cover
Contact Name
Farikha Maharani
Contact Email
farikhamaharani@unwahas.ac.id
Phone
+6281325449347
Journal Mail Official
inovasitekim@unwahas.ac.id
Editorial Address
JL. Menoreh Tengah X / 22, Sampangan, Gajahmungkur, Sampangan, Gajahmungkur, Kota Semarang, Jawa Tengah 50232
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Inovasi Teknik Kimia
ISSN : 2527614X     EISSN : 25415891     DOI : http://dx.doi.org/10.31942/inteka
Core Subject : Engineering,
The Inovasi Teknik Kimia (INTEKA) journal focuses upon aspects of chemical engineering: chemical reaction engineering, environmental chemical engineering, material and food engineering . The INTEKA is an research journal and invites contributions of original and novel fundamental research. The journal aims to provide a forum for the presentation of original fundamental research, interpretative reviews and discussion of new developments in chemical engineering. Papers which describe novel theory and its application to practice are welcome, as are those which illustrate the transfer of techniques from other disciplines. Reports of carefully executed experimental work, which is soundly interpreted are also welcome. The overall focus is on original and rigorous research results which have generic significance.
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 1 (2019)" : 10 Documents clear
MODIFIKASI TEPUNG BIJI NANGKA (Arthocarphus heterophyllus lamk) DENGAN METODE ASETILASI Mey Sulistiyaningsih; Laeli Kurniasari; Farikha Maharani
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v4i1.2683

Abstract

Pemanfaatan biji nangka (Arthocarphus heterophyllus lamk) sebagai bahan baku dalam produksi makanan memiliki keterbatasan berkaitan dengan sifat fisikokimia tepungnya. Asetilasi merupakan salah satu metode modifikasi tepung yang dapat digunakan untuk meningkatkan sifat fisikokimia tepung, yakni swelling power, % solubility, dan derajat substitusi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi asam asetat (5%, 10%, 15%), waktu (10 menit dan 30 menit), dan suhu (55̊C, 65̊C, 75̊C) terhadap nilai swelling power, % solubility, dan derajat substitusi tepung biji nangka  terasetilasi. Biji nangka yang sudah menjadi tepung, diproses secara asetilasi, lalu hasilnya di uji untuk mengetahui tepung yang memiliki kualitas lebih baik. Dari percobaan diperoleh hasil kondisi optimal pada pati yang dimodifikasi dengan konsentrasi 5%, suhu 55ºC, dan waktu reaksi 10 menit, dengan nilai swelling power7,40 g/g, solubility 9%, dan derajat substitusi sebesar 2,34. Kata kunci : biji nangka, asetilasi, swelling power, % solubility, derajat substitusi
UJI AKTIVITAS FOTOKATALIS TIO2 DOPAN-N KOMBINASI ZEOLIT PADA PENGOLAHAN LIMBAH FARMASI Achmad Wildan; Erlita Verdia Mutiara
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v4i1.2701

Abstract

Titanium dioksida (TiO2) adalah  senyawa  yang sering digunakan pada proses fotokatalisis, untuk  lebih  meningkatkan aktivitas fotokatalis TiO2 dapat dilakukan dengan penambahan dopan Nitrogen dari urea, selain itu digunakan pula kombinasi TiO2 dengan suatu adsorben seperti zeolit  yang ditambahkan diharapkan dapat mencegah terjadinya rekombinasi electron-hole sehingga aktivitas fotokatalisis dalam mendegradasi senyawa organik dan mereduksi senyawa anorganik lebih efektif dan optimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh keberadaan senyawa zeolit, serta lama penyinaran terhadap efektivitas proses fotodegradasi siprofloksasin yang terkatalisis TiO2 Dopan-N zeolit dengan adanya ion Cu(II). Penelitian menggunakan reaktor tertutup, pengaduk magnetik dan lampu tungsten sebagai sumber sinar tampak. Penelitian tersebut menunjukkan hasil terjadinya peningkatan siprofloksasin yang terdegradasi  dengan  waktu penyinaran yang semakin lama. Peningkatan ini disebabkan karena terjadinya peningkatan  jumlah radikal •OH yang dihasilkan TiO2.Variasi penambahan senyawa zeolit menunjukkan semakin besar perbandingan komposisi TiO2-N : Zeolit, fotodegradasi siprofloksasin mengalami kenaikan. Kondisi optimal pada  proses fotokatalisis yang menghasilkan fotodegradasi siprofloksasin paling efektif yaitu, larutan  50 mg/L sebanyak 25 ml, dengan waktu penyinaran 100 menit dan perbandingan TiO2-Ndan Zeolit adalah 35 : 1. Pada kondisi tersebut jumlah siprofloksasin yang mengalami fotodegradasi sebesar 85,49% dan jumlah ion Cu(II) yang mengalami proses reduksi sebesar 92,79%. Kata kunci: : Fotokatalis TiO2, Ion Tembaga, Siprofloksasin, Spektrofotometer
APLIKASI METODE FOAM MAT DRYING PADA PEMBUATAN BUBUK JAHE (Zingiber officinale) Fifi Kurniasari; Indah Hartati; Laeli Kurniasari
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v4i1.2679

