Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Stomata Index of Cattleya sp. Lindl., Planlet in Drought-Stress Conditions Tara Sesafia Paletri; Endang Nurcahyani; Yulianty Yulianty; Rochmah Agustrina
Jurnal Ilmiah Biologi Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati (J-BEKH) Vol. 6 No. 1 (2019)
Publisher : Department of Biology Faculty of Mathematics and Natural Sciences Universitas Lampung in collaboration with The Indonesian Association of Biology (PBI) Lampung Branch.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jbekh.v6i1.23

Abstract

Cattleya was one of the most popular orchids by Indonesian. Constraints in cultivating Cattleya included the lack of water availability in an area, causing drought stress. Stress in drought in vitro can be simulated by adding Poly Ethylene Glycol 6000 and growth regulators in atonic form. The purpose was to determine the effect of atonic solution and PEG 6000 on the stomata index toward in vitro drought stress conditions. This study was carried out in a 3 x 3 factorial experiment. Factor A was an atonic solution with 3 concentration levels: 0 mL/L, 2 mL/L, and 3 mL/L. Factor B is PEG 6000 with 3 concentration levels: 0% b/v, 20% b/v, 25% b/v. The results showed that the higher the concentration of PEG 6000 and atonic concentrations caused a decrease in the stomata index of Cattleya orchid plantlets under drought stress conditions in vitro.
LAJU PERTUMBUHAN Oithona sp. YANG DIBERI PAKAN ALAMI Nannochloropsis sp., Isochrysis sp., DAN KOMBINASINYA Agung Munandar; Sri Murwani; Rochmah Agustrina
Jurnal Ilmiah Biologi Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati (J-BEKH) Vol. 3 No. 2 (2016)
Publisher : Department of Biology Faculty of Mathematics and Natural Sciences Universitas Lampung in collaboration with The Indonesian Association of Biology (PBI) Lampung Branch.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jbekh.v3i2.77

Abstract

Peningkatan produksi perikanan adalah dengan memperhatikan kualitas pakan ikan pada fase larva. Salah satu jenis pakan alami yang dipergunakan antara lain Oithona sp. karena memiliki kandungan nutrisi yang baik untuk pertumbuhan ikan. Untuk meningkatkan produktivitas Oithona dibutuhkan pakan yang berkualitas seperti mikroalga. Mikroalga yang banyak digunakan sebagai pakan alami zooplankton diantaranya Nannochloropsis sp. dan Isochrysis sp. karena kandungan nutrisinya yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui laju pertumbuhan Oithona sp. yang diberi pakan alami Nannochloropsis sp. (N), Isochrysis sp. (Is) dan kombinasinya. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2016 – April 2016 di Laboratorium Akuatik, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan (N 100% ; N 75% dan Is 25% ; N 50% dan Is 50% ; N 25% dan Is 75% : Is 100%), dan diulang 4 kali. Data dianalisis ragam (ANOVA) dan diuji lanjut dengan uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pakan alami Nannochloropsis sp. 75% dan Isochrysis sp. 25% memberikan hasil kepadatan puncak populasi Oithona sp yang paling tinggi yaitu 215 ind/L dan laju pertumbuhan tertinggi 5,08%/hari.
Pengaruh Paparan Medan Magnet 0,2 mT pada Ion Logam Fe dan Zn dalam media pertumbuhan terhadap produksi Protease Bacillus sp Sumardi Sumardi; Rochmah Agustrina; Bambang Irawan; Indah Selfiana
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 16, No 2 (2018): Oktober 2018
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (709.614 KB) | DOI: 10.14710/jil.16.2.173-177

