Santriani Hadi
Departemen Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Analisis Faktor-Faktor Risiko Terjadinya TB Paru pada Pasien DM Tipe 2 DI RS Ibnu Sina Makassar Hermiaty Nasruddin; Santriani Hadi; Musdalifah Eka Pratiwi
UMI Medical Journal Vol 2 No 2 (2017): December 2017
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.885 KB) | DOI: 10.33096/umj.v2i2.21

Abstract

Latar Belakang : Peningkatan prevalensi DM, sebagai faktor risiko TB juga disertai dengan peningkatan prevalensi TB. Peningkatan kasus TB pada pasien DM terutama pada negara-negara berpenghasilan rendah-menengah, juga terjadi di Indonesia. Cukup banyak pasien DM yang mengalami TB dan hal tersebut meningkatkan morbiditas maupun mortalitas TB maupun DM. Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian analitik deskriptif dengan pendekatan cross sectional dengan menggunakan teknik total sampling. Sampel yang digunakan berupa rekam medik dengan jumlah 60 sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi di RS Ibnu Sina Makassar pada tahun 2015-2016. Pengumpulan data dilakukan dengan mengambil data secara langsung pada bagian rekam medik RS Ibnu Sina Makassar. Analisa data menggunakan uji chi-square. Hasil Penelitian : Didapatkan subjek penelitian ini yaitu rekam medik pasien DM Tipe 2 di RS Ibnu Sina Makassar tahun 2015-2016 berjumlah 60 orang, dengan prevalensi kejadian TB Paru pada pasien DM Tipe 2 adalah 50% dari jumlah sampelyang digunakan. Berdasarkan hasil analisis bivariat, didapatkan faktor resiko yang berpengaruh terhadap kejadian TB Paru adalah status gizi dan riwayat kontak TB. Setelah dilakukan analisis multivariat, faktor yang memiliki hubungan bermakna dengan TB Paru pada pasien DM Tipe 2 yaitu riwayat kontak TB (OR 145; p=0,000;[IK95% 15,8-1325,3]). Kesimpulan : Hasil penelitian di RS Ibnu Sina Makassar tahun 2015-2016 didapatkan pasien DM Tipe 2 dengan komplikasi TB Paru berjenis kelamin wanita lebih banyak dibandingkan dengan pria dan terbanyak pada rentang usia 50-60 tahun. Faktor-faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian TB Paru pada pasien DM Tipe 2 yaitu status gizi dan riwayat kontak TB Paru. Sedangkan faktor risiko kejadian TB pada pasien DM yang paling berpengaruh adalah riwayat kontak TB.
Hubungan Personal Hygiene dan Sanitasi Lingkungan dengan Kejadian Penyakit Kecacingan Nurfachanti Fattah; Arina F Arifin; Santriani Hadi; Fathul Rachmat S. Imam
UMI Medical Journal Vol 5 No 2 (2020): UMI Medical Journal
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/umj.v5i2.78

Abstract

Latar belakang: Kecacingan merupakan masalah kesehatan yang tersebar luas didaerah tropis dan subtropis. Personal hygiene dan sanitasi lingkungan yang kurang baik pada anak-anak merupakan faktor yang mempermudah penularan kecacingan. Salah satu cara untuk memberantas kecacingan adalah dengan menghilangkan faktor-faktor yang memudahkan terjadinya penularan salah satunya adalah keadaan hygiene atau perilaku hidup dan sanitasi lingkungan. Metode: Penelitian ini menggunakan desain analitik obsevasioanal, dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah total sampling dengan mengambil seluruh siswa-siswi di salah satu sekolah dasar, wilayah kerja puskesmas Tabaringan. Terdiri dari kelas 4 dengan jumlah siswa 25 orang; kelas 5 dengan jumlah siswa 20 dan kelas 6 dengan jumlah siswa 20 orang. Alat ukur yang digunakan adalah kuisioner, lembar observasi dan pemeriksaan laboratorium feses diperoleh dengan cara kunjungan ke sekolah dasar, tempat tinggal subyek, dan puskesmas Tabaringan. Hasil: Adanya hubungan antara kebiasaan mencuci tangan (ρ=0,048), kebersihan kuku (ρ=0,014), kebiasaan jajanan (ρ=0,035), kebiasaan BAB (ρ=0,009), penggunaan air bersih (ρ=0,002), pembuangan air limbah (ρ=0,025), pembuangan kotoran (ρ=0,048) dengan kejadian cacingan pada siswa. Kesimpulan: Ada hubungan personal hygiene dan sanitasi lingkungan dengan kejadian cacingan pada siswa sekolah dasar di wilayah kerja Puskesmas Tabaringan Makassar.
Karakteristik Penderita Demam Tifoid di RS. Ibnu Sina Kota Makassar Tahun 2016 - 2017 Zaidan Zaidan; Santriani Hadi; Ilma Khaerina Amaliyah B.
UMI Medical Journal Vol 5 No 1 (2020): UMI Medical Journal
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/umj.v5i1.81

