cover
Contact Name
Achmad Arifiyanto
Contact Email
achmad.arifiyanto@fmipa.unila.ac.id
Phone
+6281252496386
Journal Mail Official
achmad.arifiyanto@fmipa.unila.ac.id
Editorial Address
Department of Biology Faculty of Mathematics and Natural Sciences Universitas Lampung Jl. Sumantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung Lampung 35145
Location
Kota bandar lampung,
Lampung
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Biologi Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati (J-BEKH)
Published by Universitas Lampung
ISSN : 23384344     EISSN : 2686200X     DOI : https://doi.org/10.23960/jbekh.vxxx.xxx
This journal focuses on the fields of Agricultural, Animal Sciences, Bioconservation, Biopharmacology, Biotechnology, Biomedical, Biological control, Behavioural ecology, Plant Sciences, Ecology, Fishery, Marine Biology, Fresh Water Biology, Microbiology, Immunobiology, Ecotoxicology, and Parasitology. This journal utilizes both the LOCKSS and CLOCKSS systems to create a distributed archiving system among participating libraries and permits those libraries to create permanent archives of the journal for purposes of preservation and restoration
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol. 3 No. 2 (2016)" : 9 Documents clear
LAJU PERTUMBUHAN Oithona sp. YANG DIBERI PAKAN ALAMI Nannochloropsis sp., Isochrysis sp., DAN KOMBINASINYA Agung Munandar; Sri Murwani; Rochmah Agustrina
Jurnal Ilmiah Biologi Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati (J-BEKH) Vol. 3 No. 2 (2016)
Publisher : Department of Biology Faculty of Mathematics and Natural Sciences Universitas Lampung in collaboration with The Indonesian Association of Biology (PBI) Lampung Branch.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jbekh.v3i2.77

Abstract

Peningkatan produksi perikanan adalah dengan memperhatikan kualitas pakan ikan pada fase larva. Salah satu jenis pakan alami yang dipergunakan antara lain Oithona sp. karena memiliki kandungan nutrisi yang baik untuk pertumbuhan ikan. Untuk meningkatkan produktivitas Oithona dibutuhkan pakan yang berkualitas seperti mikroalga. Mikroalga yang banyak digunakan sebagai pakan alami zooplankton diantaranya Nannochloropsis sp. dan Isochrysis sp. karena kandungan nutrisinya yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui laju pertumbuhan Oithona sp. yang diberi pakan alami Nannochloropsis sp. (N), Isochrysis sp. (Is) dan kombinasinya. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2016 – April 2016 di Laboratorium Akuatik, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan (N 100% ; N 75% dan Is 25% ; N 50% dan Is 50% ; N 25% dan Is 75% : Is 100%), dan diulang 4 kali. Data dianalisis ragam (ANOVA) dan diuji lanjut dengan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan alami Nannochloropsis sp. 75% dan Isochrysis sp. 25% memberikan hasil kepadatan puncak populasi Oithona sp yang paling tinggi yaitu 215 ind/L dan laju pertumbuhan tertinggi 5,08%/hari.
PERBANDINGAN PERKEMBANGAN LARVA Graphium agamemnon (LEPIDOPTERA: PAPILIONIDAE) PADA BEBERAPA JENIS TANAMAN PAKAN LARVA Nikken Fallupi; Emantis Rosa
Jurnal Ilmiah Biologi Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati (J-BEKH) Vol. 3 No. 2 (2016)
Publisher : Department of Biology Faculty of Mathematics and Natural Sciences Universitas Lampung in collaboration with The Indonesian Association of Biology (PBI) Lampung Branch.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jbekh.v3i2.79