Abstract

ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh paparan medan magnet 0.2 mT pada ion logam Fe dan Zn dalam media pertumbuhan terhadap produksi protease Bacillus sp.  Ion logam yang digunakan yaitu Fe dan Zn dalam bentuk garam FeCl3 dan ZnCl2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ion logam Fe (0.01% b/v) yang terpapar medan magnet   mempunyai nilai Indeks Proteolitik 3,36 dengan lama inkubasi 10 jam, dan indeks proteolitik 2,74 dengan lama inkubasi 18 jam. Sedang ion logam Fe (0.01% b/v) yang tidak terpapar medan magnet mempunyai nilai Indeks Proteolitik 1,79 dengan lama inkubasi 10 jam, dan indeks proteolitik 2,12 dengan lama inkubasi 18 jam. Sedangkan pada ion logam Zn (0.005% b/v) yang terpapar medan magnet dan tidak terpapar medan magnet menyebabkan aktivitas Bacillus mati. Larutan ion logam Fe 0,01% dalam media cair menghasilkan produksi protease lebih baik (0,06 U/ml) dibandingkan dengan produksi protease tanpa dipemapar medan magnet (0,00 U/ml).Kata kunci: Bacillus sp., paparan medan magnet, indeks proteolitik.ABSTRACTThe purpose of this study was to determine the effect of metal ions Fe and Zn were exposed to a magnetic field of 0.2 mT to the production of proteases in Bacillus sp. The metal ions used are Fe and Zn in the form of FeCl3 and ZnCl2 salts. The results showed that the culture medium containing metal ions Fe (a 0.01% w/v) were exposed by the magnetic field has a value of proteolytic index of 3.36 with 10 hour long incubation, and proteolysis index of 2.74 with 18 hour incubation time. Culture medium containing metal ions Fe (a 0.01% w/v) which are not being exposed to the magnetic field has a value of proteolytic index of 1.79 with 10-hour long incubation, and proteolysis index of 2.12 with 18 hour incubation time. While the culture medium containing metal ions Zn (0.005% w/v) either exposed or not exposed to the magnetic field causes the activity of Bacillus sp die. The solution of 0.01% Fe metal ion in liquid medium resulted in better protease production (0.06 U/ml) than production of proteases without exposure to magnetic fields (0.00  U/ml)Keywords: Bacillus sp., magnetic field, proteolytic index, and proteolysis indexSitasi: Sumardi, Agustrina R., Irawan B., dan I. Selfiana. (2018). Pengaruh Paparan Medan Magnet 0,2 mT pada Ion Logam Fe dan Zn dalam media pertumbuhan terhadap produksi Protease Bacillus sp. Jurnal Ilmu Lingkungan, 16(2), 173-177,doi:10.14710/jil.16.2.173-177
PENGARUH PEMAPARAN MEDAN MAGNET 0,2 mT PADA MEDIA YANG MENGANDUNG LOGAM (Al, Pb, Cd, dan Cu) TERHADAP Bacillus sp DALAM MENGHASILKAN PROTEASE Sumardi Sumardi; Rochmah Agustrina; Bambang Irawan; Shofia Rodia
BERITA BIOLOGI Vol 19, No 1 (2020)
Publisher : Research Center for Biology-Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/beritabiologi.v19i1.3780

Abstract

This study aimed to determine the effect of 0.2 mT magnetic field exposure on metals (Al, Pb, Cd and Cu) containing media, to proteolytic index of Bacillus sp., protease activity and cell morphology of Bacillus sp. This study consisted of three stages. The first stage was a proteolytic test on solid media containing milk. The second stage was the production of protease enzymes in liquid media. The third stage was Scanning Electron Microscopy (SEM) analysis on a culture treatment known as protease enzyme activity. The results showed that the largest proteolytic index on CuCl2 metal ion content of magnetic 0.2 mT magnetic field for 10 minutes increased the value of the largest proteolytic index was 4.33. While in the ion solution containing CdCl2, Bacillus sp. culture did not grow. In the production of enzymes in the liquid medium, the highest enzyme activity (0.140 U/ ml) was produced on a medium containing AlCl3 and exposed to magnetic fields. The SEM analysis also proved that the supplementation of AlCl3 increased cell length by 2.38 and 2.78 times longer than control without magnetic field and for magnet field, respectivelly. 
Peningkatan Nilai Socio-Ecopreneurship Kampung Quran Jatimulyo Melalui Strategi Usaha Berbasis Bio-Ekonomi Black Soldier Fly Dzul Fithria Mumtazah; Rochmah Agustrina; Gina Dania Pratami; Ifaty Fadliana Sari
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (JPKM) TABIKPUN Vol. 2 No. 3 (2021)
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Sciences - Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jpkmt.v2i3.59