Abstract

Latar Belakang: Demam Tifoid merupakan penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi dan merupakan masalah utama kesehatan masyarakat Indonesia. Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) diperkirakan 11-20 juta orang di dunia terkena penyakit demam tifoid dan menyebabkan kematian sekitar 128.000 - 161.000 jiwa. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini dilakukan untuk melihat karakteristik penderita demam tifoid di rumah sakit Ibnu Sina kota makassar pada tahun 2016-2017. Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode total sampling menggunakan data sekunder dari rekam medik. Pada penelitian ini didapatkan jumlah penderita demam tifoid tahun 2016–2017 sebanyak 233 orang. Hasil: Kejadian demam tifoid tertinggi adalah tahun 2016 bulan April sebanyak 26 orang (14,8%) dengan kelompok usia terbanyak yaitu 21-30 sebanyak 80 orang (34,3%), jenis kelamin terbanyak perempuan sebanyak 124 orang (53,2%). Jenis pekerjaan penderita demam tifoid terbanyak yaitu kelompok mahasiswa sebanyak 62 orang (26,6%) dengan gejala subjektif demam sebanyak 233 orang (100%). Pada pemeriksaan lidah kotor positif sebanyak 80 orang (34,3%). Pemeriksaan penunjang diagnosis yaitu pemeriksaan darah rutin didapatkan yang mengalami anemia sebanyak 38 orang (12,5%). Kesimpulan: Gejala subjektif tertinggi yaitu demam dengan pemeriksaan fisis yaitu lidah kotor. Pemeriksaan penunjang diagnosis terbanyak adalah pemeriksaaan darah rutin dan pemeriksaan laboratorium yang sering dilakukan adalah tes widal.
Pengaruh Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu terhadap Konsumsi Obat Cacing pada Murid Sekolah Dasar MI DDI Gusung Kota Makassar Nur Fitriany Lihawa; Santriani Hadi; Ilma khaerina amaliyah
UMI Medical Journal Vol 5 No 1 (2020): UMI Medical Journal
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/umj.v5i1.84

Abstract

Latar belakang:. Infeksi cacing yang ditularkan melalui tanah adalah salah satu infeksi paling umum di seluruh dunia. Infeksi cacing dapat berdampak pada tingkat kecerdasan dan produktivitas. Ibu merupakan garis terdepan dalam tahap pencegahan cacingan pada anak yang salah satu perannya adalah memastikan anak mengonsumsi obat cacing secara rutin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu terhadap Konsumsi Obat Cacing pada Murid Sekolah Dasar MI DDI Gusung. Sampel penelitian adalah ibu dari murid SD Kelas 1,2 dan 3 MI DDI Gusung Kota Makassar. Metode: Penelitian merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di MI DDI Gusung Kota Makassar pada bulan Maret - April 2019. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu dari murid di MI DDI Gusung Periode Maret 2019 dan sampel yang diambil adalah ibu dari murid SD kelas 1, 2 dan 3 di MI DDI Gusung Kota Makassar Periode Maret 2019. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan pengetahuan baik memiliki persentase lebih tinggi (66.7%) dalam mengonsumsi obat cacing secara rutin dibandingkan responden dengan pengetahuan kurang (0%). Hasil uji statistik chi-square didapatkan p=0.000 yang berarti terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan konsumsi obat cacing. Untuk variabel sikap menunjukkan bahwa responden dengan sikap yang baik memiliki persentase lebih tinggi (47.5%) dalam mengonsumsi obat cacing secara rutin dibandingkan responden dengan sikap kurang (33.3%). Hasil uji statistik chi-square didapatkan p=0.019, ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara sikap dengan konsumsi obat cacing. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap ibu terhadap konsumsi obat cacing pada murid sekolah dasar MI DDI Gusung Kota Makassar
Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Tinea Pedis pada Mahasiswa Tamtama di Resimen Induk KODAM VII Wirabuana Makassar Santriani Hadi
UMI Medical Journal Vol 5 No 1 (2020): UMI Medical Journal
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/umj.v5i1.85