Abstract

Penelitian perbandingan perkembangan larva Graphium agamemnon pada beberapa jenis tanaman pakan larva dilakukan pada bulan Februari-April 2016 di Taman Kupu-kupu Gita Persada Lampung untuk mengetahui perbandingan perkembangan larva pada enam jenis tanaman dan mengetahui tanaman yang paling baik digunakan dalam perkembangan larva. Penelitian menggunakan metode rancangan acak kelompok dengan 10 kali pengulangan. Lima pasang kupu-kupu G. agamemnon dilepaskan dalam kandang penangkaran untuk mendapatkan telur. Setelah menetas, larva G. agamemnon dikembangkan pada daun enam jenis tanaman pakan larva yaitu sirih hutan (Piper aduncum), cempaka (Michelia champaca), sirsak (Annona muricata), alpukat (Persea americana), glodokan (Polyalthia longifolia), dan srikaya (Annona squamosa). Parameter yang diukur adalah panjang tubuh, berat tubuh, lebar kepala, dan lama waktu untuk menjadi pupa. Data yang diperoleh kemudian di analisis dengan menggunakan ANARA yang dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf nyata 5 %, dengan bantuan program SPSS versi 16. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan perkembangan larva G. agamemnon pada enam jenis tanaman pakan larva. Pada instar dua dan instar tiga, pertumbuhan panjang dan berat larva pada tanaman sirih hutan lebih baik dari pada larva pada tanaman pakan yang lainnya. Lama waktu perkembangan yang dibutuhkan larva menjadi pupa paling cepat adalah 17 hari yaitu pada tanaman sirih hutan.
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL JAHE MERAH (Zingiber officinale Roxb var Rubrum) TERHADAP JUMLAH SPERMATOGENIK MENCIT (Mus musculus L.) YANG DIINDUKSI SIPROTERON ASETAT Nur Bebi Ulfah Irawati; Sutyarso Sutyarso; Hendri Busman
Jurnal Ilmiah Biologi Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati (J-BEKH) Vol. 3 No. 2 (2016)
Publisher : Department of Biology Faculty of Mathematics and Natural Sciences Universitas Lampung in collaboration with The Indonesian Association of Biology (PBI) Lampung Branch.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jbekh.v3i2.80

Abstract

Infertilitas merupakan kondisi yang umum ditemukan dan dapat disebabkan oleh faktor perempuan atau laki-laki, parameter kesuburan dapat dilihat melalui kemampuan spermatozoa yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol jahe merah dalam meningkatkan jumlah spermatogenik mencit(Mus musculus L.) yang diinduksi siproteron asetat. Penelitian ini menggunakan 25 ekor mencit jantan yang dibagi secara acak menjadi 5 kelompok yaitu kontrol normal, dimana hanya akan diberi pakan dan aquades. Kontrol negatif, diberikan siproteron asetat 1,17mg/ml secara oral selama 7 hari. Kelompok P1, P2 dan P3 diinduksi siproteron asetat 1,17mg/ml secara oral selama 7 hari kemudian diberikan ekstrak etanol jahe merah dengan dosis P1: 6 mg/ml, P2: 12mg/ml, dan P3: 24mg/ml selama 28 hari. Parameter yang dihitung dan diamati pada penelitian ini adalah jumlah sel spermatogonium, sel spermatosit primer dan sel spermatid mencit jantan. Pengaruh ekstrak terhadap parameter dianalisis dengan Analysis of Varian (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol jahe merah yang diberikan pada dosis yang berbeda dapat meningkatkan jumlah sel spermatogonium, sel spermatosit primer dan sel spermatid mencit jantan yang diinduksi siproteron asetat.
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK RIMPANG RUMPUT TEKI (Cyperus rotundus L.) DENGAN OBAT IMODIUM TERHADAP ANTIDIARE PADA MENCIT (Mus musculus L.) JANTAN YANG DIINDUKSI OLEUM RICINI Afrisa Herni Putri; Hendri Busman; Nuning Nurcahyani
Jurnal Ilmiah Biologi Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati (J-BEKH) Vol. 3 No. 2 (2016)
Publisher : Department of Biology Faculty of Mathematics and Natural Sciences Universitas Lampung in collaboration with The Indonesian Association of Biology (PBI) Lampung Branch.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jbekh.v3i2.81