Abstract

Jahe merupakan salah satu jenis komoditas rempah yang memiliki beragam manfaat dan kegunaan. Jahe dalam bentuk bubuk diminati masyarakat karena lebih praktis dan lebih tahan lama. Salah satu metode pengeringan serbuk jahe yang dipandang tepat untuk diaplikasikan dalam proses produksi serbuk jahe adalah metode pengeringan busa (foam mat drying). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji proses pengeringan busa terhadap jahe dengan menggunakan tween 80 (foam agent) dan maltodekstrin sebagai bahan pengisi untuk membantu mempertahankan konsistensi busa. Proses percobaan menggunakan pengeringan tanpa foam untuk dibandingkan dengan variabel komposisi tween 80 (4%,6%,8%) dan maltodekstrin (10%,15%,20%). Didapatkan hasil perbandingan terbaik pada sampel 4 dengan kadar air 0,07% pada menit ke 120. Hasil percobaan secara keseluruhan sudah memenuhi standar minimal produk makanan yaitu <5%. Kata kunci : Jahe, Foam mat drying, Tween 80, Maltodekstrin
PRODUKSI KARBON AKTIF DARI BUAH MANGROVE MENGGUNAKAN AKTIVATOR KALIUM HIDROKSIDA Paryanto Paryanto; Muhamad Eko Saputro; Restu Ari Nugroho
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v4i1.2684

Abstract

Konsumsi karbon aktif di Indonesia semakin meningkat seiring dengan meningkatnya penggunaan karbon aktif dalam bidang industri. Mangrove atau yang sering dikenal sebagai pohon bakau di Indonesia merupakan tanaman jenis Rhizopora yang dapat berfungsi sebagai penyaring udara panas dari laut serta penyerap gas karbon di udara. Setiap tahun hutan mangrove dapat menyerap 42 juta ton karbon di udara atau setara dengan emisi gas karbon dari 25 juta mobil. Oleh karena itu, mangrove diproses menjadi karbon aktif agar bisa dimanfaatkan. Bagian dari mangrove yang digunakan untuk pembuatan karbon aktif yaitu buahnya. Pembuatan karbon aktif terdiri dari 2 tahap yaitu proses aktivasi dan proses karbonisasi. Proses aktivasi terbagi menjadi dua, yaitu aktivasi fisika dan kimia. Pada penelitian ini akan dibuat karbon aktif dari buah mangrove menggunakan metode aktivasi kimia, dengan kalium hidroksida (KOH) sebagai aktivatornya.  Sedangkan proses karbonisasi menggunakan 2 proses yaitu proses karbonisasi menggunakan furnace. Pada proses karbonisasi menggunakan furnace, bahan baku yang berupa buah mangrove diaktivasi menggunakan aktivator larutan KOH dengan variasi konsentrasi 0,5 M; 1 M; 1,5 M; 2 M; dan 2,5 M. Proses aktivasi bahan baku ini dilakukan selama 24 jam. Didapatkan luas permukaan karbon aktif optimum diperoleh pada saat konsentrasi KOH 0,5 M dengan luas permukaan 18,089 m2/g. Dengan jumlah bahan baku awal sebesar 750 gr  didapatkan produk karbon aktif sebesar 273 gr dan yield arang sebesar 36,4% dengan nilai laju konsumsi bahan bakar adalah 2,326 kg gas LPG/kg karbon aktif. Kata kunci: furnace, karbon aktif, mangrove
KINETIKA HIDROLISIS PATI SINGKONG MANIS (MANIHOT ESCULENTA) PADA SUHU RENDAH Hargono Hargono
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v4i1.2680