Abstract

Kampung Quran Jatimulyo (KQJ) merupakan sebuah lembaga belajar Al Quran non profit Kegiatan pengabdian ini dilakukan sebagai usaha untuk menjadikan KQJ berdaya secara ekonomi dan tidak bergantung pada infaq umat, serta mengedepankan nilai socio-ecopreneurship, melalui usaha berbasis bio-ekonomi biodiversitas. Kegiatan pengabdian yang berupa workshop budidaya Black Soldier Fly (BSF) dan pendampingan yang telah dilaksanakan berhasil menginisiasi pembangunan mata usaha peternakan BSF skala mikro di KQJ yang berkembang menjadi penyedia sumber nutrien bagi usaha budidaya unggas dan ikan konsumsi yang juga diinisiasi dalam kegiatan pengabdian ini. Kolaborasi pengelola KQJ dengan warga sekitar dan restoran dilakukan untuk penyediaan limbah rumah tangga sebagai pakan maggot BSF. Produk BSF berupa maggot dan pre-pupa juga dipasarkan melalui media sosial dan marketplace untuk penjualan dan pengiriman ke seluruh wilayah Lampung, sehingga dapat dikatakan kegiatan pengabdian mampu meningkatkan nilai socio-ecopreneurship KQJ dan membuat lembaga ini mulai berdaya secara ekonomi.
Pembuatan Alat Peraga IPA Bagi Guru SD Lampung Timur Menggunakan Bahan Yang Ada di Lingkungan Sekitar Kusuma Handayani; Mohamad Kanedi; Rochmah Agustrina; Wawan Abdullah
J-Dinamika : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 7 No 1 (2022): April
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/j-dinamika.v7i1.2487

Abstract

Proses pembelajaran di Sekolah Dasar (SD), seharusnya bisa dilakukan dengan cara yang interaktif antara guru dengan siswa sehingga membuat siswa lebih senang , merasa penuh tantangan, lebih inspiratif, sehingga dapat meningkatkan keinginan siswa untuk berperan aktif dalam proses kegiatan belajar mengajar, serta memberikan kesempatan yang luas untuk siswa berkreasi. Pembuatan peraga IPA SD menggunakan alat dan bahan yang ada di lingkungan sekitar bagi Guru SD Desa Tambah Dadi, Lampung Timur bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru SD dalam mengadakan kegiatan praktik langsung memanfaatkan bahan yang ada di lingkungan, sehingga memudahkan guru dan siswa dalam meningkatkan kreativitas selama kegiatan belajar mengajar. Total peserta yang menghadiri kegiatan pelatihan ini yaitu sebanyak 20 guru, yang berasal dari beberapa SD yang ada di Lampung Timur. Kegiatan ini terdiri dari penyampaian materi; praktik pembuatan alat peraga, serta tugas mandiri. Hasil kegiatan menunjukan peningkatan pemahaman bagi guru SD dengan adanya kenaikan hasil prestest dari 61.25 menjadi 83.5 saat posttest serta meningkatnya ketrampilan dasar dalam merancang alat peraga yang sudah tersedia di sekolah dan membuat alat peraga baru menggunakan alat dan bahan yang ada di lingkungan sekitar.
RESISTANCE OF RED CURLY CHILI (Capsicum annuum L.) SPROUTS TO FUSARIUM OXYSPORUM INFECTION FROM SEEDS INDUCED BY 0.2 mT Essy Dumayanti; Rochmah Agustrina; Wawan Abdullah Setiawan; Eti Ernawiati; Yulianty Yulianty; Lili Chrisnawati
Jurnal Ilmiah Biologi Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati (J-BEKH) Vol. 8 No. 1 (2021)
Publisher : Department of Biology Faculty of Mathematics and Natural Sciences Universitas Lampung in collaboration with The Indonesian Association of Biology (PBI) Lampung Branch.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jbekh.v8i1.167