Abstract

Diare merupakan pengeluaran feses cair berulang kali atau lebih dari tiga kali sehari. Penyebab diare bermacam-macam, antara lain adanya infeksi virus, infeksi bakteri, makanan basi, beracun atau alergi terhadap makanan. Zat aktif kimia yang terdapat dalam rimpang rumput teki (C. rotundus L.) teki antara lain: alkaloid, flavonoid, tanin, pati, glikosida serta secara farmakologi rimpang teki mengandung senyawa antidiare sedangkan obat imodium merupakan obat kimia yang dapat mengatasi penyakit diare. Dengan adanya berbagai zat kimia tersebut maka dilakukan penelitian mengenai uji efektivitas ekstrak rimpang rumput teki (C. rotundus L.) dengan obat imodium untuk mencegah terjadinya diare. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung pada bulan April-Juni 2016. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan efektivitas ekstrak rimpang rumput teki dengan obat imodium dalam upaya menurunkan diare. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan, kontrol negatif, diberi 0,4 ml /40 gr BB aquabides (A), dosis ekstrak rumput teki 4,5 mg/ 40 gr BB dalam 0,4ml/100 grBB aquabides (B), dosis ekstrak rumput teki 45 mg/40 grBB dalam 0,4ml/100 gr BB aquabides (C), dosis ekstrak rumput teki 135 mg/40 grBB dalam 0,4ml/100 gr BB aquabides (D), dosis obat antidiare dengan dosis 0,4 mg dalam 0,4 ml/100 gr BB aquabides (E). Kesimpulan penelitian ini adalah ekstrak rimpang rumput teki (C. rotundus L.) dengan dosis 135 mg/40 grBB dapat menunjukkan adanya khasiat antidiare, tetapi efeknya lebih kecil dibandingkan dengan obat imodium (Loperamide). Hal ini disebabkan karena di dalam rimpang rumput teki terkandung senyawa flavonoid dan alkaloid sebagai senyawa antidiare pada mencit.
PERBANDINGAN PUPASI DUA JENIS KUPU-KUPU Troides helena DAN Pachliopta aristolochiae (LEPIDOPTERA: PAPILIONIDAE) Emilia Apriyanti; Herawati Soekardi; Nismah Nukmal
Jurnal Ilmiah Biologi Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati (J-BEKH) Vol. 3 No. 2 (2016)
Publisher : Department of Biology Faculty of Mathematics and Natural Sciences Universitas Lampung in collaboration with The Indonesian Association of Biology (PBI) Lampung Branch.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jbekh.v3i2.82

Abstract

T. helena dan P. aristolochiae merupakan spesies kupu-kupu yang memakan tanaman pakan yang sama (Aristolochia tagala) pada fase larva. Ketika akan memasuki fase pupa, larva kupu-kupu T. helena dan P. aristolochiae mengalami pupasi yang diawali dengan aktifnya hormon prothoracicotropic (PTTH) yang memicu larva untuk berhenti makan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan tahapan dan waktu yang dibutuhkan dari awal pupasi hingga terbentuk pupa dari dua jenis kupu-kupu. Penelitian dilakukan pada bulan Januari 2016 di Taman Kupu-kupu Gita Persada Lampung. Sepuluh larva instar terakhir T. helena dan P. aristolochiae hasil penangkaran diamati aktivitasnya setiap satu jam hingga terbentuk pupa, serta pengukuran panjang benang dan penimbangan berat pupa. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif, uji t (Independent Sample Test), dan analisis korelasi untuk panjang benang dan berat pupa. Hasil menunjukkan bahwa pada awal memasuki pupasi, larva instar terakhir T. helena dan P. aristolochiae memiliki aktivitas yang sama, yaitu berhenti makan dan mencari tempat yang cocok yang akan digunakan sebagai tempat menggantung. Larva memendekkan tubuhnya, membuat benang, menggantung dan kemudian membentuk pupa. Pembuatan benang T. helena dan P. aristolochiae terjadi pada malam hari. Hasil analisis uji t menunjukkan bahwa rata-rata lama pupasi kupu-kupu T. helena dan P. aristolochiae berbeda nyata ( < 0,03), rata- rata pupasi T. helena 4,8 jam lebih lama dibandingkan P. aristolochiae. Adanya korelasi positif antara panjang benang dan berat dengan nilai r T. helena : 0,94 dan r P. aristolochiae : 0, 60
PERBANDINGAN POLA PELETAKKAN TELUR KUPU-KUPU Eurema blanda (LEPIDOPTERA: PIERIDAE) PADA DUA SPESIES TANAMAN PAKAN LARVA DI TAMAN KUPU-KUPU GITA PERSADA Erika Oktavia Gindhi; Herawati Soekardi; Nismah Nukmal
Jurnal Ilmiah Biologi Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati (J-BEKH) Vol. 3 No. 2 (2016)
Publisher : Department of Biology Faculty of Mathematics and Natural Sciences Universitas Lampung in collaboration with The Indonesian Association of Biology (PBI) Lampung Branch.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jbekh.v3i2.83