Abstract

Latar belakang: Tinea pedis merupakan penyakit urutan pertama dari 10 penyakit terbesar di Poliklinik Resimen Induk Kodam VII Wirabuana Makassar 2015, beban latihan siswa Tamtama yang cukup lama menggunakan sepatu setiap harinya dan juga sengatan matahari dapat menyebabkan gangguan kesehatan termasuk infeksi kulit, serta kondisi lingkungan latihan siswa Tamtama Makassar yang panas dan lembab dapat menimbulkan produksi keringat berlebih, termasuk di daerah sekitar kaki. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk, menganalisa faktor yang berpengaruh terhadap kejadian Tinea Pedis di Resimen Induk Kodam VII Wirabuana Makassar. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dan sampel adalah seluruh siswa Tamtama yang memenuhi karakteristik yang berjumlah 225 orang dan sampel digunakan dalam penelitian ini sebanyak 60 siswa tamtama. Data dikumpulkan dengan wawancara menggunakan kuesioner. Komponen kuesioner meliputi kebersihan kulit dan kebersihan kaki. Hasil: Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa setelah dilakukan uji statistik didapatkan bahwa kebersihan kulit (p=0.000) merupakan faktor yang berhubungan dengan kejadian Tinea Pedis, kebersihan handuk (p=0.002)merupakan faktor yang berhubungan terhadap kejadain Tinea Pedis. Kesimpulan: Faktor-faktor yang berhubungan dengan Tinea Pedis adalah kebersihan kulit dan kebersihan handuk.
Pengembangan Kemasan Higenis dan Menarik pada Usaha Jamur Tiram Usman di Paccerakkang Kelurahan Katimbang Kecamatan Biringkanaya Makassar Yusriani Mangarengi; Marzelina Karim; Santriani Hadi; Karisman Karisman
Jurnal Pengabdian Kedokteran Indonesia Vol 1 No 1 (2020): September 2020
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (782.053 KB) | DOI: 10.33096/jpki.v1i1.98

Abstract

Di tahun 2019, terhitung sangat banyak usaha makanan-makanan baru yang mulai menjamur, baik yang bersifat musiman maupun jangka panjang. Masyarakat tentu tidak mau kehilangan kesempatan untuk memiliki bisnis makanan. Jamur berkontribusi pada serat disetiap asupan harian kita. Jamur juga memiliki banyak mineral dan vitamin yang tidak dapat diperoleh dari makanan lain. Salah satu jamur yang dapat dimakan yaitu jamur tiram. Jamur tiram mengandung asam lemak tidak jenuh, protein, vitamin B1, B2, C,dan D2, rendah kolesterol, lemak dan kalori, mengandung mineral termasuk kalsium, magnesium, zat besi, fosfor yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Kegiatan Pelaksanaan pengabdian ini diadakan di lingkungan Usaha Jamur Tiram Usman lokasi Paccerakkang Kel. Katimbang, Kec. Biringkanaya Makassar. Dalam pengabdian masyarakat ini kami memberikan pelatihan bagi masyarakat berupa pembuatan jamur krispi yang baik tanpa bahan pengawet dan cara pembuatan kemasan yang baik, menarik dan higenis agar minat terhadap jamur tiram kepada masyarakat akan meningkat. Pengelolahan jamur dengan kemasan yang menarik dan higenis sangat penting bagi masyarakat yang untuk mencegah kontaminasi bakteri, kemasan makanan juga memperpanjang umur simpan produk, yang memungkinkan distribusi yang lebih luas dan mengurangi limbah makanan sedang menjalankan usaha mereka.
Hubungan Personal Hygiene Dengan Angka Kejadian Pediculosis Di Pesantren Ummul Mukminin Makassar Aqilla Nadya Zalsabila; Santriani Hadi; Ilma Khaerina Amaliyah; Sri Vitayani; Lisa Yuniati
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 2 No. 1 (2022): Januari
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v2i1.52