Abstract

Curly red chili (Capsicum annuum L.) is widely used as industrial raw material because it has a spicy taste. The increasing demand for chili is not balanced with the level of production. Chilies are susceptible to disease, one of which is fusarium wilt. The magnetic field affected the physical and chemical properties of water so that it increased peroxidase enzyme activity and plant metabolism. This research was aim to know the protective effect seeds induced by 0.2 mT Magnetic Fiel had given to red curly chili (Capsicum annuum L.) sprouts to Fusarium oxysporum infection. This study was arranged in a completely randomized design (CRD) with 5 treatments consisting of M0F0 (control), M7F0, M7F60, M15F0, M15F60. M0 is a seed not induced by a magnetic field; M7 is seed induced by magnetic field 7 minutes 48 seconds, M15 is seed induced by magnetic field 15 minutes 36 seconds, F0 is sprouted not infected with F. oxysporum and F60 is sprouts infected with F. oxysporum for 60 minutes. Each unit is repeated 5 times. The results of the ANOVA showed that exposure to a magnetic field had a significant effect on increasing plant height at 21, 28, and 35 days after planting (HST); the wet and dry weight of 7 days old plants; and the content of chlorophyll a, b, and total before flowering 21 days after planting. Overall, the 0.2 mT magnetic field treatment for 7 minutes 48 seconds tended to give better results to increase the growth of chili plants against F. oxysporum infection.
KETAHANAN TANAMAN TERONG (Solanum melongena L.) HASIL INDUKSI POLIPLOIDISASI DENGAN EKSTRAK UMBI KEMBANG SUNGSANG (Gloriosa superba L.) TERHADAP JAMUR Colletotrichum capsici (Syd.) Butler & Bisby Mulya Sari; Eti Ernawiati; Rochmah Agustrina; Yulianty Yulianty
Jurnal Ilmiah Biologi Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati (J-BEKH) Vol. 1 No. 2 (2013)
Publisher : Department of Biology Faculty of Mathematics and Natural Sciences Universitas Lampung in collaboration with The Indonesian Association of Biology (PBI) Lampung Branch.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jbekh.v1i2.146

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah memperoleh konsentrasi ekstrak umbi kembang sungsang (Gloriosa superba) yang optimum untuk menghambat perkembangan jamur Colietotrichum capsici dan memperoleh kultivar tanaman terong (Solanum melongena) yang tahan terhadap penyakit antraknosa. Penelitian dilakukan di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor pertama, konsentrasi ekstrak (A): 25%, 50%, dan 75%. Faktor kedua, kultivar terong (B): Wulung, Pahala dan Patria. Parameter pengamatan meliputi persentase kerusakan daun, tinggi tanaman, berat basah dan berat kering tanaman terong. Hasil percobaan menunjukkan bahwa ekstrak umbi kembang sungsang berpengaruh terhadap persentase kerusakan daun, tinggi tanaman, berat basah dan berat kering tanaman terong. Secara keseluruhan kombinasi perlakuan yang optimum untuk menekan perkembangan jamur C. capsici adalah konsentrasi 50% pada kultivar Wulung.
ISOLASI DAN KARAKTERISASI AKTIVITAS ENZIM ALPHA-AMILASE PADA KECAMBAH KEDELAI PUTIH (Glycine max (L). Merill) DAN KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus) DI BAWAH PENGARUH MEDAN MAGNET Widia Angraini; Sumardi Sumardi; Tundjung Tripeni Handayani; Rochmah Agustrina
Jurnal Ilmiah Biologi Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati (J-BEKH) Vol. 1 No. 1 (2013)
Publisher : Department of Biology Faculty of Mathematics and Natural Sciences Universitas Lampung in collaboration with The Indonesian Association of Biology (PBI) Lampung Branch.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jbekh.v1i1.147