Abstract

Eurema blanda merupakan kupu-kupu dari famili Pieridae yang memiliki warna kuning dan bintik coklat pada sayapnya yang merupakan ciri khas dari kupu-kupu tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan pola peletakan telur E.blanda pada dua macam tanaman pakan larva. Dua spesies tanaman pakan yang di gunakan yaitu tanaman kaliandra (Calliandra surinamensis) dan tanaman ketepeng (Cassia alata). Penelitian ini di lakukan di Taman Kupu–kupu Gita Persada yang terletak di Gunung Betung, Kemiling, Bandar Lampung, Provinsi Lampung, yang di lakukan pada bulan Januari sampai Maret 2016. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu eksperimen dengan menggunakan 2 macam tanaman pakan larva yang masing-masing 10 polybag di letakkan berkelompok pada kandang penangkaran. Analisis data di lakukan dengan cara deskriptif kuantitatif dan uji independent samples test. Hasil penelitian menunjukkan kupu-kupu E. blanda meletakkan telur-telurnya secara berkelompok di daun termuda pada kedua tanaman pakan larvanya. Kelompok telur yang terdapat pada tanaman kaliandra dan tanaman ketepeng berbeda nyata (p = 0,007) setelah di uji menggunakan uji T. Kelompok telur pada kaliandra yaitu 1-3 kelompok dengan rata-rata jumlah telur per kelompok yaitu 31,50 ± 6,85 butir sedangkan pada tanaman ketepeng 1-2 kelompok dengan rata-rata jumlah telurnya yaitu 40,84 ± 11,02 butir. Rata-rata panjang telur berbeda nyata (p = 0,005) pada tanaman kaliandra yaitu 1,31 ± 0,06 mm sedangkan pada tanaman ketepeng 1,28 ± 0,03 mm. Rata-rata diameter telur tidak berbeda nyata (p = 0,569) pada tanaman kaliandra yaitu 0,75 ± 0,11 mm dan pada tanaman ketepeng yaitu 0,76 ± 0,09 mm.
PREVALENSI PROTOZOA USUS PADA KUKANG SUMATERA (Nycticebus coucang) MELALUI PENGGUNAAN BERBAGAI MACAM MEDIA PENGAWET DAN KONSENTRASI BERBEDA DI PUSAT REHABILITASI YIARI CIAPUS, BOGOR Nora Rukmana; Emantis Rosa; Wendi Prameswari
Jurnal Ilmiah Biologi Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati (J-BEKH) Vol. 3 No. 2 (2016)
Publisher : Department of Biology Faculty of Mathematics and Natural Sciences Universitas Lampung in collaboration with The Indonesian Association of Biology (PBI) Lampung Branch.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jbekh.v3i2.84

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis protozoa, jumlah ookista dan prevalensi kukang sumatera (Nycticebus coucang) yang terinfeksi protozoa usus dengan menggunakan berbagai macam media pengawet dan konsentrasi berbeda. Penelitian ini dilakukan pada lima ekor kukang sumatera. Pengambilan sampel dilakukan pada malam hari dan diawetkan pada berbagai macam media kontrol (tanpa larutan), alkohol 70%, alkohol 80%, formalin 5%, dan formalin 10%. Penelitian ini menggunakan dua metode yaitu metode pemeriksaan natif dan metode apung. Pemeriksaan sampel dilakukan di Laboratorium Diagnostik, YIARI dan Laboratorium Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. Hasil pemeriksaan dengan metode natif diperoleh dua kelompok protozoa yaitu protozoa parasitik dan protozoa non parasitik. Protozoa parasitik diperoleh tiga famili yaitu Eimeriidae, Endamobidae, dan Balantiidae dengan empat jenis yaitu Isospora sp., Cryptosporidium parvum, Entamoeba coli, dan Balantidium coli. Sedangkan hasil identifikasi Protozoa non parasitik hanya ditemukan famili Oxytrichidae dengan satu jenis yaitu Oxytricha granulifera. Hasil perhitungan dengan metode apung diperoleh ookista Eimeria sp. dengan jumlah 200 sel/gram. Prevalensi protozoa usus melalui penggunaan berbagai macam media dan konsentrasi berbeda pada kukang sumatera yaitu 2% pada kontrol, 9,2% pada alkohol 70%, 13% pada alkohol 80%, 5,8% pada formalin 5%, dan 5,4% pada formalin 10%. Media alkohol 80% menjadi rekomendasi paling bagus sebagai media pengawet protozoa usus dibandingkan dengan alkohol 70%, formalin 5%, dan formalin 10%.
PENGARUH EKSTRAK AIR DAUN BABANDOTAN (Ageratum conyzoides) TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) Maria Reni Harnani; Martha Lulus Lande; Zulkifli Zulkifli
Jurnal Ilmiah Biologi Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati (J-BEKH) Vol. 3 No. 2 (2016)
Publisher : Department of Biology Faculty of Mathematics and Natural Sciences Universitas Lampung in collaboration with The Indonesian Association of Biology (PBI) Lampung Branch.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jbekh.v3i2.85