Abstract

Singkong manis (Manihot esculenta) merupakan tanaman perdu yang dapat tumbuh di daerah tropi, seperti di Indonesia. . Kandungan karbohidrat singkong manis mencapai 90,46%  sehingga layak dikonversi menjadi gula reduksi dan etanol. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan hidrolisis enzimatik pati singkong manis pada suhu 30°C sebagai alternatif pengganti hidrolisis konvensional yang membutuhkan suhu tinggi (90-125°). Jenis enzim yang digunakan adalah granular strach hydrolyzing enzyme (GSHE) yaitu StargenTM 002 yang merupakan enzim koktail yaitu campuran dari A. kawachi  α-amylase dari Trichorderma reesei  dan glucoamylase dari A. niger. Hidrolisis enzimatis dilakukan pada substrat pati singkong manis pada konsentrasi  100, 200, 300  dan 400 g/L, konsentrasi enzim  1.5% (w/w pati), selama 24 jam, pH 4, dan suhu 30°C. Selama hidrolisis 24 jam, kondisi terbaik dicapai pada waktu 12 jam yang menghasilkan gula reduksi masing-masing adalah 40,12; 58,32; 60,24 dan 61,34 g/L. Gula reduksi yang dihasilkan dari hidrolisis pati singkong manis pada konsentrasi diatas 200 g/L hanya sedikit lebih besar dibandingkan gula reduksi yang dihasilkan  dari hidrolisis pati singkong manis pada konsentrasi 200 g/L. Hal ini menunjukkan terjadi  inhibisi substrat yang menghambat proses difusi. Parameter kinetika yaitu Vmaks dan Km ditentukan dengan persamaan Michaelis-Menten dan Lineweaver-Burk. Nilai Vmaks  dan Km yang diperoleh dari hidrolisis ini adalah  9,074 g/L.jam, dan Km 104,26 g/L. Nilai Km yang kecil menunjukkan bahwa untuk mencapai proses katalitik optimal dibutuhkan konsentrasi substrat yang kecil, sehingga akan meghemat biaya proses hidrolisis. Kata kunci: GSHE, gula reduksi, parameter kinetika, pati singkong manis, suhu rendah
EKSTRAKSI BATANG SEREH, DAUN SIRIH DAN DAUN TEMBAKAU UNTUK PRODUKSI PESTISIDA ORGANIK Riska Andriani; Ariqho Budi A; Cintya Dewi H; Dwi Handayani
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v4i1.2685