Abstract

Kedelai putih (Glycine max (L.) Merill) dan kacang hijau (Phaseolus radiatus) banyak dimanfaatkan sebagai bahan pangan karena kandungan protein dan karbohidratnya sangat tinggi. Saat berkecambah, karbohidrat dalam biji diurai menjadi senyawa yang lebih sederhana oleh enzim alpha-amilase. Salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi perkecambahan biji adalah medan magnet karena dapat mempercepat perkecambahan, sintesis protein, dan aktivitas di dalam sel. Tujuan penelitian ini adalah mengisolasi dan mengetahui karakter enzim alpha-amilase pada perkecambahan biji kedelai putih dan kacang hijau yang diberi perlakuan medan magnet. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Botani dan Laboratorium Biomolekuler Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung dari bulan Mei sampai Juli 2012. Percobaan dilaksanakan menggunakan Rancangan Kelompok Teracak Lengkap dengan 3 ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah lama pemaparan medan magnet 0,1 mT terdiri dari: 0 menit (kontrol), 7’48’’, 11’44’’ dan 15’36’’. Parameter yang diukur adalah aktivitas enzim alpha-amilase pada hipokotil dan kotiledon kecambah pada umur yang berbeda. Perbedaaan aktivitas enzim alpha-Amilase dianalisis berdasarkan rata-rata aktivitas enzim pada setiap perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa medan magnet mempengaruhi aktivitas alpha-amilase selama perkecambahan. Lama pemaparan medan magnet yang baik untuk meningkatkan aktivitas alpha-amilase dan mempercepat perkecambahan kedelai putih adalah 15’36’’sedangkan untuk kacang hijau adalah 11’44’’ dan 15’36’’.
TYPES AND ACTIVITIES OF DAILY INSECT POLINATORS IN ORDER GARDEN AND GARDEN FRUIT LIWA Devy Febriyanti; EMANTIS ROSA; Rochmah Agustrina
Jurnal Ilmiah Biologi Eksperimen dan Keanekaragaman Hayati (J-BEKH) Vol. 7 No. 2 (2020)
Publisher : Department of Biology Faculty of Mathematics and Natural Sciences Universitas Lampung in collaboration with The Indonesian Association of Biology (PBI) Lampung Branch.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jbekh.v7i2.148

Abstract

Pollinator insects are insects that play a role in pollinating plants. This research was conducted in December-January 2020 at the Liwa Botanical Garden which aims to determine the types and daily activities of pollinator insects in the Liwa Botanical Garden Ornamental and Fruit Parks. The research used observation methods in 2 locations, namely Ornamental Gardens and Fruit Gardens. Pollinator insect sampling using a sweap net. The data obtained were analyzed descriptively. The results found that including pollinator insects in the Ornamental Park were 11 species and 165 individuals, namely (Junonia orithya, Hypolimnas bolina bolina, Neptis clinioides gunongensis, Oriens gola, Euploea mulciber, Elymnias panthera, Apis cerana, Apis florea, Xilocopa confuse, Lucilia sericerata, Coccinella septempuncata), in the Fruit Garden there were 6 species and 276 individuals, namely (Bactrocera dorsalis, Eurema blanda, Zizina otis, Ypthima baldus newboldi, Apis cerana, and Apis florea). Observation of Junonia orithya's daily activities starts in the morning at 08: 00-11: 00 WIB. Flying activities are initiated by the butterfly around the flower plant then perching on the leaves to sunbathe, suck nectar, suck minerals, suck nectar repeatedly, and look for a partner to carry out mating activities. Observation of daily afternoon activities was carried out at 14: 00-16: 00 WIB Junonia orithya was seen carrying out her activities such as in the morning. When the brightness starts to decrease for example due to rain, the butterflies will rest and take shelter under the leaves or bush environment.