Abstract

Personal hygiene merupakan perilaku perawatan diri individu mempertahankan kesehatannya, oleh karena itupersonal hygiene termasuk ke dalam tindakan pencegahan primer yang spesifik. Personal hygiene menjadi aspekyang penting menjaga kesehatan individu karena personal hygiene yang baik akan meminimalkan masuknya mikroorganisme yang ada di mana - mana dan pada akhirnya mencegah seseorang terkena penyakit baik penyakitkulit, penyakit infeksi, penyakit mulut dan penyakit saluran cerna atau bahkan dapat menghilangkan fungsi bagiantubuh tertentu, seperti halnya infeksi Pediculosis capitis pada rambut kepala. Penelitian yang dilakukan adalahpenelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Hasil penelitian ini keadaan personal hygieneyang dimiliki oleh para santri puteri Madrasah Tsanawiyah Pesantren Ummul Mukminin Makassar, termasukdalam kategori sama. Dimana didapatkan personal hygiene yang baik sebesar 50%, dan 50% sisanya berada dikategori personal hygiene yang buruk. Selain itu pada angka kejadian pediculosis capitis dari santriwati MadrasahTsanawiyah Pesantren Ummul Mukminin Makassar, termasuk dalam kategori positif terjangkit pediculosis capitis.Dimana responden santriwati sebanyak 57% positif pediculosis capitis dan memiliki tanda-tanda akan terjangkit,sedangkan sisanya sebanyak 43% berada dalam kategori negatif atau tidak terjangkit dan tidak memiliki ciri-ciripediculosis capitis.
Hubungan Kadar Asam Urat dengan Kejadian Proteinuria pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Andi Siti Nur Pranana Ummah Feqqi; Prema Hapsari hidayati h; Dwi Anggita; Sri Wahyu; Santriani Hadi; Ali Aspar Mappahya
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 1 No. 3 (2021): Desember
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v1i3.61

Abstract

Diabetes melitus adalah salah satu dari 10 penyebab kematian tertinggi di dunia. Peningkatan insiden diabetes melitus akan meningkatkan komplikasi. komplikasi ginjal yang tinggi akan menyebabkan mortalitas dan morbiditas kardiovaskular. Adanya proteinuria yang resisten pada pasien diabetes melitus menandakan mulai terjadi kerusakan fungsi ginjal. Sebagian penderita diabetes melitus tipe 2 juga mengalami hiperurisemia. Hiperurisemia ini juga dapat mempengaruhi fungsi ginjal yang ditandai dengan adanya proteinuria, kadar asam urat yang tinggi dapat menyebabkan ginjal bekerja lebih berat sehingga dapat menyebabkan rusaknya sel pada ginjal yang ditandai dengan proteinuria. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan kadar asam urat dengan kejadian proteinuria pada pasien diabetes melitus tipe 2. Desain penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional study. Penelitian ini dilakukan dengan jumlah sampel 32 orang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi pada bulan Mei-Juni 2019 di RS Ibnu Sina YW-UMI Makassar menunjukkan bahwa kategori kadar asar urat dengan proteinuria (-) sebanyak 24 orang (75%); (+) 4 orang (12,5 %); (++) 1 orang (3,1%); (+++) 2 orang (6,3%); (++++) 1 orang (3,1%). Hasil análisis dengan menggunakan uji Chi-Square didapatkan nilai signifikan 0,685 (p<0,05) yang secara statistik menunjukkan tidak terdapat hubungan antara kadar asam urat dengan kejadian proteinuria pada pasien diabetes melitus tipe 2 karena nilai p > 0,05. Pada penelitian ini tidak didapatkan hasil yang bermakna antara hubungan kadar asam urat dengan kejadian proteinuria pada pasien diabetes melitus tipe 2 di RS Ibnu Sina YW-UMI Makassar. Namun didapatkan ada kecenderungan semakin tinggi derajat kadar asam urat, maka semakin tinggi juga derajat proteinuria yang terjadi.
Efektivitas Ekstrak Rimpang Jeringau (Acorus Calamus L.) Terhadap Bakteri Escherichia coli Murni Aswiranti Putri Muhlis; Santriani Hadi; Rasfayanah; Hermiaty Nasruddin; Zulfitriani Murfat
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 2 No. 7 (2022): Juli
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v2i7.87