Abstract

Kolaborasi ekstrak sereh dengan kandungan sitronellal dan geraniol, sirih dengan kandungan eugenol, safrol, isoeugenol, dan tembakau dengan kandungan nikotin dapat membunuh serangga pada tanaman sayuran. Oleh karenanya ekstrak sereh, sirih, dan tembakau dapat digunakan sebagai pestisida organik.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kadar nikotin pada pestisida organik dari ektrak tembakau, sereh dan sirih sebagai pembasmi serangga terhadap tumbuhan sayuran. Dalam penelitian ini metode yang digunakan ekstraksi. Ekstrak diperoleh dengan menggiling bahan baku tembakau, sereh dapur, dam sirih dengan komposisi sesuai variable, kemudian di ekstraksi dengan solvent air sesuai variabel. Ekstrak didinginkan dan disaring untuk diuji secara organoleptik, kualitatif dan kuantitatif. Pada penelitian ini variabel rasio bahan baku dengan massa tembakau, sereh dapur dan sirih berturut – turut yaitu pada variabel 1 sebanyak 300 gr; 300 gr; 100 gr dan pada variabel 2 sebanyak 600 gr; 600 gr; 300 gr dengan suhu 50oC serta  sampel diambil setiap 30 menit selama 150 menit serta variabel pelarut 6 lt dan 9 lt. Pada uji organoleptik dihasilkan ekstrak berwarna coklat, tekstur cair, dan aroma tembakau. Pada analisa kualitatif, ekstrak pestisida dengan penambahan H2SO4 menunjukkan perubahan warna menjadi coklat tua, sedangkan pada penambahan HCl ekstrak pestisida menunjukan perubahan warna mejadi coklat muda. Analisa kuantitatif dilakukan menggunakan spektrofotometer UV-VIS.  Kadar nikotin yang dihasilkan secara berturut – turut pada  variabel 1 yaitu 2,21 A; 2,50 A; 3,28 A; 3,58 A dan 4,93 A, sedangkan pada variabel 2 yaitu 2,54; 2,78; 3,48; 3,92 dan 5,07. Variabel 1 dengan nilai y = 0,62x + 1,698, R2 = 0,9457 dan Variabel 2 dengan nilai y = 0,09x + 1,645, R2 = 0,9398. Didapatkan kadar nikotin yang terkandung semakin besar. Pestisida organik yang telah dihasilkan, dilihat dari uji kuantitatif dimana kadar nikotin semakin besar maka volume HCL juga semakin besar, dengan metode yang mudah dan bahan yang murah dapat menjadikan produk pestisida organik ini sebagai cara pengo0iptimalan pengolahan sereh, tembakau serta sirih yang lbih ekonomi. Kata kunci: Pestisida organik, ekstraksi, sereh, tembakau, sirih
PROSES DELIGNIFIKASI HIDROTROPI RAMI (Boehmeria nivea Gaud) Indah Hartati; Laeli Kurniasari; Dyah Puspa Arum; Siti Sudarmiseh
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v4i1.2681

Abstract

Menimbang keunggulan teroritis proses delignifikasi hidrotropi maka dalam penelitian ini dikaji proses delignifikasi rami menggunakan senyawa sodium benzoate dan urea yang merupakan salah satu jenis senyawa hidrotrop yang mudah dijumpai dan umun digunakan. Hasil penelitian menunjukkan jika senyawa hidrotrop yakni urea dan sodium benzoate dapat menurunkan kadar lignin pada rami melalui proses delignifikasi. Proses delignifikasi menggunakan pemanasan gelombang mikro dengan daya 119,7W, selama 15 menit serta dengan menggunakan urea dengan konsentrasi 15% mampu menghasilkan pulp rami dengan persentase penyisihan lignin yang mencapai 73,65%. Sementara proses delignifikasi menggunakan pemanasan gelombang mikro dengan daya 119,7W, selama 15 menit serta dengan menggunakan sodium benzoat dengan konsentrasi 20% mampu menghasilkan pulp rami dengan persentase penyisihan lignin yang mencapai 66,6%. Kata kunci: delignifikasi, rami, hidrotropi
PEMANFAATAN LIDAH MERTUA (Sansiviera sp) SEBAGAI ADSORBENT Fe, Pb DAN Cr PADA LIMBAH BATIK Harianingsih Harianingsih; Farikha Maharani
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v4i1.2686

Abstract

Limbah batik mempunyai sifat karsinogenik karena pewarna sintetik yang digunakan masih banyak mengandung logam berat. Pencemaran oleh logam berat ini antara lain Fe, Pb, Cr mengakibatkan kerusakan lingkungan serta berbahaya untuk kesehatan. Dari permasalahan tersebut penelitian ini dilakukan untuk memperoleh solusi mengurangi pencemaran logam berat yang diakibatkan pada pewarnaan batik menggunakan adsorben lidah mertua. Lidah mertua dapat digunakan sebagai adsorbent logam berat karena glikosid mampu mereduksi limbah logam berat. Tanaman lidah mertua merupakan tanaman yang mudah diperoleh sehingga dapat direkomendasikan sebagai bahan baku pembuatan adsorben untuk mengadsorpsi Fe, Pb dan Cr pada limbah batik.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari waktu kontak dan pH optimum yang diperoleh, dengan indikator penurunan kadar dari logam Fe, Pb, Cr. Variasi dari waktu kontak pada penelitian ini adalah 30 menit,, 60 menit, 90 menit, 120 menit dan 150 menit dan variasi pH yang digunakan antara lain pH 2,3,4,5, dan 6.  Dari penelitian diperoleh hasil bahwa waktu kontak optimum pada 150 menit dengan penurunan kadar logam berat Fe sebesar 42,17%, penurunan kadar Pb sebesar 51,01 % dan penurunan logam Cr sebesar 45,57%. PH optimum pada pH 6 diperoleh prosentase penurunan kadar logam berat yaitu Fe sebesar 43,7%, Pb sebesar 51,11% dan Cr sebesar 47,23%. Kata kunci : batik, lidah mertua, logam berat
EKSTRAKSI DAUN SIRIH, BATANG SEREH DAN BAWANG MERAH UNTUK PRODUKSI PESTISIDA ORGANIK Catur Nilan H.; Lianta Monalisa S.; Afiyatun Inayah; Dwi Handayani
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v4i1.2682