Abstract

Babandotan (Ageratum conyzoides) mengandung senyawa alelopati yang mampu menghambat pertumbuhan tanaman. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ekstrak air daun Ageratum conyzoides mempengaruhi pertumbuhan tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) Penelitian ini dilaksanakan bulan Juni sampai Juli 2016 di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan, Jurusan Biologi, Universitas Lampung. Variabel dalam penelitian ini adalah tinggi, berat segar, berat kering, kadar air relatif, dan kandungan klorofil total tanaman cabai merah, sedangkan sebagai parameter adalah nilai tengah semua variabel. Penelitian dilakukan dalam rancangan acak lengkap dengan faktor utama adalah ekstrak air daun babandotan dengan 5 taraf konsentrasi yaitu 0% v/v (kontrol), 25% v/v, 50% v/v, 75% v/v, 100% v/v. Analisis ragam dan uji BNT dilakukan pada taraf nyata 5 %. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak air daun babandotan menurunkan secara nyata tinggi tanaman (y= -0.022x + 10.12 R2=0.706), berat segar tanaman (y= -0.184x + 34.49 R2=0.932), berat kering tanaman (y= -0.14x + 21.09 R2=0.819), namun meningkatkan kadar air relatif (y= -0.136x + 39.26 R2=0.410). Tidak ada efek ekstrak air daun babandotan terhadap kandungan klorofil total. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa ekstrak air daun babandotan bersifat alelopati terhadap tanaman cabai merah yaitu menghambat pertumbuhan tanaman cabai merah.
KETERKAITAN JUMLAH DAERAH TERMUTASI PADA GEN β-GLOBIN DENGAN INDEKS KORPUSKULAR PEMBAWA SIFAT β-THALASSEMIA Priyambodo, Priyambodo
Jurnal Ilmiah Biologi Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati (J-BEKH) Vol. 3 No. 2 (2016)
Publisher : Department of Biology Faculty of Mathematics and Natural Sciences Universitas Lampung in collaboration with The Indonesian Association of Biology (PBI) Lampung Branch.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jbekh.v3i2.78

Abstract

Thalassemia is a genetic disorder caused by point mutations on the globin gene that decrease the corpuscular index in thalassemia carriers. Three to five percent of Indonesians are thalassemia carriers, with β-thalassemia being the most common type. This research aimed to identify the relationship between the number of mutated regions on the β-globin gene and the decrease in corpuscular index among β-thalassemia carriers. Data was collected from 2012 to 2013 in Yogyakarta. Hematological analysis was performed by assessing the corpuscular index, including mean corpuscular volume (MCV), mean corpuscular hemoglobin (MCH), and mean corpuscular hemoglobin concentration (MCHC) at Prodia Laboratory. Molecular analysis was conducted using the polymerase chain reaction-single strand conformation polymorphism (PCR-SSCP) method at the Laboratory of Genetics and Laboratory of Falitma, Biology Faculty, University of Gadjah Mada. Out of a total of 96 individuals screened, there were 9 suspected β-thalassemia carriers with 1 mutated region of the β-globin gene, showing an average MCV of 63.1 fl, MCH of 19.76 pg, and MCHC of 32.34 g/dl. Seven suspected β-thalassemia carriers with 2 mutated regions showed an average MCV of 61.16 fl, MCH of 19.74 pg, and MCHC of 32.3 g/dl. One suspected β-thalassemia carrier with 3 mutated regions showed an average MCV of 64.2 fl, MCH of 19.5 pg, and MCHC of 30.4 g/dl. The number of mutated regions in the β-globin gene was not the main factor affecting the decrease in corpuscular index among β-thalassemia carriers.

Page 1 of 1 | Total Record : 9