Dari konsentrasi 20%, 40%, 60%, 80%, dan 100% ekstrak rimpang jahe merah terhadap bakteri Escherichia coli didapatkan bahwa pada konsentrasi 20% zona hambat yang terbentuk pada replikasi 1 dan 2 memiliki interpretasi intermediet. Pada konsentrasi 40% diameter zona hambat yang terbentuk pada replikasi 1 memiliki interpretasi intermediet sedangkan pada replikasi 2 memiliki zona hambat yang sensitif. Pada konsentrasi 60% memiliki zona hambat yang intermediet pada replikasi 1 sedangkan pada replikasi 2 memiliki zona hambat yang sensitif. Pada konsentrasi 80% terbentuk zona hambat yang sensitif pada kedua replikasi. Begitu pula pada konsentrasi 100% juga terbentuk zona hambat yang sensitif pada bakteri Escherichia coli pada kedua replikasi. Kesimpulan : Dari kelima konsentrasi rimpang jahe merah yang diujikan didapatkan hasil yang sensitif pada konsentrasi 40%, 60%, 80% dan 100%.
Pengaruh Konsumsi Harian Susu Kacang Kedelai (Glycine max(L.)Merr) terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Total Darah pada Mencit Jantan (Mus musculus) yang Hiperkolesterol Dian Amelia Abdi; Dwi Anggita; Rihlah Thahirah Al-Hikmah
UMI Medical Journal Vol 2 No 2 (2017): December 2017
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.961 KB) | DOI: 10.33096/umj.v2i2.24

Abstract

Latar Belakang : Dislipidemia merupakan suatu kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, trigliserida, LDL, dan penurunan HDL di dalam serum. Didalam susu kacang kedelai mengandung isoflavon yang terdiri atas genistein dan daidztein, dan protein kedelai yang dapat menurunkan resiko penyakit kardiovaskular dengan cara mengikatkan profil lemak darah. Khususnya, protein kedelai menyebabkan penurunan yang nyata dalam kolesterol total. Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan pre-post true experimental test group design dengan menggunakan 24 hewan coba yang hiperkolesterol yang dibagi menjadi 3 kelompok dengan total masing-masing kelompok sebanyak 8 ekor mencit. Kelompok kontrol negatif yang diberi aquades, kelompok kontrol positif diberi simvastatin 0.244 mg/30 gBB mencit/hari, dan kelompok perlakuan yang diberi susu kacang kedelai 0.154 g/ 30 gBB mencit/hari dengan total intervensi 14 hari. Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan Rerata kadar Kolesterol total darah mencit pada hari ke-7 pemberian susu kacang kedelai (Glycine max (L.)Merr) adalah 185 mg/dl dan pada hari ke-15 adalah 139 mg/dl. Terdapat perbedaan kadar kolesterol total pada mencit tiap kelompok yang cukup signifikan yakni kelompok kontrol negatif dengan mengalami kenaikan yang signifikan sebesar 6 mg/dl (p=0.06), kelompok kontrol positif mengalami penurunan yang signifikan sebesar 31 mg/dl (p=0.00) dan kelompok perlakuan mengalami penurunan signifikan sebesar 46 mg/dl (p=0,00) sehingga ada pengaruh konsumsi harian susu kacang kedelai (Glycine max (L.) Merr) terhadap penurunan kadar kolesterol pada mencit jantan (Mus musculus) yang hiperkolsterol. Kesimpulan : Diantara ketiga kelompok, yang paling signifikan penurunan kadar kolesterolnya ada pada susu kacang kedelai dibandingkan kelompok simvastatin sedangkan pada kelompok pemberian aquades terjadi peningkatan kadar kolesterol total pada mencit (Mus musculus).

Page 2 of 17 | Total Record : 161