Abstract

Daun sirih dengan kandungan alkaloid, steroid, tanin, fenol, saponin, flavonoid, asam amino, bawang merah dengan kandungan allisin dan alliin, flavonoid, alilpropil disulfide, fitosterol, flavonol, pektin, saponin, tripropanal sulfoksida, dan senyawa acetogenin, dan  sereh dengan kandungan zat aktif sitronellal, geraniol, dan sitronellol, bahan – bahan tersebut dapat dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan pestisida organik karena kandungan zat aktif yang dimilikinya tidak disukai hama perusak tanaman. Kandungan flavonoid yang dimiliki oleh daun sirih dapat mengganggu metabolisme energi didalam mitikondria serangga dengan menghambat system pengangkutan electron, sehingga tidak disukai serangga. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menguji kuantitatif senyawa flavonoid dari ekstrak daun sirih (piper batle L.), batang sereh dan bawang merah. Implementasi dalam bentuk kerja laboratorium yaitu menggunakan ekstraktor kohobasi. Identifikasi senyawa flavonoid ekstrak daun sirih, batang sereh dan bawang merah menunjukkan hasil positif jika sampel berubah warna dari coklat dan kuning tua menjadi kuning atau jingga dan bening. Pada uji kuantitatif kadar flavonoid dengan menggunakan spektrofotomoter type UV – Vis didapat hasil pengujian ekstrak variabel 1 yaitu : 0.5724%, 0.504%, 0.5364%, 0.5424%, 0.4425 dan variabel 2 yaitu: 0.201%, 0.291%, 0.327%, 0.273%, 0.246%. Jadi pada pengujian kadar flavonoid yang diperoleh menunujukkan bahwa banyaknya variabel pelarut berpengaruh terhadap kadar flavonoid karena hasil yang diperoleh menghasilkan perbedaan kadar flavonoid yang signifikan. Kata kunci: ekstrak, flavonoid, daun sirih
ANALISIS OPTIMASI KADAR TSS DARI FILTRAT BUAH NANAS (Ananas comosus (L.) Merr) MENGGUNAKAN SISTEM EVAPORATOR VACUUM Deviana Malinda; Vita Paramita; Edy Supriyo
Jurnal Inovasi Teknik Kimia Vol 4, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31942/inteka.v4i1.2687

Abstract

Penelitian  ini bertujuan untuk memekatkan filtrat buah nanas menggunakan proses evaporasi. Dasar dari proses ini adalah pengurangan kadar air di dalam filtrat buah nanas  pada tekanan pengukur 65 cmHg dengan variabel bebas meliputi suhu (40–60 °C ), konsentrasi (20–40 g/l) dan waktu (30–90 menit), serta menguji parameter terukur meliputi kadar TSS, pH, dan konduktivitas pada hasil akhir evaporasi sebagai variabel bergantung.  Hasil studi parameter dioptimasi dengan penentuan variabel berpengaruh menggunakan Central Composite Rotational Design (CCRD). Penelitian memberikan hasil nilai kadar TSS optimum mencapai nilai kadar TSS lebih dari 8000 mg/L  dengan konsentrasi 42–44 g/L pada suhu 48–50 °C selama 50–60 menit. Kata kunci: evaporasi, nanas, kadar TSS

Page 1 of 1 | Total Record : 10