Abstract

Bakteri E. coli merupakan bakteri patogen penyebab berbagai macam penyakit infeksi, termasuk diare. Pilihan terapi utama untuk menatalaksana infeksi akibat bakteri E. coli adalah antibiotik. Namun, adanya penggunaan antibiotik yang tidak rasional dan sifat adaptif dari bakteri E. coli menyebabkan permasalahan resistensi antibiotik. Oleh karena itu, pemberian ekstrak rimpang jeringau (Acorus calamus L.) berpotensi menjadi pilihan terapi alternatif dalam menatalaksana infeksi bakteri E. coli. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui efektivitas ekstrak rimpang jeringau dalam menghambat pertumbuhan bakteri E. colli. Metode yang digunakan penelitian ini merupakan studi literature review dengan desain narrative review. Data yang digunakan berasal dari studi-studi eksperimental yang didapat dari berbagai database jurnal. Berdasarkan Hasil analisis dari 8 literatur menemukan bahwa efektivitas ekstrak rimpang jeringau (Acorus calamus L.) terhadap pertumbuhan bakteri E. coli dengan pelarut turunan senyawa ethanol dan dalam bentuk minyak atsiri tergolong dalam kategori kuat. Kesimpulan yaitu Ekstrak rimpang jeringau (Acorus calamus L.), dengan pelarut chloroform atau turunan ethanol, maupun dalam bentuk minyak atsiri atau air rebusan memiliki potensi sebagai pilihan terapi alternatif dalam menatalakssana infeksi bakteri E. coli, namun penelitian lebih lanjut masih diperlukan.
Uji Efektivitas Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum basilicum) untuk Menghambat Pertumbuhan Larva Nyamuk Aedes aegypti Dwi Astari Suja’nah; Santriani Hadi; Arni Isnaini Arfah; Sri Julyani; Nurfachanti Fattah
Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran Vol. 2 No. 9 (2022): September
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/fmj.v2i9.114

Abstract

Latar Belakang: Salah satu penyakit yang dapat menimbulkan wabah atau kejadian luar biasa yaitu penyakit demam berdarah dengue. Angka kejadian kasus DBD di Indonesia dari tahun ke tahun cenderung fluktuatif. Bertambahnya jumlah kasus DBD selain karena faktor kepadatan penduduk, musim dan mobilisasi penduduk juga disebabkan oleh kurangnya partisipasi dalam pemberantasan sarang nyamuk Aedes aegypti. Salah satu bahan alami yang digunakan masyarakat sebagai alternative pengganti insektisida sintetis untuk mengatasi pertumbuhan larva nyamuk adalah daun kemangi. Daya bunuh insektisida hayati yang berasal dari senyawa kimia daun kemangi seperti minyak atsiri, euganol, saponin, flavonoid, dan tannin. Tujuan: Mengetahui efektivitas daya bunuh ekstrak daun kemangi (Ocimum basilicum) terhadap kematian larva nyamuk Aedes aegypti. Metode: Penelitian eksperimental laboratorik (laboratoris experiment) dengan 5 kelompok yang terdiri dari 4 konsentrasi (konsentrasi 0,1%, 0,3%, 0,5%, dan 1%) dan 1 kelompok kontrol (Aquades). Hasil: Hasil analisis menunjukakkan bahwa ekstrak daun kemangi dapat membunuh larva nyamuk Aedes aegypti. Semakin tinggi konsentrasi yang digunakan maka semakin besar presentasi kematian pada larva nyamuk. Presentasi kematian 23,33% (konsentrasi 0,1%), 43,33% (konsentrasi 0,3%), 63,33 (konsentrasi 0,5%) dan 100% (konsentrasi 1%). Kesimpulan: Ekstrak daun kemangi (Ocimum basilicum) efektif untuk larvasida terhadap larva nyamuk Aedes aegypti. Konsentrasi yang paling efektive untuk menghambat pertumbuhan larva nyamuk Aedes aegypti adalah konsentrasi 1% dengan presentasi 100%.